BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori-teori dasar
Teori adalah seperangkat konsep, penjelasan, dan prinsip yang
terorganisasi mengenai beberapa aspek pengalaman manusia. Dalam buku Teori
Komunikasi Massa, Edisi 15: Dasar, pergolakan, dan ,massa depan, Stanley dan
Dennis mendefinisikan teori sebagai sintetis dari dua atau lebih pandangan teori
yang lebih terbuka. Dengan asumsi bahwa ada sejumlah cara berbeda dalam
memahami bagaimana komunikasi berfungsi dalam dunia kita yang kompleks,
Stephen Littlejohn dan Karen Foss (2008:14).
Teori-teori dasar yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah teoriteori yang menjadi dasar pondasi teori khusus yang berhubungan dengan topik
yang peneliti ambil.
2.1.1. Teori Komunikasi
Pengertian komunikasi secara etimologis berasal dari kata Latin,
Communicatio. Istilah ini bersumber dari perkataan Communis yang berarti sama;
sama disini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi
apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh
komunikator dan diterima oleh komunikan. Effendi. (2003: 30). Jika tidak terjadi
kesamaan makna antara kedua aktor komunikasi (communication actor) yakni
komunikator dan komunikan itu, dengan kata lain komunikan tidak mengerti
pesan yang diterimanya, maka komunikasi tidak terjadi.
6 7 Dikutip dari buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,
Mulyana.
(2008:42). Beberapa definisi komunikasi yaitu:
1. Komunikasi: Transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan
sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur,
grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya
disebut komunikasi. (Bernard dan Gary A. Steiner)
2. Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi
terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.
(Theodore M. Newcomb)
3. Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)
menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk
mengubah perilaku orang lain (kominikate). (Carl I. Hovland)
4. Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesankepada
penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi penerima. (Everett
M. Rogers)
5.
Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan
mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar
membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan
dimaksudkan komunikator. (Raymond S. Ross)
6. Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut “Who Says What In Which Channel To Whom
With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa
Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? (Harold Laswell).
8 Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman”.
Sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi
dalam pengertian berbagai pengalaman. Mulyana. (2008:42).
Komponen komunikasi adalah hal hal yang harus ada agar komunikasi
bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell, komponen-komponen
komunikasi adalah:
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan
pesan kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh
satu pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada
komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran
dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima
pesan dari pihak lain
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas
isi pesan yang disampaikannya.
6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana
komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
2.1.2. Fungsi Komunikasi
Dikutip dari buku Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Effendi. (2003:55)
membagi fungsi komunikasi menjadi 5 :
9 a. Menginformasikan (to inform)
b. Mendidik (to educate)
c. Menghibur (to entertain)
d. Mempengaruhi (to influence)
2.1.3
Model Komunikasi
Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak,
dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut.
Menurut Sereno dan Monterseb, suatu model komunikasi merupaka
deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.
Mulyana. ( 2008:121)
Menurut Stewart L. Tubss dan Sylvia Moas dikutip dari buku Sosiologi
Komunikasi, Bungin. (2007 :253-254) menjelaskan 3 model komunikasi :
1.
Model Komunikasi Linear
Yaitu model komunikasi satu arah (one-way view of communication).
Dimana komunikator memberikan suatu stimulus dan komunikan
memberikan respon atau tanggapan yang diharapkan, tanpa mengadakan
seleksi dan interpretasi. Seperti teori jarum hipodermik
(hypodermic
needle theory), asumsi-asumsi teori ini yaitu ketika seseorang memersuasi
orang lain, maka ia “menyuntikkan satu ampul” persuasi kepada orang lain
itu, sehingga orang lain tersebut melakukan apa yang ia kehendaki.
10 2.
Model Komunikasi Dua Arah
Adalah model komunikasi interaksional, merupakan kelajutan dari
pendekatan linier. Pada model ini, terjadi komunikasi umpan balik
(feedback) gagasan. Ada pengirim (sender). Dengan demikian, komunikasi
berlangsung dalam proses dua arah (two-way) maupun proses peredaran
atau perputaran arah (cyclical process), sedangkan setiap pratisipan
memiliki peran ganda, di mana pada satu waktu bertindak sebagai sender,
sedangkan pada waktu lain berlaku sebagai receiver, terus seperti itu
sebaliknya.
3.
Model komunikasi Transaksional
Yaitu komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan
(relationship) di antara dua orang atau lebih. Proses komunikasi ini
menekankan semua perilaku adalah komunikatif dan masing-masing pihak
yang terlibat dalam komunikasi memiliki konten pesan yang dibawanya
dan saling bertukar dalam transaksi.
