kementerian lingkungan hidup dan kehutanan direktorat jenderal

advertisement
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL
KONSERVASI SUMBER DAYA A L A M DAN E K O S I S T E M
PERATGRAN DIREKTGR JENDERAL
KONSERVASI SGMBER DAYA AUVV\ DAN EKOSISTEM
NOMOR : P. 1 0 / K S L ' A E / S E 3 . 7 K S A . 0 / 9 / 2 0 1 6
TENTANG
PEDOMAN PEOKKSANAAN INVENTARISASI POTENSI
KAWASAN SGAKA A L ^ DAN KAWASAN PELESTARIAN A l ^
DIREKTGR JENDERAL KONSERVASI SGMBER DAYA AUm DAN EKOSISTEM,
Menimbang
:
bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 12 Peraturan Menterl Kehutanan Nomor
P. 81/Menhut-II/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Inventarisasi Potensi Kawasan
Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, perlu menetapkan Peraturan Direktur
Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem tentang Pedoman
Pelaksanaan Inventarisasi Potensi Kawasan Suaka A l a m dan Kawasan Pelestarian
Alam.
Mengingat
:
1.
Gndang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1990 N o m o r 4 9 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3687);
2.
Gndang-undang Nomor 4 1 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana
telah
diubah dengan
Gndang-undang N o m o r 19 Tahun 2 0 0 4 tentang Penetapan Peraturan
Pemeritah Pengganti Gndang-undang N o m o r
1 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Gndang-undang Nomor 4 1 Tahun 1999 tentang Kehutanan
menjadi Gndang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
N o m o r 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2 0 1 1 tentang Pengelolaan Kawasan
Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2 0 1 1 Nomor 5 6 , Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5217), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 108 Tahun 2 0 1 5 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2 0 1 1 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 N o m o r 330, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5798);
4.
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2 0 1 5 tentang Organisasi Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.81/Menhut-II/2014 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Inventarisasi Potensi pada Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1442);
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan N o m o r P. 18/MenLHK11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 N o m o r 713);
5.
6.
7. Peraturan
LAMPIRAN I
NOMOR
TANGQAL
TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA AU\M DAN EKOSISTEM
P . 10/K3D.4E/SET/KSA.0/9/201 6
30 September 2016
PEDOMAN PELAKSANAAN INVENTARISASI POTENSI KAWASAN PADA KAWASAN SUAKA
ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM
PERSIAPAN PELAKSANAAN IPK
Pelaksanaan kegiatan perslapan inventarisasi Potensi kawasan pada KSA dan KPA, terdiri atas:
a. pembentukan tim kerja;
b. pengumpulan data dan informasi pendukung;
c. penyiapan peta kerja dan peta tematik;
d. penyiapan rancangan/desain;
e. penyiapan rencana kerja;
f. pembahasan; dan
g. persetujuan rencana kerja.
A.
Pembentukan Tim Kerja
Tim kerja inventarisasi potensi kawasan, dibentuk sesuai kebutuhan yang ditetapkan oleh Kepala UPT atau
UPTD/SKPD. Tim kerja inventarisasi potensi kawasan. merniiiki tugas dan bertanggung jawab terlradap
keseluruhan proses pelaksanaan IPK.
Tim kerja inventarisasi potensi kawasan paling sedikit terdiri dari Ketua, Sekretaris dan tim teknis. Ketua tim
kerja, merupakan pejabat struktural pada pengelola kawasan. Sekretaris dan tim teknis, teidii i dari fungsional
urnuni, fungsional tertentu serta pihak lain yang memiliki kompetensi untuk pelaksanaan inventarisasi potensi
kawasan. Tim teknis tersebut terdiri dari beberapa kelompok sesuai bidang kegiatannya dan ruang lingkup
kegiatan IPK.
Ketua tim kerja, memiliki tugas memimpin, mengorganisasikan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
kegiatan IPK. Sekretaris tim kerja, memiliki tugas menyelesaikan kegiatan administrasi dan keuangan
pelaksanaan IPK. Tim teknis, iTtemiiiki tugas pengumpulan dan data serta penyajian basil IPK.
