ASET DAERAH - BPSDMD Provinsi NTB

advertisement
BeOPTIMALISASI PENGELOLAAN
(MANAJEMEN)
ASET DAERAH
Oleh
Samsul Hidayat, M.Ed
(Widyaiswara Madya BKD & DIKLAT Provinsi NTB)
ABSTRAKSI
Manajemen adalah pengerahan segenap kekuatan menggerakkan sekelompok orang
dan mengerahkan fasilitas dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, yang
fungsinya adalah; perencanaan, pengorganisasian dan penyusunan staf, pembimbingan dan
pengkoorninasian, penganggaran dan pengendalian.
Aset Daerah dalam pengertian Peraturan Pemerintah adalah barang yang berwujud
(tangible) yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN/D atau dari perolehan lain yang sah,
kegiatan dan tindakan meliputi, perencanaan kebutuhan danpenganggaran, pengadaan,
penerimaan penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan,
pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindah-tanganan, pembinaan
pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan, tuntutan ganti rugi.
Manajemen Aset Daerah adalah melaksanakan prinsip dasar manajemen aset
terhadap aset daerah dengan mengikuti landasan kebijakan yang diaturberdasarkan Undangundang, Peraturan Pemerintah, Keppres dan Surat Keputusan lainnya yang berhubungan
dengan pengaturan/pengelolaan aset daerah.
Kata kunci : Manajemen, Aset Daerah, fungsi manajemen, kegiatan, tindakan
PENDAHULUAN
Manajemen aset kedepan lebih ditujukan untuk menjamin pengembangan kapasitas
yang berkelanjutan dari pemerintahan daerah, maka dituntut agar dapat mengembangkan atau
mengoptimalkan pemanfaatan aset daerah guna meningkatkan/mendongkrak Pendapatan Asli
Daerah, yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan guna mencapai pemenuhan persyaratan
optimal bagi pelayanan tugas dan fungsi instansinya terhadap masyarakat.
Sedangkan menurut Doli D Siregar, kita sadari bahwa Manajemen Aset merupakan
salah satu profesi atau keahlian yang belum sepenuhnya berkembang dan populer di lingkungan
pemerintahan maupun di Satuan Kerja Perangkat Daerah atau instansi.
Berdasarkan Undang-undang No.1 Tahun 2004 yang dimaksud dengan Barang
Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal
dari perolehan lainnya yang sah.
A. MANAJEMEN
Manajemen dilihat pada kamus bahasa Inggris oleh John M. Echols dan Hassan
Shadily, management artinya adalah pengelolaan, dan ini berasal dari kata kerja to manage yang
artinya mengurus, mengatur, melaksanakan, memperlakukan, dan mengelola. Tetapi mungkin
karena sulit untuk menghayati arti sesungguhnya antara management dan pengelolaan, maka
dialih kata atau di Indonesiakan saja menjadi manajemen dan sekarang kata ini sudah
umum/populer dipakai terutama dilingkungan perguruan tinggi/kampus dan kantor-kantor
pemerintahan. Ensiklopedi Administrasi Indonesia, manajemen adalah: segenap kekuatan
menggerakkan sekelompok orang yang mengerahkan fasilitas dalam satu usaha kerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Maka dari itu manajemen dapat berlangsung:1) Dalam bidang kerja
administrasi seperti; kepegawaian, perbekalan, keuangan, tata usaha, dan hubungan masyarakat,
2) Dapat dilaksanakan dalam bidang kerja substansi seperti; produksi, penjualan, pengajaran,
industrialisasi, agrarian, pertahanan keamanan, dan sebagainya.
George R.Terry yang tertuang dalam bukunya
menyatakan bahwa fungsi
manajemen adalah 1) Planning atau Perencanaan, 2) Organizing atau Pengorganisasian,
3)Actuating atau Penggerakkan, 4) Controlling atau Pengendalian.
Kemudian Luther Hasley Guliek dalam bukunya “Papers on the Science of
Administration” mengemukakan teori tentang aktivitas manajemen yang mencakup hal-hal
sebagai berikut: 1) Planning atau Perencanaan, 2) Organizing atau Pengorganisasian, 3) Staffing
atau
Penyusunan
Staff,
4)
Directing
atau
Pengkoordinasian, 6) Budgetting atau Penganggaran.
Pembimbingan,
5)
Coordinating
atau
Prof. Dr. J. Panglaykin dari Encyclopedia of the Social Sciences dan diterjemahkan
sebagai berikut: Manajemen adalah proses dengan mana pelaksanaan dari tujuan tertentu
diselenggarakan dan diawasi.
