PIJAT PADA EKTREMITAS BAWAH SEBELUM

advertisement
Pijat Pada Ektremitas Bawah Sebelum Latihan
Oleh: Wisnu Mahardika
PIJAT PADA EKTREMITAS BAWAH SEBELUM LATIHAN
Oleh:
Wisnu Mahardika
Abstrak
Tujuan artikel ini untuk memeriksa pengaruh pijat pada performa
ekstremitas bawah sebelum latihan. Setiap subjek melakukan hal sebagai berikut
secara berurutan, yaitu: pijat, peregangan, dan istirahat. Setelah pemijatan dan
peregangan, istirahat dapat dapat mengurangi ketegangan otot dan rasa sakit
dari kontraksi otot pada kaki. Dengan melakukan pijat Swedia 10 menit pada
tungkai bawah bagian posterior dan 5 menit pada tungkai bawah bagian anterior
mengurangi rasa sakit pada kaki terhadap latihan, sehingga dapat meningkatkan
performa otot pada saat latihan.
A. PENDAHULUAN
Latihan dipraktekkan oleh atlet untuk meningkatkan kapasitas fisiologi
dan psikologi sebelum latihan maupun kompetisi, meskipun bukti ilmiah yang
mendukung tersebut terbatas. Berbagai jenis, intensitas dan durasi latihan
memastikan perbedaan perubahan fisiologis dan psikologis pada tubuh. Secara
statis atlet melakukan peregangan setelah latihan karena mudah, aman, dan
diyakini cenderung tidak terjadi ketegangan otot yang dibandingkan dengan
peregangan. Tetapi, penelitian yang baru-baru ini menunjukkan bahwa latihan
yang statis mengalami penurunan eksplosif dan kapasitas gerak kecepatan tinggi
seperti power, kekuatan, lompat vertikal, kecepatan dan waktu reaksi. Latihan
sering dapat menyebabkan berbagai tingkat kelelahan pada muskuloskeletal, saraf
dan sistem metabolisme. Berbagai jumlah dari ketidaknyamanan atau sakit dan
peradangan dapat dihubungkan dengan latihan dan hal ini tergantung pada
frekuensi, intensitas, durasi dan jenis latihan yang dilakukan. Setelah latihan yang
dilakukan secara intens, hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa
sakit yang berhubungan dengan gangguan intraselular struktur otot, sarcolemma,
dan matriks ekstraselular yang mengarah berkepanjangan pada gangguan fungsi
otot dan awal terjadinya nyeri otot (Gregory, David, Kawamoto, Drinkwater,
Behm and Button, 2015: 5).
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 2 Tahun 2015
47
Pijat Pada Ektremitas Bawah Sebelum Latihan
Oleh: Wisnu Mahardika
Selain peregangan, sebelum dipijat dapat digunakan sebagai tambahan
latihan fisik. Banyak klaim tentang pijat, tetapi sedikit yang didukung oleh setiap
empiris data yang terkait pada mekanisme atau pengaruh yang baik. Cara kerjanya
pijat telah dikategorikan ke biomekanika, fisiologis, neurologis dan psikologis.
Beberapa data telah menunjukkan bahwa pijat dan peregangan menyebabkan
penurunan unit aktivasi motorik dan mengurangi kekakuan otot sebagaimana
dibuktikan oleh kontraksi otot. Namun, data yang ada belum memadai. Akan
tetapi, dalam hal kinerja atletik, awal terjadinya nyeri otot dapat menyebabkan
konsekuensi yang negatif. Nyeri otot dan kerusakan struktural pada otot dan
jaringan ikat dapat mengakibatkan berubahnya fungsi otot. Perubahan ini secara
substansial dapat mengurangi kinerja yang optimal untuk atlet. Selain itu, otot
yang nyeri juga mengakibatkan dampak negatif pada atlet seperti sprint, power,
lompat tinggi dan drop-jump (Gregory, David, Kawamoto, Drinkwater, Behm and
Button, 2015: 5).