B.
Pengumpulan Data dan informasi Pendukung
Pengumpulan data dan informasi pendukung dilakukan melalui studi pustaka, catatan dan dokumentasi. Data
dan informasi pendukung tersebut, antara lain berupa basil inventarisasi potensi kawasan sebelumnya, basil
studi dan penelitian, penginderaan jaub-citra sateiit, peta tematik dasar maupun peta tematik basil.
Penginderaan jaub-citra sateiit merupakan citra sateiit resolusi sedang atau tinggi yang sudab terkoreksi untuk
analisis penentuan tutupan laban, tipe ekosistem, dan satuan areal lansekap. Data dan informasi pendukung
tersebut, digunakan untuk mendukung penyiapan perancangan desain, penentuan lokasi dan rencana kerja.
C.
Penyiapan Peta Kerja dan Peta Tematik
Penyiapan peta kerja dan peta tematik dilakukan berdasarkan basil interpretasi citra satelit/foto udara. Citra
sateliLfoto udara t,ersel:)ut menggunalon citra salelilyfoto udara jyalirrg iarna 2 (dua) tahiin sebelurn
pelaksanaan IPK, Peta kerja tersebut merupakan peta areal dilakukannya kegiatan IPK. Peta tematik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan peta dengan terria tertentu, antara lain peta tutupan laban
dan atau peta tipe ekosistem, peta terumbu karang/padang lamun, peta topografi, peta infrastruktur
perbubungan, peta desa atau administrasi pemerintaban sekitar kawasan dan peta yang dibutubkan untuk
pelaksanaan IPK.
D.
Penyiapan Rancangan/Desain
Penyiapan rancangan/desain IPK, meliputi:
a. lokasi dan batas areal inventarisasi;
b. pernelaan batas tutupan lahan atau tipe ekosistem atau ketinggian letak geografis, dengan bantuan
interpretasi citra sateiit, atau stratifikasi responden pada masyarakat yang menjadi obyek inventarisasi;
c. intensitas sampling, jumlah, bentuk dan lokasi penempatan sampling plot pengukuran;
d. waktu dan periodisitas kegiatan inventarisasi;
e. jenis dan kebutuhan data yang dikumpulkan daiam kegiatan inventarisasi,
f. metoda inventarisasi;
g. data dan informasi; dan
h. pemetaan sebaran potensi.
Rancangan/desain yang teiah disusun tersebut, berupa penentuan tata letak (lay out) lokasi areal, jumlah,
ukuran dan jenis sempel pengukuran yang efektif dan efisien serta mewakili kajian ekosistem, lingkungan,
tumbuhan dan satwa liar, ekonomi masyarakat, sosial budaya masyarakat.
Rancangan desain inventarisasi potensi kawasan tersebut, merupakan dasar penyusunan rencana kerja IPK.
Format detail rancangan desain IPK:
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR G/VV\BAR-LAY OUT
DAFTAR PETA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISTIIAH
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud, Tujuan dan Keluaran
2. Analisis Data dan Informasi
2.1. Data dan Informasi
2.2. Analisis Data dan Informasi
3. Rancangan Desain Inventarisasi
3.1. Penentuan lokasi dan batas areal inventarisasi
3.2. Penentuan dan penggambaran batas tutupan lahan atau tipe ekosistem atau ketinggian letak
geografis atau taxa, dengan bantuan interpretasi citra sateiit, atau stratifikasi respondent pada
masyarakat yang menjadi obyek inventarisasi
3.3. Penentuan intensitas sampling, jumlah, bentuk dan lokasi penempatan sampling plot pengukuran,
3.4. Penentuan metoda inventarisasi, dan pemetaan
3.5
dst
4. Tahapan Kegiatan dan Tata Waktu Pelaksanaan
4.1. Tahapan Kegiatan
4.2. Tata Waktu Pelaksanaan
5. Organisasi Pelaksana
5.1. Organisasi Tim Kerja
5.2. Personil Pelaksanan
5.3. Graian Tugas
6. Penutup
LAMPIRAN
E.
