pemerintah provinsi dki jakarta

advertisement
-1PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
SEKRETARIAT KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH
Jl. UDAYANA NO 14 MATARAM TELP. (0370) 644264
KATA PENGANTAR
Sesuai Undang – Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan
Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor
21 tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 9
Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2013 dan Peraturan
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 4 tahun 2013 tentang Perubahan Pendapatan dan
Belanja Daerah tahun 2013. Pemerintah Daerah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban
atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berupa Laporan Keuangan pada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Laporan Keuangan tersebut merupakan gabungan dari
Laporan Realisasi Anggaran dari masing-masing SKPD lingkup Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas kami sampaikan Laporan keuangan Tahun Anggaran
2013 kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat antara lain sebagai berikut ,
1. Realiasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, (menyajikan penjelasan mengenai
anggaran dan realisasi pendapatan dan belanja SKPD beserta prosentasenya).
2. Neraca, (menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas dana SKPD per
31 Desember 2013.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan,(menyajikan informasi tentang uraian ikhtisar pencapaian
kinerja,kebijakan akuntansi dan penjelasan pos-pos laporan keuangan )
Mataram,
Januari 2015
SEKRETARIS KPID PROVINSI NTB
Hj. DARWATI, S.Ag
==================
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
-2CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Maksud penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Barat adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan
seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat selama
satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan
realisasi pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dengan anggaran yang telah
ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas
pelaporan serta membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundangundangan.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat selaku entitas pelaporan mempunyai
kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai
dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode
pelaporan untuk kepentingan :
(a). Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara periodik.
(b). Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu
entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi
perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas
dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
(c) Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui
secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang-undangan.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
-3(d) Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan
pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang
dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut
menanggung beban pengeluaran tersebut.
Adapun tujuan laporan keuangan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
secara umum adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi
anggaran,arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber daya. Secara spesifik tujuannya adalah untuk menyajikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas
pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan :
1. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan
ekuitas dana pemerintah;
2. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;
3. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber
daya ekonomi;
4. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;
5. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya
dan memenuhi kebutuhan kasnya;
6. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;
7. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas
pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan
informasi mengenai entitas pelaporan dalam hal aset, kewajiban, ekuitas dana,
pendapatan, belanja, transfer, pembiayaan, dan arus kas
Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Barat sebagai suatu entitas pelaporan.
Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat sesuai PSAP PP 24 Tahun 2005 terdiri dari (a) Laporan Realisasi Anggaran; (b) Neraca; (c) Laporan
Arus Kas; dan (d) Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
-4-
a. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah daerah
yang menunjukkan ketaatan terhadap APBD.
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan
sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode
pelaporan. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur
sebagai berikut :
1. Pendapatan
2. Belanja
3. Transfer
4. Surplus/defisit
5. Pembiayaan
6. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan
realisasinya dalam satu periode pelaporan.
b. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban
dan
ekuitas
dana
pada
tanggal
tertentu.
Entitas
pelaporan
mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan non lancar serta mengklasifikasikan
kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca.
Entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos aset dan kewajiban yang mencakup
jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan jumlah-jumlah yang diharapkan akan
diterima atau dibayar dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Neraca sekurang-kurangnya mencantukan pos-pos berikut:
1. Kas dan Setara Kas
2. Investasi Jangka Pendek
3. Piutang Pajak dan Bukan Pajak
4. Persediaan
5. Investasi Jangka Panjang
6. Aset Tetap
7. Kewajiban Jangka Pendek
8. Kewajiban Jangka Panjang
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
-59. Ekuitas Dana
Pos-pos selain yang disebutkan di atas, disajikan dalam Neraca jika Standar
Akuntansi Pemerintahan mensyaratkan, atau jika penyajian demikian perlu untuk
menyajikan secara wajar posisi keuangan suatu entitas pelaporan.
c. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan
kas dan setara kas selama satu periode akuntansi dan saldo kas dan setara kas pada
tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas
operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan dan nonanggaran.
d. Catatan atas Laporan Keuangan
Agar
dapat
digunakan
oleh
pengguna
dalam
memahami
dan
membandingkannya dengan laporan keuangan entitas lainnya, Catatan atas Laporan
Keuangan mencakup hal- hal sebagai berikut:
a. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target
Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian
target.
b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.
c. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadiankejadian penting lainnya.
Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan Arus Kas mempunyai referensi
silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi Penjelasan atau daftar atau analisis atas
nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan
Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian
informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta
pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar
atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
-6-
1.2 LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN.
1.
Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 Tentang Pembentukan Daerah - Daerah
Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 1649;
2.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
3.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
4.
Undang-undang
( Lembaran
Nomor
1
Tahun
2004
Negara Republik Indonesia
tentang
Perbendaharaan
Negara
Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355 );
5.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 20004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indoneia Tahun 2004 Nomor 53
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389 );
6.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
Tanggungjawab Keuangan Negara ( Lembaran Negara Republik Indoneia Tahun
2004 Nomor 66 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400 );
7.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan
Nasional
( Lembaran
Negara Republik Indoneia
Tahun 2004 Nomor 104
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 442) ;
8.
Undang-Undang
( Lembaran
Nomor
32
Tahun
Negara Republik Indoneia
2004
tentang
Pemerintahan
Daerah
Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) sebagaimana telah diubah
dengan Undang – undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undng-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang perubahan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menjadi
menjadi Undang-Undang ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 108,Tambahan Lembaran Negara Republik Indoensia nomor 4548 );
9.
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
-7Tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438 );
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2005 tentang Stándar Akuntansi
Pemerintahan ( Lembaran Negara Republik Indoneia Tahun 2005 Nomor 49,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503 );
10.
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4574);
11.
Peraturan Pemerintah Nomor 55
Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4575);
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistim Informasi Keuangan
Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4576 );
13.
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah ( Lembaran Negara
Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4577);
14.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (
Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140,Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578 );
15.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelaporan keuangan
dan
kinerja instansi Pemerintah ( Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614 );
16.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terahir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 21 tahun 2011 tentang perubahan
kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keungan Daerah;
17.
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009 tentang Rencana
Strategis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009 – 2013;
18.
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
19.
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tatakerja Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat;
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
-820.
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat;
21.
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat;
22.
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 9 Tahun 2012 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013;
23.
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013.
24.
Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 22 Tahun
2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 32 Tahun 2010 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
25.
Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 21 Tahun 2011 tentang Sistem
dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah
26.
Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 35 Tahun 2011 tentang tata Cara
Penghapusan Piutang Daerah
27.
Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 35 Tahun 2011 tentang Pedoman
Kapitalisasi Barang Milik Daerah
28.
Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 23 Tahun 2011 tentang tata cara
Rekonsiliasi Barang Milik Daerah dalm rangka penyusunan LKPD Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
-91.3 SISTEMATIKA PENYAJIAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1.
Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1.2 .
Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3 .
Sistematika Penyajian Catatan atas Laporan Keuangan
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
2.1
Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
2.2
Hambatan dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaian Target Yang Telah
Ditetapkan
BAB III
KEBIJAKAN AKUNTANSI
3.1.
Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
3.2.
Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporaan Keuangan.
3.3.
Basis Pengukuran Yang Digunakan Dalam Penyusunan Laporan
Keuangan
3.4.
Kesesuaian kebijakan-kebijakan akuntansi yang diterapkan dengan
ketentuan-ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan oleh
suatu entitas pelaporan
BAB IV
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN.
4.1.
Komponen-komponen Akun Laporan Realisasi Anggaran
4.1.1. Pendapatan
4.1.2. Belanja
4.1.3. Pembiayaan
4.2. Komponen-komponen Akun Neraca
4.2.1. Aset
4.2.2. Kewajiban
4.2.3. Ekuitas Dana
BAB V
PENJELASAN ATAS INFORMASI NON KEUANGAN
BAB VI
PENUTUP
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 10 -
BAB II
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
2.1. IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN
Ikhtisar pencapaian kinerja merupakan gambaran dari prosentase tingkat
pencapaian suatu program dan kegiatan selaku entitas akuntansi baik secara fisik maupun
keuangan. Dari data tersebut dapat diketahui kinerja dari suatu entitas akuntansi dalam
mengelola dan memanfaatkan anggaran yang tersedia dalam DPA–SKPD masing masing.
Mengacu pada RPJMD maupun program perioritas Daerah tahun 2009-2013,
