BAB III METODE PENELITIAN

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang. SMP
Islam Al-Azhar 29 Semarang beralamat di Jl. RM. Hadisobeno Sosrowardoyo
Mijen-Semarang. SMP tersebut merupakan sekolah yang terdiri dari 1
kelompok belajar untuk masing-masing kelas yaitu Kelas VII, Kelas VIII,
dan Kelas IX. Di dalam setiap kelas terdapat kurang lebih 32 siswa yang
didamping oleh seorang guru pada masing-masing mata pelajaran. Guru yang
bertugas mengajar minimal telah menyelesaikan jenjang S1 dengan program
studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Sumber belajar
standar dari yayasan tersedia lengkap untuk masing-masing siswa. Jika siswa
memerlukan tambahan sumber belajar, SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang
menyediakan perpustakaan. Terdapat beberapa laboratorium, dan ruang
khusus untuk menunjang mata pelajaran tertentu yaitu laboratorium
multimedia, laboratorium komputer, ruang kesenian, dan lain lain. Selain itu,
kelas dilengkapi dengan proyektor yang dapat dimanfaatkan oleh guru
maupun siswa sebagai media pembelajaran.
Lokasi tersebut dipilih berdasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
a. SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang memiliki data dan informasi yang
dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
b. Di SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang belum pernah diadakan penelitan
mengenai
kemampuan
komunikasi
matematis
siswa
dalam
memecahkan masalah pokok bahasan balok dan kubus seusai dengan
gender.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian dilaksanakan secara bertahap dengan rincian tahapan waktu
penelitian sebagai berikut:
41
42
a. Tahap Persiapan
Pelaksanaan ini dimulai dari bulan Januari–Mei 2015. Adapun
kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1. Mengkaji teori tentang kemampuan komunikasi matematis, gender, dan
kaitannya dengan pemecahan masalah.
2. Melakukan prasurvei penelitian untuk memperoleh gambaran di
lapangan tentang kemampuan komunikasi matematis siswa.
3. Peneliti menyiapkan diri sendiri sebagai instrumen utama, selain juga
menyiapkan instrumen bantu berupa tes pemecahan masalah materi
balok dan kubus dan pedoman wawancara yang digunakan sebagai alat
mengumpulkan data.
4. Untuk mendapatkan instrumen bantu yang valid, dilakukan validasi
instrumen bantu oleh validator dengan mengacu pada lembar validasi.
5. Berdasarkan masukan dan saran dari validator, draft instrumen bantu
kemudian diperbaiki. Instrumen bantu yang telah valid selanjutnya
digunakan untuk alat mengumpulkan data.
b. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data
Tahapan ini dilaksanakan pada bulan Mei-September 2015. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada tahap pengumpulan dan analisis data sebagai
berikut.
1. Pemilihan subjek penelitian. Proses pemilihan subjek dilakukan
dengan cara ditetapkannya kriteria pemilihan subjek.
2. Subjek yang memenuhi kriteria pemilihan diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tes pemecahan masalah terkait dengan materi balok dan
kubus.
3. Data berupa hasil pekerjaan siswa kemudian dijadikan dasar untuk
melakukan wawancara berbasis tugas.
4. Data hasil wawancara kemudian dianalisis menggunakan model Miles
& Huberman, yaitu reduksi, penyajian, serta kesimpulan atau
verifikasi. Ketiga tahap tersebut tidak dilakukan secara berurutan, akan
tetapi disesuaikan dengan kondisi lapangan. Penjelasan dari tahaptahap analisis data sebagai berikut.
