SENDI-SENDI REVOLUSI MENTAL III. PERTUMBUHAN DAN

advertisement
SENDI-SENDI REVOLUSI MENTAL
III. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN OTAK (BRAIN DEVELOPMENT)
Pertumbuhan Dan Perkembangan Struktur dan Fungsi Otak
Otak mulai tumbuh dan berkembang sejak bayi masih dalam kandungan, tepatnya
setelah usia kehamilan 8 minggu. Susunan saraf pusat atau otak merupakan organ
yang pertama kali terbentuk. Pada awalnya dimulai dengan pembentukan lempeng
saraf (neural plate) pada sekitar hari ke-16 kehamilan. Kemudian, lempeng saraf ini
menggulung membentuk tabung saraf (neural tube) pada hari ke-22. Dan mulailah
diproduksi sel-sel saraf.
Nah, pada hari ke­35 kehamilan atau sekitar minggu
kelima, mulai terlihat cikal-bakal otak besar di ujung tabung saraf. Selanjutnya,
terbentuklah batang otak, otak kecil dan bagian-bagian lainnya. Mulai usia delapan
minggu kehamilan, terjadilah produksi sel saraf luar biasa cepatnya, kira-kira
mencapai 250 ribu per detik. Pertumbuhan dan perkembangan otak juga
berlangsung cepat sekali, terutama mulai di trimester ketiga, kira-kira saat kehamilan
berumur 25 minggu hingga anak berusia 2 tahun.
Proses perkembangan otak seseorang, 90% terjadi pada 5 tahun pertama hidupnya.
Ini berarti masa balita menjadi sangat penting bagi perkembangan otak. Proses
perkembangan otak di setiap fase dipengaruhi oleh faktor-faktor penting, yang
meliputi; pengalaman sehari-hari, respons yang diterima, asupan nutrisi, aktivitas
dan yang tak kalah penting adalah faktor genetis.
Mari kita pelajari tahapan perkembangan otak, sehingga bisa memastikannya
berlangsung baik.
DEVELOPMENT
Proses tahapan perkembangan otak
PERKEMBANGAN OTAK
MAKSIMAL
Growth
Mayza.A
1. Janin – 5 tahun
Pada lima tahun pertama kehidupan si kecil ini, fase perkembangan otaknya
terbagi atas dua tahap :
a. 0 – + 10 bulan (Janin)
Pada masa ini bagian-bagian otak mulai terbentuk, neuron (sel saraf)
mulai tumbuh. Ini adalah masa paling penting dalam proses
perkembangan otak anak karena akan terbentuk lebih dari 100 milyar sel
sel saraf / neuron. Agar proses perkembangan ini berlangsung optimal, ibu
yang sedang mengandung perlu mengatur pola hidup selama masa
kehamilan. Ibu hamil harus menjauhi rokok, alkohol, obat-obatan, dan
menghindari bahan-bahan yang mengandung logam berat, karena bisa
mengganggu pertumbuhan otak janin; ibu hamil juga disarankan untuk
tetap rilaks (tidak mengalami stres), mengonsumsi cukup asam lemak
essential seperti AA,DHA, Asam folat, vitamin B6 dan B12. Para ibu juga
diharapkan merangsang proses pembentukan otak janinnya dengan
berbagai sensasi sentuh, dan suara.
Agar perkembangan otak anak berfungsi dengan baik, seorang anak
membutuhkan pengalaman tertentu yang dapat merangsang seluruh
inderanya. Oleh karena itu pemberian stimulus kepada anak sebaiknya
diberikan sejak anak masih berada di dalam kandungan, misal dengan
diajak berbicara, mengelus, membacakan cerita, diperdengarkan musik,
mengaji, sholat dan lain-lain sesuai kebudayaan lokal yang dianut.
Berbagai jenis rangsangan yang diberikan pada bayi dalam kandungan
dapat mengoptimalkan kemampuan otaknya. Selain rangsangan fisik dan
psikis, asupan gizi seimbang berpengaruh besar terhadap pembentukan
otak dan pembentukan daya ingat.
b. Lahir – 6 tahun
Setelah lahir, fase perkembangan otak yang dialami si kecil adalah
pembentukan hubungan-hubungan/koneksi antara bermilyar-milyar sel
saraf yang sudah terbentuk dan pematangan fungsi bagian-bagian otak
yang digunakan untuk mengontrol gerak tubuh, berpikir, dan berpersepsi.
Bagian otak yang paling berkembang pada fase ini adalah Frontal Lobes.
Bagian otak ini mengembangkan emosi, kedekatan, proses perencanaan,
dan daya ingat. Pengenalan dan rasa nyaman anak terhadap diri sendiri
juga berkembang pesat pada masa ini, sementara pengalaman sehari-hari
akan membentuk kenyamanan emosional.
