Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu aktivitas yang penting bagi perusahaan,
karena setiap perusahaan ingin bertahan dan terus berkembang. Tetapi sering
sekali masyarakat awam berpendapat bahwa pemasaran memiliki pengertian yang
sama dengan penjualan. Pandangan seperti ini perlu dirubah, karena penjualan
merupakan bagian dari pemasaran. Pemasaran berusaha mengidentifikasi
kebutuhan dan keinginan konsumen pasar sasarannya, serta bagaimana
memuaskan mereka. Menurut George E. Belch dan Michael A. Belch, dalam buku
Advertising & Promotion: an IMC Perspective, (2007:8) mengemukakan definisi
konsep pemasaran sebagai berikut:
Fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk kreasi, komunikasi dan
penyampaian nilai kepada para pelanggan dan mengelola hubungan
pelanggan yang memberikan manfaat bagi organisasi dan para pemangku
kepentingan (stakeholders) yang memiliki hubungan erat dengan
organisasi .
Sedangkan pengertian pemasaran menurut AMA (American Marketing
Association) yang terdapat di dalam buku manajemen pemasaran Kotler dan
Keller (2008:5) sebagai berikut:
Suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan pemangku kepentingannya .
Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler dan Amstrong (2007:18)
adalah:
Pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang
membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan
nilai dengan orang lain .
Dari ketiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran
itu mencerminkan suatu pertukaran yang diwujudkan dalam bentuk barang dan
jasa di pasar melalui aliran barang dan jasa tersebut untuk didistribusikan kepada
konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
2.1.1
Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran memegang peranan penting dalam perusahaan,
karena manajemen pemasaran mengatur semua kegiatan pemasaran. Pengertian
Manajemen Pemasaran menurut Philip William J. Shultz yang di kutip oleh
H.Buchari Alma (2005:130) adalah:
Manajemen
pemasaran
adalah
merencanakan,
pengarahan,
dan
pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian dari
perusahaan .
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2008:5) manajemen pemasaran
adalah:
Manajemen Pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar
sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan
menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan
yang unggul .
Pengertian manajemen pemasaran menurut Lupiyoadi (2006:6) adalah:
Manajemen pemasaran adalah suatu analisis, perencanaan, pelaksanaan
serta kontrol program-program yang telah direncanakan dalam
hubungannya dengan pertukaran-pertukaran yang diinginkan terhadap
konsumen yang dituju untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun
bersama .
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa manajemen pemasaran sebagai
proses yang mencakup analisis perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, juga
produk atau jasa yang berdasarkan pertukaran dan bertujuan untuk menghasilkan
kepuasan kepada pihak pihak yang terlibat di dalamnya.
2.2 Daya Saing
2.2.1
Pengertian Daya saing
Daya saing merupakan motivasi pada diri seseorang untuk dapat
memenangi suatu kompetisi, lebih berprestasi, berupaya lebih baik dari orang lain
di sekitarnya. Seseorang yang memiliki daya saing tinggi, akan selalu berupaya
bekerja lebih baik, tahan menghadapi berbagai kondisi, hambatan dan dapat
menyesuaikan dengan lingkungan bekerjanya.
Menurut Sumihardjo (2008) menyatakan bahwa :
Istilah daya saing sama dengan competitiveness atau competitive.
Sedangkan istilah keunggulan bersaing sama dengan competitive
advantage. Selanjutnya, istilah daya saing gabungan dari kata daya
dalam kalimat daya saing bermakna kekuatan, dan kata saing berarti
mencapai lebih dari yang lain, atau berbeda dengan yang lain dari segi
mutu, atau memiliki keunggulan tertentu. Artinya, daya saing dapat
bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul dalam hal tertentu
yang dilakukan seseorang, kelompok atau institusi tertentu .
Secara umum dapat dikatakan bahwa daya saing merupakan bagian dari
motivasi intrinsik pada diri seseorang untuk bekerja lebih baik, lebih cepat dan
lebih berprestasi dari anggota kelompoknya. Daya saing tinggi seseorang dapat
merupakan upaya seoptimal mungkin, untuk meraih lebih baik dan lebih cepat
apabila dibandingkan dengan teman sebaya pada suatu organisasi atau
kelompoknya.