B. ASET
Pengertian Asset atau Aset (dengan satu s) yang telah di Indonesiakan secara umum
adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai:
1. Nilai ekonomi (economic value),
2. Nilai komersial (commercial value) atau
3. Nilai tukar (exchange value); yang dimiliki oleh instansi, organisasi, badan usaha ataupun
individu (perorangan). Asset (Aset) adalah barang, yang dalam pengertian hukum disebut benda,
yang terdiri dari benda tidak bergerak dan benda bergerak, baik yang berwujud (tangible)
maupun yang tidak berwujud (intangible), yang tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta
kekayaan dari suatu instansi, organisasi, badan usaha ataupun individu perorangan. Sedangkan
menurut Ir. Doli D. Siregar, M.Sc dalam bukunya: “Manajemen Aset” menjelaskan pengertian
tentang Aset berdasarkan perspektif pembangunan berkelanjutan, yakni berdasarkan tiga aspek
pokoknya: sumber daya alam, sumber daya manusia, dan infrastruktur seperti berikut ini:1)
Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang dapat digunakan dan diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, 2)Sumber daya manusia adalah semua potensi yang terdapat
pada manusia seperti akal, pikiran, seni, keterampilan, dan sebagainya yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan bagi dirinya sendiri maupun orang lain atau masyarakat pada
umumnya, 3) Infrastruktur adalah sesuatu buatan manusia yang dapat digunakan sebagai
sarana untuk kehidupan manusia dan sebagai sarana untuk dapat memanfaatkan sumber daya
alam dan sumber daya manusia dengan semaksimalnya, baik untuk saat ini maupun
keberlanjutannya dimasa yang akan datang.
Adapun pengertian Aset/barang daerah yang ditemui dalam Keputusan Menteri
Dalam Negeri dan Keputusan Menteri Keuangan mempunyai maksud pengertian yang sama
yaitu semua barang yang dibeli atau yang diperoleh atas beban APBN/APBD atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah. Adapun sumber-sumber dari barang milik daerah dapat berasal dari
bermacammacam sumber sebagai berikut :1) Pembentukan Daerah Otonom berdasarkan,
2)Undang-undang, 3) Pembelanjaan APBN/APBD, 4) Sumbangan Dalam/Luar Negeri,
5)Sumbangan Pihak Ketiga, 6) Penyerahan dari Pemerintah Pusat, 7) Fasum dan Fasos,
8)Swadaya Masyarakat, 9) Semua barang yang secara hukum dikuasai Pemerintah
Daerah.
C. MANAJEMEN ASET
Didalam manajemen aset (pengelolaan aset), kita tidak terlepas dari siklus
pengelolaan barang yang dimulai dari perencanaan sampai penghapusan barang tersebut, yang
kalau diurut adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan (Planning); meliputi penentuan kebutuhan
(requirement) dan penganggarannya (budgetting), 2) Pengadaan (Proccurement): meliputi cara
pelaksanaannya, standard barang dan harga atau penyusunan spesifikasi dan sebagainya,
3)Penyimpanan dan penyaluran (Storage and distribution), 4) Pengendalian (Controlling),
5)Pemeliharaan (Maintainance), 6) Pengamanan (Safety), 7) Pemanfaatan penggunaan
(Utilities), 8) Penghapusan (Disposal), 9) Inventarisasi (Inventarization).
Sedangkan kalau kita berpedoman kepada landasan yang jelas dan terbaru yaitu
Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 Pasal 4 ayat 2 menyatakan bahwa pengelolaan barang
daerah meliputi :1) Perencanaan kebutuhan dan penganggaran, 2) Pengadaan, 3) Penerimaan,
penyimpanan dan penyaluran, 4) Penggunaan, 5) Penatausahaan, 6) Pemanfaatan, 7)Pengamanan
dan pemeliharaan, 8) Penilaian, 9) Penghapusan, 10) Pemindahtanganan, 11)Pembinaan,
pengawasan dan pengendalian, 12) Pembiayaan, dan 13) Tuntutan ganti rugi.
Untuk itu sebagai seorang Kuasa Pengguna Barang dan Pengurus Barang pada suatu
Satuan Kerja Perangkat Daerah, dia sebetulnya adalah manajer/pengelola terhadap barang yang
dibawah kontrolnya dan tentu saja dia sangat menghayati siklus pengelolaan barang tesebut
diatas, dan dalam pengertian yang umum dilingkungan masyarakat Pegawai Negeri Sipil lebih
dikenal dengan manajemen barang/inventaris atau manajemen material yang lebih bertitik tujuan
bagaimana mengelola barang inventaris sehingga terpenuhi persyaratan optimal bagin pelayanan
tugas dan fungsi instansinya.