2.1.4
Proses Komunikasi
Teknik berkomunikasi adalah cara atau “seni” penyampaian suatu pesan
yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan
dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah
pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi,
keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran dan sebagainya. Effendy. (2008:6)
11 Dikutip dari buku Dinamika Komunikasi, Effendy. (2008:6-7). Beliau
mengatakan bahwa yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana caranya
agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau
efek tertentu pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan
menurut kadarnya, yakni:
a. Dampak kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan
dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya, di sini pesan yang
disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan.
Dengan lain perkataan, tujuan komunikator hanyalah bekisar pada upaya
mengubah pikiran dari komunikan.
b. Dampak afektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Di sini
tujuan komunikator bukan hanya sekadar komunikan tahu, tetapi tergerak
hatinya; menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu,
sedih, gembira, marah dan sebagainya.
c. Dampak behavioral yang paling tinggi kadarnya, yakni dampak yang
timbul pada komunikan dalam benuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.
2.1.5
Komunikasi Massa
Yang dimaksudkan dengan komunikasi massa (mass communication) di
sini ialah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar
yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan
kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Effendi.
(2003:79).
12 Dikutip dari buku Sosiologi Komunikasi, Bungin. (2007 : 72),
komunikator dalam komunikasi massa adalah:
1. Pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi telematika
modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi, maka informasi ini
dengan epat ditangkap oleh publik.
2. Komunikator dalam penyebaran informsi mencoba berbagi informasi,
pemahaman, wawasan dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang
tersebar di mana tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka.
3. Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili
institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran
informasi itu.
Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat
untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami karakteristik
komunikasi massa, yakni diuraikan sebagai berikut, Effendi. (2003:8183):
a. Komunikasi Massa Bersifat Umum
Pesan yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka
untuk semua orang. Benda-benda tercetak, film, radio, dan televisi
apabila dipergunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan
organisasi yang tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi massa.
13 b. Komunikan Bersifat heterogen
Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang yang
heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi
yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari
berbagai lapisan masyarakat, mempunya pekerjaan yang berjenis-jenis;
oleh karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup
dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.
Komunikan dalam komunikasi massa adalah sejumlah orang yang
disatukan oleh suatu minat yang sama yang mempunyai bentuk tingkah
laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama.
Meskipun demikian, orang-orang yang tersangkut tidak saling mengenal.,
berinteraksi secara terbatas., dan tidak terorganisasikan.
c. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Yang dimaksud keserempakan disini ialah keserempakan kontak
dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari
komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam
keadaan terpisah. Radio dan televisi dalam hal ini melebihi media
tercetak, karena yang teakhir dibaca pada waktu yang berbeda dan
lebih selektif.
14 d. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non-pribadi
Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan
komunikan bersifat non-pribadi, karena komunikan yang anonim
dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang
bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non-pribadi ini timbul
disebabkan teknologi dari penyebaran yang massal dan sebagian lagi
dikarenakan syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat
umum.
2.1.6
Fungsi Komunikasi Massa
Dikutip dari buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Komala.
(2007:14-17), fungsi komunikasi massa menurut Dominick terdiri dari :
a. Pengawasan (surveillance)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama:
a. Pengawasan Peringatan (warning or beware surveillance)
Fungsi
pengawasan
peringatan
terjadi
ketika
media
massa
menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya
gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau
adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat
menjadi ancaman. Sebuah stasiun televisi mengelola program untuk
menayangkan sebuah peringatan atau menayangkannnya dalam
jangka panjang. Sebuah surat kabar memuat secara berseri, bahaya
polusi udara dan pengangguran. Kendari banyak informasi yang
15 menjadi peringatan atau ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat
oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang
ancaman itu.
b. Pengawasan Instrumental (instrumental surveillance)
Fungsi
pengawasan
instrumental
adalah
penyampaian
atau
penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu
khayalak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang
sedang dimainkan dibioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa
efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep masakan dan
sebagainya, adalah contoh-contoh pengawasan instrumental.
c. Penafsiran (Interpretation)
Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media
massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan
penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau
industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang
dimuat atau ditayangkan. Contoh nyata penafsiran media dapat dilihat
pada halaman tajuk rencana (editorial) surat kabar. Penafsiran ini
berbentuk komentar dan opini yang ditujukan kepada khayalak
pembaca, serta dilengkapi perspektif (sudut pandang) terhadap berita
yang disajikan pada halaman lainnya. Penafsiran tidak terbatas pada
tajuk rencana. Rubrik artikel yang disajikan pun memberikan analisis
kasus di belakang peristiwa yang menjadi berita utama, misalnya
tentang kebijakan pemerintah, pemilihan umum dan lainnya.