Pada penelitian Arabaci (2008: 553), Wiktorsson-Moller et al. (2005)
menyatakan bahwa 6-15 menit melakukan petrissage dengan tujuan relaksasi,
mengurangi ketegangan otot. Goodwin et al. (2007) menemukan bahwa petrissage
15 menit merupakan dengan indikasi ujung jari yang lebih rendah dan dikelola
sebelum latihan tidak berdampak secara signifikan terhadap kinerja sprint.
Penelitian yang dilakukan oleh Hunter et al. (2006) menunjukkan bahwa tubuh
bagian bawah merupakan indikasi untuk menghasilkan pengurangan tenaga pada
saat pertama kontraksi otot. Pijat pada kelompok otot hamstring akan
meningkatkan berbagai gerakan pasif pada pinggul dan sendi pada kaki. Arabaci
(2008: 553) menyatakan bahwa pijat mengurangi ketegangan pada otot. Pada
sebuah permainan sepak bola mengakibatkan Charlie bermain dalam keadaan
cedera, dan pijat adalah salah satu komponen bagaimana ia terus bermain dalam
permainan tersebut, hal ini membuat timnya mengalami perubahan yang baik
(Fritz, S., 2013 :5)
Selain itu, tidak ada kesepakatan tentang jenis, gaya, aplikasi, durasi,
intensitas yang diterapkan, atau waktu aplikasi sebelum latihan atau kompetisi.
Akibatnya, pengaruh pra pijat terhadap performa masih dapat disimpulkan karena
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 2 Tahun 2015
48
Pijat Pada Ektremitas Bawah Sebelum Latihan
Oleh: Wisnu Mahardika
masih terbatasnya. Sebelumnya dipijat, periksa dahulu pengaruh anterior dan
posterior tungkai sebelum melakukan latihan dibandingkan dengan latihan statis
setelah pijat dan latihan tanpa pijat atau urutan peregangan. Oleh karena itu,
tujuan artikel ini untuk memeriksa pengaruh pijat pra performa tungkai bawah
setelah latihan.
B. PEMBAHASAN
Seni pijat telah ada sejak berabad-abad dan dampaknya pada tubuh
manusia yang secara terus menerus. Pijat dapat mengurangi kelelahan pada paha
belakang, quadriceps, dan gluteal. Pijat adalah merileksasikan otot, dan dapat
meningkatkan fleksibilitas dengan mengurangi ketegangan dari antagonis otot.
1. Prosedur Pemijatan
Banyak pelatih, atlet dan terapis olahraga menggunakan pijat tipe Swedia.
Pada artikel ini menggunakan teknik pijat Swedia dalam ururtan pemijatan. Pijat
Swedia ini meliputi 5 manipulasi: effleurage, friction, petrissage, vibration dan
tapotment. Pijat yang diaplikasikan adalah: (1) pada tungkai bawah bagian
posterior selama 10 menit dan (2) pada tungkai bawah bagian anterior selama 5
menit. Pemijatan pada tungkai bawah bagian posterior dilakukan pada kelompok
otot gluteal, paha dan kaki bagian posterior. Sebaliknya, pijat tungkai bawah
bagian anterior hanya dilakukan pada paha bagian anterior. Pemijatan tungkai
bawah pada bagian posterior dilakukan antara pergelangan kaki dan pinggul,
tetapi pemijatan pada tungkai bawah bagian anterior dilakukan antara lutut dan
pinggul. Oleh karena itu, pemijatan dilakukan lebih kuat pada tungkai bawah
bagian posterior daripada pemijatan pada tungkai bawah bagian anterior.
Teknik pijat dilakukan pada tungkai bawah bagian posterior dan anterior.
Manipulasi umumnya diterapkan dari area yang rendah ke arah unggul. Pijat
dilakukan pada kedua kaki yaitu kaki bagian bawah kiri dan kanan secara
bersamaan oleh dua orang yang melakukan pemijatan menggunakan minyak bayi.