Manajemen Aset ini sendiri kedepannya/selanjutnya sebenarnya terdiri dari 5 (lima)
tahapan kerja yang satu sama lainnya saling berhubungan dan terintegrasi yaitu: 1) Inventarisasi
Aset, 2) Legal Audit, 3) Penilaian Aset, 4) Optimalisasi Aset dan, 5) Pengembangan System
Informasi Manajemen Aset (SIMA), dalam Pengawasan dan Pengendalian Aset.
D. OPTIMALISASI PEMANFAATAN ASET
Dalam mengoptimalkan manajemen Aset dapat
dijelaskan sebagai berikut: 1)
Inventarisasi Aset, meliputi dua aspek, yaitu a) Inventarisasi fisik terdiri atas bentuk, luas,
lokasi,volume/jumlah, jenis, alamat dan lain-lain, dan b) Aspek yuridis/legal terdiri dari status
penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir penguasaan dan lain-lain. Proses kerja yang
dilakukan adalah proses pendataan, kodifikasi/labelling,dan pengelompokan dan pembukuan/
administrasi sesuai dengan tujuan manajemen aset, 2) Legal Audit merupakan satu lingkup kerja
manajemen aset yang berupa, a) Inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur
penguasaan atau pengalihan aset,b) Identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal, dan
c) Strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait dengan penguasaan
ataupun pengalihan aset. Permasalahan legal yang sering ditemui antara lain status hak
penguasaan yang lemah, aset dikuasai pihak lain, pemindahtanganan aset yang tidak termonitor,
dan lain-lain, 3) Penilaian Aset merupakan satu proses kerja untuk melakukan penilaian atas aset
yang dikuasai. Biasanya ini dikerjakan oleh konsultan penilaian yang independen. Hasil dari
nilai aset tersebut akan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan maupun informasi
untuk penetapan harga bagi aset yang ingin dijual, 4) Optimalisasi Aset merupakan proses kerja
dalam manajemen aset yang bertujuan untuk mengoptimalkan (potensi fisik, lokasi, nilai,
jumlah/volume,legal dan ekonomi) yang dimiliki aset tersebut.Dalam tahapan ini, aset-aset yang
dikuasai Pemda diidentifikasi dan dikelompokan atas aset yang memiliki potensi dan tidak
memiliki potensi.
Aset yang memiliki potensi dapat dikelompokan berdasarkan sektor-sektor unggulan
yang menjadi tumpuan dalam strategi Pengembangan ekonomi nasional, baik dalam jangka
pendek, menengah maupun jangka panjang. Hasil akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi
yang berupa sasaran, strategi dan program untuk mengoptimalkan aset yang dikuasai, 5)
Pengawasan dan Pengendalian. Satu sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja aspek ini
adalah pengembangan SIMA. Melalui SIMA, transparansi kerja dalam pengelolaanaset sangat
terjamin tanpa perlu adanya kekhawatiran akan pengawasan dan pengendalian yang
lemah.Dalam SIMA ini keempat aspek itu diakomodasi dalam sistem dengan menambahkan
aspek pengawasan dan pengendalian. Sehingga setiap penanganan terhadap satu aset, termonitor
jelas, mulai dari lingkup penanganan hingga siapa yang bertanggung jawab menanganinya.Hal
ini yang diharapkan akan meminimalkan KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme) dalam tubuh
Pemda, guna terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean government).
Menurut Doli.D.Siregar dalam tulisannya tentang: Pemahaman Manajemen Aset
dalam Optimalisasi Pengelolaan Aset Negara mengatakan bahwa definisi manajemen asset
secara umum adalah: ”Optimizing the utilization of assets in terms of service benefit and
financial return” berdasarkan definisi ini maka pengelolaan aset membutuhkan:1) Minimize cost
of
ownership
(meminimalkan
biaya
kepemilikan,
2)
Maximize
asset
availability
(memaksimalkan ketersediaan aset), 3) Maximize asset utilization (memaksimalkan penggunaan
aset).
E. MANAJEMEN ASET DAERAH
Dalam rangka mewujudkan tertib administrasi terhadap pengelolaan barang daerah
perlu diatur pedoman kerjanya, untuk itu telah dikeluarkan PeraturanMenteri Dalam Negeri No.
