BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi Komunikasi adalah

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1
Komunikasi
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi untuk mendapatkan saling
pengertian. 1 Komunikasi juga dapat diartikan sebagai pertukaran pesan verbal maupun non
verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. 2 Tanpa
adanya komunikasi maka tidak akan ada proses interaksi yang terjadi antara satu manusia
dengan yang lainnya. Definisi lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian informasi atau pesan dari komunikator (si penyampai pesan) kepada
komunikan (si penerima pesan) melalui saluran atau media tertentu dengan tujuan untuk
mendapatkan feedback.
Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial
yang bersifat multi dissipliner, definisi – definisi yang diberikan para ahli pun menjadi
semakin banyak dan beragam. Masing – masing memiliki penekanan arti cakupan, dan
konteks yang berbeda satu sama lainnya. Sebagai gambaran, Frank E.X Dance (1976)
dalam buku Human Communication Theory antara lain menginventarisasi 126 buah definisi
tentang komunikasi yang diberikan berbagai ahli. Dari sekian banyak definisi tersebut,
berikut adalah tujuh diantaranya :
1
2
Doni Vardiansyah. Pengantar Ilmu Komunikas. JakGahlia Indonesia. 2004 hal 9
Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakarta. PT Bumi Aksara. 2007 hal 4 - 5
7
8
Menurut Hovland, Jenis & Kelly, 1964, definisi komunikasi adalah suatu proses
melalui seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata –
kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang – orang lainnya (khalayak).
Menurut Berelson dan Steiner, 1964, pengertian komunikasi adalah proses
penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian,
dan lain – lainnya. Melalui penggunaan
7
simbol – simbol seperti kata – kata, gambar – gambar, angka – angka, dan lain – lainnya.
Menurut Laswell, 1960, definisi komunikasi adalah merupakan suatu proses yang
menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dan dengan akibat
atau hasil apa (Who? Says What? In Which Channel? To Whom? With What Effect?).
Menurut Gode, 1959, komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari
yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang
atau lebih.
Menurut Barrlund, 1964, definisi komunikasi yaitu timbul didorong oleh kebutuhan
–
kebutuhan
untuk
mengurangi
rasa
ketidakpastian,
bertindak
secara
efektif,
mempertahankan atau memperkuat ego.
Menurut Ruesch, 1957, pengertian komunikasi adalah suatu proses yang
menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.
9
Sedangkan menurut Weaver, 1949, pengertian komunikasi yaitu seluruh prosedur
melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.
Ketujuh definisi tersebut diatas menunjukkan bahwa komunikasi mempunyai
pengertian yang luas dan beragam, masing – masing definisi mempunyai penekanannya dan
konteks yang berbeda satu sama lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian
komunikasi itu sendiri adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan
pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan diantara dua orang atau lebih
dengan tujuan tertentu. 3
2.2
Komunikasi Massa
Seperti kita ketahui bersama, begitu mudah dan gampang kita untuk mendapatkan
suatu informasi dan hiburan, kapan dan di manapun kita berada selalu saja kita
mendapatkan informasi baik melalui media cetak maupun elektronik, sejalan dengan
perkembangan teknologi komunikasi , media komunikasi massa pun semakin canggih dan
kompleks. Menurut Elvinaro Ardianto yakni : Komunikasi massa adalah pesan yang di
komunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is
message communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi
tersebut dapat di ketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa.
3
Sasa Djuarsa Sendjaja, DKK. Pengantar Komunikasi. Jakarta. Universitas Terbuka. 2005 hal 1-10
10
Jadi, sekalipun komunikasi itu di sampaikan kepada khalayak yang banyak. Media
komunikasi yang termaksud media massa adalah radio siaran dan televise keduanya disebut
sebagai media elektronik , surat kabar dan majalah keduanya di sebut sebagai media cetak,
serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop. 4
2.2.1
Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa menurut Dominick (2001) terdiri dari surveillance
(pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values
(penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan).
1.
Surveillance (Pengawasan).
Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan
tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang
memprihatinkan. Tayangan inflasi atau adadnya serangan militer. Peringatan ini
dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Sebuah stasiun televisi mengelola
program untuk menayangkan sebuah peringatan atau menayangkan dalam jangka
panjang.
2.
Interpretation (Penafsiran).
