16 bab iii isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi

advertisement
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
A.
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tupoksi Pelayanan
Tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan
salah satu isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik saat
ini. Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk
penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah sejalan dengan meningkatnya
tingkat pengetahuan masyarakat, disamping adanya pengaruh globalisasi. Polapola lama dalam penyelenggaraaan pemerintahan telah tidak sesuai lagi bagi
tatanan kehidupan masyarakat yang saat ini telah berubah dengan pesat. Oleh
karenanya, tuntutan itu merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya
direspon oleh Pemerintah dengan melakukan perubahan yang terarah demi
terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik
Rencana strategis yang disusun oleh Bappeda merupakan langkah awal
untuk untuk melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik seperti
tuntutan masayarakat tersebut di atas. Rencana strategis yang disusun oleh
Bappeda Kabupaten Semarang telah mempertimbangkan beberapa faktor.
Pada tahap awal dilakukan analisis terhadap lingkup pengendalian yang
sangat berpengaruh, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Identifikasi
dilakukan
terhadap
kekuatan
(strenghts),
kelemahan
(weakness),
peluang
(opportunities), dan tantangan (threats) yang ada. Dari identifikasi yang cermat
terhadap lingkup pengendalian yang ada, selanjutnya dirumuskan isu strategis
bagi Bappeda Kabupaten Semarang dalam upaya melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya selaku Lembaga Teknis Daerah di bidang Perencanaan Pembangunan
Daerah.
Rencana Strategis ini merupakan suatu proses yang berorientasi pada
proses dan hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu lima tahun kedepan,
dengan tetap memperhatikan potensi yang dimiliki, baik sumberdaya manusia
maupun sarana dan prasarana yang ada, serta mempertimbangkan identifikasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi
Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2010 - 2015
16
B.
Identifikasi Faktor Internal
Faktor internal meliputi kekuatan dan kelemahan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Semarang yang dipandang dapat mendukung
maupun berpotensi menghambat pencapaian tujuan organisasi. Faktor internal
yang dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi:
1.
Bappeda merupakan satuan kerja di daerah yang secara eksplisit tercantum
dalam undang-undang, sehingga memiliki peran strategis.
2.
Tersedianya dokumen perencanaan yang telah disusun Badan Perencanaan
Pembangunan
Daerah
yang
dijadikan
acuan
dalam
perencanaan
pembangunan daerah.
3.
Meningkatnya koordinasi antara institusi perencana dengan pemegang otoritas
penganggaran
untuk
menjaga
konsistensi
antara
perencanaan
dan
penganggaran, dengan menyikapi secara arif dan cerdas pemberlakuan
peraturan perundangan tentang perencanaan dan keuangan negara.
Faktor
internal
yang
dipandang
mempunyai
potensi
menghambat
pencapaian tujuan organisasi:
1.
Lemahnya kapasitas kelembagaan koordinasi perencanaan di tingkat basis
yang menyebabkan kurang efektifnya proses perencanaan.
2.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Semarang
belum
mampu menyediakan standard operating procedure (SOP) perencanaan dan
alat-alat praktis analisis kelayakan kegiatan yang kredibel.
3.
Belum meratanya kapasitas analitik SDM perencanaan.
4.
Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data, teknologi informasi dan
komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian perencanaan
pembangunan.
5.
Ketersediaan sarana dan prasarana yang belum memadai dari segi kuantitas
maupun kualitas.
C.
Identifikasi Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi peluang dan tantangan yang dihadapi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Semarang yang dipandang dapat
mendukung maupun berpotensi menghambat pencapaian tujuan organisasi.
Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2010 - 2015
17
Faktor eksternal yang dianggap mampu mendukung upaya pencapaian
tujuan organisasi, adalah:
1.
Semakin berkembangnya teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung perencanaan daerah.
2.
Kesediaan perguruan tinggi/lembaga lain untuk terlibat sebagai mitra kerja
dalam proses perencanaan pembangunan daerah.
Faktor eksternal yang dipandang berpotensi menghambat pencapaian
tujuan organisasi, adalah:
1.
Kebijakan nasional/peraturan perundang-undangan yang berubah secara
cepat dan tidak segera ditindaklanjuti dengan peraturan pelaksanaannya
sehingga menyebabkan inkonsistensi perencanaan pembangunan di daerah.
2.
Lemahnya koordinasi dan masih adanya ego sektoral antar SKPD.
3.
Rendahnya kapasitas dan komitmen SKPD terhadap produk perencanaan.
4.
Mengendurnya semangat masyarakat akibat dari menurunnya kepercayaan
terhadap jaminan kepastian akan direalisasikannya rencana.
5.
Belum optimalnya hasil perencanaan pembangunan karena masih terdapatnya
tumpang tindih perencanaan yang dilakukan oleh Badan/Dinas/Kantor.
D.
Penentuan Isu strategis
Dari hasil identifikasi faktor lingkungan strategis tersebut dapat diketahui
faktor lingkungan yang dominan dan potensial, yang dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan organisasi, yang selanjutnya dirumuskan menjadi isu-isu
strategis sebagai berikut:
1.
Kurangnya ketersediaan data yang akurat.
2.
Terbatasnya kemampuan SDM dalam bidang perencanaan.
3.
Lemahnya koordinasi perencanaan dan penganggaran.
4.
Tidak konsistennya kebijakan perencanaan dan penganggaran.
5.
Menurunnya partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan.
Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2010 - 2015
18
Download