EFEKTIVITAS KOMUNIKASI LURAH DALAM PENYELENGGARAAN

advertisement
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI LURAH DALAM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DI KELURAHAN KOLASA KECAMATAN PARIGI
KABUPATEN MUNA
* Wa Ode Misra Marsita ** Muh. Zein Abdullah ***Joko
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Halu Oleo, Kampus Bumi Thridharma Anduonohu,
Kendari.
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas komunikasi Lurah
dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kelurahan Kolasa Kecamatan Parigi
Kabupaten Muna.
Informan yang diambil dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja
pada Kantor Kelurahan Kolasa Kecamatan Parigi Kabupaten Muna. Subyek
penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jadi, subyek
penelitian itu merupakan sumber informasi yang digali untuk mengungkap faktafakta di lapangan. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini sebanyak 12
orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitiatif dan
kuantitatif. Sumber data dalam yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu data
primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis data dengan menggunakan analisis kualitatif model interaktif dari
Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukan komunikasi atasan dan bawahan berjalan
dengan efektif, hal ini dilihat dari pesan disampaikan secara langsung maupun
tidak langsung. Penyampaian pesan secara langsung dilakukan oleh kepala dengan
pegawai Kelurahan Kolasa melalui rapat atau pertemuan. Kepala Lurah di
Kelurahan Kolasa sudah memiliki kemampuan berkomunikasi dengan sesama
pegawai, staf, maupun dengan masyarakat. Cara, bentuk dan intensitas
komunikasi Kepala Lurah dalam menjalankan rencana-rencana kerja selalu
dikomunikasikan dengan baik. Hal ini terlihat dari jalannya komunikasi yang
efektif dan bersifat terbuka terhadap masukan dan pendapat, baik itu antara Lurah
dengan pegawai maupun sesama pegawai, sehingga situasi nyaman dan tidak kaku
tercipta antara atasan dan bawahan.
Kata kunci : Efektivitas komunikasi, Penyelenggaraan Pemerintahan, Lurah
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komunikasi efektif komunikasi yang berhasil mencapai sasaran dengan
feedback (respon) yang sesuai dengan tujuan individu berkomunikasi. Hal inilah
yang disebut dengan kondisi komunikasi yang sukses (berhasil). Komunikasi akan
berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh
komunikator cocok dengan kerangka acuan, yakni panduan pengalaman dan
pengertian yang diperoleh oleh komunikan. Bidang merupakan factor penting juga
dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang
pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila
bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman
komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain.
Fenomena mengenai penyelenggaraan pemerintahan di Kantor Kelurahan
Kolasa
Kecamatan
Parigi
Kabupaten
Muna
berdasarkan
pengamatan
menunjukkan adanya para PNS yang bekerja di Kantor Kelurahan Kolasa dalam
menjalankan tugas-tugasnya masih kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa permasalahan, diantaranya: 1) tidak terdapatnya bagan mekanisme
layanan yang membuat masyarakat yang dating mengurus administrasi mengalami
kebingungan untuk memperoleh layanan, (2) proses pelayanan yang sedikit
terhambat oleh keterbatasan Jaringan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian,
(3) selain itu juga masih belum tertibnya aparat dalam memenuhi jam-jam kantor
hal ini terlihat dari saat jam kantor banyak aparat yang belum berada ditempat.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Efektivitas Komunikasi Lurah dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Di Kelurahan Kolasa Kecamatan Parigi Kabupaten Muna”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi masalah dalam
penelitian
ini
adalah
Bagaimana
efektivitas
komunikasi
lurah
dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Kelurahan Kolasa Kecamatan Parigi Kabupaten
Muna
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas komunikasi lurah dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Kelurahan Kolasa Kecamatan Parigi Kabupaten
Muna.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi
pemikiran bagi mahasiswa khususnya jurusan ilmu komunikasi.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
dokumentasi ilmiah dan dalam meningkatkan sebuah andil pengambil
kebijakan dalam pemerintahan lurah.