Fungsi penafsiran hampIr mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak
hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap
kejadian-kejadian penting. Penafsiran tidak terbatas pada tajuk rencana. Rubrik
4
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007 Hal 3
11
artikel yang di sajikan pun memberikan analisi kasus di belakang peristiwa yang
menjadi berita utamanya, misalnya tentang kebijakan pemerintah pemilihan umum
dan lainnya. Selain surat kabar, radio siaran dan televisi pun memiliki fungsi
penafsiran, seperti tayangan acara “Derap Hukum” di SCTV, dan tayangan
penafsiran sejenis lainnya.
3.
Linkage (pertalian).
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga
membentuk Linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama
tentang sesuatu.
4.
Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai).
Fungsi penyebaran nilan tidak kentara. Fungsi ini juga di sebut socialization
(sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi
perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu
di tonton, didengar dan dibaca. Dengan kata lain media mewakili kita dengan model
peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. Sebuah penelitian menunjukan
bahwa banyak remaja belajar tentang perilaku bepacaran dan menonton film dan
acara televisi yang mengisahkan tentang pacaran, termasuk pacaran yang agak
liberal atau bebas.
5.
Entertaiment (hiburan)
12
Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan
fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan.
Hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan
hiburan. Melalui berbagai macam program acara yang di tayangkan televisi,
khalayak dapat memperoleh hiburan yang di kehendakinya. Fungsi dari media
massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi
ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau
melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
Menurut Efendy fungsi komunikasi massa secara umum adalah:
1
Fungsi informasi.
Fungsi memberikan informasi dapat di artikan bahwa media massa adalah penyebar
informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi di butuhkan
oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya.
Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang
terjadi. Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah, atau tempat berkerja,
melainkan dari media, kita belajar musik, politik, ekonomi, hukum, seni, sosiologi,
psikologi, komunikasi, dan hal lain dari media. Kita belajar keterampilan
menggunakan komputer, memasak, menjahit dan sebagian dari media. Kita
mengenal tempat – tempat bersejarah yang ada di dunia juga dari media elektronik
13
(terutama film) dan media cetak yaitu buku-buku sejarah. Khalayak media massa
berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkan radio siaran atau menonton
televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentanng peristiwa yang tejadi
di muka bumi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan, diucapkan atau
dilihat orang lain.
2. Fungsi Pendidikan.
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khayaknya (mass education).
Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu
cara mendidik yang di lakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika,
serta aturan – aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa
melakukanya melalui drama, cerita , diskusi dan artikel, serta aturan- aturan yang
berlaku pada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui
drama,cerita , diskusi dan artikel.
3.
Fungsi Mempengaruhi.
Fungsi
mempengaruhi dari
media
massa
secara
implisit terdapat
pada
tajuk/editorial, features, iklan, artikel dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruhi
oleh iklan- iklan yang di tayangkan televisi ataupun surat kabar. Fungsi
mempengaruhi dapat di lihat antara lain dalam ruang atau kolom khusus,iklan atau
artikelyang isinya mempromosikan suatu produk. Menurut De Vito dalam bukunya
14
Komunikasi Antar Manusia , ada tiga masalah pokok yang harus diperhatikan dalam
memahami fungsi-fungsi media massa :
a. Pertama kali kita menghidupkan pesawat televisi, radio siaran maupun membaca
surat kabar, kita melakukannya karena alasan tertentu yang unik
b. Komunikasi massa menjalankan fungsi yang berbeda bagi setiap pemirsa secara
individual. Program televisi yang sama dapat menghibur satu orang, mendidik
yang lain, mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang.
c. Fungsi yang dijalankan komunikasi massa bagi sembarang orang yang berbeda dari
satu waktu ke waktu yang lain.
Devito mengemukakan fungsi komunikasi massa secara khusus
1. Fungsi meyakinkan (to Persuade)
Fungsi komunikasi massa secara umum anatara lain memberikan hiburan kepada
khalayaknya, namun ada fungsi yang tidak kalah penting dari media massa yaitu
fungsi meyakinkan atau persuasi. Menurut Devito (1996), persuasi bisa dating
dalam bentuk :
2.
a.
Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai sesorang
b.
Menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu, dan
c.
Memperkenalkan etika atau menawarkan system nilai tertentu
Fungsi menganugerahkan status
15
Penganugerahkan status (status conferral) terjadi apabila berita yang disebarluaskan
melaporkan kegiatan individu – individu tertentu sehingga prestise (gengsi) mereka
meningkat.