43
a) Pada tahap reduksi, data yang diperoleh dirangkum, dipilih hal-hal
pokok dengan memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema
dan pola, serta membuang data yang tidak perlu seperti tulisan dan
percakapan siswa yang tidak memiliki hubungan dengan
instrumen. Dengan demikian, data yang direduksi dapat
memberikan gambaran yang lebih spesifik terhadap perbedaan
kemampuan
komunikasi
matematis
siswa
kelas
VIII,
mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data
selanjutnya, serta mempermudah mencari data tambahan jika
diperlukan.
b) Pada tahap penyajian, data diorganisasikan atau dikelompokkan ke
dalam fokus kemampuan komunikasi matematis siswa dalam
pemecahan masalah sehingga terlihat bagaimana kemampuan
komunikasi matematis siswa selama proses pemecahan masalah
berdasarkan gender siswa laki-laki dan perempuan.
c) Pada tahap kesimpulan atau verifikasi data, dilakukan penyimpulan
terhadap hasil temuan yang telah direduksi dan dikelompokkan.
c. Tahap Penulisan Laporan
Setelah diperoleh hasil penelitian dan analisis data, dilanjutkan dengan
menulis laporan penelitian, yang terdiri dari: Bab I Pendahuluan, Bab II
Tinjauan Pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan
Pembahasan, dan Bab V Simpulan, Implikasi, dan Saran. Penulisan laporan
dan penyelesaian tesis dilakukan sampai bulan Oktober 2015.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas VII SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang dalam
memecahkan masalah matematika sesuai dengan gender pada materi balok dan
kubus. Kemampuan komunikasi matematis siswa diamati dengan mencermati
dan mengkaji hasil kerja siswa dalam menyelesaikan masalah materi balok dan
kubus yang dihadapinya. Moleong (2013: 6) menyebutkan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa
44
yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik (utuh) dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dengan demikian,
laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran
penyajian laporan tersebut.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus (Case Study). Danim (2002: 55)
menyatakan bahwa penelitian dengan pendekatan sudi kasus digunakan untuk
mempelajari unit sosial tertentu dengan subjek yang relatif terbatas. Hal senada
diungkapkan Creswll (1998) yang menyatakan bahwa fokus studi kasus terletak
pada spesifikasi kasus dalam satu kejadian baik itu yang mencakup individu,
kelompok budaya, maupun potret kehidupan. Data yang diperoleh berupa
dokumen pekerjaan subjek dalam menyelesaikan tes pemecahan masalah dan
wawancara berbasis tugas. Melalui pendekatan kualitatif, semua fakta baik lisan,
tulisan, maupun perilaku subjek penelitian diuraikan apa adanya dan dikaji untuk
menjawab pertanyaan penelitian.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Islam AlAlzhar 29 Semarang tahun ajaran 2014/2015. Siswa yang dipilih adalah siswa
dengan jenis kelamin lelaki dan jenis kelamin perempuan dengan tinjauan dari
gender serta memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Subjek penelitian dipilih
berdasarkan teknik purposive sampling. Penelitian menggunakan teknik
purposive sampling digunakan untuk mengetahui bagaimana komunikasi
matematis subjek penelitian. Proses pemilihan subjek dilakukan dengan
ditetapkannya kriteria pemilihan subjek. Kriteria siswa kelas VIII yang
dimaksud adalah (1) Siswa telah mendapat pembelajaran materi balok dan
kubus, (2) Masing-masing siswa kelas VIII masuk dalam kategori sesuai dengan
gender dengan tujuan untuk memperoleh keberagaman data (3) subjek tidak
dipilih secara acak, akan tetapi mempertimbangkan kemampuan pemecahan
masalah dan kemampuan komunikasi matematis siswa sehingga eksplorasi
kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pemecahan masalah
matematika dapat diketahui.
45
Kriteria pertama dipenuhi oleh seluruh siswa kelas VIII, dibuktikan dengan
nilai ulangan materi balok dan kubus yang telah dimiliki masing-masing siswa.