3. Manfaat Metodologis
Sebagai bahan informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya dalam bidang
ilmu komunikasi
Konsep Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communis, yang berarti
“sama”. Communico, communicatio atau communicare berarti membuat sama
(make to common). Jadi, komunikasi dapat terjadi apabila adanya pemahaman
yang sama antara penyampai pesan dan penerima pesan.
Beberapa ahli mendefinisikan istilah komunikasi seperti berikut ini:
1. Barelson dan Garry A. Steiner, mengemukakan bahwa komunikasi adalah
proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya
dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dan
sebagainya (Mulyana, 2005).
2. Hovland, mengemukakan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan
menggunakan lambing verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (Mulyana,
2005).
Konsep Efektivitas
Sedarmayanti (2009), efektivitas dapat didefinisikan dengan empat hal
yang menggambarkan tentang efektivitas, yaitu :
Efektivitas merupakan salah satu dimensi dari produktivitas, yaitu
mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target
yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Efektivitas merupakan suatu
konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya atau dapat dikatakan
bahwa efektivitas merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari aktivasi-aktivasi
yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Efektivitas Komunikasi
Dimensi komunikasi yang meningkatkan efektifitas komunikasi bertujuan
untuk meningkatkan kesamaan arti antara pesan yang dikirim dengan pesan yang
diterima dan efektivitas dalam komunikasi ini dapat dilakukan dengan
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Persepsi
Persepsi adalah inti komunikasi sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti
persepsi, yang identik dengan penyandian balik dalam proses komunikasi. Hal
ini jelas terlihat pada pengertian persepsi yang disampaikan oleh Wenburg dan
Wilmot (1973) yang mengatakan bahwa persepsi adalah cara organisme
memberikan makna. Sedangkan Verdenber (1978) menyatakan bahwa persepsi
proses menafsirkan informasi indrawi.
b. Reaksi emosional atau keadaan emosi
Emosi adalah sesuatu yang dirasai oleh seseorang secara mendalam. Perkataan
’emosi’ bermakna ’gerakan tenaga’ yang berasal dari perkataan lain.
Pengalaman emosi seseorang memberi kesan terhadap sel-sel otak dan
ingatan, lalu membentuk corak-corak yang mempengaruhi perilaku seseorang.
c. Keahlian berkomunikasi
Menurut Stephen dalam Kaloh (2006) mengemukakan bahwa komunikasi
merupakan ketrampilan paling penting dalam hidup seseorang. Seperti halnya
bernafas, komunikasi merupakan sesuatu yang otomatis terjadi, sehingga
seseorang tidak tertantang untuk belajar berkomunikasi secara efektif dan
santun.
d. Saluran atau media komunikasi
Dewi (2006) mengatakan bahwa pemilihan saluran dan media sangat penting
dilakukan dalam perencanaan pesan bisnis yang berpusat pada penerima.
Komunikasi efektif dan tidak efektif dapat dibedakan melalui pilihan atas
saluran dan media komunikasi terdiri atas saluran dan media komuniasi.
Pilihan saluran dan media komunikasi sangat tergantung pada sifat pesan,
waktu, formalitas dan harapan penerima.
Konsep Komunikasi Pemerintahan
Komunikasi pemerintahan adalah penyampaian ide, program dan gagasan
pemerintah kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan Negara” (dalam hal
ini pemerintah dapat diasumsikan sebagai komunikator dan masyarakat sebagai
komunikan, dalam suasana tertentu bisa sebaliknya masyarakat berada pada posisi
sebagai penyampaian idea tau gagasan dan pemerintah berada pada posisi
mencermati apa yang diinginkan masyarakat). Dalam kondisi yang demikian
pemerintah
melalui
kewenangan
sekaligus
bertanggungjawab
untuk
mempertimbangkan, bahkan untuk mersepon keinginan-keinginan tersebut sesuai
dengan aturandan ketentuan yang berlaku (Hasan, 2005).
Lurah sebagai Pemerintah di Tingkat Kelurahan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan,
disebutkan bahwa Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah
Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. Kelurahan merupakan
perangkat daerah Kabupaten/Kota yang berkedudukan di wilayah kecamatan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2012
Tentang Monografi desa dan kelurahan, Lurah merupakan Pemerintah Kelurahan
atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Kelurahan dan Perangkat
Kelurahan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan kelurahan.