3. Fungsi membius ( Narcotization)
Salah satu fungsi media massa yang paling menarik dan paling banyak di lupakan
adalah fungsi membiusnya (narcotization). Ini berati bahwa apabila media
menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu
harus di ambil
4. Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan
Fungsi komunikasi massa yang tidak banyak di sadari oleh kita semua adalah
kemampuannya untuk membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok
5. Fungsi Privatisasi
Privatisasi adalah kecenderungan bagi sesorang untuk menarik diri dari kelompok
sosial dan mengucilkan diri ke dalam dunianya sendiri Beberapa ahli berpendapat
bahwa berlimpahnya informasi yang dijejalkan kepada kita telah membuat kita
merasa kekuranga.
2.2.2
Jenis - Jenis Media Massa
16
Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang
memiliki ciri khas, dan memiliki kemampuan dalam memikat perhatian khalayak secara
serempak pada waktu yang bersamaan.
Media massa sebenarnya dibagi menjadi dua yaitu, media massa dan media
elektronik. Media cetak yang memenuhi kroteria sebagai media massa adalah surat kabar
dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi criteria media, massa adalah
radio, televisi, film dan media on-line (internet). 5
Media massa elektronik yaitu jenis media massa yang isinya di sebarluaskan
melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektronik, seperti:
radio, televisi dan film. 6
Media massa sebenarnya dibagi menjadi dua yaitu, media massa cetak dan media
elektronik. Media cetak yang memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar
dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah
radio, televisi, film dan media on-line (internet).
2.3
Film
2.3.1
Definisi Film
Film pertama kali lahir di paruh kedua abad 19, dibuat dengan bahan dasar seluloid
yang sangat mudah terbakar, bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun. Sesuai perjalanan
5
Elvinaro Ardiyanto, et.al hal 103
Asep Saeful Muhtadi. Jurnalistik Pendekatan dan Teori dan Praktik, Bandung : logos Wacana Ilmu. 1999.
Hal 80
6
17
waktu, para ahli berlomba-lomba untuk menyempurnakan film agar lebih aman, lebih
mudah diproduksi dan enak ditonton. 7Salah satu media massa yang diserap secara
mendalam adalah film. Film merupakan bentuk dominan dari komunikasi massa visual di
belahan dunia ini. Film adalah karya seni, yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi
imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna. 8
Pengertian film adalah merekam gambar yang bergerak, bahan tipis negatif film yang
dipergunakan untuk mencetak film. 9
2.3.2
Fungsi Film
Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin
memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun
edukatif, bahkan persusif. Hal ini pun sejalan dengan misi perfilman nasional sejak 1979,
bahwa selain sebagai media hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi
untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation andcharacter building. Fungsi
edukasi dapat tercapai apabila film nasional meproduksi film-film sejarah yang onjektif,
atau film documenter dan film yang di angkat dari kehidupan sehari- hari yang
berimbang. 10
7
Heru Effendi, Mari Membuat Film, Jakarta: Panduan, 2001 Hal 20.
Elvinaro Ardianto dan Luki Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung
Rekatama Media, 2005 hal. 134
9
Lubis Nisrina, Kamus Istilah Film Popular, Yogyakarta: Media Pressindo, 2009, hal 40
10
Ibid., hal 145
8
Simbiosa
18
Dari arti semua cabang seni, film dapat di katakan paling banyak mempengaruhi
kehidupan manusia modern. Seorang kritikus film pernah berpendapat
film dapat
membawa kita “ closer to hell, lebih dekat ke surga atau lebih dekat ke neraka” yang di
maksud ialah bahwa film yang baik dapat mempunyai pengaruh yang sangat bermanfaat
bagi kehidupan manusi, umpamanya di bidang pendidikan , penerangan, dan hiburan yang
sehat, juga seni. Sebaliknya film buruk, misalnya film – film yang menonjolkan sex and
violence (porno dan kekerasan). Dapat merangsang nafsu- nafsu kebinatangan dan
membawa kita ke jalan yang sesat. Dengan lain perkataan: pengaruhnya tergantung pada
cara kita memakainya: bisa positif, biasa negatif, konstruksi dan destruktif. 11
Hidup modern tanpa film tak dapat lagi di bayangkan. Film sudah menjadi bagian
dari hidup modern, yang tak dapat dielakan dan harus diterima. Maka sebagai suatu
kenyataan, kehadiran film harus kita terima dengan sifat positif. Jangan seperti burung onta
yang menyembunyikan kepalanya ke dalam pasir ketika dia melihat seorang pemburu.