Untuk memenuhi kriteria kedua, dilakukan klasifikasi siswa menjadi 2 kelompok
dengan cara memisahkan sesuai dengan gender masing-masing. Lalu untuk
mendapatkan kriteria ketiga, peneliti berdiskusi dengan guru untuk meminta
siswa sesuai dengan kriteria ketiga masing-masing 2 orang siswa yang memiliki
kemampuan komunikasi matematis yang baik. Hasil penentuan subjek berdasar
pada pendapat guru pengampu mata pelajaran matematika kelas VIII disajikan
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Nama Subjek Penelitan
No
Nama
Inisial
Kelas
Gender
1
Ainun Permata Shanie
ASP
VIII
Perempuan
2
Dita Hasan
DH
VIII
Perempuan
3
Mahardika Aditya Nugroho
MAN
VIII
Laki-laki
4
Muhamad Haekal
MH
VIII
Laki-Laki
D. Data dan Sumber Data
Data yang dicari dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi
matematis tertulis dan lisan seusai dengan gender siswa dalam pemecahan
masalah pada materi balok dan kubus. Sumber data kemampuan komunikasi
matematis tertulis dan lisan pada penelitian ini diperoleh dari hasil pekerjaan
subjek dan wawancara berbasis tugas dengan subjek serta ditambahkan dengan
catatan lapangan
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes pemecahan
masalah dan wawancara berbasis tugas. Tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2007: 50). Tes yang diselenggarakan
adalah tes tertulis untuk melihat kemampuan komunikasi matematis siswa dalam
pemecahan masalah. Wawancara merupakan cara pengumpulan data yang
dilakukan melalui percakapan antara peneliti dengan subjek penelitian atau
46
responden atau sumber data (Budiyono, 2003:52). Metode wawancara yang
digunakan pada penelitian ini merupakan wawancara berbasis tugas. Kerangka
pelaksanaan wawancara diwujudkan dalam bentuk pedoman wawancara yang
berisi pemberian tugas dan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui lebih
dalam mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pemecahan
masalah. Wawancara bertujuan agar peneliti dapat memperoleh informasi
mengenai kemampuan komunikasi matematis dalam pemecahan masalah.
Peneliti melakukan tes pemecahan masalah dan wawancara berbasis tugas
dengan waktu yang berbeda. Data hasil penelitian harus dapat dipercaya atau
kredibel untuk itu peneliti melakukan triangulasi waktu. Kevalidan data pada
triangulasi waktu adalah data yang diperoleh pada pengambilan waktu yang
berbeda tidak menunjukan perbedaan yang signifikan.
F. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Instrumen Utama
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang berperan
sebagai perencana, pengumpul data, penganalisis data dari sumber data dan menjadi
pelapor hasil penelitian. Sebagai instrumen utama, peneliti akan berinteraksi
langsung dengan subjek penelitian. Sehingga kemampuan peneliti untuk mencari
dan menggali informasi secara mendalam akan sangat bermanfaat untuk
mengumpulkan data yang diperlukan.
2. Instrumen Bantu Pertama
Setelah ditentukan subjek penelitian, data dikumpulkan secara langsung oleh
peneliti, sehingga instrumen utama peneliti ini adalah peneliti sendiri dibantu
dengan instrumen bantu pertama yaitu tes pemecahan masalah. Instrumen bantu
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis pemecahan masalah materi
bangun ruang sisi data dalam bentuk esai. Tes pemecahan masalah terdiri dari dua
tahap yaitu, tes pemecahan masalah I dan tes pemecahan masalah II, dengan alasan
dapat diperoleh data penelitian yang valid, yaitu dengan membandingkan hasil tes
pemecahan masalah I pada pengambilan data yang pertama dan hasil tes pemecahan
masalah II pada pengambilan data kedua. Tes pemecahan masalah ini dibuat
berdasarkan hasil kajian teori pada bab II. Soal pemecahan yang digunakan
47
memenuhi ciri yaitu: (1) berbentuk pemecahan masalah yang membuat usaha
individu menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman untuk
menemukan solusi dari suatu masalah (2) dapat mengungkap kemampuan
komunikasi matematis (3) berkaitan lebih dari satu konsep matematika yang dapat
dipelajari dan sesuai dengan kompetensi dasar yang ada di sekolah dan (4)
dilengkapi dengan petunjuk dalam menyelesaikan soal sehingga mudah dipahami
dan tidak bermakna ganda.