16 d. Pertalian (Linkage)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam,
sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan
minat yang sama tentang sesuatu.
e. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai)
Fungsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mengacu kepada cara,
dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media
massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar
dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana
mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain,
media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan
untuk menirunya.
Di antara semua media massa, televisi sangat berpotensi untuk
terjadinya sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) pada anak muda,
terutama anak-anak yang telah melampaui usia 16 tahun, yang banyak
menghabiskan waktunya menonton televisi dibanding kegiatan
lainnya,
kecuali
tidur.
Beberapa
pengamat
memperingatkan
kemungkinan terjadinya disfungsi jika televisi menjadikan salurannya
terutama untuk sosialisasi (penyebaran nilai-nilai). Sebagai contoh,
maraknya tayangan kekerasan di stasiun televisi dapat mebentuk
sosialisasi bagi anak muda yang menontonnya, yang mebuat anak
muda berpikir bahwa metode kekerasan adalah wajar dalam
memecahkan persoalan hidup.
17 f. Entertainment (Hiburan)
Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media
menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang
mengutamakan sajian hiburan, hampir tiga perempat bentuk siaran
televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. Begitu pu n radio
siaran, siarannya banyak memuat acara hiburan. Memang ada
beberapa stasiun televisi dan radio siaran yang lebih mengutamakan
tayangan berita. Demikian pula halnya dengan majalah.
Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi,
khayalak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya. Melalui
berbagai macam acara di radio siaran pun masyarakat dapat
menikmati hiburan. Sementara surat kabar dapat melakunan hal
tersebut dengan memuat cerpen, komik, teka teki silang (TTS), dan
berita yang mengandung human interest (sentuhan manusiawi).
2.1.7
Media Massa
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change,
yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama
media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan.
Bungin. (2007:85-86)
a. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai
media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat
18 mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi
masyarakat yang maju.
b. Selain itu, media massa juga manjadi media informasi, yaitu media
yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Dengan informasi yang terbuka dan jujur dan benar disampaikan
media massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi
masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka
dengan informasi, sebaiknya pula masyarakat akan menjadi
masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan
informasi dengan jujur kepada media massa. Selain itu informasi yang
banyak dimiliki oleh masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai
masyarakat
dunia
yang
dpat
berpartisipasi
dengan
berbagai
kemampuannya.
c. Terakhir, media massa sebagai hiburan. Sebagai agent of change,
media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap
saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya.
Sebagai agent of change yang dimaksud adalah juga mendorong agar
perkembangan budaya itubermanfaat bagi manusia bermoral dan
masyarakat sakinah, dengan demikian media massa juga berperan
untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak
peradaban manusia dan masyarakatnya.
Perkembangan komunikasi massa dimulai oleh pers, disusul oleh
film, diikuti oleh radio, selanjutnya oleh televisi. Effendy. (2008:56).
19 2.1.8
Perkembangan Televisi
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling
berpengaruh pada kehidupan manusia. Tayangan televisi dijelajahi
hiburan, berita dan iklan.
Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai
pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya
pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan,
Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI
dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) hingga sekarang.
Komala. (2007:136).
2.1.9
Fungsi Televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat
kabar dan radio siaran), yakni memberiinformasi, mendidik, menghibur
dan membujuk. Komala (2007:137).
2.1.10 Karakteristik Televisi
Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar
dan majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran
dengan indra pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra
penglihatan. Komala (2007:137-140)
20 a. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yakni didengar sekaligus dapat dilihat
(audiovisual). Jadi, apabila khayalak radio siaran mendengar katakata, musik dan efek suara, maka khayalak televisi dapat melihat
gambar yang bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih
penting daripada kata-kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara
harmonis. Betapa menjengkelkan bila acara televisi hanya terlihat
gambarnya tanpa suara, atau suara tanpa gambar.
b. Berfikir dalam gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar.
Pertama, adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang
mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam
proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan
objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya
sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Objek tersebut
bisa manusia, benda dan kegiatan lain sebagainya.
Tahap
kredua
dari
proses
berpikir
dalam
gambar
adalah
penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual
sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna
tertentu.
21 c. Pengoperasian lebih kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih
kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk meayangkan
acara siaran berita saja dapat melibatkan 10 orang. Mereka terdiri dari
produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio, pemadu
gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru audio, juru rias,
juru suara dan lain-lain. Peralatan yang digunakannya pun lebih
banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus
dilakukan oleh orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian
media televisimlebih mahal daripada surat kabar, majalah dan radio
siaran.