maka gambaran Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan adalah sebagai
berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Anggaran
Target
Realisasi
(Rp)
(Rp)
2.350.000
1.281.340
2
Penyediaan
6.000.000
2.479.338
41,32
100%
48.408.000
42.408.000
87,61
100%
No
Kegiatan
jasa
komunikasi,
Realisasi
Keu
Fisik
(%)
(%)
54,53
100%
sumber daya air & listrik
3
Penyediaan
jasa
administrasi
keuangan
4
Penyediaan jasa kebersihan kantor
26.298.000
26.298.000
100,00
100%
5
Penyediaan alat tulis kantor
13.683.000
13.683.000
100,00
100%
6
Penyediaan
&
3.620.000
3.610.000
99,72
100%
&
62.300.000
52.850.000
84,83
100%
dan
3.960.000
3.340.000
84,34
100%
9
Penyediaan makanan dan minuman
5.000.000
4.908.000
98,16
100%
10
Rapat-rapat
&
103.851.300
103.257.400
99,43
100%
&
126.700.924
126.644.395
99,96
100%
barang
cetakan
penggandaan
7
Penyediaan
peralatan
perlengkapan kantor
8
Penyediaan
bahan
bacaan
peraturan perundang-undangan
koordinasi
konsultasi keluar daerah
11
Rapat-rapat
koordinasi
konsultasi ke dalam daerah
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 11 Output (keluaran) ;
1. Tersedianya penyediaan jasa surat menyurat
2. Terlayani jasa sarana telekomunikasi, listrik & air
3. Tersedianya penyediaan jasa administrasi keuangan
4. Tersedianya penyediaan jasa kebersihan kantor
5. Tersedianya penyediaan alat tulis kantor
6. Tersedianya penyediaan barang cetakan dan penggandaan
7. Tersedianya penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
8. Tersedianya bacaan dan peraturan perundang-undangan bagi secretariat &
komisioner
9. Tersedianya kebutuhan makan & minum
10. Tersedianya kebutuhan rapat-rapat koordinasi & konsultasi ke luar daerah
11. Tersedianya kebutuhan rapat-rapat koordinasi & konsultasi ke dalam daerah
Hasil :
1. Terlaksananya penyediaan jasa surat menyurat
2. Tersedianya sarana telekomunikasi, listrik & air
3. Terlayaninya penyediaan jasa administrasi keuangan
4. Terlaksananya penyediaan jasa kebersihan kantor
5. Terlayaninya penyediaan alat tulis kantor
6. Terlayaninya penyediaan barang cetakan dan penggandaan
7. Terlaksananya penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
8. Terlaksananya bacaan dan peraturan perundang-undangan bagi secretariat &
komisioner
9. Terlayaninya kebutuhan makan & minum
10. Terlaksananya kebutuhan rapat-rapat koordinasi & konsultasi ke luar daerah
11. Terlaksananya kebutuhan rapat-rapat koordinasi & konsultasi ke dalam daerah
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 12 2. Program Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur
No
Kegiatan
1
Pemeliharaan rutin /
berkala
Anggaran
Target
Realisasi
(Rp)
(Rp)
3.367.076
650.000
Realisasi
Keu
Fisik
(%)
(%)
19,30
100 %
gedung
kantor
2
Pemeliharaan rutin /
berkala
63.780.000
53.982.812
84,64
100 %
12.950.000
9.775.000
75,48
100 %
kendaraan
dinas / operasional
3
Pemeliharaan rutin /
berkala
peralatan
kantor
Output (keluaran) ;
1. Terlaksananya Pemeliharaan Gedung Kantor
2. Terlaksananya Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas / operasional
3. Terpeliharanya Peralatan Kantor
Hasil :
1. Terwujudnya Pemeliharaan Gedung Kantor
2. Tersedianya Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas / operasional
3. Terlaksanya Pemeliharaan Peralatan Kantor
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
No
1
Kegiatan
Peningkatan
iman
Anggaran
Target
Realisasi
(Rp)
(Rp)
2.400.000
1.000.000
Realisasi
Keu
Fisik
(%)
(%)
75,48
100 %
dan taqwa aparatur
Output (keluaran) ;
1. Menciptakan pegawai yang mempunyai moral dan mental sebagai aparatur Negara
Hasil :
1. Menumbuhkan pegawai yang mempunyai spiritual yang baik
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 13 4. Program Peningkatan Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
No
Kegiatan
1
Penyusunan laporan
Anggaran
Target
Realisasi
(Rp)
(Rp)
10.500.000
5.250.000
Realisasi
Keu
Fisik
(%)
(%)
50,00
100 %
capaian kinerja dan
ikhtisar
realisasi
kinerja SKPD
2
Penyusunan rencana
10.500.000
5.250.000
50,00
100 %
kerja SKPD
Output (keluaran) ;
1. Menciptakan pegawai yang mempunyai moral dan mental sebagai aparatur Negara
Hasil :
1. Menumbuhkan pegawai yang mempunyai spiritual yang baik
2.2. HAMBATAN DAN KENDALA YANG ADA DALAM PENCAPAIAN TARGET
YANG TELAH DITETAPKAN
1. Karena terjadi keterlambatan pengangkatan Komisioner yang sedianya berjumlah 7
orang realisasinya 6 orang.
2. Pengesahan anggaran perubahan terlambat
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 14 -
BAB III
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi,
aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi tersebut disusun sebagai
pedoman dalam penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan.
Kebijakan akuntansi yang mendasari penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2013 disusun dengan mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan buletin-buletin
teknisnya, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri nomor 21 tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keungan Daerah; dan Peraturan
Gubernur Nomor 22 Tahun 2011 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Untuk pelaporan keuangan yang ada di Lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Barat, asumsi dasar yang digunakan adalah:
1. Kemandirian Entitas, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai entitas pelaporan
maupun SKPD dibawahnya sebagai entitas akuntansi merupakan unit yang mandiri dan
mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sesuai peraturan perundangundang yang berlaku.
2. Kesinambungan Entitas, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai entitas
pelaporan, maupun unit/SKPD dibawahnya
sebagai
entitas akuntansi
berlanjut
keberadaannya/berkesinambungan.
3. Keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement), yaitu bahwa entitas pelaporan
harus menyajikan setiap kegiatan yang dapat dinilai dengan satuan uang. Mata uang yang
digunakan untuk pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan adalah mata uang rupiah.
Transaksi yang menggunakan mata uang asing dijabarkan dalam mata uang rupiah.
Periode Akuntansi yang digunakan untuk menyajikan informasi keuangan yaitu berdasarkan
tahun anggaran, yaitu 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2013.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 15 -
3.1 ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN DAERAH
Entitas pelaporan untuk laporan keuangan ini adalah Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Barat secara keseluruhan. Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Barat ini disusun berdasarkan hasil penggabungan laporan keuangan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
sebagai entitas akuntansi, laporan keuangan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
(SKPKD) dan data keuangan lainnya.
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) merupakan unit
yang
melaksanakan pengelolaan keuangan daerah dan dilaksanakan oleh Biro Keuangan Setda
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unit
pengguna anggaran dan pengguna barang di lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Barat dan mempunyai kewajiban untuk menyusun laporan keuangan. SKPD
tersebut terdiri dari:
(1)
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
(2)
Sekretariat DPRD
(3)
Sekretariat Daerah
a. Biro Umum
b. Biro Keuangan
c. Biro Adm. Pemerintahan
d. Biro Adm. Perekonomian
e. Biro Adm. Kesejahteraan Rakyat
f. Biro Adm. Kerjasama dan SDA
g. Biro Adm. Pembangunan
h. Biro Hukum
i. Biro Organisasi
(4)
Dinas Pendapatan
(5)
Dinas Pekerjaan Umum
(6)
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(7)
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi
(8)
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(9)
Dinas Koperasi UMKM
(10) Dinas Kesehatan
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 16 (11) Dinas Sosial Kependudukan dan Capil
(12) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
(13) Dinas Kelautan dan Perikanan
(14) Dinas Peternakan
(15) Dinas Kehutanan
(16) Dinas Perkebunan
(17) Bappeda
(18) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
(19) Badan Penanaman Modal
(20) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
(21) Badan Kepegawaian Daerah
(22) Badan Ketahanan Pangan
(23) Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian
(24) Badan Perpustakaan dan Arsip
(25) Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB (BP3AKB)
(26) Rumah Sakit Provinsi
(27) Rumah Sakit Jiwa Provinsi
(28) Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga
(29) Badan Penanggulangan Bencana
(30) Bakorluh
(31) KPID NTB
(32) Inspektorat Provinsi NTB
(33) Kantor Penghubung NTB
(34) Satpol PP
(35) Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
(36) Dinas Pertambangan
(37) Sekretariat Korpri
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 17 3.2 BASIS
AKUNTANSI
YANG
MENDASARI
PENYUSUNAN
LAPORAN
KEUANGAN
Basis akuntansi yang digunakan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi
Nusa Tenggara Barat adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, transfer dan
pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset
kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran
berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Daerah
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan belanja serta pengeluaran pembiayaan
diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Daerah. Basis akrual untuk Neraca
berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya
transaksl, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan
pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Karena
Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun anggaran 2013
menggunakan basis kas untuk rekening-rekening Pendapatan dan Belanja seperti
dinyatakan diatas, maka dalam Catalan atas Laporan Keuangan ini tidak perlu dilakukan
pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan
penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan
basis kas, untuk entitas pelaporan yang menggunakan akuntansi berbasis akrual.
3.3 BASIS
PENGUKURAN
YANG
DIGUNAKAN
DALAM
PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN
3.3.1
Kas di kas daerah
Kas di kas daerah diakui pada saat diterima atau dikeluarkan dari
rekening kas daerah berdasarkan nilai nominal uang.
3.3.2
Kas di bendahara pengeluaran
Kas di Bendahara Pengeluaran/Pemegang Kas merupakan kas yang
menjadi tanggung jawab/dikelola oleh Bendahara Pengeluaran/Pemegang Kas
yang berasal dari sisa Kas yang belum disetor ke kas daerah per tanggal neraca.
Kas di Bendahara Pengeluaran/Pemegang Kas mencakup seluruh saldo rekening
Bendahara Pengeluaran/Pemegang Kas, uang logam, uang kertas, dan lain-lain
kas. Kas di Bendahara Pengeluaran diakui pada saat diterima atau dikeluarkan
dari rekening Kas Bendahara Pengeluaran berdasarkan nilai nominal uang.
3.3.3
Kas di bendahara Swadana RSUP
Kas di Bendahara Swadana RSUP merupakan kas yang tidak
dibelanjakan oleh bendahara swadana dan tidak disetor ke kas daerah dan tetap
diakui sebagai saldo kas
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 18 3.3.4
Investasi jangka pendek
Investasi jangka pendek diakui berdasarkan bukti investasi dan dicatat
sebesar nilai perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga transaksi
investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli Jasa bank dan biaya
lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut. Investasi jangka pendek
dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito
tersebut.
3.3.5
Piutang
Piutang dinilai sebesar nilai nominal bersih yang diperkirakan dapat
direalisasikan.
3.3.6
Persediaan
Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau
kepenguasaannya berpindah. Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat
berdasarkan hasil inventarisasi fisik. Persediaan diakui berdasarkan nilai barang
yang belum terjual atau terpakai. Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang
dimiliki proyek swakelola dan dibebankan ke suatu perkiraan aset untuk
konstruksi dalam pengerjaan tidak dimasukan sebagai persediaan. Persediaan
dinilai berdasarkan harga pembelian terakhir jika diperoleh dengan pembelian
dan harga standar jika diperoleh dengan memproduksi sendiri.
3.3.7
Investasi non permanen
Investasi
Nonpermanen
adalah
investasi
jangka
panjang
yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi jenis ini
diharapkan akan berakhir dalam jangka waktu tertentu, seperti investasi dalam
bentuk dana bergulir, obligasi atau surat utang, penyertaan modal dalam proyek
pembangunan. Nilai investasi dalam bentuk dana bergulir dinilai sejumlah nilai
bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value), yaitu sebesar nilai kas
yang dipegang ditambah saldo yang bisa tertagih.
3.3.8
Investasi permanen
Investasi permanen dalam bentuk pernyataan modal pemerintah, dicatat
sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri
ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut.
Apabila investasi permanen diperoleh dari pertukaran aset pemerintah, maka
nilai investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya perolehan, atau
nilai wajar investasi tersebut jika harga narga perolehannya tidak ada.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 19 Pengeluaran untuk memperoleh investasi permanen diakui sebagai
pengeluaran pembiayaan Investasi permanen diakui pada akhir periode
akuntansi berdasarkan harga perolehan yaitu jumlah kas yang dikeluarkan dalam
rangka memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut.