Teori Komunikasi Organisasi
Pace (2000), mendefinisikan komunikasi organisasi menjadi 2 bagian yaitu
: 1) Definisi fungsional komunikasi organisasi, Komunikasi organisasi
didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari organisasi tertentu. Suatu organiisasi
terdiri diri unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarki antara yang
satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi
organisasi terjadi setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan
dalam suatu organisiasi menafsirkan suatu pertunjukan. Sistem komunikasi
organisasi menyangkut pertunjukan dan penafsiran pesan di antara individuindividu pada saat yang sama yang memiliki jenis-jenis hubungan berlainan yang
menghubungkan mereka. Mereka mempunyai gaya berlainan dalam komunikasi,
yang mempersepsi iklim komunikasi berbeda, yang mempunyai tingkat kepuasan
berbeda dan tingkat kecukupan informasi yang berbeda pula, dan metode
komunikasi yang berbeda dalam jaringan yang berbeda. 2) Definisi interpretif
komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang
menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi. Komunikasi organisasi
adalah “perilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang
terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang
terjadi. Makna muncul dan berkembang dalam interaksi yang berlangsung.
Hubungan antara para peserta, juga konteksnya, akan menentukan apa makna
kata-kata yang bersangkutan. Komunikasi lebih dari sekedar alat, ia adalah cara
berpikir.
Kerangka Pemikiran
Efektivitas komunikasi lurah terdiri dari persepsi, keadaan emosi, keahlian
berkomunikasi dan media komunikasi.
Selanjutnya dapat dilihat pada bagan 2.1 berikut:
Efektivitas Komunikasi Lurah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Di Kelurahan Kolasa
Kecamatan Parigi Kabupaten Muna
Teori Komunikasi Organisasi
(Devito, 1997)
Efektivitas Komunikasi
1.
2.
3.
4.
5.
Persepsi
Keahlian berkomunikasi
Cara berkomunikasi
Bentuk komunikasi
Intensitas berkomunikasi
Komunikasi Pemerintah Kelurahan
Komunikasi Atasan dengan Bawahan
Komunikasi Bawahan dengan Atasan
BAB III
Komunikasi
Pemerintahan
Berjalan
Baik
METODE
PENELITIAN
Sumber : Hasil Modifikasi Penulis
Lokasi Penelitian
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian i ni dilaksanakan di Kelurahan Kolasa Kecamatan Parigi
Kabupaten Muna.
Subyek Penelitian
Arikunto (2006) subyek penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti
oleh peneliti. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini sebanyak 12
orang
Informan Penelitian
Informan yang akan diambil dalam penelitian ini adalah para pegawai yang
bekerja pada Kantor Kelurahan Kolasa Kecamatan Parigi Kabupaten Muna,
jumlah informan dalam penelitian ini adalah berjumlah 12 orang, selanjutnya
dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut
Tabel 3.1.
Sebaran Informan Penelitian
No.
Infoman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kepala Lurah
PNS Kelurahan
Ketua RW
Ketua RT
Ketua LPM
Ketua PKK
Ketua Karang Taruna
Jumlah
Sumber : Kantor Kelurahan Kolasa, (Tahun 2016)
Jumlah
(Orang)
1
4
3
1
1
1
1
12
Teknik Penentuan Informan
Penentuan informan dalam penelitian ini adalah menggunakan sensus
Jenis Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data
kualitiatif dan kuantitatif.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dari dua jenis yaitu:
1. Data primer, adalah data yang diperoleh langsung dari informan seperti hasil
observasi dan wawancara dengan informan maupun hasil dokumentasi.
2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari pihak lain seperti Kantor
Kelurahan, Kantor Kecamatan, Kantor BPS dan buku-buku yang relevan
dengan penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
1. Observasi
2. Wawancara,
3. Dokumentasi
4. Studi kepustakaan
Teknik Analisis Data
Analiais data dalam penelitian digunakan dengan menggunakan analisis
kualititatif model interaktif dari Miles dan Huberman (2007), sebagai berikut :
Model analisis interaktif dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Bagan 3.1
Model Analisis Interaktif
Data
Collection
Data Display
Data
Reduction
Conclusion
Sumber : Miles dan Huberman (2007)
3.1 Desain Operasional Penelitian
Desain operasional dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2.