2.1.11 Reality Show
Reality show berasal dari kata real yang berarti asli, tidak
direkayasa. Kejadian diambil dari kehidupan sehari-hari masyarakat apa
adanya. Reality show merupakan program televisi yang menayangkan
realties atau realita kehidupan seseorang, biasanya bukan seorang public
figure, melainkan masyarakat biasa atau orang awam.
Program ini mencoba menyajikan sesuatu yang nyata (riil) dengan
cara yang sealamiah mungkin tanpa rekayasa. Sesuai dengan namanya,
maka program menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan, atau
hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya. Terdapat beberapa
bentuk reality show, yaitu:
22 •
Hidden camera atau kamera tersembunyi : Ini merupakan program
yang paling realitas yang menunjukkan situasi yang dihadapi
seseorang
secara
sebenarnya.
Kamera
ditempatkan
secara
tersembunyi yang mengamati gerak-gerik atau tingkah laku subjek
yang berada di tengah situasi yang sudah disiapkan sebelumnya
(rekayasa)
•
Competition show : Program ini melibatkan beberapa orang yang
saling bersaing dalam kompetisi yang berlangsung selama beberapa
hari atau minggu untuk memenangkan perlombaan permainan (game)
atau pertanyaan. Setiap peserta akan tersingkir satu persatu melalui
pemungutan suara (voting), baik oleh peserta sendiri ataunpun
audien. Pemenangnya adalah peserta yang paling akhir bertahan.
•
Relationship show : Seorang kontestan harus memilih satu orang
dari sejumlah orang yang berniat untuk menjadi pasangannya. Para
peminat harus bersaing untuk merebut perhatian kontestan agar tidak
tersingkir dari permainan.pada setiap episodenya ada satu peminat
yang harus disingkirkan.
•
Fly on the wall : Program yang memperlihatkan kehidupan seharihari dari seseorang (biasanya orang terkenal) mulai dari kegiatan
pribadi hingga aktivitas profesionalnya. Dalam hal ini kamera
membuntuti kemana saja orang bersangkutan pergi.
•
Mistik : Program ini berkaitan dengan hal-hal supranatural
menyajikan tayangan-tayangan yang terkaiit dengan dunia gaib, para
23 normal, klenik, praktik spiritual magis, mistik, kontak dengan roh,
dan lain-lain. Program mistik merupakan program yang paling
diragukan realitasnya. Apakah peserta benar-benar melihat makhluk
halus atau tidak, dan apakah penampakan itu betul-betul ada atau
tidak. (Morisan, M.A. , 2008 : 217 ).
2.2
Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas
Teori-teori khusus adalah teori yang lebih spesifik berhubungan dengan
topik skripsi yang peneliti ambil.
2.2.1 Teori Ketergantungan Sistem Media (Dependency Theory)
Teori Ketergantungan Sistem Media semakin seseorang
menggantungkan kebutuhannya untuk dipuaskan oleh penggunaan media,
semakin penting peran media dalam hidup orang tersebut, sehingga
semakin besar pengaruh yang dimiliki media. J. Baran (2010:340).
Melvin
DeFleur
dan
Sandra
Ball-Rokeach
(1975)
telah
memberikan penjelasan yang lebih utuh ke dalam beberapa penjelasan.
Pertama, “dasar pengaruh media dasar terletak pada hubungan
antara sistem sosial yang lebih besar, peranan media di dalam sistem
tersebut, dan hubungan khalayak terhadap media”. Efek terjadi, bukan
karena semua media berkuasa atau sumber yang kuat yang mendorong
kejadian tersebut, tetapi karena media bekerja dengan cara tertentu dalam
24 sebuah sistem sosial tertentu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan
khalayak tertentu.
Kedua, “derajat ketergantungan khalayak terhadap informasi
media adalah variabel kunci dalam memahami dan bagaimana pesan
media mengubah keyakinan, perasaan, atau perilaku khalayak. Kejadian
dan bentuk efek media akhirnya bergantung pada khalayak serta
berhubungan dengan seberapa penting sebuah pesan tertentu terhadap
mereka. Penggunaan media oleh orang-orang menentukan pengaruh
media. Jika kita bergantung pada banyak sumber media uantuk
mendapatkan informasi mengenai suatu peristiwa, maka peranan media
lebih sedikit daripada jika kita bergantung sepenuhnya pada sumber
media yang sedikit.
Ketiga, “dalam masyarakat insustri, kita menjadi semakin
bergantung pada media (a) untuk memahami dunia sosial, (b) untuk
bertindak dengan benar dan efektif dalam masyarakat, serta (c) untuk
fantasi dan pelarian”. Ketika dunia berubah semakin cepat, maka kita
tidak hanya semakin besar membutuhkan media untuk membantu kita
memahami dan mengerti respon terbaik yang membantu kita santai dan
bertahan, tetapi juga kita pada akhirnya tahu sebagian besar dunia
melalui media tersebut.