3.3.9
Pengukuran Aset Tetap secara Umum
a. Aset tetap yang diperoleh bukan berasal dari donasi diakui pada akhir
periode akuntansi berdasarkan jumlah belanja modal yang telah diakui
dalam periode berjalan.
b. Aset tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berjalan, yaitu
pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.
c. Dalam pengakuan aset tetap harus dibuat ketentuan yang membedakan
antara penambahan, pengurangan. pengembangan dan penggantian utama.
d. Aset tetap yang diperoleh dari donasi diukur berdasarkan nilai wajar dari
harga pasar atau harga gantinya.
e. Setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian.
f. Aset tetap dinilai dengan nilai historis atau harga perolehan. Jika penilaian
aset tetap dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka
nilai aset tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan.
g. Pelepasan aset tetap dapat dilakukan melalui penjualan atau pertukaran.
Hasil penjualan aset tetap akan diakui seluruhnya sebagai pendapatan. Aset
tetap yang diperoleh karena penukaran dinilai sebesar nilai wajar aset tetap
yang diperoleh atau nilai wajar aset yang diserahkan, mana yang lebih
mudah.
h. Penghapusan aset tetap dilakukan jika aset tetap tersebut rusak berat, usang,
hilang dan sebagalnya. Penghapusan aset tetap ditetapkan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
i. Perubahan nilai aset tetap dapat disebabkan oleh penambahan, pengurangan,
pengembangan dan penggantian utama.
3.3.10
Tanah
Tanah diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh tanah sampai dengan siap digunakan: Biaya ini meliputi harga
pembelian untuk biaya pembebasan tanah, biaya untuk memperoleh hak, biaya
yang berhubungan dengan pengukuran dan biaya penimbunan. Nilai tanah
termasuk juga harga pembelian bangunan tua yang terletak pada tanah yang
dibeli untuk melaksanakan pembangunan sesuatu yang baru jika bangunan tua
itu dimaksudkan untuk dibongkar.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 20 3.3.11
Peralatan dan Mesin
Mesin dan peralatan diakui berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh mesin dan alat-alat sampai dengan siap untuk dipakai. Biaya
ini meliputi harga pembelian/ biaya/ instalasi dan biaya langsung lainnya untuk
memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat digunakan.
Mesin dan peralatan yang diperoleh dari donasi diukur berdasarkan nilai wajar
dari harga pasar atau harga gantinya.
Kendaraan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh kendaraan sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi
harga pembelian, biaya balik nama dan biaya langsung lainnya untuk
memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat digunakan.
Kendaraan yang diperoleh dari donasi diukur berdasarkan nilai wajar dari harga
pasar atau harga gantinya.
Peralatan dan mesin diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi
harga pembelian dan biaya langsung lainnya untuk memperoleh serta
mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat digunakan.
Peralatan dan mesin yang diperoleh dari donasi diukur berdasarkan nilai
wajar dari harga pasar atau harga gantinya.
3.3.12
Gedung dan bangunan
Gedung diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh atau membangun gedung dan bangunan sampai dengan siap untuk
dipakai. Biaya ini meliputi harga beli atau biaya konstruksi, biaya pembebasan
tanah, biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak.
3.3.13
Jalan, irigasi dan jaringan
Jalan dan jembatan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk membangun jalan dan jembatan sampai dengan siap untuk digunakan.
Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya lain-lain
(termasuk di dalamnya biaya pembebasan tanah untuk pembangunan jalan)
sampai dengan jalan dan jembatan tersebut siap untuk digunakan.
Instalasi dan jaringan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk membangun instalasi dan jaringan sampai dengan siap untuk digunakan.
Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya-biaya lain (termasuk di dalamnya
biaya pembebasan tanah) sampai dengan instalasi dan jaringan tersebut siap
untuk digunakan.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 21 Bangunan air diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh atau membangun irigasi sampai dengan siap untuk dipakai. Biaya
ini meliputi biaya perolehan dan biaya-biaya lain (termasuk di dalamnya biaya
pembebasan tanah) sampai dengan irigasi tersebut siap digunakan.
3.3.14
Aset tetap lainnya
Buku perpustakaan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh sampai dengan slap untuk digunakan. Hewan ternak dan
tanaman diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
sampai dengan hewan ternak dan tanaman tersebut siap untuk dimanfaatkan.
3.3.15
Konstruksi dalam pengerjaan
Biaya konstruksi yang dicakup oleh suatu kontrak konstruksi akan
meliputi harga kontrak ditambah dengan biaya tidak langsung lainnya yang
dilakukan sehubungan dengan konstruksi dan dibayar pada pihak selain dari
kontraktor. Biaya ini juga mencakup biaya bagian dari pembangunan yang
dilaksanakan secara swakelola, jika ada. Konstruksi dalam pengerjaan
dipindahkan ke aset tetap yang bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi
tersebut dinyatakan selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan
perolehannya.
3.3.16
Dana cadangan
Dana cadangan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah
pembiayaan yang berupa penerimaan transfer dari dana cadangan atau jumlah
pembiayaan yang berupa pengeluaran transfer ke dana cadangan.
3.3.17
Kewajiban jangka pendek
Bagian lancar kewajiban jangka panjang diakui pada saat reklasifikasi
dalam periode berjalan atau berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa
pembayaran bagian lancar kewajiban jangka panjang yang telah diakui dalam
periode berjalan. Kewajiban jangka pendek diukur dengan nilai nominal mata
uang rupiah yang harus dibayar.
3.3.18
Kewajiban jangka panjang
Kewajiban dalam negeri diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan
jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan kewajiban dalam negeri yang telah
diakui dalam periode berjalan. Nilai yang dicantumkan dalam neraca untuk
utang dalam negeri adalah sebesar jumlah yang belum dibayar pemerintah yang
akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari duabelas bulan setelah tanggal neraca.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 22 3.3.19
Ekuitas dana
Ekuitas dana terdiri dari:
a. Ekuitas dana lancar
Ekuitas dana lancar diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan selisih
antara jumlah nilai aset lancar dengan jumlah nilai kewajiban jangka pendek.
b. Ekuitas dana investasi
Ekuitas dana investasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan
selisih antara Jumlah nilai investasi permanen, aset tetap, aset lainnya
dengan jumlah nilai kewajiban jangka panjang.
c. Ekuitas dana cadangan
Ekuitas dana cadangan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan
jumlah dana cadangan yang ditransfer dalam periode berjalan.
3.3.20
Koreksi periode akuntansi sebelumnya
a. Terhadap setiap kesalahan harus dilakukan koreksi segera setelah diketahui.
b. Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan,
baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang tidak, dilakukan dengan
pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam periode berjalan.
c. Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode
sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan periode
tersebut belum diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun
pendapatan atau akun belanja dari periode yang bersangkutan.
d. Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan
penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada periodeperiode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, serta mempengaruhi
secara material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode
tersebut sudah diterbitkan. dilakukan dengan pembetulan pada akun
pendapatan lain-lain, akun aset, serta akun ekuitas dana yang terkait.
e. Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan
penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada periodeperiode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas dan tidak mempengaruhi
secara material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode
tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun
pendapatan. lain-lain.
f. Koreksi kesatahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang
terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas,
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 23 apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan
dengan pembetulan pada akun ekuitas dana lancar.
g. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas
penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada
periode yang sama.
h. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas
penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan
sebagai pengurang ekuitas dana lancar pada periode ditemukannya koreksi
dan pengembalian tersebut,
i. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi
pada periode berjalan dicatat sebagai pengurangan belanja. Apabila diterima
pada periode berikutnya dicatat dalam lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah.
3.3.21
Pendapatan
a. Pendapatan diklasifikasikan menurut sumber dan pusat pertanggungjawaban.
b. Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Daerah
berdasarkan Rekeing Koran Bank.
c. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
d. Dalam hal badan layanan umum. pendapatan diakui dengan mengacu pada
peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum
e. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas
penerimaan pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan.
f. Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai
sekarang kas yang diterima.
g. Pendapatan yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang
rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat
terjadinya pendapatan.
3.3.22
Belanja
a. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Daerah
berdasarkan bukti Nota Debet Bank.
b. Khusus pengeluaran melalui pemegang kas pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang
mempunyai fungsi verifikasi.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 24 c. Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada
peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
d. Pengukuran belanja non modal menggunakan mata uang rupiah berdasarkan
nilai sekarang kas yang dikeluarkan.
e. Pengukuran belanja modal menggunakan dasar yang digunakan dalam
pengukuran aset tetap.
f. Belanja yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang rupiah
berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat pengakuan
belanja.
3.3.23
Pembiayaan
a. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas
Daerah.
b. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah
netonya (setelah dikompensasi dengan pengeluaran).
c. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas
Daerah.
d. Selisih leblh/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama
satu periode pelaporan dicatat dalam pos Pembiayaan Neto
e. Pengakuan pembiayaan pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah
selisih pendapatan dan belanja yang dialokasikan atau ditutup setelah
diperhitungkan dengan elemen-elemen pembiayaan yang telah diakui dalam
periode berjalan.
f. Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu
periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.
g. Pengukuran pembiayaan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai
sekarang kas yang diterima dan nilai kas sekarang yang dikeluarkan
h. Pembiayaan yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang
rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada tanggal
pengakuan pembiayaan.
3.3.24
Laporan Arus Kas
a. Tujuan Laporan Arus Kas
Tujuan kebijakan laporan arus kas adalah mengatur penyusunan
laporan aliran kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan kebijakan
akuntansi dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan danpelaporan keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 25 b. Definisi
(1)
Kas dan setara kas
Setara kas ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek
atau untuk tujuan lainnya. Untuk memenuhi persyaratan setara kas,
investasi jangka pendek harus dapat segera dapat diubah menjadi kas
dalam jumlah yang dapat diketahui tanpa ada resiko perubahan nilai
yang signifikan. Oleh karena itu, suatu investasi disebut setara kas
kalau investasi dimaksud mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan
atau kurang dari tanggal perolehannya. Mutasi antar pos-pos kas dan
setara kas tidak diinformasikan dalam laporan keuangan karena
kegiatan tersebut merupakan bagian dan manajemen kas dan bukan
merupakan bagian aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan,
pembiayaan, dan nonanggaran.
(2)
Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan informasi
penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan
berdasarkan
aktivitas
operasi,
investasi
aset
nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran.
(3)
Arus kas bersih aktivitas operasi meupakan indikator yang menunjukan
kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup
untuk membiayai aktivitas operasionalnya, di masa yang akan datang
tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Arus kas masuk dari aktivitas operasi diperoleh dari:

Pendapatan Pajak Daerah

Pendapatan Retribusi Daerah

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Lain-lain PAD yang sah

Transfer masuk
Arus kas keluar dari aktivitas operasi digunakan untuk;

Belanja Pegawai;

Belanja Barang;

Bunga;

Subsidi;

Hibah;

Bantuan Sosial;

Belanja Tak Terduga;

Transfer keluar.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 26 (4)
Arus kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan
pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan
dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa
yang akan datang.
Arus masuk kas dari aktivitas aset nonkeuangan terdiri dari:

Penjualan aset tetap;

Penjualan aset lainnya.
Arus keluar kas dari aktivitas aset nonkeuangan terdiri dari:
(5)

Perolehan aset tetap;

Perolehan aset lainnya.
Arus kas dari aktivitas pembiayaan mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto sehubungan dengan pendanaan derfisit atau
Penggunaan surplus anggaran, yang bertujuan untuk memprediksi
pihak lain di masa yang akan datang.
Arus masuk kas dari aktivitas pembiayaan antara lain :

Penerimaan Pinjaman;

Penerimaan Hasil Penjualan Surat Kewajiban Negara

Penerimaan dari Divestasi;

Penerimaan Kembali Pinjaman;

Pencairan Dana Cadangan.
Arus keluar kas dari aktivitas pembiayaan antara lain:
(6)

Penyertaan Modal Pemerintah;

Pembayaran Pokok Pinjaman;

Pemberian Pinjaman Jangka Panjang; dan

Pembentukan Dana Cadangan.
Arus kas dari aktivitas nonanggaran mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan
belanja dan pembiayaan pemerintah, Arus kas dari aktivitas non
anggaran antara lain Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), dan kiriman
uang PFK menggambarkan kas yang berasal dari jumlah dana yang
dipotong dan Surat Perintah Membayar atau diterima secara tunai untu
pihak ketiga misalnya potongan Taspen dan Askes. Kiriman uang
menggambarkan mutasi kas antar rekening kas daerah.

Arus masuk kas dari aktivitas nonanggaran meliputi penerimaan
PFK dan kiriman uang.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 27 
Arus keluar kas dari aktivitas nonanggaran meiiputi pengeluaran
PFK dan kiriman uang keluar.
c. Pelaporan
Penyajian laporan arus kas dilakukan dengan metode langsung.
3.4 PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI BERKAITAN DENGAN KETENTUAN
YANG ADA DALAM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
3.4.1 Pendapatan
a. Pendapatan adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Daerah atau oleh
entitas pemerintah lainnya yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah, dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah
b. Pendapatan diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis pendapatan.
c. Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya
penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari
pemerintah provinsi.
d. Pendapatan diakui dalam periode berjalan berdasarkan jumlah kas yang
diterima di kas daerah. Khusus untuk unit swadana (Rumah Sakit Umum
Daerah Sanjiwani dan seluruh Puskesmas) pendapatan dapat digunakan
langsung untuk menutup kebutuhan belanja berdasarkan prinsip swadana demi
menjaga kelangsungan operasional pelayanan kepada masyarakat.
e. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu mencatat
penerimaan bruto, dan tidak diperbolehkan mencatat jumlah neto (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
f. Pengembalian/koreksi
atas
penerimaan
pendapatan
(pengembalian
pendapatan) yang terjadi pada periode berjalan dicatat sebagai pengurang
pendapatan. Apabila pengembalian terjadi pada periode akuntansi berikutnya
dicatat sebagai pengurang ekuitas dana lancar.
g. Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai
sekarang kas yang diterima.
h. Pendapatan yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang
rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat
terjadinya pendapatan.
3.4.2 Belanja
a. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara
Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 28 anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali
oleh pemerintah
b. Belanja diakui dalam periode berjalan berdasarkan kas yang dikeluarkan dari
kas daerah.
c. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi
pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit
yang mempunyai fungsi perbendaharaan.
d. Belanja diklasifikasikan menurut penggunaan dan pusat pertanggungjawaban
dan dirinci berdasarkan kelompok dan jenis belanja.
e. Pusat pertanggungjawaban dirinci berdasarkan fungsi, bidang kewenangan dan
unit organisasi pemerintah daerah.
f. Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas
pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat
dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah.
g. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi
pada periode berjalan dicatat sebagai pengurangan belanja. Apabila diterima
pada periode berikutnya dicatat dalam Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang
Sah.
h. Pengukuran belanja menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai
sekarang kas yang dikeluarkan.
i. Belanja yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang rupiah
berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat pengakuan
belanja.
3.4.3 Pembiayaan
a. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus anggaran.
b. Pembiayaan diklasifikasikan menjadi penerimaan pembiayaan yang dirinci
lagi menurut sumber pembiayaan, dan pengeluaran pengeluaran pembiayaan
daerah dan dirinci lagi menurut jenis pengeluaran pembiayaan.
c. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari penggunaan SiLPA,
pencairan dana cadangan, hasil divestasi, pinjaman dan penerimaan kembali
pinjaman.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 29 d. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembentukan dana
cadangan, penyertaan modal, pembayaran kembali pokok pinjaman dan
pemberian pinjaman kepada entitas lain.
e. Pembiayaan diakui selama periode berjalan, untuk penerimaan pembiayaan
pada saat kas diterima di rekening kas daerah dan untuk pengeluaran
pembiayaan pada saat kas dikeluarkan dari rekening kas daerah.
f. Pengukuran pembiayaan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai
sekarang kas yang diterima dan dikeluarkan.
g. Pembiayaan yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang
rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada tanggal
pengakuan pembiayaan.
3.4.4
Aset/Aktiva
a. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,
termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya.
b. Aset diklasifikasikan menjadi aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap,
dana cadangan, dan aset lainnya.
1. Aset Lancar
Aset lancar adalah sumber daya ekonomis yang diharapkan dapat dicairkan
menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam satu periode akuntansi.
Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang,
dan persediaan. Pos-pos investasi jangka pendek antara lain deposito
berjangka 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan, surat berharga yang mudah
diperjualbelikan. Pos-pos piutang antara lain piutang pajak, retribusi,
denda, penjualan angsuran, tuntutan ganti rugi, dan piutang lainnya yang
diharapkan diterima dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
pelaporan. Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan
disimpan untuk digunakan, misalnya barang pakai habis seperti alat tulis
kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan
barang bekas pakai seperti komponen bekas.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 30 -
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat
dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan.
-
Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang
siap dijabarkan menjadi kas (jatuh tempo kurang dari tiga bulan)
serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan.
Kas dan setara kas diakui pada saat diterima atau dikeluarkan
berdasarkan nilai nominal uang.
-
Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan
dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau
kurang.
-
Investasi jangka pendek terdiri atas deposito berjangka waktu tiga
sampai 12 bulan, pembelian obligasi/Surat Utang Negara (SUN)
pemerintah jangka pendek dan investasi jangka pendek lainnya.
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya
saham dan obligasi jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan.
Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam
bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito
tersebut.
-
Piutang merupakan hak atau klaim kepada pihak ketiga sebagai
akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah
Piutang terdiri atas: piutang pajak, piutang retribusi, piutang bagi
hasil pajak provinsi, bagian lancar tagihan penjualan angsuran,
bagian lancar pinjaman kepada BUMD, bagian lancar TP/TGR dan
piutang lainnya.
Piutang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah kas
yang akan diterima dan jumlah pembiayaan yang telah diakui dalam
periode berjalan, sejumlah nilai yang dapat ditagihkan.
-
Persediaan adalah adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
operasional pemerintah atau dipakai habis dalam satu periode
akuntansi.
Persediaan terdiri atas: bahan habis pakai untuk keperluan
operasional, bahan untuk proses produksi dan barang yang disimpan
untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 31 Persediaan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan nilai
barang yang belum terjual atau terpakai, berdasarkan harga
pembelian terakhir.
2. Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk
dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi jangka panjang terdiri
dari:

Investasi nonpermanen, yaitu investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan, artinya
kepemilikan investasi yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan,
dimaksudkan untuk tidak dimiliki terus menerus atau ada niat untuk
memperjualbelikannya atau menarik kembali. Bentuk investasi
nonpermanen antara lain; Investasi dalam Dana Bergulir, Investasi
dalam Obligasi, dan Investasi dalam Penyertaan Modal pada Proyek
Pembangunan.

Investasi
permanen,
yaitu
investasi
jangka
panjang
dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan.
yang
Investasi
permanen tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan tetapi untuk
mendapatkan deviden dan atau pengaruh yang signifikan dalam
jangka panjang dan/atau menjaga hubungan kelembagaan. Bentuk
investasi permanen antara lain; Penyertaan Modal Pemerintah pada
perusahaan Negara/daerah, lembaga keuangan Negara, atau badan
hukum lainnya, Investasi Permanen Lainnya yaitu jenis investasi
permanen yang tidak tercakup di atas.
Investasi jangka panjang dalam bentuk dana bergulir diakui sebesar
nilai bersih yang dapat direalisasikan (Net Realizable Value).
Investasi dalam Obligasi dinilai sebesar nilai nominal obligasi.
Investasi dalam Penyertaan modal pada Proyek Pembangunan dinilai
sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk
perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka
penyelesaian proyek sampai proyek tersebut diserahkan kepada pihak
ketiga.
Investasi
jangka
pemerintah
ekuitas
panjang,
dalam
bentuk
penyertaan
modal
diakui dengan metode harga perolehan atau metode
sesuai
dengan
prosentase
kepemilikan
pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah daerah.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
dan
tingkat
- 32 Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalam
mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI)
yang berlaku pada tanggal transaksi.
3. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
satu periode akuntansi dan digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan
pemerintah dan pelayanan publik.
Aset tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber APBD (sebagian atau
seluruhnya) melalui pengadaan, pembangunan, atau dapat juga diperoleh
dari donasi atau pertukaran dengan aset lainnya.
Aset tetap terdiri dari Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan,
Jalan Irigasi dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya dan Konstruksi dalam
Pengerjaan.
-
Tanah, meliputi tanah pertanian, tanah perkebunan, kebun campuran,
tanah kolam ikan, tanah tandus/rusak, tanah alang-alang dan padang
rumput, tanah penggunaan lainnya, tanah bangunan dan tanah
pertambangan, tanah badan jalan dan lain-lain sejenisnya.
-
Jalan irigasi dan jaringan, meliputi jalan, jembatan, terowongan,
bangunan
air
irigasi,
bangunan
air
pasang,
bangunan
air
pengembangan rawa dan polde, bangunan air pengaman sungai dan
penanggul, bangunan air minum, bangunan air kotor, instalasi air
minum, instalasi air kotor, instalasi pengolahan sampah, instalasi
pengolahan bahan bangunan, instalasi pembangkit listrik, instalasi
gardu listrik, jaringan air minum, jaringan listrik dan lain-lain
sejenisnya.
-
Gedung dan bangunan, meliputi gedung tempat kerja, gedung
instalasi, gedung tempat ibadah, gedung tempat tinggal, tugu
peringatan, dan lain-lain sejenisnya.
-
Peralatan dan mesin, meliputi mesin dan peralatan besar, mesin dan
peralatan kantor, rumah tangga, bengkel,
studio, pertanian,
kedokteran, laboratorium, kesehatan, keamanan/persenjataan, alat
angkut dan lain-lain sejenisnya.
-
Aset tetap lainya, meliputi barang bercorak kesenian seperti lukisan,
pahatan, tanda penghargaan, buku, barang perpustakaan, dan lainlain sejenis.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 33 -
Konstruksi dalam pengerjaan adalah bangunan yang sampai dengan
akhir periode akuntansi belum selesai pengerjaannya sehingga belum
dapat digunakan.
Aset tetap diakui pada saat aset tetap tersebut telah diterima atau
diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya
berpindah.
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai
aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola
meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak
langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan,
tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi
berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau
konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat
didistribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi
yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan.
Konstruksi dalam pengerjaan diakui pada akhir periode akuntansi
berdasarkan jumlah akumulasi biaya sampai dengan akhir periode
akuntansi.
4.
Dana Cadangan
Dana cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana relatif cukup besar yang tidak dapat
dibebankan dalam satu periode akuntansi/tahun anggaran.
Dana Cadangan dinilai sebesar nilai nominal Dana Cadangan
yang
dibentuk.
Hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana cadangan akan menambah
dana cadangan yang bersangkutan, dan biaya yang timbul atas
pengelolaan dana cadangan akan mengurangi dana cadangan yang
bersangkutan.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 34 5.
Aset Lainnya
Aset lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokan ke dalam aset
lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dan dana cadangan.
Aset lainnya meliputi aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran,
tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi, kemitraan dengan pihak
ketiga, dan aset lain-lain.
-
Aset tak berwujud adalah aset non keuangan yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk
digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan
untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.
Aset tak berwujud dinilai sebesar nilai perolehan dikurangi dengan
biaya-biaya yang tidak dapat dikapitalisasi.
-
Tagihan Penjualan Angsuran menggambarkan jumlah yang dapat
diterima dari penjualan aset pemerintah daerah secara angsuran
kepada pegawai pemerintah daerah yang jangka waktu pelunasannya
lebih dari satu tahun.
Tagihan penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal dari
kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah
dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh pegawai ke
kas Negara/kas daerah
-
Tuntutan Perbendaharaan (TP) merupakan suatu proses yang
dilakukan terhadap bendahara dengan tujuan untuk menuntut
penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh Negara sebagai
akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan
melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara tersebut atau
kelalaian dalam pelaksanaan tugas kewajibannya. Tuntutan Ganti
Rugi (TGR) merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap
pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut
penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh Negara sebagai
akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan
melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai negeri tersebut atau
kelalaian dalam pelaksanaan tugas kewajibannya.
Pelunasan
tuntutan tersebut di atas dilaksanakan dalam jangka waktu lebih dari
satu tahun.
Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi dinilai sebesar
nilai nominal dalam Surat Ketetapan Tuntutan Perbendaharaan atau
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 35 Surat Keterangan Tanggung jawab Mutlak (SKTM) dikurangi
dengan setoran yang telah dilakukan oleh bendahara yang
bersangkutan ke kas daerah.
-
Kemitraan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang
mempunyai
komitmen
untuk
melaksanakan
kegiatan
yang
dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha
yang dimiliki.
Kemitraan dalam bentuk Bangun, Kelola, Serah (BKS) dicatat
sebesar nilai aset yang diserahkan oleh pemerintah kepada pihak
ketiga untuk membangun aset BKS tersebut.
Kemitraan dalam bentuk Bangun, Serah, Kelola (BSK) dicatat
sebesar nilai perolehan aset yang dibangun yaitu sebesar nilai aset
yang diserahkan pemerintah ditambah dengan jumlah aset yang
dikeluarkan pihak ketiga untuk membangun aset tersebut.
-
Aset lain-lain ini digunakan untuk mencatat aset lainnya yang tidak
dapat dikelompokkan ke dalam aset tak berwujud, tagihan penjualan
angsuran, TP/TGR, dan kemitraan dengan pihak ketiga. Termasuk
dalam pos aset lain-lain ini adalah nilai aset tetap yang tidak
digunakan lagi dalam penggunaan aktif pemerintah dan telah
dikeluarkan dari pos aset tetap.
Aset dalam pos aset lain-lain dari eks aset tetap yang telah
dikeluarkan dinilai sebesar nilai tercatat/nilai buku pada saat
dikeluarkan dari pos aset tetap.
3.4.5 Kewajiban
a. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah.
b. Kewajiban dikelompokkan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang.
c. Kewajiban jangka pendek merupakan utang yang harus dibayar kembali atau
jatuh tempo dalam waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan.
d. Kewajiban jangka pendek antara lain terdiri dari utang kepada pihak ketiga
dan pegawai, utang bunga, utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan bagian
lancar utang jangka panjang.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 36 e. Kewajiban Jangka Panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan
dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah
tanggal neraca.