Matriks Desain Operasional Penelitian
No.
Unit Analisis
Kerangaka Unit Analisis
Teknik Pengumpulan Data
1.
Efektivitas
Komunikasi
Lurah
Persepsi
Keahlian berkomunikasi
Cara berkomunikasi
Bentuk komunikasi
Intensitas berkomunikasi
-
Observasi
Wawancara
Studi pustaka
Dokumentas
2.
Komunikasi
Pemerintah
1. Komunikasi atasan dengan bawahan
2. Komunikasi
bawahan dengan atasan
Sumber: Hasil modifikasi penulis
Observasi
Wawancara
Studi pustaka
Dokumentasi
1.
2.
3.
4.
5.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Kelurahan Kolasa Kecamatan Parigi Kabupaten Muna
Kelurahan Kolasa yang letaknya di dalam wilayah kerja administrasi
Kecamatan Parigi yang merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Muna dari jumlah 22 Kecamatan yang
berada
di Kab. Muna.
Berdasarkan Peraturan Daerah Pemerintah Kab Muna Nomor 1 Tahun 1990
tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Pemerintah Kab Muna
Tahun 1990 Nomor I/D tanggal 25 Januari 1990) yang terletak di dalam Wilayah
Kerja Camat di Kecamatan Parigi.
Identitas Informan
Informan dalam penelitian ini terdiri dari berbagai pihak yang berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu efektivitas
komunikasi lurah dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kelurahan Kolasa
Kecamatan Parigi Kabupaten Muna. Selanjutnya dapat dlihat pada Tabel 4.3
berikut:
Tabel 4.3
Identitas Informan
No.
Informan
Umur
Jenis
(tahun)
Kelamin
Pekerjaan
Jabatan
1.
Wa Ode Marifu
57
P
PNS
Kepala Lurah
2.
La Paeho
54
L
PNS
Kasi Kesra
3.
Wa Noora
52
P
PNS
Staf
4.
La Ruhaeda
53
L
PNS
K.Pemerintahan
5.
L.M. Samrin
38
L
PNS
Sekretaris
6.
La Hamidu
57
L
Tani
RW I
7.
La Ndohada
53
L
Tani
RW II
8.
La Goru
57
L
Tani
RW III
9.
La Ode Tombo
47
L
Tani
RT
10.
La Ode Ganiru
51
L
PNS
LPM
11.
La Ode Bolo Kia
31
L
Tani
Karang Taruna
12.
Siti Nurhija
45
P
Ibu Rumah
Tangga
PKK
Sumber Data Kantor Kelurahan Kolasa Tahun 2016
Efektivitas Komuikasi Atasan dengan Bawahan
Efektifitas komunikasi bertujuan untuk meningkatkan kesamaan arti antara
pesan yang dikirim dengan pesan yang diterima, hasil penelitian tentang
efektivitas komunikasi lurah diuraikan pada bagian-bagian berikut ini :
Persepsi Komunikasi Atasan dengan Bawahan
Persepsi adalah inti komunikasi sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah
inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses
komunikasi. Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi. Persepsi
dikatakan sebagai inti komunikasi karena jika persepsi seseorang tidak akurat,
maka tidak mungkin orang tersebut mampu berkomunikasi dengan baik.
Keahlian berkomunikasi Atasan dengan Bawahan
Kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat maupun sesama Pegawai
Negeri Sipil, dengan kepala lurah, serta juga kemampuan berkomunikasi dengan
lingkungan sekitarnya. Kemampuan untuk mengadakan komunikasi akan menjadi
jalan yang penting bagi kepala lurah untuk menyampaikan informasi terutama
kepada masyarakat. Dengan kemampuan komunikasi yang baik, maka kepala
lurah akan dapat menyampaikan informasi kepada masyarakat dengan baik
pula. Baik yang dimaksud tentunya adalah tercapainya efektivitas dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan.