Pemijat melakukan urutan pemijatan pada diri sendiri untuk merasakan tingkat
tekanan pemijatan pada tungkai bawah bagian posterior ketika berbaring pada
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 2 Tahun 2015
49
Pijat Pada Ektremitas Bawah Sebelum Latihan
Oleh: Wisnu Mahardika
posisi titik rawan dan pemijatan pada kaki bagian anterior ketika berbaring di
posisi terlentang. Teknik pijat dapat dilihat pada tabel 1.1 dan 1.2.
Tabel 1.1 Urutan Pijat Tungkai Bawah Bagian Posterior
No.
1
2
3
Teknik Pijat
Effleurage
Friction on trochanter major
Friction (circular) performed
with the thumb (left hand, right
hand, two hands together)
4 Friction (circular) performed
with the other four fingers (left
hand, right hand, two hands
together)
5 Friction (circular) performed
with the palm (left hand, right
hand, two hands together)
6 Deep friction
7 Friction on achilles tendon
8 Stroking on achilles tendon
9 Comb friction
10 Octave friction (medial,
intermediate, lateral)
11 Petrrissage (circular kneading
with palm)
12 Petrissage with two hands
(kneading medial thigh)
13 Cutting petrissage with two hands
(medial thigh)
14 Petrissage on twisted leg
15 Stroking on twisted leg
16 Tapotment – hacking
17 Vibration – shaking
18 Effleurage
Sumber: Arabaci, 2008: 551
30-40 strokes/min
90-100 circle/min
60-70 circle/min
Time
(duration)
In seconds
45
10
50
60-70 circles/min
50
60-70 circles/min
50
40-50 circles/min
50-60 circles/min
40-50 strokes/min
30-40 strokes/min
60-70 circles/min
20
20
20
50
50
60-70 strokes/min
20
60-70 strokes/min
20
60-70 strokes/min
45
60-70 strokes/min
45-50 strokes/min
240-260 contacts/min
60-70 shakes/min
40-50 strokes/min
20
20
45
20
45
Rate
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 2 Tahun 2015
50
Pijat Pada Ektremitas Bawah Sebelum Latihan
Oleh: Wisnu Mahardika
Tabel 1.2 Urutan Pijat Tungkai Bawah Bagian Anterior
No.
Teknik Pijat
1
2
Effleurage
Friction (circular) performed
with the thumb (left hand, right
hand, two hands together)
3 Friction (circular) performed
with the other four fingers (left
hand, right hand, two hands
together)
4 Friction (circular) performed
with the palm (left hand, right
hand, two hands together)
5 Deep friction
6 Comb friction
7 Octave friction (medial,
intermediate, lateral)
8 Petrrissage (circular kneading
with palm)
9 Cutting petrissage with two
hands (medial thigh)
10 Tapotment – hacking
11 Vibration
12 Effleurage
Sumber: Arabaci, 2008: 551
30-40 strokes/min
60-70 circles/min
Time
(duration)
In seconds
30
30
60-70 circles/min
30
60-70 circles/min
30
40-50 circles/min
30-40 strokes/min
60-70 circles/min
15
25
30
60-70 strokes/min
20
60-70 strokes/min
20
240-260 contacts/min
60-70 shakes/min
40-50 strokes/min
30
10
Rate
2. Peregangan
Target otot dari peregangan statis adalah enam kelompok otot pada tungkai
bawah, yaitu: plantar flexors, extensors pinggul, hamstrings, flexors pinggul,
adductor dan quadriceps femoris. Subjek pertama posisikan kaki kiri bawah pada
posisi peregangan secara perlahan dan penuh perhatian. Ketika sendinya mencapai
batas rentang gerakan dan ambang nyeri, peregangan dilakukan selama 20 detik.