Keunggulan bersaing merupakan kegiatan spesifik yang dikembangkan
oleh seseorang, institusi, organisasi atau perusahaan agar lebih unggul
dibandingkan dengan orang, institusi dan organisasi lain atau pesaingnya. Kata
unggul , berdasarkan pendapat Sumihardjo (2008), merupakan posisi relatif
organisasi terhadap organisasi lainnya atau posisi relatif seseorang terhadap orang
lain. Hal senada dikemukakan Agus Rahayu (2008) yang menyatakan, bahwa
keunggulan merupakan posisi relatif dari suatu organisasi terhadap organisasi
lainnya, baik terhadap satu organisasi, sebagian organisasi atau keseluruhan
organisasi dalam suatu industri atau posisi relatif seseorang sebagai pemimpin
terhadap pemimpin lain. Pada perspektif pasar, posisi relatif tersebut pada
umumnya berkaitan dengan nilai pelanggan (customervalue). Sedangkan dalam
perspektif organisasi, posisi relatif tersebut pada umumnya berkaitan dengan
kinerja organisasi yang lebih baik atau lebih tinggi.
Pendapat tersebut menggambarkan, bahwa pimpinan suatu organisasi
termasuk kepala sekolah, akan memiliki keunggulan bersaing atau memiliki
potensi untuk bersaing apabila dapat menciptakan dan menawarkan nilai
pelanggan yang lebih atau kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan organisasi
lainnya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses, menyatakan bahwa: daya saing
adalah kemampuan untuk
menunjukan hasil lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna .Kemampuan yang
dimaksud dalam Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tersebut, diperjelas oleh
Sumihardjo (2008), meliputi: (1) kemampuan memperkokoh posisi pasarnya, (2)
kemampuan
menghubungkan
dengan
lingkungannya,
(3)
kemampuan
meningkatkan kinerja tanpa henti, dan (4) kemampuan menegakkan posisi yang
menguntungkan.
Menurut Olson (1990) bahwa persaingan atau kompetisi adalah usaha
untuk mengalahkan lawan atau berusaha melawan standar eksternal dan internal
dalam mencapai tujuan. Lebih lanjut Pettgrew (1993) mengemukakan bahwa
persaingan pada dasarnya merupakan kemampuan untuk menyesuaikan perubahan
yang terjadi di lingkungannya. Perubahan dalam hal ini adalah adanya proses
kemajuan yang terjadi di lingkungan masyarakat atau suatu bangsa sehingga
pendidikan menjadi suatu kebutuhan bagi setiap orang. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Stephane (2003) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan dan
peningkatan pengetahuan bagi seorang pekerja merupakan dasar dalam
persaingan.
Seseorang dikatakan memiliki daya saing tinggi, apabila ia memiliki
proaktivitas yang tinggi menanggapi suatu peristiwa. Menanggapi suatu peristiwa,
masing-masing orang memiliki respon yang berbeda satu dengan yang lain. Orang
yang memiliki kecerdasan mental yang tinggi dan berpikir logis akan dengan
cepat dapat merespon setiap kejadian yang terjadi.Demikian juga ketika
menanggapi suatu masalah ia dengan cepat melihat keseluruhan masalah,
memiliki keterampilan analitis yang ditandai dengan bagaimana pertimbangan
diberikan.Tingkat daya saing seseorang dapat diindikasikan bagaimana ia
memahami
masalah,
menilainya,
mengajukan
argumentasi,
memberikan
pertimbangan serta memberikan solusi sesuai dengan nalar dan logika.
Keunggulan seseorang atau pemimpin memberikan peluang untuk
keberhasilan mencapai tujuan pribadi atau tujuan organisasi.Salah satu faktor
keunggulan tersebut dapat dicapai melalui pendidikan dan tingkat keterampilan
yang dimiliki seseorang atau pemimpin (Callon, 1996). Artinya, daya saing
seseorang ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dimiliki.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dan penjelasan Permendiknas
Nomor 41 tahun 2007, maka dapat simpulkan bahwa yang dimaksud dengan daya
saing adalah 1) kemampuan seseorang/organisasi/institusi untuk menunjukkan
keunggulan dalam hal tertentu, dengan cara memperlihatkan situasi dan kondisi
yang paling menguntungkan, hasil kerja yang lebih baik, lebih cepat atau lebih
bermakna dibandingkan dengan seseorang, organisasi, atau institusi lainnya, baik
terhadap satu organisasi, sebagian organisasi atau keseluruhan organisasi dalam
suatu industri. 2) daya saing
kepala sekolah dipahami sebagai kesanggupan
kepala sekolah dalam berkompetisi dengan kepala sekolah lain dalam lingkungan
kelompoknya, dengan indikator adanya pengetahuan dan berwawasan luas,
memiliki kemandirian, memiliki daya inovasi dan berani menghadapi perubahan.