Burung unta memang tidak melihat pemburu itu, tetapi pemburu itu tetap melihatnya, dan
bahkan lebih mudah menangkapnya. Film sebagai alat hiburan yang paling murah harus
kita sadari juga dan menerima konsekuensinya. Maka Karena massa yang menjadi
konsumen terbesar, bukan kaum elit, maka dia menjadi barang yang diproduksi sebagai
barang industry. Implikasinya, dari dagang dan industri adalah untunn untung-rugi. 12
2.3.3
11
12
Jenis Film
Asrul Sani , Cara Membuat Sebuah Film, Jakarta, Yayasan Citra 1988, Hal 12
Ibid,hal 4
19
Jenis – Jenis Film Antara Lain
1.
Film Dokumenter (Documentary Films)
Film dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lurniere
bersaudara yang bekisah tentang perjalanan. Film dokumenter menyajikan realita
melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus
diakui, film dokumenter
tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi,
pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya film
dokumenter tetap berpijak pada hal- hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalan
waktu, muncul dari berbagai aliran dari film dokumenter misalnya (docudrama).
Dalam docudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar
dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan
hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak beda jauh. Dalam dokudrama ,
realita tetap jadi pakem pegangan.
Kini dokumenter menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman dunia.
Para
pembuat film bisa bereksperimen dan belajar tentang banyak hal ketika terlibat
dalam produksi film documenter. Tak hanya itu, film dokumenter juga dapat
membawa keuntungan dalam jumlah yang cukup memuaskan. Di Indonesia,
produksi film dokumenter untuk televisi pertama kita. Televisi Republik Indonesia
(TVRI). Beragam film dokumenter tentang kebudayaan flora dan fauna Indonesia
telah banyak di hasilkan TVRI. Memasuki era televisi swasta tahun
1990,
20
pembuatan film dokumenter untuk televisi tdak di monopoli TVRI. Semua televisi
swasta juga menayangkan program film dokumenter, baik produksi sendiri maupun
membelinya dari sejumlah rumah produksi.
2.
Film Cerita Pendek (Short Films)
Durasi film cerrita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di banyak Negara seperti
Jerman, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat, film cerita pendek di jadikan
labotarium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk
kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak di hasilkan oleh
para mahasiswa jurusan film atau orang / kelompok yang menyukai dunia film dan
inngin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang
memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil
produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.
3. Film Cerita Panjang ( Feature-Length Films)
Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film
yang di putar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film,
misalnya Dances With Wolves, bahkan berdurasi lebih 120 menit. Film – film
produksi India rata-rata berdurasi hingga 180 menit.
4. Film – film jenis Lainnya
21
Film ini di produksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan
kegiatan yang mereka lakukan, misalnya tayangan “Usaha anda” di sctv. Film ini
sendiri berfungsi sebagai alat bantu presentasi.
5. Iklan televisi (tv commercial)
Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk
(iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau public
service announcement/ PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang
diiklankan secara ekplisit, artinya ada stimulis audio-visual yang jelas tentang
produk tersebut.
6. Program Televisi (Tv Programme)
Program ini di produksi untuk konsumsi pemirsa televisi, secara umum, program
televisi di bagi menjadi 2 jenis yakni cerita dan non cerita. Jenis cerita terbagi
menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi dan nonfiksi. Kelompok fiksi
memproduksi film serial (TV series), film televisi/ FTV (popular lewat saluran
televisi sctv) dan film cerita pendek. Kelompok non fiksi menggarap aneka program
pendidikan, film documenter atau profil tokoh dari dareah tertentu sedangkan
program non cerita sendiri menggarap variety sho, tv quiz, talkshow, dan liputan
berita.
7. Video Klip( Music Video)
22
Sejatinya video klip adalah sarana bagi para produser musik untuk memasarkan
produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi
MTV tahun 1981. Di Indonesia, video klip itu sendiri kemudian berkembang
sebagai bisnis yang menggiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi swasta.
Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industri tersendiri. 13
8. Film Cerita (Story Film)
Film Cerita adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim di
pertunjukan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini
didistribusikan sebagai barang cadanngan.