Penyiapan Rencana Kerja
Penyiapan rencana kerja didasarkan pada penjabaran rancangan desain inventarisasi potensi kawasan
meliputi:
a. pendahuluan
b. lokasi kegiatan
c. metoda dan tahapan,
d. jenis dan tata waktu kegiatan
e. rencana anggaran dan pembiayaan dan
f. personil pelaksana dan uraian tugas
Format detail Rencana Kerja Inventarisasi Potensi Kawasan ini, mencakup:
LEMBAR JUDGL
LEMBAR PENGESAHAN
RINGKASAN EKSEKUTIF
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR PETA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISTIIAH
1.
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud, Tujuan dan Keluaran
1.3. Tahapan dan Gakupan Kajian
1.4. Tim Pelaksana
1.5. Waktu dan Lokasi Kegiatan
1.6. Sistematika Laporan
2.
Kondisi Gmum Kawasan Konservasi
2.1. Kawasan Konservasi
2.2.
Desa-Desa Sekitar Kawasan Konservasi
3.
Metodologi
3.1. Jenis Data
3.1.1. Jenis
3.1.2. Jenis
3.1.3. Jenis
3.1.4. Jenis
3.1.5. Jenis
3.2.
4.
Metode
3.2.1.
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4.
3.2.5.
Data
Data
Data
Data
Data
Ekosistem
Lingkungan
Tumbuhan dan Satwa Liar
Ekonomi Masyarakat
Sosial Budaya Masyarakat
Pengambiian Data
Metode Pengambiian
Metode Pengambiian
Metode Pengambiian
Metode Pengambiian
Metode Pengambiian
Data
Data
Data
Data
Data
Ekosistem
Lingkungan
Tumbuhan dan Satwa Liar
Ekonomi Masyarakat
Sosial Budaya Masyarakat
Hasil dan Pembahasan
4.1. Potensi Ekosistem
4.1.1. Tipe dan Sebaran Ekosistem
4.1.2. Status Perlindungan dan Keterancaman
5.
4.1.3.
4.1.4.
Deskirpsi Tipe Ekosistem
Pengelolaan Ekosistem
4.2.
Potensi
4.2.1.
4.2.2.
4.2.3.
4.2.4.
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Status Perlindungan dan Keterancaman
Deskripsi Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan
4.3.
Potensi
4.3.1.
4.3.2.
4.3.3.
4.3.4.
Tumbuhan dan Satwa Liar
Daftar dan Distribusi Spesies
Status Perlindungan dan Keterancaman
Deskripsi Spesies Penting/Prioritas dari TSL
Pengelolaan Species Penting/Prioritas dari TSL
4.4.
Potensi Ekonomi Masyarakat
4.4.1. Deskripsi Perekonomian Masyarakat
4.4.2. Keterkaitan Hubungan dan Implikasi Perekonomian Masyarakat dengan Konservasi
Kawasan
4.4.3. Pengelolaan Perekonomian Masyarakat
4.5.
Potensi Sosial Budaya Masyarakat
4.5.1. Deskripsi Sosial Budaya Masyarakat
4.5.2. Keterkaitan Hubungan dan Implikasi Sosial Budaya Masyarakat dengan Konservasi
Kawasan
4.5.3. Pengelolaan Sosial Budaya Masyarakat
Kesimpulan dan Rekomendasi
5.1. Kesimpulan
5.1. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Rencana kerja disusun oleh Tim Kerja dan disampaikan kepada kepala CIPT/CIPTD-SKPD untuk pembahasan
dan persetujuan.
Pembahasan dan Persetujuan Rencana Kerja
Rencana kerja selanjutnya di bahas untuk memperoleh persetujuan Kepala (JPT/CIPTD-SKPD. Dalam hal
rencana kerja tersebut memerlukan adanya perbaikan dan penyempurnaan, maka segera diperbaiki oleh tim
kerja, untuk kemudian diserahkan kembali kepada Kepala (JPT/CIPTD-SKPD untuk mendapat persetujuan.
Rencana kerja yang telah disetujui oleh Kepala (JPT/CIPTD-SKPD berserta salinannya
Direktur Jenderal.
disampaikan kepada
Download