Menyongsong Penerapan SJSN Tahun 2014

advertisement
Menyongsong Penerapan SJSN Tahun 2014
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan amanat UUD 1945 yang mewajibkan negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat
yang lemah dan tidak mampu, sesuai dengan martabat kemanusiaan. Program ini akan
diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang merupakan penyatuan
dari beberapa BUMN yang ditunjuk, yaitu PT. Jamsostek, PT. Askes, PT. Taspen, dan PT. Asabri.
Dalam penyelenggaraannya, BPJS terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
Dalam APBN 2013, Pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk persiapan pelaksanaan
SJSN, antara lain berupa penyertaan modal negara, peningkatan kapasitas puskemas dan rumah
sakit milik Pemerintah. Selain itu, Pemerintah juga menyediakan anggaran untuk peningkatan
kesadaran masyarakat akan manfaat pelayanan kesehatan, serta anggaran sosialisasi, edukasi
dan advokasi kepada masyarakat tentang SJSN dan BPJS.
Mulai 2014, Pemerintah menanggung iuran bagi masyarakat miskin dan kurang mampu (yang
disebut sebagai Penerima Bantuan Iuran atau PBI) untuk menjamin keikutsertaan mereka dalam
program ini. Dengan berbagai kebijakan tersebut, alokasi belanja negara akan meningkat secara
signifikan.
Program Jaminan Kesehatan Nasional
Mulai 2014, BPJS Kesehatan akan mengelola jaminan kesehatan yang akan memberikan
kepastian jaminan kesehatan bagi setiap rakyat Indonesia. Jaminan ini diberikan dalam bentuk
pelayanan kesehatan perseorangan yang komprehensif, mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan dan pemulihan, termasuk obat dan bahan medis dengan
teknik layanan terkendali mutu dan biaya (managed care).
Program jaminan kesehatan digelar berdasarkan prinsip asuransi sosial dan ekuitas, yaitu
kesamaan dalam memperoleh pelayanan sesuai kebutuhan medis yang tak terkait dengan
besaran iuran yang dibayarkan. Besar iuran ditetapkan sebagai prosentase tertentu dari upah,
bagi mereka yang memiliki penghasilan. Pemerintah akan membayarkan iuran bagi mereka yang
tidak mampu (fakir miskin).
Program Jaminan Ketenagakerjaan Nasional
Program jaminan ketenagakerjaan nasional digelar paling lambat mulai pertengahan 2015 oleh
BPJS Ketenagakerjaan. Program ini meliputi empat jaminan, yaitu (a) kecelakaan kerja, (b) hari
tua, (c) pensiun, dan (d) kematian.
(a) Jaminan Kecelakaan Kerja
Program ini bertujuan untuk memberikan kepastian jaminan pelayanan dan santunan jika tenaga
kerja mengalami kecelakaan saat menuju, menunaikan dan selesai menunaikan pekerjaan.
Jaminan ini juga memberikan pelayanan medis untuk mengatasi berbagai penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Program ini diberikan pada peserta yang membayar iuran, yang besarnya ditetapkan secara
proporsional terhadap upah, dan seluruhnya ditanggung pemberi kerja. Bentuknya berupa
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis, dan uang tunai bagi pekerja yang mengalami
cacat tetap total atau meninggal.
(b) Jaminan Hari Tua
Program ini merupakan program jangka panjang yang diberikan dalam bentuk uang tunai secara
sekaligus saat peserta memasuki masa pensiun. Jika peserta meninggal, program ini bisa
diterimakan kepada ahli waris yang sah.
Program Jaminan Hari Tua digelar berdasarkan prinsip asuransi sosial (asuransi dengan
pembayaran iuran antara pekerja dan pemberi kerja) atau tabungan wajib. Besar manfaat
dihitung berdasarkan akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya.
Program ini diberikan kepada peserta yang membayar iuran, yang besarnya ditetapkan secara
proporsional terhadap upah, dan ditanggung bersama oleh pemberi kerja dan pekerja. Bagi
pekerja tidak menerima upah, besar iuran dalam jumlah nominal, dan ditetapkan oleh
Pemerintah.
(c) Jaminan Pensiun
Program ini dibayarkan secara berkala dalam jangka panjang sebagai substitusi dari penurunan
atau hilangnya penghasilan karena peserta mencapai usia tua (pensiun), mengalami cacat total
permanen, atau meninggal.
Pada dasarnya mekanisme jaminan pensiun digelar berdasarkan asuransi sosial. Namun bagi
pekerja yang tidak memenuhi batas minimal jangka waktu pembayaran iuran, diberi kesempatan
melalui mekanisme tabungan wajib. Pekerja ini mendapatkan uang tunai sebesar akumulasi iuran
dan hasil pengembangannya saat berhenti bekerja.
Sama seperti program Jaminan Hari Tua, peserta jaminan pensiun adalah pekerja yang telah
membayar iuran, yang dihitung secara proporsional terhadap upah, dan ditanggung bersama
oleh pemberi kerja dan pekerja. Bagi pekerja yang tak menerima upah, besar iuran dalam jumlah
nominal dan ditetapkan oleh Pemerintah.
Manfaat jaminan pensiun berupa uang tunai yang diterima setiap bulan sebagai :
- pensiun hari tua, diterima peserta setelah pensiun sampai meninggal dunia;
- pensiun cacat, diterima peserta yang cacat akibat kecelakaan atau akibat penyakit sampai
meninggal dunia;
- pensiun janda/duda yang diterima janda/duda ahli waris peserta sampai meninggal dunia atau
menikah lagi;
- pensiun anak yang diterima anak ahli waris peserta sampai mencapai usia 23 tahun, atau
sampai bekerja atau menikah;
- pensiun orang tua yang diterima orang tua ahli waris peserta lajang sampai batas waktu
tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(d) Jaminan Kematian
Program Jaminan Kematian merupakan program jangka pendek sebagai pelengkap progam
jaminan hari tua, yang dibiayai dari iuran dan hasil pengelolaan dana santunan kematian.
Manfaat jaminan kematian diberikan kepada ahli waris yang sah pada saat peserta meninggal
dunia.
Program ini diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran. Bagi pekerja penerima
upah, iuran dihitung proporsional terhadap upah, dan sepenuhnya dibayar oleh pemberi kerja.
Bagi pekerja yang tidak menerima upah, besar iuran dalam jumlah nominal, dibayar oleh peserta
dan ditetapkan oleh Pemerintah.
Download