9. Film Berita (Newsreel)
Film Berita adalah film mengenai fakta, peristiwa yang bena-benar terjadi. Karena
sifatnya berita, maka film yang di sajikan kepada publik harus mengandung nilai
berita ( news value). Kriteria berita itu adalah penting dan menarik. Jadi berita juga
harus penting dan menarik atau penting sekaligus menarik. Film berita dapat
langsung terekam dengan suaranya, atau film beritanya bisu, pembaca berita yang
membacakan narasinya. Bagi peristiwa- peristiwa tertentu, perang , kerusuhan,
pemberontakan, dan sejenisnya, film berita yang di hasilkan kurang baik. Dalam hal
ini tepenting adalah peristiwanya terekam secara utuh.
10. Film Kartun (Cartoon Film)
13
Heru effendi, Mari Membuat Film, Jakarta: Panduan, 2001 hal 11-14
23
Film kartun di buat untuk konsumsi anak-anak. Dapat di pastikan, kita semua
mengenai tokoh Donal Bebek (Donal duck), Putri Salju (Snow White), Miki Tikus
(Mickey Mouse) yang di ciptakan oleh seniman Amerika Serikat Walt Disney.
Sebagian besar film kartun, sepanjang film itu diputar akan membuat kita tertawa
karena kelucuan para tokoh, namun ada juga film kartun yang membuat iba
penontonnya karena penderitaan tokohnya. Sekalipun tujuan utamanya menghibur,
film kartun bisa juga mengandung unsure pendidikan. Minimal akan terekam bahwa
kalo ada tokoh jahat dan tokoh baik, maka pada akhirnya tokoh baiklah yang selalu
menang (ingat film popaye the sailorman). 14
2.4
Representasi
Representasi adalah istilah merujuk pada bagaimana seseorang, satu kelompok,
gagasan atau pendapat tertentu di tampilkan dalam pemberitaan. Representasi ini penting
dalam dua hal. Pertama, apakah seseorang,kelompok atau gagasan tersebut ditampilkan
sebagaimana mestinya. Kata semestinya ini mengacu apakah sesorang atau kelompok itu
diberitakan apa adanya ataukah diburukkan. Penggambaran yang tampil bisa jadi adalah
penggambaran yang buruk dan cenderung memarjinalkan seseorang atau kelompok
tertentu. 15
14
Elvinaro Ardianto dan Luki Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung Simbiosa
Rekatama Media, 2005 Hal, 148 - 149
15
Eriyanto, Analisis Wacana (pengntar analisis teks media), LKIS,Yogyakarta,2001, hal 13
24
Kedua, bagaimana representasi tersebut di tampilkan. Dengan kata, kalimat,
aksestuansi, dan bantuan foto atau dokumentasi yang menampilkan macam apa seseorang,
kelompok atau gagasan tersebut ditampilkan dalam pemberitaan kepada khayak. Dalam
representasi, sangat mungkin terjadi misrepresentasi atau ketidakbenaran penggambaran,
kesalahan penggambaran. Menurut John Fiska seperti yang dikutip oleh Eriyanto, saat
menampilkan objek, peritiwa, gagasan, kelompok atau seseorang paling tidak ada tiga
prosese yang harus dihadapi. 16
Representasi adalah sebuah praktek sejenis ‘kerja’ yang menggunakan objek-objek
dan efek material. Tetapi makna tergantung, tidak pada kualitas material tanda, melainkan
pada fungsi simbolisnya. Ini karena suara atau kata khusus mewakili, mensimbolkan atau
mempresentasikan bentuk konsep sehingga kata bisa berfungsi,di dalam bahasa sebagai
sebuah tanda dan menyampaikan makna atau seperti yang di katakana oleh kaum
konstruktivis, memberikan arti penting. 17
2.5
Remaja Dan Pergaulan Bebas
Seringkali dengan gampang orang mendefinisikan remaja sebagai periode transisisi
antara masa kanak-kanak ke masa dewasa atau masa usia belasan tahun. Atau jika
seseorang menunjukan tingkah laku tertentu seperti susah di atur, mudah terangsang
perasaannya dan sebagainya, tetapi mendefinisikan remaja tidak semudah itu. Kalau kita
16
17
Ibid, hal 114
Syaiful Totona,Miskin itu Menjual. Resist Book, Yogyakarta, 2010,Hal 11-13
25
menggunakan batasan usia belasan tahun (11-20 tahun) sebagai tergolongnya remaja, akan
tetapi kondisi sosial-psikologis remaja sangat berbeda 18. Dalam ilmu kedokteran dan ilmu –
ilmu yang terkait ( seperti Biologi dan ilmu fall) remaja dikenal sebagai suatu tahap
perkembangan fisik, yaitu masa alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya.