Saat berusia 6 tahun, berat otak anak telah mencapai 95% berat otak
orang dewasa dan proses pematangan fungsi otak pada periode tumbuhkembang ini membutuhkan energi dalam jumlah banyak dibandingkan
periode lain.
Pada masa pematangan fungsi otak ini, hal yang penting
dipersiapkan adalah asupan nutrisi yang baik dan lingkungan yang
kondusif untuk menstimulasi kerja otak agar optimal. Nutrisi yang penting
untuk pematangan fungsi otak ini adalah asam lemak essensial seperti
AA, DHA dan EPA, asam amino seperti asam L-Glutamat dan juga
multivitamin seperti Vitamin B kompleks, Vit B12 dan asam folat. Berikan
anak berbagai kesempatan, dan respons pada anak dengan kasih sayang.
Sebaliknya perlakuan negatif atau kasar akan memicu perkembangan
emosi yang tidak stabil di masa depan.
2. Usia sekolah
Proses perkembangan otak di usia sekolah terus berlangsung dan
sebenarnya merupakan bagian dari proses perkembangan hingga dewasa
(usia produktif, siap bekerja)
a. 7 – 12 tahun
Pada tahapan ini hubungan antar saraf, atau dikenal sebagai ‘grey matter’
yaitu proses menyambungkan bagian-bagian otak terus berlangsung.
b. Remaja (12-18 tahun)
Pada masa ini kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan
pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya. Pada tahap ini
perkembangan otak masih terus berjalan dan pertumbuhan otak mencapai
kesempurnaan. System saraf yang berfungsi memproses informasi
berkembang dengan cepat., terjadi reorganisasi lingkaran saraf lobus
frontal/prontal lobe (belahan otak bagian depan sampai pada
belahan/celah sentral). Di mana lobus frontal berfungsi dalam aktivitas
kognitif tingkat tinggi seperti kemampuan merumuskan perencanaan
strategis atau kemampuan mengambil keputusan dan beroprientasi masa
depan. Remaja mampu mengembangkan kemampuan penalaran yang
memberinya suatu tingkat pertimbangan moral dan kesadaran sosial yang
baru, serta pemahaman agama.
Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
• Faktor proteksi
Keluaran yang baik
Stimulasi
lingkungan
positif
Hubungan
dengan
orang tua
Kemiskinan
Anak-anak
Disiplin
yang
sesuai
sekolah
Kurangnya
pendidikan
Rendahnya
pelayanan
kesehatan
Remaja
Keluarga,
lingkungan
negatif
Faktor resiko
dewasa
3. Dewasa muda-Dewasa (18-45 tahun)
Hingga usia dewasa awal (19-40 tahun), kematangan otak manusia baru
tercapai. Terutama, pada bagian korteks prefrontal, yang berfungsi sebagai
pusat perencanaan ( planning ), mencari jalan keluar ( problem solving ),
nalar, emosi, gerakan dan sebagian pusat bicara manusia. Itu artinya, masih
ada banyak kesempatan yang mendukung tumbuh-kembang otak selama
proses maturitas otak masih berjalan. Bagian abu-abu (grey matter)
menjadi matang dan semakin aktif di usia yang tahapan
perkembangan ( milestone ) kognitif dan fungsionalnya juga semakin
matang.
Pemikiran dewasa muda menunjukkan perubahan yang signifikan.
Masyarakat yang komplek memiliki pertimbangan yang praktis akan
mengubah bentuk logika kaum muda yang idealis. Sehingga orang
dewasa muda menjadi lebih konkrit dan pragmatis sebagai tanda
kedewasaan. Kemampuan kognitif terus berkembang selama masa
dewasa. Tetapi beberapa kemampuan kognitif mengalami kemerosotan
seiring pertambahan usia terutama pada masa dewasa akhir akan
tetapi hal ini dapat ditingkatkan kembali melalui serangkaian pelatihan
yang kita sebut dengan stimulasi kognitif.
4. Pra lansia- lansia (45-60 tahun - >60 tahun)
Seiring dengan berjalannya waktu, akan terjadi penurunan berbagai fungsi
organ tubuh. Penurunan fungsi ini disebabkan karena berkurangnya jumlah
sel secara anatomis. Selain itu berkurangnya aktivitas, asupan nutrisi yang
kurang, polusi, serta radikal bebas sangat mempengaruhi penurunan fungsi
organ-organ tubuh pada lansia.