Setelah 10 detik istirahat, peregangan yang sama dilakukan pada tungkai bawah
sebelah kanan selama 20 detik. Sehingga, satu latihan peregangan dilakukan
secara keseluruhan selama 40 detik pada kedua tungkai bawah kiri dan kanan.
Periode istirahat yaitu 10 detik diberikan dalam rangka mempersiapkan subjek
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 2 Tahun 2015
51
Pijat Pada Ektremitas Bawah Sebelum Latihan
Oleh: Wisnu Mahardika
peregangan berikutnya. Latihan peregangan ini dilakukan pada set (tiga set x
enam latihan peregangan statis x 40 detik peregangan dan 10 detik istirahat).
Seluruh peregangan berlangsung sekitar 15 menit.
Secara tradisional, atlet melakukan sesi pemanasan sebelum aktivitas fisik
atau kompetisi. Tujuan pemanasan adalah untuk meningkatkan fisiologis,
biomekanika dan psikologis performa atlet tersebut. Namun, pelatih, atlet, dan
ilmuwan olahraga belum menentukan urutan pemanasan yang terbaik. Umumnya,
pelatih dan atlet menerapkan jogging dan peregangan statis selama sesi
pemanasan. Peregangan statis sebelum latihan (terutama meningkatkan durasi
peregangan) menurunkan performa eksplosif kecepatan dan latihan power. Teknik
pijat swedia dilakukan selama 10 menit pada tungkai bawah bagian posterior dan
5 menit pada tungkai bawah bagian anterior setelah sesi pemanasan yang
mengalami degradasi performa. Sebaliknya, pijat meningkat fleksibilitas sendi
pinggul. Selain itu untuk intervensi pemijatan, perlu digunakan peregangan dan
intervensi lainnya.
Peregangan tidak jauh berbeda dengan intervensi pemijatan. Pada 15 menit
peregangan statis meningkatkan fleksibilitas sendi pinggul. Tidak ditemukan
perbedaan antara sebelum dan sesudah latihan terhadap performa atlet. Terjadinya
penurunan kekuatan sebelum dan sesudah intervensi pada kondisi pijat. Durasi 615 menit petrissage bertujuan untuk relaksasi dan kenyamanan, pengurangan
ketegangan otot. Durasi 15 menit pemijatan pada ekstremitas bawah sebelum
melakukan pemanasan tidak menunjukkan dampak yang signifikan terhadap
performa latihan. Pijat pada kelompok otot lutut dapat meningkatkan gerakan
pada pinggul. Demikian pula, pijat dapat mendorong fleksibilitas plantar flexors.
Namun, pijat pada kelompok otot lutut tidak terkait dengan peningkatan performa.
Peregangan lebih efektif daripada pijat sebagai metode untuk meningkatkan
gerakan pada sendi tungkai bawah. Pijat mengakibatkan otot memanjang.
Pertama, faktor mekanis yang melibatkan viscoelastic sifat otot dapat
mempengaruhi panjangnya ketegangan otot. Kedua, faktor saraf, seperti
menurunnya aktivasi otot atau perubahan refleks sensitivitas. Dasar mekanisme
yang mendasari otot memanjang yang menyebabkan penurunan kekuatan terkait
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 2 Tahun 2015
52
Pijat Pada Ektremitas Bawah Sebelum Latihan
Oleh: Wisnu Mahardika
dengan meningkatnya otot compliance yang dapat mengubah ketegangan otot,
meningkatkan pendeknya jarak dan kecepatan sarcomere, dan mengurangi
produksi energi karena kecepatan kekuatan.
Ketika otot kerangka makin panjang, maka jumlah aktin maupun miosin
crossbridges menurun. Peran dari otot viscoelastic atau otot stiffness dan kapasitas
gerakan kecepatan yang tinggi atau fleksibilitas, peranan pijat dapat mengurangi
kekakuan otot. Selain itu mekanisme syaraf juga memberikan sumbangan pada
penurunan dalam kapasitas gerakan kecepatan yang tinggi dan meningkatkan
fleksibilitas.