Upaya mencapai suatu tataran organisasi atau sekolah yang unggul, maka
organisasi atau sekolah tersebut harus didukung oleh pemimpin/kepala sekolah
yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, keahlian, komunikasi dan kemampuan
mengadaptasi perubahan teknologi yang tinggi. Individu atau pemimpin/kepala
sekolah juga dituntut memiliki kemampuan mewujudkan nilai-nilai baku dalam
kehidupan organisasi seperti kejujuran, kebenaran, keterbukaan,dan bertanggung
jawab. Di samping itu individu dimaksud harus memiliki kepedulian dan
kepekaan yang tinggi pada nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal, seperti
individualitas, sosialitas dan moralitas.
Constantine (2003), mengemukakan bahwa daya saing organisasi dibentuk
melalui 6 (enam) dimensi sebagai berikut :
1. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah kondisi fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja
dimana
para
karyawan
perusahaan
beraktivitas
dan
menghasilkan
produktivitas sehari-harinya.
2. Desain Pekerjaan
Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang
individu atau kelompok karayawan secara organisasional. Tujuannya adalah
untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan
organisasi, teknologi dan keperilakuan.
3. Inovasi
Pengembangan dan implementasi ide baru yang mempunyai dampak pada
teori, praktek, produk, ataupun perbaikan proses kerja sehari-hari dan desain
kerja. Makin besar ukuran suatu organisasi makin cepat menerima inovasi.
4. Manajemen Teknologi
Manajemen teknologi adalah ilmu manajemen yang menggabungkan bidang
bisnis dengan teknologi pengambilan keputusan pada jenjang manapun dalam
suatu perusahaan.Tujuan dari manajemen teknologi sendiri adalah untuk
menciptakan dan/atau menambah nilai bagi perusahaan melalui teknologi,
baik diciptakan sendiri atau adaptasi dari luar.
5. Manajemen Kualitas
Manajemen kualitas merupakan bagaimana organisasi memastikan bahwa
barang atau jasa yang dihasilkannya memenuhi kebutuhan konsumen dan
memenuhi peraturan terkait dengan barang atau jasa tersebut.
6. Indikator Kualitas
Pada dasarnya terdapat tiga orientasi pengukuran kualitas yang seharusnya
konsisten satu sama lain yaitu, persepsi konsumen, produk/jasa, dan proses.
Untuk yang berwujud barang, ketiga orientasi ini hampir selalu dapat
dibedakan dengan jelas. Tetapi untuk sebuah jasa, produk dan proses mungkin
tidak dapat dibedakan dengan jelas karena produk jasa bisa jadi merupakan
proses itu sendiri.
2.3 Pengertian Manajerial
Manajerial berasal dari kata manager yang berarti pimpinan. Manajerial
merupakan kegiatan pimpinan suatu organisasi menjalankan berbagai aktivitas di
dalamnya. Fattah (1999) menjelaskan bahwa praktek manajerial adalah kegiatan
yang di lakukan oleh manajer. Untuk menjalankan manajerial, pimpinan
mempersyaratkan keterampilan (skill). Menurut Siagian (1996) mengemukakan
bahwa Manajerial skill adalah keahlian menggerakan orang lain untuk bekerja
dengan baik.
Kemampuan manajerial sangat berkaitan erat dengan manajemen
kepemimpinan yang efektif, karena sebenarnya manajemen pada hakekatnya
adalah masalah interaksi antara manusia baik secara vertikal maupun horizontal
oleh karena itu kepemimpinan dapat dikatakan sebagai perilaku memotivasi orang
lain untuk bekerja kearah pencapaian tujuan tertentu.
Sifat-sifat manajerial yang dimiliki seseorang, khususnya kepala sekolah
akan sangat membantu untuk mengelola pendidikan. Hal ini akan berpengaruh
terhadap
peningkatan
mutu
pendidikan
di
sekolah
yang
dipimpinnya.