Dalam hubungan dengan kematangan yang terakhir inilah sulit mencari definisi remaja
yang bersifat universal. dalam arti psikologis sangat berkaitan dengan kehidupan dan
keadaan masyarakat dimana masa remaja sangat panjang atau yang hampir tidak ada sama
sekali.
WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Dalam
definisi tersebut dikemukakan tiga criteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi,
sehingga secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut.
Remaja adalah suatu masa di mana :
1.
Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda- tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2.
Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak- kanak
menjadi dewasa
18
Sarlito W. Sarwono, PSIKOLOGI REMAJA.Hal 2
26
3.
Terjadi peralihan dari ketergantungan social- ekonomi yang penuh kepada keadaan
yang relative lebih mandiri. 19
Pergaulan bebas di kalangan remaja kerap terjadi, pergaulan bebas termaksud
perilaku menyimpang yang di lakukan remaja. Penyimpangan terhadap peraturan orang tua
seperti pulang terlalu malam, atau merokok, bisa dikatakan menyimpang juga dan karena
itu dinamakn kenakalan. Penyimpangn terhadap tatakrama masyarakat, seperti duduk
mengangkat dihadapan orang yang lebih tinggi derajatnya, dan tentu saja tingkah laku yang
melaggar kesopanan berpakian yang tidak rapih di tempat yang tidak semetinya,
penyimpangn lainnya tingkah laku yang melanggar hukum seperti membawa ganja ke
sekolah atau mencuri uang orang tua. Secara keseluruah dapat disebut sebagai perilaku
menyimpang.
Masalah seks juga termaksud permasalahan di kalangan remaja ,masalah seks pada
remaja seringkali mencemaskan para orang, juga pendidik, pejabat pemerintah, para ahli
dan sebagainya. Faktor yang berpengaruh pada perilaku seksual remaja menurut
Sanderowitz dan Pxman (1985) yang mengutip di buku Sarlito Wirawan yang menunuk
pada faktor- faktor sosial – ekonomi, seperti rendahnya pendapatan dan yang bersangkutan.
taraf pendidikan, besarnya jumalah keluarga dan rendahnya nilai agama di masyarakat .
19
Ibid hal 8- 12
27
Berikut ini adalah pembahasan tentang penyalahgunaan narkoba (Narkotika dan
Obat) dan Alkoholisme, seperti diketahui narkoba dan minuman yang mengndung alkohol
mempunyai dampak terhadap system syaraf manusia. Salah satunya bisa menyebabkan rasa
tenang dan nikmat sehingga bisa melupakan segala kesulitan, karena efek-efek itulah
beberapa remaja menyalah gunakan narkoba dan alkohol. Sebagaimana orang pun tahu jika
mengkonsumsi narkoba dan alkhol dalam dosis yang berlebihan bisa membahayakan jiwa
orang yang bersangkutan.
Padahal sifat narkoba dan alkohol itu antara lain menimbulkan ketergantungan
(kecanduan) pada pemakainya. Makin sering ia memakai narkoba atau minum minuman
beralkohol, makin besar ketergantungan sehingga pada suatu saat tidak dapat melepaskan
diri lagi. Pada tahap ini remaja yang bersangkutan bisa menjadi kriminal atau menjadi
pekerja seks, untuk sekedar memperoleh uang pembeli narkoba atau minuman beralkohol. 20
2.6
Semiotika
Semiotika sebagai sebuah cabang keilmuan memperlihatkan pengaruh yang
semakin luas dan kuat dalam berbagai bidang. Semiotika mempunyai pengaruh pada bidang
seni rupa, seni seni tari, seni film, desain produk, arsitektur, desain komunikasi visual,
antropologi, sosiologi, politik, kajian keagamaan, media studies dan cultural studies.
20
Ibid, hal 173-188
28
Secara etimologis, kata atau istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani: semeion
yang berarti “tanda” atau seme yang berarti “penafsir tanda”. Semiotika berakar dari studi
klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika. “Tanda” bermakna sesuatu hal
yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya, asap menandai adanya api.
Secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang
mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai
tanda. Karena pada dasarnya, analisis semiotika bersifat paradigmatic dalam arti berupaya
menemukan makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah teks 21.