17 Tahun 2007. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut yang dimaksud dengan
“Barang Milik Daerah” adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah atau perolehan lainnya yang sah. Dan dalam Pasal 2 Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 serta dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri No.17
Tahun 2007 Pasal 3: lebih dijelaskan lagi bahwa Barang Milik Daerah sebagai berikut
,meliputi:a) Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD, b) Barang yang berasal dari
perolehan lainnya yang sah, berupa : Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang
sejenis, barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian /kontrak, barang yang
diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang, atau barang yang diperoleh berdasaarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Pengelolaan barang daerah dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian
hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastiannilai.(Pasal 4 ayat 1
Permendagri No. 17 Tahun 2007). Pengelolaan barang daerah adalah rangkaian kegiatan dan
tindakan
terhadap
barang
daerah
yang
meliputi,
perencanaan
kebutuhan
dan
penganggaran,pengadaan, penerimaan penyimpanan dan penyaluran, penggunaan,penatausahaan,
pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindah-tanganan,
pembinaan pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan, tuntutan ganti rugi(Pasal 4 ayat 2
Permendagri No.17 Tahun 2007).
Sedangkan mengenai Manajemen Aset seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa
Manajemen Aset merupakan lanjutan dari proses manajemen barang/manajemen material yang
meliputi kegiatan-kegiatan; a) inventarisasi aset, b) legal audit, c) penilaian aset, d) optimalisasi
aset dan e) pengembangan System Informasi Manajemen Aset (SIMA) dalam Pengawasan dan
Pengendalian. Mengenai ini akan dijelaskan lebih lanjut dari Modul selanjtutnya dari Diklat
Manajemen Aset Daerah ini kecuali SIMA merupakan materi tersendiri dari Diklat ICT
(Information Communication and Technology).
Sebetulnya terkandung tujuan besar untuk masa depan pembangunan daerah yang
berkelanjutan dalam kaitannya dengan latihan Manajemen Aset Daerah untuk Professional ini,
dengan harapan semoga:1) Manajemen aset yang professional akan dapat menetapkan sendisendi dasar dalam pemanfaatan aset secara baik efektif dan efisien yang bernilai guna dan
berhasil guna terhadap aset, 2) Manajemen aset yang professional akan dapat melaksanakan
pemeliharaan aset yang efektif dan efisien sehingga nilai aset dan umur aset dapat dipertahankan,
ini tentunya akan mendukung kemandirian keuangan daerah sekaligus akan menjadi modal
dalam neraca daerah, 3) Manajemen aset yang professional dengan sendirinya akan
meningkatkan PAD, ini sangat erat hubungannya dengan penyusunan rencana pembangunan
daerah berkelanjutan.
F. KESIMPULAN
Dari urain dan isi yang dijabarkan dalam artikel ini dapat disimpulkan beberapa hal
antara lain:
1. Manajemen adalah alih kata dari management (bahasa Inggris) dengan pengertian yang agak
lebih pas adalah pengelolaan.
2. Manajemen adalah pengerahan segenap kekuatan menggerakkan sekelompok orang dan
mengerahkan fasilitas dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Fungsi dan/atau aktifitas menajemen adalah; perencanaan, pengorganisasian dan penyusunan
staf, pembimbingan dan pengkoorninasian, penganggaran dan pengendalian.
4. Aset Daerah dalam pengertian Peraturan Pemerintah adalah barang yang berwujud (tangible)
yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN/D atau dari perolehan lain yang sah.
5. Manajemen Aset mencakup rantaian rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang daerah
yang
meliputi,
perencanaan
kebutuhan
danpenganggaran,
pengadaan,
penerimaan
penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan dan
pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindah-tanganan, pembinaan pengawasan dan
pengendalian, pembiayaan dan, tuntutan ganti rugi.
6. Manajemen Aset Daerah adalah melaksanakan prinsip dasar manajemen aset terhadap aset
daerah dengan mengikuti landasan kebijakan yang diaturberdasarkan Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Keppres dan Surat Keputusan lainnya yang berhubungan dengan
pengaturan/pengelolaan aset daerah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 Tentang Hibah kepada Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan barang milik
Negara/Daerah.
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2006 Tentang Perubahan Ke 5
(lima ) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003.
5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Standarisasi Sarana
Teknis Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Inventaris Milik Negara.
6. ANWAR SULAIMAN, Drs. H, (2000), Manajemen Aset Daerah, STIA LAN Press,
Jakarta.
7. DOLI, D. SIREGAR, (2004), Manajemen Aset, Satyatama Graha Tara, Jakarta.
SADEWO, Drs. R.M, (1999), Pembinaan Administrasi Barang Milik/Kekayaan
Negara, CV. Panca Usaha, Jakarta.
Download