Terakhir, yang keempat, semakin besar kebutuhan sehingga
semakin besar ketergantungan… semakin besar kemungkinan” bahwa
media dan pesan yang mereka produksi akan memiliki efek. Tidak semua
25 orang dapat dipengaruhi secara sama oleh media. Mereka yang memiliki
kebutuhan yang lebih, yang lebih bergantung pada media, akan paling
terpengaruh. J. Baran (2010:340-341)
2.2.2 Konsep operasional / kerangka pemikiran
Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak
yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan faktafakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin (2001:73). Definisi
konsep dari tayangan “Jika Aku Menjadi” di Trans TV terhadap
mahasiswa Markom Bina Nusantara adalah:
a. Pengaruh
Pengertian pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2002:849) yaitu : “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari
sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan,
atau perbuatam seeorang.”
b. Tayangan
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tayangan adalah
sesuatu program acara yang dipertunjukkan oleh stasiun televisi.
c. Reality Show
Vivian (2005:203) dalam bukunya “The media of Mass
Communication” menyebutkan pengertian dari reality show adalah
program acara yang dibintangi oleh orang-orang yang bukan aktor
26 dan aktris, tetapi walaupun demikian program acara tersebut masih
diatur oleh skenario yang ditulis oleh produser.
d. Pengetahuan
Yang dimaksud dengan pengetahuan adalah bertambahnya tingkat
pengetahuan dan intelektualitas.
e. Penonton
Penonton disini adalah mahasiswa yang pernah menyaksikan
tayangan yang peneliti ambil. Untuk dapat melakukan penelitian ini
maka harus memperjelas operasional konsepnya. Dan untuk
mengetahui efek kognitif tayangan “Jika Aku Menjadi” di Trans
TV akan diketahui dari operasional konsep.
f. Permasalahan Sosial
Permasalahan sosial disini adalah mengenai apa saja yang menjadi
sumber meningkatnya pengetahuan penonton.
27 Tabel 2.1
Operasional Konsep
Variabel X
Variabel
Program
show Jika
reality
Dimensi
Indikator
-
-
Informasi
Aku
pernah menyaksikan tayangan
Jika Aku Menjadi
Menjadi
-
Menyukai program Jika Aku
Menjadi
-
Informasi bertambah setelah
menyaksikan tayangan Jika
Aku Menjadi
-
Merasakan efek positif setelah
menonton tayangan Jika Aku
Menjadi
-
Menyukai
penampilan
dari
presenter
-
Hiburan
-
Tanggapan positif mengenai
tayangan Jika Aku menjadi
-
Merasa
terhibur
setelah
28 menyaksikan tayangan Jika
Aku Menjadi
-
Waktu penayangan acara Jika
Aku Menjadi sudah tepat
Variabel Y
Variabel
Pengetahuan
Dimensi
-
Kognitif
Indikator
-
masyarakat
Mengetahui
dan
menyukai
program Jika Aku Menjadi
-
Mengetahui format atau jenis
tayangan Jika Aku Menjadi
-
Mengetahui
daerah
yang
menjadi lokasi syuting
-
Mengetahui berbagai macam
makanan
khas
daerah
Mengetahui
cara
mengolah
makanan
khas
daerah
setempat
-
setempat
-
Mengetahui cara menyajikan
dan menyantap makanan khas
daerah setempat
29 -
mengetahui
cara
hidup
masyarakat
daerah
pelosok
untuk mendapatkan uang
-
mengetahui adanya dinamika
kehidupan
di
pasar-pasar
daerah dan berbagai aktivitas
sosial-ekonomi
-
mengetahui adanya backsound
dalam
tayangan
Jika
Aku
menjadi
-
mengetahui
theme
song/soundtrack
dalam
tayangan Jika Aku Menjadi
-
Afektif
-
Setelah menyaksikan program
Jika
Aku
Menjadi
mendapatkan efek positif.
-
menyukai
penghayatan
presenter membawakan acara
setelah
menonton
tayangan
Jika Aku Menjadi
-
merasa
terharu
setelah
menonton tayangan Jika Aku
30 Menjadi
-
merasa iba dan kasihan kepada
narasumber setelah menonton
tayangan Jika Aku Menjadi
-
lebih
mensyukuri
setelah
menonton
hidup
tayangan
Jika Aku Menjadi
-
Kebutuhan hiburan terpenuhi
setelah menyaksikan program
-
Jika Aku Menjadi.
Download