Cara Berkomunikasi Atasan dengan Bawahan
Seorang pemimpin yang berhasil mempunyai cara komunikasi yang baik,
hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan
pendirian yang diyakini kebenarannya. Untuk memperoleh informasi tentang cara
berkomunnikasi kepala lurah, dilakukan kegiatan wawancara dengan sekretaris
kelurahan dan staf kelurahan Kolasa sebagai informan. Ketika diajukan
pertanyaan bagaiana cara komunikasi kepala Lurah dalam menjalankan
pemerintahnnya.
Bentuk Komunikasi Atasan dengan Bawahan
Bentuk komunikasi dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal
yakni komunikasi antara Kepala Lurah dengan bawahan dan terjadi kontak
langsung dalam percakapan.
Intensitas Komunikasi Atasan dengan Bawahan
Intensitas komunikasi menjadi bagian yang harus diperhatikan dalam
komunikasi agar tercapai hubungan yang baik antara Kepala Lurah dengan
bawahannya
maupun
dengan
masyarakat
yang
dipimpinnya.
Intensitas
komunikasi Kepala Lurah dengan bawahnnya menunjukkan Kepala Lurah sering
melakukan komunikasi dengan bawahannya.
Efektivitas Komunikasi Bawahan dengan Atasan
Persepsi Komunikasi Bawahan dengan Atasan
Persepsi adalah inti komunikasi sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah
inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses
komunikasi. Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi. Persepsi
dikatakan sebagai inti komunikasi karena jika persepsi seseorang tidak akurat,
maka tidak mungkin orang tersebut mampu berkomunikasi dengan baik. .
Keahlian berkomunikasi Bawahan dengan Atasan
Kemampuan berkomunikasi bawahan dengan masyarakat maupun sesama
Pegawai Negeri Sipil, dengan kepala lurah, serta juga kemampuan berkomunikasi
dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan untuk mengadakan komunikasi akan
menjadi jalan yang penting bagi bawahan untuk menyampaikan
terutama
kepada
informasi
atasan. Dengan kemampuan komunikasi yang baik, maka
bawahan akan dapat menyampaikan informasi kepada kepala lurah dengan baik
pula. Baik yang dimaksud tentunya adalah tercapainya efektivitas dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan.
Cara berkomunikasi Bawahan dengan Atasan
Untuk memperoleh informasi tentang cara berkomunikasi bawahan dengan
atasan, dilakukan kegiatan wawancara dengan sekretaris kelurahan dan staf
kelurahan Kolasa sebagai informan. Ketika diajukan pertanyaan bagaiana cara
komunikasi bawahan dengan atasan. Diperoleh penjelasan dari Sekretaris
Kelurahan Kolasa L.M. Samrin (38 tahun)
”Aparat kelurahan dan perangkat lain di kelurahan Kolasa memiliki
keterbukaan dan semua kebijakan yang akan diambil selalu
dikomunikasikan dengan baik. (wawancara, 12 Desember 2016).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwa
staf kelurahan dalam menjalankan rencana-rencana kerja selalu dikomunikasikan
dengan
baik.
Sebelum
pemimpin
mengambil
keputusan
final
selalu
mempertimbangkan untuk mendahulukan kepentingan staf dan aparat kelurahan.
Bentuk Komunikasi Bawahan dengan Atasan
Bentuk komunikasi dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal
yakni komunikasi antara bawahan dengan atasan dan terjadi kontak langsung
dalam percakapan.
Intensitas Komunikasi Bawahan dengan Atasan
Intensitas komunikasi menjadi bagian yang harus diperhatikan dalam
komunikasi agar tercapai hubungan yang baik antara bawahan dengan atasan
maupun dengan masyarakat. Intensitas komunikasi staf kelurahan dengan
atasannya menunjukkan staf kelurahan sering melakukan komunikasi dengan
kepala lurahnya.
KESIMPULAN
Komunikasi Lurah dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kelurahan
Kolasa Kecamatan Parigi Kabupaten Muna sudah sudah berjalan secara efektif.
