Indonesia Ajak Semua Negara Berkontribusi Menghadapi

advertisement
Delegasi Republik Indonesia
Indonesia Ajak Semua Negara Berkontribusi Menghadapi Perubahan Iklim
Paris, 3 Desember 2015 – Indonesia berupaya mengajak semua pihak terutama negara maju
berkontribusi nyata dalam aksi menghadapi perubahan iklim dan menjaga kenaikan suhu bumi tidak
melebihi 2oC. Dalam hal ini posisi Indonesia mencoba menjembatani berbagai kelompok negara dan
kepentingan dengan tetap mengedepankan kepentingan nasional. Secara komitmen dan praktek,
telah sejak lama Indonesia melakukan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim
termasuk yang dilakukan pemerintah daerah dan masyarakat.
Penjelasan tersebut disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam
media briefing Delegasi RI di COP21 Paris, Perancis, (2/12). Di acara tersebut hadir pula Utusan
Khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim Rachmat Witoelar, dan Ketua Dewan
Pengarah Pengendalian Perubahan Iklim Nasional Sarwono Kusumaatamadja, serta moderator Wimar
Witoelar (Yayasan Perspektif Baru).
Siti Nurbaya mengatakan harapan Indonesia terhadap COP21 Paris adalah kesepakatan yang harus
dicapai. Semua pihak harus menjadi solusi. Kesepakatan Paris harus mencerminkan keseimbangan,
keadilan, sesuai prioritas dan kemampuan nasional, serta tidak menghambat pembangunan nasional.
“Kontribusi besar untuk aksi mengurangi risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim diharapkan
dari negara maju dengan mobilisasi pendanaan dan transfer teknologi ramah lingkungan,” kata dia.
Langkah nyata dalam agenda pengendalian perubahan iklim telah dilakukan sejak dulu. Siti Nurbaya
mencontohkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang (RPJM) Indonesia telah
dimuat mengenai upaya mengurangi emisi. Pemerintah daerah yang memiliki wilayah kepulauan juga
telah bergerak untuk menjaga pulau mereka dari dampak perubahan iklim, dan masyarakat dengan
kebijakan lokalnya sudah hidup dengan cara mengatasi perubahan iklim. “Jadi sudah banyak praktekpraktek yang dilakukan Indonesia tapi belum diexplore dan didokumenkan,” kata Siti Nurbaya.
Rachmat Witoelar mengatakan, kecenderungan yang terjadi di COP21 yang sedang terjadi adalah
semua negara makin menyatu untuk menghadapi perubahan iklim agar kenaikan suhu ke depan
tidak melebihi dua derajat celcius. Perjuangan menurunkan emisi tidak bisa hanya dilakukan
Indonesia tapi harus dengan semua negara yang sepandangan sama. Itu kuncinya,” kata dia.
Menurut Sarwono Kusumaatmadja, penurunan emisi dengan program REDD+ masih penting bagi
Indonesia. Pengelolaan lahan gambut menjadi kuncinya terutama untuk mengatasi kebakaran lahan
dan hutan gambut secara jangka panjang. “Dalam tiga hari COP ini, Indonesia tidak diserang
mengenai kebakaran hutan yang kemarin terjadi karena presiden kita menjelaskan secara terus
terang mengenai apa yang terjadi, serta yang telah dan akan Indonesia lakukan,” kata dia.
Sementara itu dalam media briefing, Kamis (3/12), Ketua Pengganti Delegasi Indonesia di COP21
Paris Nur Masripatin, yang juga Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, mengatakan
untuk sidang sesi Ad Hoc Working Group on the Durban Platform for Enhanced Action (ADP) di
COP21 Indonesia menargetkan dapat menghasilkan draft agreement untuk disepekati pada
penutupan COP21 Paris pekan depan. Menurut Nur Masripatin, sampai sidang ADP hari ke-empat
sudah mengarah ke negosiasi detail ke teks. “Semua sepakat ada diferensiasi dan berupaya mencari
kesamaan. Salah satu isu krusialnya adalah kembali tidaknya kepada konvensi namun dalam konteks
ini kelompok negara maju berposisi menolak”. Hal ini dikarenakan beberapa negara berkembang
sudah pada tingkatan yang lebih maju dibanding ketika protokol Kyoto disepakati.
Dalam upaya menurunkan emisi karbon sesuai dengan INDC, Indonesia akan fokus dalam upaya
menurunkan emisi dan membangun ketahanan iklim dari sektor hutan, energi, dan sumber daya air.
Dari sektor energi, Indonesia berupaya menurunkan emisi dengan biofuel, energi terbarukan,
transportasi, sampai mengubah sampai menjadi energi. Sedangkan dari sektor sumber daya air,
membangun sarana yang memadai termasuk membangun karakter masyarakat yang hidup di badan
daerah aliran sungai seperti tidak membuang sampah sembarangan.
Penanggungjawab berita dan kontak:
1. Menteri LHK, Siti Nurbaya, Hp. +628121116061
2. Utusan Khusus Presiden Untuk Perubahan Iklim, +6281282845494
3. Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim, Nur Masripatin, Telp. +628121970235
4. Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, Agus Justianto, +628129199192
Download