3. Tahapan Penyembuhan dengan Massage (Pijat)
Selama tahap cedera yang akut, pijat merupakan hal yang penting untuk
proses penyembuhan secara alami (Simancek, J.A., 2013: 63). Proses
penyembuhan dari cedera atau infeksi sangatlah rumit sehingga dibutuhkan
suatu interaksi untuk berkoordinasi antara komponen pembuluh darah, seluler
dan kimia. Penyembuhan biasanya terjadi dalam tahap yaitu acute, sub acute
dan post acute. Acute stage merupakan tahap awal inflamasi dimana sel
mengalami kerusakan yang menyebabkan vasokonstriksi dan pelebaran,
terjadinya akumulasi cairan antara sel (edema), dan adanya daya tarik dari
trombosit dan sel darah putih bergerak cepat. Eksudat jaringan mulai
terbentuk, hal ini dapat memperbaiki bentuk cairan yang mengalami lecet,
nanah, atau bahan lain yang menunjukkan aktivitas sistem imun. Tahap ini
tergantung pada tingkat keparahan terjadinya luka, tahap akut tersebut dapat
berlangsung 1 hingga 3 hari atau lebih lama.
Sub acute stage bisa saja disebut tahap proliferative, ini merupakan
tahapan ketika sel tertentu menumpuk dan bekerja untuk mengisi dalam
keadaan jaringan yang rusak. Sel-sel mulai tumbuh ke jaringan endotel kapiler
yang baru untuk memasok jaringan granulasi, kerangka untuk sel-sel baru.
Jika kerusakan mempengaruhi lebih dalam lapisan, serat kolagen baru
fibroblast akan berputar. Pada saat yang sama, lebih lambat bergerak sel darah
putih mulai membersihkan patogen yang mati dan puing-puing selular lain.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 2 Tahun 2015
53
Pijat Pada Ektremitas Bawah Sebelum Latihan
Oleh: Wisnu Mahardika
Tahap sub acute dapat berlangsung selama 2 hingga 3 minggu, tergantung
pada tingkat keparahan dan kedalaman terjadinya luka dan penyembuhan
kapasitas orang yang memiliki luka.
Post acute stage juga disebut sebagai tahap pematangan (maturation),
tahap ini adalah tahapan ketika kolagen yang baru mengalami perubahan,
dimana kolagen tersebut adalah terjadi saat pemulihan, kolagen tersebut
menjadi padat dan sejalan. Dengan kata lain, jika otot, tendon atau ligamen
cedera dan terakumulasi jaringan parut, dan jika struktur tersebut
membentang, serat kolagen yang baru dapat mengakibatkan terluka pada serat.
Tahapan penyembuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara pijat
(massage). Dengan adanya teknik pijatan, saluran getah bening saluran akan
dapat digunakan untuk peradangan akut ketika tidak ada infeksi. Peradangan
yang postacute dapat ditangani dengan pijatan yang hati-hati, hal ini nantinya
dapat
digunakan
untuk
memperbaiki
keterlambatan
atau
kerusakan,
meningkatkan sirkulasi dan mengurangi infeksi dan peradangan pada tahap
postacute. Pijatan untuk tiap tahap penyembuhan dilakukan dengan cara yang
berbeda. Pijatan tiap tahapan dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Pijat dapat digunakan untuk pengobatan dan tidak memiliki efek kimia
pada tubuh orang yang dipijat. Akan tetapi, dalam melakukan suatu pijatan
harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan teknik yang benar karena
pijat juga dapat meningkatkan risiko terjadinya cedera jika tidak dilakukan
dengan baik dan benar.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 2 Tahun 2015
54
Pijat Pada Ektremitas Bawah Sebelum Latihan
Oleh: Wisnu Mahardika
Tabel 1.3 Tahapan Penyembuhan Jaringan Tubuh dan Intervensi Pijat
Tahap 1
Akut Inflammatory
Reaction
Tahap 2
Sub akut Repair and
Healing
Tahap 3
Kronik dan Maturation
(Postacute)
KARAKTERISTIK
Vaskular changes
Inflammatory exudates
Clot formation
Growth of capillary beds
into area
Collagen formation
Granulation tissue; caution
necessary
Maturation and remodeling
of scar
Contracture of scar tissue
Alignment of collagen
along lines of stress forces
(tensegrity)
Phagocytosis, neutralization Fragile, easily injured tissue
of irritants
Early fibroblastic activity
TANDA KLINIS
Inflammation
Pain before tissue resistance
Decreased inflammation
Pain during tissue resistance
Absence of inflammation
Pain after tissue resistance
INTERVENSI PIJAT
Protection
Control and support of
effects of inflammation
Passive
movement
midrange
General
massage
and
lymphatic drainage with
caution; support of rest with
full-body massage (3 to 7
days)
Controlled motion
Continued development of
mobile scar
Cautious and controlled soft
tissue mobilization
of scar tissue along fiber
direction toward
injury
Active and passive, openand closed-chain range
of
motion,
midrange.