Hal ini terlihat dari persepsi komunikasi, keahlian berkomunikasi, cara
berkomunikasi, bentuk komunikasi dan intensitas komunikasi yang dilakukan oleh
atasan terhadap bawahan maupun bawahan terhadap atasan yang bersifat terbuka
terhadap masukan dan pendapat, sehingga situasi nyaman dan tidak kaku tercipta
antara atasan dan bawahan.
Arahan yang diberikan atasan terhadap bawahan sudah berjalan dengan
baik maupun koordinasi antar penyelenggara pemerintahan sudah berjalan optimal
sehingga tidak terjadi lagi tumpang tindih dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Perebedaan persepsi antara atasan dengan bawahan sudah tidak terjadi karena
adanya sosialisasi serta saling member sumbangsih pemikiran antara bawahan dan
atasan. Efektifnya komunikasi pemerintahan memberikan dampak terhadap
optimalnya penyelenggaraan pemerintahan Kelurahan Kolasa.
SARAN
Diperlukan komunikasi pemerintahan yang terbuka dan dilakukan secara
terus menerus. Komunikasi pemerintahan sangat bermanfaat pada pengawasan,
arahan atasan terhadap bawahan penyamaan persepsi terhadap tujuan dan sasaran
kebijakan pemerintah, mencegah terjadinya tumpang tindih pelaksanaan programprogran pemerintah akibat kurangnya koordinasi serta mencegah terjadinya
konflik-konflik internal pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied. 2011. Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Dewi, Sutrisna. 2006. Komunikasi Bisnis. Andi. Yogyakarta.
Djadja, Saefulah. 2005. Filsafat Administrasi. Bandung: UNPAD
Devito, Joseph A. 1997. Interpersonal Relationship Stages, Theories and
Communiction. Professional Books. Jakarta.
Hasan, Alwi. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan
Nasional Balai Pustaka. Jakarta.
Hasan, Erliana. 2010. Komunikasi Pemerintahan. Refika Aditama. Bandung.
Hasbiansyah, O. 2011. Komunikasi Pemerintahan : Aplikasi dan Keterbukaan
Fikom. Unisba. Bandung
Kaloh. DR. J. 2006. Pemimpin Antara Keberhasilan dan Kegagalan. Kata Hasta
Pustaka. Jakarta.
Liliweri, Alo. 2004. Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Miles, MB dan A.M Huberman (2007). Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber
Tentang Metode-Metode Baru. UI Press. Jakarta.
Myers, G.E dan Myers, M.T. 1992. The Dynamics OF Human Communication: A
Laboratory Approach. Sixth Edition. Mc Graw Hill, Inc: New York.
Muhamad, Arni. 2001. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara. Jakarta.
Muhammad, Mufid. 2004. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Erlangga.
Jakarta.
Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rahmat. 2006. Komunikasi Antarbudaya. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Mulyana, Deddy. 2005. Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Nurudin, 2008. Hubungan Media Konsep dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Pace R. Wayne and Faules. 2000. Komunikasi Organisasi. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Pace, R Wayne dan Faules, Don F. 1998. Komunikasi Organisasi Strategi
meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Riswandi. 2009. Ilmu komunikasi. Graha Ilmu Hardjana. Jakarta.
Robinshon, Stephen, P dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi.
Salemba Empat. Jakarta.
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. CV Mandar
Maju. Bandung.
Soeharto, 2003. Komunikasi Pembelajaran. SIC. Surabaya.
Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Media
Pressindo. Yogyakarta.
Tubbs Stewart L. dan Sylvya Moss, 2005. Human Communication KonteksKonteks Komunikasi , Penerbit PT. Rosda Karya. Bandung.
Umar, Husein. 2005. Riset Sumberdaya Manusia dalam Organisasi. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Verderber Rudolph F. 1978. Communicate/Belmont.. Wadsworth. California.
Wenburg, John. R. Dan Wilmot, William. W. 1973. The Personal Commucication
Process. John Wiley & Sons. New York.
West, Richard dan Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi, Analisis
dan Aplikasi. Salemba Humanika. Yogyakarta.
Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Gramedia Wiasarana Indonesia.
Jakarta.
Wright, charles, R. 1992. Sosiologi Komunikasi Massa, Penyunting Jalaludi
Rakhmat. Bandung Remaja Karya.
Download