Keberhasilan kepala sekolah mengelola pendidikan sangat dipengaruhi oleh
berbagai variabel, di antaranya adalah pengetahuan manajemen kepala sekolah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Handoko (1996) bahwa apabila seorang manajer
mempunyai pengetahuan dasar manajemen dan mengetahui cara menerapkannya
pada situasi yang ada, dia akan dapat melakukan fungsi-fungsi manajerial dengan
efisien dan efektif. Fungsi manajerial dapat terlaksana dengan efisien dan efektif
apabila semua aspek manajemen dapat terlaksana dengan baik. Beberapa pakar
manajemen seperti Steers, Ungson, dan Mowday (1985), Bartol and Martin
(1994), Moorhead and Griffin (1995), Robbins and Coulter(1996),menyatakan
bahwa manajemen adalah proses pencapaian tujuan organisasi dengan melakukan
lima fungsi utama dari manajeman yaitu: perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, kepemimpinan dan pengawasan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajerial adalah kemampuan
untuk menggerakan orang lain dalam memanfaatkan sumber-sumber yang ada
dalam mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Ukuran seberapa
efisien dan efektifnya seorang manajer adalah seberapa baik dia menetapkan
rencana dalam mencapai tujuan yang memadai, kemampuan memimpin secara
efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi. Fungsi-fungsi manajerial
tersebut dijabarkan sebagai berikut.
2.3.1
Perencanaan
Perencanaan (planning) adalah fungsi manajemen yang melibatkan,
menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana cara terbaik untuk mencapainya.
Fungsi ini juga termasuk mengingat apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala
sekolah untuk mendorong tingkat perubahan yang diperlukan dan berinovasi. Hal
ini seperti yang diyatakan oleh Steers,Ungson dan Mowday (1985) planning is
the process by managers define goals and take necessary steps to ensure that
goals are achieved.
Perencanaan muncul dari pengenalan intervensi yang
dibutuhkan untuk membawa perubahan dari masa sekarang menuju keinginan
masa datang.
Menurut Cunningham (1982) perencanaan dibagi menjadi dua yaitu:
perencanaan strategis dan perencanaan operasional. Perencanaan strategis sebagai
doing the right things , sedangkan perencanaan oprasional disebutkan sebagai
doing things right . Untuk itulah dalam perencanaan strategis dituntut
melakukan sesuatu yang benar misalnya, menentukan misi, tujuan, perubahan dan
pengembangan.
Menurut Manullang (1992) dan Syamsi (1994) suatu perencanaan yang
baik mengandung unsur-unsur yakni : 1) What (apa), apa yang akan dilakukan
sehingga perlu direncanakan, 2) Why (mengapa), apa alasan hal tersebut
direncanakan, 3) Who (siapa), siapa pelaksananya, 4) Where (dimana): dimana
tempat pelaksanaan kegiatan tersebut, 5) When (kapan); bilamana kegiatan
tersebut dilaksanakan, 6) How (bagaimana); bagaimana kegiatan tersebut
dilaksanakan.Di dalam perencanaan dituntut kerjasama yang baik. Kerjasama
yang baik diperlukan untuk rencana dilaksanakan. Jadi, perencanaan harus
memiliki dukungan dari pemimpin tertinggi, yang bertanggung jawab untuk
menciptakan struktur yang kondusif mendukung implementasi perencanaan;
Selanjutnya ada beberapa karakteristik perencanaan menurut Steers,
Ungson dan Mowday (1985) yaitu:
1) Perencanaan adalah sebuah proses. Perencanaan yang efektif secara alami
tidak mempunyai titik akhir dan secara terus-menerus dimonitor.Sebagai
sebuah proses, perencanaan meliputi sistem analisis dari perubahan
lingkungan dan mencakup sebuah pernyataan tentang kegiatan dan tujuan
masa datang serta mekanisme perencanaan implementasi bagi pencapaian
tujuan;
2) Perencanaan adalah suatu hal yang mendahului atau berorientasi pada
masa yang akan datang. Perencanaan dibuat untuk mengantisipasi
kecenderungan atau peristiwa yang akan datang. Jika ingin memastikan
apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang maka sangat perlu
mendapatkan sumber-sumber yang pas sebagai tempat informasi;
3) Perencanaan meliputi satu set keputusan yang interdependen(saling
ketergantungan).
Masalah yang kompleks sering dihasilkan oleh keputusan interdependen.
Beberapa keputusan interdependen ini dapat menyebabkan masalah. Hal
ini penting, karena itu perencanaan yang dilakukan pada bagian-bagian
interdependen ini untuk memenuhi tujuan organisasi untuk meminimalisir
konflik;
4) Perencanaan melibatkan banyak orang. Untuk rencana yang berhasil, tim
perencanaan harus bekerja secara efektif. Program perencanaan yang
buruk sering disebabkan oleh komunikasi yang buruk antara orang-orang,
ketidak-percayaan yang sangat tinggi di antara anggota organisasi, dan
konflik
yang
mengganggu
antara pihak-pihak yang terlibat;
5)
Perencanaan melibatkan tindakan yang mengarah pada masa yang akan
datang, tidak akan terjadi apabila tidak ada rencana yang dibuat. Selama
bertahun-tahun orang memiliki rencana yang salah dimana lebih sering
berpusat pada data atau informasi masa lalu. Asumsi data atau informasi
masa lalu tersebut lebih sering tidak relevan untukjangka panjang.