Support of healing with
full-body massage (14 to 21
days)
Return to function
Increase in strength and
alignment of scar tissue
Cross-fiber friction of scar
tissue coupled with
directional stroking along
lines of tension away
from injury
Progressive stretching and
active and resisted range
of motion; full range.
Support of rehabilitation
activities with full-body
massage (3 to 12 months)
Sumber: Fritz, S., 2013: 12
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 2 Tahun 2015
55
Pijat Pada Ektremitas Bawah Sebelum Latihan
Oleh: Wisnu Mahardika
C. Kesimpulan
Pijat dilakukan menggunakan teknik pijat Swedia selama 10 menit pada
tungkai bawah bagian posterior dan 5 menit pada tungkai bawah bagian anterior
berpengaruh terhadap latihan karena pijat meningkatkan muscle compliance dan
dapat membatasi crossbridge coupling. Lamanya durasi pijat tidak boleh
dianjurkan untuk latihan. Kajian selanjutnya perlu memperhatikan efektivitas
durasi yang lebih pendek dan berbagai jenis dan frekuensi manipulasi pijat untuk
kegunaan mereka sebelum latihan yang menggunakan eksplosif dan gerakan yang
cepat dan tinggi. Selain itu, perlunya menentukan program latihan yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Arabaci, R. 2008. Acute Effect of Pre-Event Lower Limb Massage on Explosive
and High Speed Motor Capacities and Flexibility. Journal of Sports
Science and Medicine (2008) 7, 549-555. Accepted 14 November
2008
Gregory, E. P. P., David, J. B., Kawamoto, J., Drinkwater, E. J., Behm, D. G., and
Button, D. C. 2015. Foam Rolling for Delayed-Onset Muscle
Sorenesss and Recovery of Dynamic Performance Measures. Journal
of Athletic Training 2015;50(1):5-13. Doi:10.4085/1062-6050-50.1.01
Fritz, S. 2013. Sport and Exercise Massage: Comprehensive Care in Athletics,
Fitness and Rehabilitation. China: Elsevier Mosby.
Simancek, J. A. 2013. Deep Tissue Massage Treatment, Second Edition. United
States of America: Elsevier Mosby.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 2 Tahun 2015
56
Pijat Pada Ektremitas Bawah Sebelum Latihan
Oleh: Wisnu Mahardika
Biodata Penulis
Nama
: Wisnu Mahardika, S.Pd., M.Or..
Pendidikan
: S1 UNS Surakarta
S2 Ilmu Keolahragaan UNS Surakarta
Pekerjaan
: Sebagai staf pengajar pada FKIP
UTP Surakarta
Alamat Kantor
: FKIP UTP Surakarta Jl. M. Walanda Maramis No.31
Cengklik Surakarta Telp./Fac. : 0271854188
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 2 Tahun 2015
57
Download