f. Kewajiban jangka panjang meliputi utang dalam negeri dan utang jangka
panjang lainnya.
g. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat
kewajiban timbul.
h. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing
dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang
asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
i. Nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan untuk bagian lancar utang
jangka panjang adalah jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
3.4.6
Ekuitas Dana
a. Ekuitas dana adalah jumlah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan
selisih antara jumlah aset dengan jumlah kewajiban.
b. Ekuitas dana terdiri dari ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi dan ekuitas
dana cadangan
c. Ekuitas dana lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban
jangka pendek, yang antara lain terdiri dari SiLPA, pendapatan yang
ditangguhkan, cadangan piutang, cadangan persediaan, dana yang harus
disediakan untuk pembayaran kewajiban jangka pendek.
d. Ekuitas dana investasi mencerminkan kekayaan bersih pemerintah daerah
yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, aset lainnya
dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Ekuitas dana investasi terdiri
dari: Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang, Diinvestasikan dalam
Aset Tetap, Diinvestasikan dalam Aset Lainnya, dan
Dana yang Harus
Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang
e. Ekuitas dana cadangan mencerminkan kekayaan bersih pemerintah yang
tertanam dalam dana cadangan untuk tujuan tertentu sesuai peraturan yang
berlaku, dan merupakan akun lawan dana cadangan.
f. Ekuitas dana lancar diakui berdasarkan jumlah SiLPA, cadangan piutang,
cadangan persediaan, dikurangi dengan dana yang harus disediakan untuk
pembayaran kewajiban jangka pendek.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 37 g. Ekuitas dana investasi diakui berdasarkan jumlah investasi jangka panjang,
aset tetap, aset lainnya dikurangi dengan dana yang harus disediakan untuk
pembayaran kewajiban jangka panjang.
h. Ekuitas dana cadangan diakui berdasarkan jumlah dana cadangan yang
ditransfer dalam periode berjalan.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 38 -
B A B IV
PENJELASAN LAPORAN KEUANGAN
4.1. KOMPONEN-KOMPONEN AKUN LAPORAN REALISASI ANGGARAN
4.1.1.PENDAPATAN
Pendapatan tahun 2013 dianggarkan sebesar Rp. 0 dan terealisasi sebesar Rp.
11.513.439,- atau 100 %, Apabila dibandingkan dengan realisasi Pendapatan Tahun 2012
sebesar Rp. 9.120.000,- maka realisasi pendapatan tahun 2013 menunjukkan peningkatan
sebesar Rp. 2.393.439 atau 26,24 %.
PENDAPATAN DAERAH TERDIRI DARI :
a.
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2013 dianggarkan sebesar Rp.0
terealisasi sebesar Rp. 11.513.439,-
dan
atau 100 %. Apabila dibandingkan dengan
realisasi Tahun 2012 sebesar Rp. 9.120.000,- maka realisasi pendapatan asli daerah
tahun 2013 menunjukkan peningkatan sebesar Rp. 2.393.439,- atau 26,24 %.
Pendapatan Asli Daerah diperoleh dari :
(1)
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah pada tahun 2013
dianggarkan sebesar Rp.0 dan terealisasi sebesar Rp. 11.513.439,-
atau 100
%. Apabila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2012 sebesar Rp. 9.120.000,maka realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah tahun 2013
menunjukkan peningkatan sebesar Rp. 2.393.439,- atau 26,24 %.
Lain-lain PAD yang Sah diperoleh dari :
No.
1
Uraian
Pendapatan dari
Anggaran
(Rp)
0
Realisasi
(Rp)
11.513.439
0
11.513.439
%
100
pengembalian LHP
Jumlah
100
4.1.2.BELANJA
Belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan
efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam Rencana Kerja Daerah (RENSTRADA). Belanja meliputi Belanja
Operasi dan Belanja Modal. Belanja Operasi terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja
Barang, Belanja Subsisdi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bantuan
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 39 Keuangan. Sedangkan Belanja Modal terdiri dari Belanja Modal Tanah, Peralatan dan
Mesin, Bangunan dan Gedung, Jalan Irigasi dan Jaringan dan Belanja aset Tetap Lainnya.
Secara umum Belanja tahun 2013 dianggarkan sebesar Rp. 2.568.186.400,- dan
terealisasi sebesar Rp. 2.232.135.482 atau 86,91 %, sehingga terdapat sisa anggaran
sebesar Rp. 336.050.918,- Apabila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2012 sebesar
Rp. 2.019.682.984,-maka realisasi belanja tahun 2013 menunjukkan peningkatan sebesar
Rp. 212.452.498 atau 10,52 %.
A. BELANJA OPERASI terdiri dari :
a.
Belanja Pegawai
Belanja Pegawai tahun 2013 yang dianggarkan dari Belanja Langsung dan
Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 1.990.651.100,- dan terealisasi sebesar
Rp. 1.687.901.197,- atau 84,79 %, sehingga terdapat sisa anggaran sebesar
Rp. 302.749.903,- Apabila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2012 sebesar
Rp. 1.517.686.354,- maka realisasi Belanja Pegawai tahun 2013 menunjukkan
peningkatan sebesar Rp. 170.214.843,- atau 11,22 %.
b. Belanja Barang dan Jasa
Belanja Barang dan Jasa tahun 2013 dianggarkan sebesar Rp. 515.235.300,dan terealisasi sebesar Rp. 491.384.285,- atau 95,37 %, sehingga terdapat sisa
anggaran sebesar Rp. 23.851.015,- Apabila dibandingkan dengan realisasi Tahun
2012 sebesar Rp. 477.096.630,-maka realisasi Belanja Barang dan Jasa tahun 2013
menunjukkan peningkatan sebesar Rp.14.287.655,- atau 2,99 %.
B.
BELANJA MODAL
Belanja Modal tahun 2013 dianggarkan sebesar Rp. 62.300.000,- dan
terealisasi sebesar Rp. 52.850.000,- atau 84,83 %, sehingga terdapat sisa anggaran
sebesar Rp. 9.450.000,- Apabila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2012 sebesar
Rp. 24.900.000,- maka realisasi Belanja Modal Tahun 2013 menunjukkan
peningkatan sebesar Rp. 27.950.000,- atau 112,25 %. Belanja Modal terdiri dari :
No
Uraian
1
Belanja Modal Tanah
2
Belanja Modal Peralatan
Anggaran
(Rp)
Realisasi
(Rp)
0
0
Sisa Anggaran
(Rp)
0
62.300.000
52.850.000
9.450.000
84,83
0
0
0
0
%
0
dan Mesin
3
Belanja Modal Gedung
dan Bangunan
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 40 4
Belanja Modal Jalan,
0
0
0
0
0
0
0
0
62.300.000
52.850.000
9.450.000
84,83
Irigasi dan Jaringan
5
Belanja Modal Aset
Tetap Lainnya
Jumlah
4.2. KOMPONEN-KOMPONEN AKUN NERACA
4.2.1.ASET
A.
ASET LANCAR
1. Persediaan
Jumlah
Persediaan
tahun
2013
sebesar
Rp.
12.851.200,-
mengalami
peningkatan sebesar Rp.1.847.250,- atau 16,79 % jika dibandingkan dengan
Tahun 2012 sebesar Rp.11.003.950,-
B.
ASET TETAP
Jumlah Aset Tetap tahun 2013 sebesar Rp.937.804.700,- mengalami
peningkatan sebesar Rp. 282.295.700 atau 43,07 % jika dibandingkan dengan
Jumlah Aset Tetap tahun 2012 sebesar Rp.655.509.000
Perubahan nilai Aset Tetap tahun 2013, antara lain disebabkan oleh adanya
penambahan/pengurangan Aset Tetap .
*
Penambahan Nilai Aset Tetap bersumber dari :
No
Uraian
1
2
3
4
5
6
7
8
Belanja Modal
Reklasifikasi dari Belanja Barang dan Jasa
Mutasi Masuk
Hibah Masuk
Aset yang belum tercatat di tahun 2013
Koreksi atas kesalahan pencatatan
Reposisi tambah antar Aset Tetap
Reklasifikasi dari Aset lain-lain (RB) ke
Aset Tetap
Kapitalisasi Aset
Jumlah Penambahan
9
*
Keterangan
0
289.720.700
Pengurangan Nilai Aset Tetap bersumber dari :
No
1
2
Jumlah
(Rp)
52.850.000
0
0
236.870.700
0
0
0
0
Uraian
Penghapusan
Mutasi Keluar
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
Jumlah
(Rp)
Keterangan
0
0
- 41 3
4
5
6
Hibah Keluar
Koreksi atas Double Pencatatan
Koreksi atas Kesalahan Pencatatan
Reklasifikasi dari Aset Tetap ke Aset lainlain (RB)
Reklasifikasi dari Aset Tetap ke Aset Tak
Berwujud
Reposisi kurang antar aset tetap
Belanja Modal untuk pembayaran utang
Belanja Modal yang tidak membentuk aset
tetap
Pengembalian Aset Tetap APBD ke Aset
Tetap APBN
Aset Tetap yang dihibahkan ke Masyarakat
Jumlah Pengurangan
7
8
9
10
11
12
0
0
0
7.425.000
0
0
0
0
0
0
7.425.000
Penjelasan terhadap kondisi Aset Tetap tersebut, secara Umum dapat
digambarkan dalam daftar rekapitulasi aset tetap tahun 2013 sebagai berikut:
No
Saldo Awal
TA.2012
(Rp)
Uraian
1
Tanah
2
Peralatan
Penambahan
(Rp.)
Pengurangan
(Rp.)
Saldo Akhir
TA. 2013
(Rp)
0
0
0
0
dan
655.509.000
289.720.700
7.425.000
937.804.700
dan
0
0
0
0
Jalan Irigasi dan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
655.509.000
289.720.700
7.425.000
937.804.700
Mesin
3
Gedung
Bangunan
4
Jaringan
5
Aset
Tetap
Lainnya
6
Konstruksi
dalam
Pengerjaan
Jumlah
C.
ASET LAINNYA
Jumlah Aset Lainnya tahun 2013 sebesar Rp.18.680.000,- mengalami
peningkatan sebesar Rp. 7.850.000,- atau 72,48 % jika dibandingkan dengan jumlah
Aset Lainnya tahun 2012 sebesar Rp..10.830.000,-
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 42 Aset Lainnya terdiri dari :
1. Aset tak Berwujud
Jumlah Aset tak Berwujud tahun 2013 sebesar Rp. 425.000,- mengalami
peningkatan sebesar Rp. 425.000,- atau .100 % jika dibandingkan dengan
Jumlah Aset tak Berwujud tahun 2012 sebesar Rp.0
2. Aset Lain-Lain (Rusak Berat)
Jumlah Aset Lain-Lain (RB) tahun 2013 sebesar Rp.18.255.000,- mengalami
peningkatan sebesar Rp. 7.425.000,- atau 68,56 % jika dibandingkan dengan
Jumlah Aset Lain-Lain (RB) tahun 2012 sebesar Rp.10.830.000,-
4.2.2.EKUITAS DANA
Jumlah Ekuitas Dana tahun 2013 sebesar Rp. 969.335.900,- terjadi peningkatan
sebesar Rp.291.992.950 atau 43,11 % dibandingkan dengan jumlah ekuitas dana tahun