Perencanaan yang baik melibatkan tindakan atau intervensi yang
mengarah kepada harapan yang diinginkan sesuai dengan standar yang
diharapkan. Berdasarkan karakteristik tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perencanaan (planning) yang baik adalah sebuah proses antisipasi, atau suatu hal
yang berorientasi pada masa depan, khususnya dalam pendidikansuatu
perencanaan
harus
menghasilkan
suatu
perbaikan,
peningkatan
dan
pengembangan kehidupan, dan yang melibatkan banyak pihak dalam pengambilan
keputusan interdependen, serta tindakan yang mengarah pada masa yang akan
datang, dengan kemungkinan dapat terjadi atau tidak akan terjadi.
2.3.2
Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) adalah fungsi manajemen yang berfokus
pada mengalokasikan dan mengatur sumber daya, sehingga rencana dapat
dilakukan dengan sukses. Melalui fungsi ini kepala sekolah sebagai seorang
manajer disekolah menentukan tugas-tugas yang harus dilakukan. Bagaimana
tugas dan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik secara bekerjasama, dan
bagaimana pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi berbagai unit yang
membentuk struktur organisasi. Susunan pekerjaan dengan individu yang berhasil
dapat melaksanakan rencana juga merupakan bagian dari fungsi pengorganisasian.
Hadari (2000) menyatakan bahwa organisasi sebagai salah satu fungsi manajemen
mewujudkan, memelihara/mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan
kerjasama antar personal/anggota yang mewakili peranan unit/satuan kerja
masing-masing dan kerjasama yang dilakukan dengan saling memberi
informasi/data, keterangan, tukar pikiran, pendapat, pengalaman, penyampaian
saran dan kritik yang sehat, rapat, diskusi, dan lain-lain dalam usaha
melaksanakan tugas pokok organisasi agar berlangsung efektif dan efisien.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa pengorganisasian yang baik
dan benar adalah dengan 1) mengelompokkan setiap tugas pekerjaan kedalam
unit-unit kerja, 2) memberi tanggungjawab kepada anggota/personal sesuai
dengan kemampuan masing-masing,dan 3) saling memberi informasi dan
menjalin kerjasama antar unit kerja sehingga hasil yang diharapkan dapat terjadi
secara efektif dan efisien.
2.3.3
Pelaksanaan program kegiatan
Rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi
manajemen yang paling utama. Pelaksanaan atau penggerakan adalah fungsi
manajemen yang melibatkan sejumlah orang, sebagai pelaksana dari perencanaan
yang telah disusun sesuai dengan kebutuhan unit/satuan kerja yang dibentuk
(Hadari, 2000). Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak
berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi
actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung
dengan
orang-orang
dalam
organisasi.
Dalam
hal
ini,
Terry
(1999)
mengemukakan bahwa pelaksanaan (actuating) merupakan usaha menggerakkan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaransasaran tersebut.
Berbagai kegiatan dalam pelaksanaan manajerial seperti pengarahan
(commanding),bimbingan
(directing),
komunikasi
(communication)
dan
koordinasi (coordination). Pelaksanaan atau pergerakkan meliputi: a) Pengarahan,
yaitu usaha memberi perintah, saran dan instruksi agar tugas dapat dilaksanakan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan; b) Membimbing yaitu usaha memberikan
panduan dan pengarahan atas tugas yang diberikan; c) Koordinasi adalah sebuah
upaya menyatu padukan dan menyelaraskan dalam melakukan berbagai kegiatan
agar tidak terjadi kekacauan, percekcokkan sehingga semua tugas pekerjaan dapat
dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. Dari pengertian di atas, pelaksanaan
(actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi
kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas
dan tanggung jawabnya.
Pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
yang diberikan dengan memperhatikan setiap arahan dan bimbingan agar dapat
berjalan efektif, efisien dan terarah pada pencapaian tujuan organisasi. Pengarahan
dan bimbingan harus diberikan secara terus-menerus oleh pimpinan/manajer.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
sebagai pimpinan/manajer di sekolah, dalam tugasnya selaku pelaksana atau
penggerak yang baik harus mampu memberikan pengarahan dan bimbingan yang
terus-menerus kepada bawahannya untuk menghasilkan kegiatan belajar-mengajar
yang baik dan produk lulusan yang berkualitas/bermutu serta mampu berdaya
saing.
Download