Suatu penelitian di Inggris terhadap 10.255 orang lansia di atas usia 75 tahun,
menunjukkan bahwa pada lansia terdapat gangguan-gangguan fisik yaitu
arthritis atau gangguan sendi (55%), keseimbangan berdiri (50%), fungsi
kognitif pada susunan saraf pusat (45%), penglihatan (35%), pendengaran
(35%), kelainan jantung (20%), sesak napas (20%), serta gangguan
miksi/ngompol (10%). Dari sekian gangguan yang mungkin akan terjadi pada
lansia dapat mengakibatkan terganggunya atau menurunnya kualitas hidup
pada lansia sehingga usia harapan hidup (life expectancy) juga akan
menurun (Sulianti, 2000). Walaupun terjadi penurunan fungsi pada lansia
secara fisiologis, hal yang perlu diperhatikan kepada para lansia adalah
Quality of Life (kualitas hidup). Quality of life adalah kemampuan seseorang
dalam menjalankan kehidupannya baik di tingkat sosial, mental dan mencapai
kesejahteraan bukan hanya terhindar dari penyakit.
Menurunnya fungsi kognitif, gejala ringan adalah mudah lupa dan jika parah
akan menyebabkan kepikunan, sering kali dianggap sebagai masalah biasa
dan Merupakan hal yang wajar terjadi pada mereka yang berusia lanjut.
Padahal, Menurunnya kemampuan kognitif yang ditandai dengan banyak
lupa merupakan Salah satu gejala awal kepikunan.
Kognitif adalah kemampuan pengenalan dan penafsiran seseorang terhadap
Lingkungannya berupa perhatian, bahasa, memori, visuospasial, dan fungsi
memutuskan. Penurunan dari fungsi kognitif biasanya berhubungan dengan
penurunan fungsi belahan kanan otak yang berlangsungnya lebih cepat dari
pada yang kiri. Tidak heran bila pada para lansia terjadi penurunan berupa
kemunduran daya ingat visual (misalnya, mudah lupa wajah orang), sulit
berkonsentrasi, cepat beralih perhatian. Juga terjadi kelambanan pada tugas
motorik sederhana seperti berlari, mengetuk jari, kelambanan dalam persepsi
sensoris serta dalam reaksi tugas kompleks. Sifat gangguan ini sangat
individual, tidak sama tingkatnya satu orang dengan orang lain. Kemunduran
yang paling dominan ditemui adalah menurunnya kemampuan memori atau
daya ingat ( Sulianti, 2000). Namun, kebanyakan proses lanjut usia ini masih
dalam batas-batas normal berkat proses plastisitas. Proses ini adalah
kemampuan sebuah struktur dan fungsi otak yang terkait untuk tetap
berkembang karena stimulasi. Sebab itu, agar tidak cepat mundur proses
plastisitas ini harus terus dipertahankan ( Kusumoputro, 2003 ).
Stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belahan kanan perlu diberikan
porsi yang memadai, baru palatihan atau permainan yang prosedurnya
membutuhkan konsentrasi atau atensi, orientasi (tempat, waktu, dan situasi)
dan memori.
Usia bertambah tingkat kesegaran jasmani akan turun. Penurunan
Kemampuan akan semakin terlihat setelah umur 40 tahun, sehingga saat usia
lanjut Kemampuan akan turun antara 30-50%,( Kusmana, 1992 ). Oleh
karena itu, bila Para usia lanjut ingin berolahraga atau meningkatkan
kebugaran fisiknya harus memilih jenis kegiatan olahraga yang sesuai
dengan umurnya, dan kemungkinan adanya suatu penyakit seperti
aterosklerosis, arthritis dan osteoporosis dan Penyakit degenerative lainnya.
Pemberian latihan olahraga pada usia lanjut dimulai dengan intensitas dan
waktu yang ringan kemudian meningkat secara pelahan-lahan serta tidak
bersifat kompetitif/ bertanding. Latihan olahraga bagi lanjut usia mempunyai
manfaat besar karena dapat meningkatkan kemampuan aerobik yaitu akan
meningkatkan aliran dan volume pasokan darah yang membawa oksigen ke
organ-organ tubuh terutama ke organ otak. Hal ini didukung oleh penelitian
selama 10 tahun pada pria usia lanjut berdasarkan data dari Finlandia, Italia
dan Belanda oleh B. M. van Gelder dan kawan-kawan (2004) tentang
hubungan aktifitas fisik dengan penurunan kognitif. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa penurunan Intensitas dan durasi aktifitas akan
mempercepat proses penurunan fungsi kognitif. Potensi kerja otak selain
dapat ditingkatkan dengan meningkatkan Kebugaran fisik secara umum juga
dapat dilakukan dengan pelatihan otak yang bermanfaat untuk
mempertahankan kekuatan otak agar kemampuannya tidak menurun dengan
merangsang otak setiap harinya sehingga diharapkan
dapat
mempertahankan bahkan meningkatkan kemampuan fungsi kognitifnya
Download