2012, Ekuitas Dana tahun 2013 terdiri dari :
a.
Ekuitas Dana Lancar Tahun 2013 sebesar Rp.12.851.200 terjadi peningkatan
sebesar Rp.1.847.250 atau 16,79 % dari Ekuitas Dana Lancar tahun 2012 sebesar Rp.
11.003.950,- yang merupakan kekayaan bersih SKPD yang bersifat lancar per
tanggal 31 Desember 2013, merupakan selisih antara aset lancar dan kewajiban
jangka pendek. Ekuitas Dana Lancar sebagaimana dimaksud terdiri dari :
(1)
Cadangan Persediaan sebesar Rp. 12.851.200 terjadi peningkatan sebesar
Rp.1.847.250 atau 16,79 % dari cadangan persediaan tahun 2012 sebesar
Rp.11.003.950,- yang merupakan akun penyeimbang dari Persediaan.
b. Ekuitas Dana Investasi Tahun 2013 sebesar Rp 956.484.700,-terjadi peningkatan
sebesar Rp.290.145.700,- atau 43,54% dari jumlah Ekuitas Dana Investasi Tahun
2012 sebesar Rp. 666.339.000,Ekuitas Dana Investasi terdiri dari :
(1)
Diinvestasikan dalam aset tetap tahun 2013 sebesar Rp.937.804.700,- terjadi
peningkatan sebesar
Rp.282.295.700,- atau
43,07
% dari jumlah
Diinvestasikan dalam aset tetap tahun 2012 sebesar Rp.655.509.000,(2)
Diinvestasikan dalam aset lainnya tahun 2013 sebesar Rp.18.680.000 terjadi
peningkatan sebesar Rp.7.850.000 atau 72,48 % dari jumlah Diinvestasikan
dalam aset lainnya tahun 2012 sebesar Rp.10.830.000,-
Secara Umum jumlah Kewajiban ditambah dengan Ekuitas Dana tahun 2013
sejumlah Rp.969.335.900,- terjadi peningkatan
sebesar Rp.291.992.950,-.atau
43,11.% dari jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana tahun 2012 sebesar
Rp.677.342.950,-
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 43 DISESUAIKAN
DENGAN SKPD
MASING-MASING
BAB.V
PENJELASAN ATAS INFORMASI NON KEUANGAN
JANGAN DI IKUTI,HANYA SEBAGAI CONTOH!!!!!!!!!
BIRO KEUANGAN
SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
A. Informasi Tambahan
Semenjak diberlakukan Peraturan Menteri Dalam Negeri 13 Tahun 2006 jo
Peraturan Menteri Dalam Negeri 59 Tahun 2007 dan dengan ditetapkannya Peraturan
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan,
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tatakerja Sekretariat Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat serta Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor
20 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tatakerja Sekretariat Daerah,
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli Gubernur Provinsi Nusa
Tenggara Barat, Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
telah mengalami perubahan Fungsi tugas di beberapa bagian, sehingga menggunakan
Struktur yang baru.
B. Pengungkapan lainnya
1. Domisili tempat Satuan Kerja
Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 6 Tahun
2008 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan
Tatakerja Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Biro Keuangan
adalah salah satu Biro dalam lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Barat yang mempunyai fungsi penting, srategis dan instrumental dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 44 2. Penjelasan mengenai sifat operasi dan kegiatan pokok.
Biro Keuangan sebagai unit kerja Sekretariat Daerah Propinsi NTB
sesuai Pasal 165 ayat (1) Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 20
Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tatakerja Sekretariat Daerah,
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli Gubernur Provinsi
Nusa Tenggara Barat
mempunyai tugas menyiapkan bahan dan materi
penyusunan perumusan
kebijakan, pembinaan, koordinasi,
dan
evaluasi
penyelenggaraan anggaran, kas daerah, akuntansi dan pelaporan, bina anggaran
Kabupaten/Kota, dan perbendaharaan.
Selanjutnya dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 165
ayat (1) Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat diatas,
Biro Keuangan
menyelenggarakan fungsi :
1) Perumusan dan penyiapan pembinaan penyelenggaraan anggaran, kas daerah,
akuntansi dan pelaporan, bina anggaran Kabupaten/Kota, dan perbendaharaan;
2) Perumusan dan penyusunan rencana/program di bidang anggaran, kas daerah,
akuntansi dan pelaporan, bina anggaran Kabupaten/Kota, dan perbendaharaan;
3) Perumusan kebijakan penyelenggaraan di bidang anggaran, kas daerah,
akuntansi dan pelaporan, bina anggaran Kabupaten/Kota, dan perbendaharaan;
4) Koordinasi pelaksanaan tugas di bidang anggaran, kas daerah, akuntansi dan
pelaporan, bina anggaran Kabupaten/Kota, dan perbendaharaan;
5) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang anggaran, kas daerah,
akuntansi dan pelaporan, bina anggaran Kabupaten/Kota, dan perbendaharaan;
6) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan bidang tugasnya.
3. Penjelasan mengenai Sruktur Organisasi.
Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi, Biro Keuangan Sekretariat
Daerah Propinsi NTB sesuai Pasal 166 ayat (1) Peraturan Gubernur Nusa
Tenggara Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan
Tatakerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 45 Staf Ahli Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Biro Keuangan Sekretariat
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebutkan :
(1) Biro Keuangan, terdiri dari :
a. Kepala Biro Keuangan;
b. Kepala Bagian Anggaran;
c. Kepala Bagian Kas Daerah ;
d. Kepala Bagian Akuntansi dan Pelaporan;
e. Kepala Bagian Bina Anggaran Kabupaten/Kota;
f. Kepala Bagian Perbendaharaan.
(2) Masing-masing Bagian sebagaimana dimaksud ayat (1), dipimpin oleh Kepala
Bagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Biro
Keuangan.
4. Susunan Organisasi
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 20 Tahun
2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tatakerja Sekretariat Daerah, Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli Gubernur Provinsi Nusa
Tenggara Barat,Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Biro Keuangan
merupakan salah satu Biro dari 9 (sembilan) Biro yang ada dilingkungan
Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pada Pasal 168 Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 20 Tahun 2008
tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tatakerja Sekretariat Daerah, Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli Gubernur Provinsi Nusa
Tenggara Barat, menyebutkan bahwa :
(1). Bagian Anggaran, terdiri dari :
a. Subbagian Anggaran I
b. Subbagian Anggaran II
c. Subbagian Tata Usaha Biro
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 46 (2). Masing-masing subbagian sebagaimana dimaksud ayat (1), dipimpin oleh
Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Bagian Anggaran.
Pada Pasal 173 Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 20 Tahun 2008
tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tatakerja Sekretariat Daerah, Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli Gubernur Provinsi Nusa
Tenggara Barat, menyebutkan bahwa :
(1). Bagian Kas Daerah, terdiri dari :
a. Subbagian Penatausahaan dan Pelaporan;
b. Subbagian Penerimaan dan Pengeluaran I;
c. Subbagian Penerimaan dan Pengeluaran II;
(2). Masing-masing subbagian sebagaimana dimaksud ayat (1), dipimpin oleh
Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Bagian Kas Daerah.
Pada Pasal 178 Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 20 Tahun 2008
tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tatakerja Sekretariat Daerah, Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli Gubernur Provinsi Nusa
Tenggara Barat, menyebutkan bahwa :
Contoh :
(1). Bagian Akuntansi dan Pelaporan, terdiri dari :
a. Subbagian Akuntansi I;
b. Subbagian Akuntansi II;
c. Subbagian Pelaporan Keuangan Daerah.
(2). Masing-masing subbagian sebagaimana dimaksud ayat (1), dipimpin oleh
Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Bagian Akuntansi dan Pelaporan.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 47 Pada Pasal 183 Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 20 Tahun
2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tatakerja Sekretariat Daerah,
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli Gubernur
Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan bahwa :
(1). Bagian Bina Anggaran Kabupaten/Kota, terdiri dari :
a. Subbagian Bina Administrasi Keuangan Kabupaten/Kota;
b. Subbagian Evaluasi Anggaran Kabupaten/Kota;
c. Subbagian Data dan Laporan Keuangan Kabupaten/Kota;
(2). Masing-masing subbagian sebagaimana dimaksud ayat (1), dipimpin
oleh Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Bagian Bina Anggaran Kabupaten/Kota.
Pada Pasal 188 Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 20 Tahun
2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tatakerja Sekretariat Daerah,
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli Gubernur
Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan bahwa :
(1). Bagian Perbendaharaan, terdiri dari :
a. Subbagian Keuangan;
b. Subbagian Bina Bendahara;
c. Subbagian Data dan Dokumentasi Keuangan;
(2). Masing-masing subbagian sebagaimana dimaksud ayat (1), dipimpin
oleh Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Bagian Perbendaharaan.
1. Personalia
Jumlah pegawai pada Biro Keuangan Sekretariat Daerah Propinsi Nusa Tenggara
Barat berdasarkan pangkat/golongan, pendidikan, status kepegawaian berjumlah 124 orang
yang terdiri dari 121 orang Pegawai Negeri Sipil dan 3 orang Pegawai Tidak Tetap.
Rincian PNS adalah sebagai berikut :
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 48 (1). Berdasarkan Eselon :