Menurut Charles Sander Pierce, mendefinisikan semiotika sebagai “a relation ship
among sign, an object, and a meaning” (suatu hubungan diantara tanda, objek dan makna).
Penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat
bernalar lewat tanda 22.
2.7
Semiotika Charles Sander Peirce
Teori dari Peirce seringkali di sebut sebagai “Grand theory” dalam semiotika.
Mengapa begitu? Ini lebih disebabkan karena gagasan Peirce bersifat menyeluruh, deskripsi
struktual dari semua system penandaan. Peirce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari
tanda dan menggabungkan kembalisemua komponen dalam struktur tunggal. Sebuah tanda
21
22
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, Jakarta; Mitra Wacana Media, 2011, hal. 5
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hal. 16
29
atau representamen menurut Charles S Peirece adalah sesuatu yang bagi seseorang
mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu oleh
Perice disebut interpretant, dinamakan sebagai interpretan dari tanda yang pertama, pada
gilirannya akan mengacu pada objek tertntu. Dengan demikian menurut Peirce, sebuah
tanda atau representamen memiliki relasi “triadik” langsung dengan interpretan dan
objeknya. Apa yang di maksud dengan proses semiosis merupakan suatu proses yang
memadukan entitas(berupa represantamen) dengan enitas lain yang di sebutsebagai objek.
Proses ini oleh Peirece disebut sebagai signifikasi. 23
Teori komunikasi dalam penelitian ini yaitu mengacu pada teori semiotika yang
dikemukakan oleh Charles Sanders Peirce. Peirce menjelaskan seperti yang di kutip oleh
John Fiske, tanda menunjuk pada seseorang yakni, menciptakan dibenak orang tersebut
suatu tandayang setara atau barangkali suatu tanda yang lebih berkembang. 24
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tandatanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan didunia ini, di
tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika atau dalam istilah Semiotika
atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana
kemanusian(humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai dalam hal ini berate objek-
23
24
Indiwan Seto, Semiotika Komunikasi, Mtra Wacana Media, 2011 Hal 13-14
Opcit hal 63
30
objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak
berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi system terstruktur dari tanda. 25
Peirce Mengatakan, seperti yang di paparkam oleh Arthur Asa Berger, bahwa tandatanda berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaannya memiliki
hubungan kausal dengan tanda-tanda atau karena ikatan konvesional dengan tanda-tanda
tersebut. Perice menggunakan istilah ikon untuk kesamaanya, indeks untik hubungan
kausalnya, dan symbol untuk asosiasi konvensionalnya. 26
Istilah ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat
bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan
objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Indeks adalah tanda yang menunjukan adanya
hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebabakibat. Dan symbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dan
petandanya. 27
Menurut Charles Peirce , semiotika itu terdiri dari tiga elemen utama, teori daro
peirce di sebut teori segitiga makna atau tringle of meaning, 28 diantara :
A. Tanda
Adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia
dan merupakan sesuatu yang merujuk hal lain di luar tanda itu sendiri.
25
Alex Sobur, Semiotika Komunuikasi,Remaja Rosdakarya,Bandung: 2003 hal 15
Indiwan Seto, Semiotika Komunikasi, Mtra Wacana Media, 2011
27
Opcit hal 41-42
28
Opcit hal 18
26
31
B. Objek (Acuan Tanda)
Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda sesuatu yang dirujuk tanda.
C. Interpretant ( Pengguna tanda)
Adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurukannya ke
suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seorang tentang objek yang
dirujuk sebuah tanda.
Gambar 2.1
Sign
Interpretant
Object
Yang di kupas dari teori segitiga adalah bagaimakna muncul dari sebuah tanda
ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi 29. Analisis
ini bersifat
subjektif. Periset seolah-olah ia memahami pemikiran subjek yang dirisetnya. Tentu saja
periset harus menyertakan konteks sosial budaya, teori-teori, konsep- konsep dan data-data
untuk menjelaskan analisis interpretasinya. 30
29
30
Indiwan Seto, Semiotika Komunikasi, Mtra Wacana Media, 2011, hal
Ibid,hal 267
32
2.8
Kerangka pemikiran
Remaja dan Pergaulan
Bebas
Film Virgin 3
Semiotika Charles
Sanders Peirce
Sign
Object
Representasi remaja dan pergaulan
bebas di film virgin3
Interpretant
Download