Eselon II sebanyak
1 orang

Eselon III sebanyak
5 orang

Eselon IV sebanyak
15 orang

Staf PNS sebanyak
90 orang

Staf PTT sebanyak
3 orang
(2). Berdasarkan Golongan :

Golongan IV sebanyak

Golongan III sebanyak 60 orang

Golongan II sebanyak 40 orang

Golongan I sebanyak
4 orang

Pegawai Tidak Tetap
3 orang
7 orang
Dari rincian tersebut diatas, terdapat Jabatan Struktural sebanyak 21 orang dan staf
atau karyawan Non Struktural sebanyak 103 orang.
(3). Berdasarkan Tingkat Pendidikan :

Strata dua ( S2 ) sebanyak
6 orang

Strata satu ( S1) sebanyak
62 orang

Sarjana Muda/Diploma sebanyak

SLTA sebanyak

SLTP/SD sebanyak
6 orang
42 orang
8 orang
(4). Tenaga Honorer yang sudah masuk Data Base untuk pengangkatan CPNS tahun 2009
sejumlah 12 orang, berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dirinci sebagai berikut :

Strata Satu (S1) sebanyak

Sarjana Muda/Diploma dan SLTA sebanyak 6 orang

SLTP/SD sebanyak
5 orang
1 orang
(5). Tenaga Honorer yang sudah masuk Data Base untuk pengangkatan CPNS tahun 2009
namun belum keluar SK CPNS sejumlah 7 orang, berdasarkan tingkat pendidikannya
dapat dirinci sebagai berikut :

Strata Satu (S1) sebanyak
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
5 orang
- 49 
Sarjana Muda/Diploma dan SLTA sebanyak 2 orang

SLTP/SD sebanyak
- orang
(6). Tenaga Honorer yang belum masuk Data Base untuk pengangkatan CPNS sejumlah 3
orang, berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dirinci sebagai berikut :

Strata Satu (S1) sebanyak

Sarjana Muda/Diploma dan SLTA sebanyak 1 orang

SLTP/SD sebanyak
1 orang
1 orang
Daftar Nama-nama PTT yang sudah diangkat CPNS TA 2009 sbb. :
NO
NAMA
NIP
GOL/RUANG
1
Lalu Restu Atmulyadi, SE.
19740714 200901 1 001
III/a
2
Ni Nyoman Tirtha Suari, SE.
19770201 200901 2 001
III/a
3
Titis Aryani, SE.
19790815 200901 2 003
III/a
4
Ni Ketut Widhiastuti, SE.
19840531 200901 2 002
III/a
5
Dody Irawan, SE.
6
Astuti Zubaiti, A.Md.
19780116 200901 2 003
II/c
7
Khairil Tarmizi
19811213 200901 1 005
II/c
8
Lalu Satriawiryasantana
19710927 200901 1 001
II/a
9
Ernawati
19821231 200901 2 002
II/a
10
Baiq Iis Apriany
19830411 200901 2 001
II/a
11
Lanang Mohammad Saleh
19790817 200901 1 005
II/a
12
Idul Adha
19780624 200901 1 003
I/c
KET
III/a
Dari 3 orang yang tidak masuk data base 1 org disebabkan karena kelebihan usia.
Sedangkan 2 orang adalah tenaga honorer pengangkatan baru mulai masuk Tahun 2005.
Dengan sumber pembiayaan ( gaji ) dari APBD Provinsi NTB.
Tahun Anggaran 2009 jumlah PNS yang Pensiun sebanyak 1 orang, yaitu :
NO
NAMA
1 H. Hasanudin
PangkatGol
Pengatur (II/c)
JABATAN
Staf pada Bagian
Anggaran
PENSIUN
TMT. 01-01-2009
Visi dan Misi :
Agar mampu eksis dan unggul dalam persaingan yang semakin ketat dalam lingkungan yang
berubah sangat pesat dewasa ini, suatu Instansi Pemerintah harus terus menerus melakukan
perubahan kearah perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun dalam suatu tahapan yang
konsisten dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja yang
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 50 berorientasi pada pencapaian hasil atau manfaat yang optimal. Visi adalah cara pandang jauh
kedepan kemana Instansi Pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif.
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh
Instansi Pemerintah Memperhatikan hal-hal tersebut diatas, maka Visi yang dikembangkan
oleh Biro Keuangan Setda Propinsi NTB adalah sebagai berikut :
Terwujudnya Manajemen Pengelolaan Keuangan Daerah yang Efektif, Efisien, Transparan
dan Akuntabel Untuk Mendukung Percepatan NTB “BerSaing”
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan Instansi Pemerintah dan sasaran yang
ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu melalui penerapan strategi yang telah dipilih.
Proses perumusan Misi Instansi Pemerintah harus memperhatikan masukan pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dan memberikan peluang untuk perubahan / penyesuaian sesuai
dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategik.
Dengan memperhatikan uraian Visi tersebut maka sebagai implementasinya ditentukanlah Misi
Biro Keuangan Setda Propinsi NTB sebagai berikut :
1. Meningkatkan Tertib Penyusunan dan Penetapan APBD yang Tepat Waktu dan
Tepat Sasaran
2. Mewujudkan Penata Usahaan APBD berbasis Komputerisasi untuk mempercepat
pelayanan.
3. Menyajikan Laporan dan Pertanggung Jawaban Keuangan Daerah Sesuai Standar
Akutansi Pemerintahan.
4. Meningkatkan Tertib Administrasi Pengelolaan Keuangan Daerah Melalui Penataan
Dokumen dan Arsip Keuangan Daerah Yang Handal.
5. Meningkatkan Koordinasi dan Pembinaan Anggaran Kabupaten / Kota.
C Ketentuan Perundang-Undangan Yang Menjadi Landasan
Kegiatan Operasionalnya
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan kegiatan
operasional pemerintahan daerah mendasarkan pada ketentuan perundang-undangan
sebagai berikut :
1. UU No. 1 Tahun 1945, dengan prinsip otonomi berdasarkan kedaulatan rakyat;
2. UU No. 22 Tahun 1945, dengan prinsip otonomi sebanyak banyaknya;
3. UU No. 1 Tahun 1957. dengan prinsip otonomi yang rill dan seluas-luasnya;
4. PerPresNo. 6 Tahun 1959;
5. UU No. 18 Tahun 1965, dengan prinsip otonomi yang riil dan seluas-luasnya.
6. UU No. No. 5 Tahun 1974. dengan prinsip otonomi nyata dan bertanggungjawab;
7. UU No. 22 Tahun 1999. dengan prinsip otonomi seluas-luasnya. nyata dan
bertangungjawab;
8. UU No. 32 Tahun 2004, dengan prinsip otonomi luas. nyata dan bertanggungjawab.
D. Kejadian Penting Selama Periode Pelaporan
Contoh :
a. Penggantian Manajemen
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
- 51 Pada awal terbentuknya Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Biro
Keuangan telah mengalami pergantian Pimpinan sebanyak 11 kali sebagaimana
dibawah ini :
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
NAMA
Made Tjingak
I Nyman Bambang
H. Jalaludin, SH.
H. M. Syareh, SH.
Drs. I Ketut Ginantra
Drs. M. Zain
Drs. I Wayan Brata
Drs. I Ketut Aryana
Drs. H. Rachmad
Drs. H. Masjur
Drs. Lalu Suparman
H. Awaluddin, SE.
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
MASA JABATAN
1958 s/d 1963
1963 s/d 1965
1965 s/d 1970
1970 s/d 1975
1975 s/d 1982
1982 s/d 1987
1987 s/d 1989
1989 s/d 1992
1992 s/d 1995
1995 s/d 2004
2004 s/d 2005
2005 s/d saat ini
KETERANGAN
- 52 -
BAB. VI
PENUTUP
Dalam Penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) ini, kami menyadari
sepenuhnya bahwa Catatan atas Laporan Keuangan yang telah kami sajikan masih belum
sempurna, dalam arti belum sesuai dengan yang diharapkan.
Catatan atas Laporan Keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) Nomor 24 Tahun 2005 serta PP Nomor 58 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, namun demikian karena terbatasnya SDM maka belum sepenunhya mengikuti sistim
dan prosedur akuntansi keuangan daerah sebagaimana diatur didalamnya.
Oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak dengan maksud untuk
penyempurnaan Catatan atas Laporan Keuangan lebih lanjut sehingga berguna bagi pihakpihak yang berkepentingan (Stake Holders). Semoga dapat bermanfaat.
Mataram, 31 Desember 2013
Kepala Dinas/Badan/UPTD..........
(.....................................)
NIP............................
Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2013
Download