Sebelum digunakan, instrumen ini divalidasi oleh tiga orang validator. Validasi
memiliki tujuan untuk diketahui kelayakan instrumen bantu bisa mengungkap
kemampuan komunikasi matematis dengan baik. Validasi dilakukan mengacu pada
lembar validasi, kemudian dianalisis dengan menentukan kesesuaian soal
pemecahan masalah dengan indikator kemampuan komunikasi matematis,
konstruksi butir-butir pertanyaan dan kesesuaian bahasa. Apabila indikator yang
dikemukakan dapat mengungkap bagaimana kemampuan komunikasi matematis,
konstruksi butir-butir pertanyaan, dan kesesuaian bahasa. Apabila indikator yang
dikemukakan dapat mengungkap bagaimana komunikasi matematis siswa dalam
pemecahan masalah, maka validator membubuhi tanda ceklist (√) pada lembar
validasi sesuai kolom yang tersedia. Kriteria validitas yang digunakan adalah
sekurang-kurangnya 2 dari 3 validator menyetujui bahwa soal yang dibuat layak
digunakan untuk mengungkap kemampuan komunikasi matematis dalam
pemecahan masalah. Validasi instrumen pertama untuk soal pemecahan soal ini
dilakukan oleh validator yang ditunjuk peneliti. Nama-nama validator untuk soal
tes pemecahan masalah dapat dilihat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Nama-Nama Validator Instrumen Bantu Pertama
No
1
Nama Validator
Aryo Andri Nugroho, S. Si., M. Pd.
Pekerjaan
Dosen Pendidikan Matematika
Universitas PGRI Semarang
2
Ida Dwijayati, M. Pd.
Dosen Pendidikan Matematika
Universitas PGRI Semarang
3
Dedi Kurniawan, S. Pd.
Guru
Mata
Pelajaran
Matematika SMP Islam 29 AlAzhar Semarang.
48
Aryo Andri Nugroho, S. Si., M. Pd. dipilih sebagai validator karena sebagai
dosen dipandang ahli dalam bidang matematika dan praktisi yang berpengalaman
dalam mengembangkan instrumen penelitian pemecahan masalah dan komunikasi.
Sebagai dosen matematika, Aryo Andri Nugroho, S. Si., M. Pd. Memberi masukan
tentang indikator komunikasi matematis dalam soal.
Ida Dwijayati, M. Pd. dipilih sebagai validator karena sebagai dosen ahli dan
praktisi yang berpengalaman dalam mengembangkan instrumen penelitian
khususnya penelitian kualitatif. Sebagai dosen matematika, Ida Dwijayati, M. Pd.
memberikan masukan tentang materi yang terkait pemecahan masalah.
Dedi Kurniawan, S. Pd. dipilih sebagai validator karena lebih menekankan
pada tanggapan dan komentar yang terkait dengan kesesuaian konten adas isi materi
matematika dengan apa yang terdapat pada kurikulum yang digunakan. Sebagai
guru yang berpengalaman, Dedi Kurniawan, S. Pd. memberi masukan tentang tata
bahasa kalimat yang digunakan dalam soal sesuai jenjang SMP dan memberi
pertumbangan siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis.
Berdasarkan hasil validasi terhadap instrumen bantu pertama yang berupa
tugas pemecahan masalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1) Soal tes pemecahan masalah I
a) Validator 1 menyatakan layak dengan perbaikan dalam menggunakan
kaidah bahasa baik dan benar.
b) Validator 2 menyatakan layak digunakan dengan perbaikan tentang materi
yang terkait dengan pemecahan masalah.
c) Validator 3 menyatakan layak digunakan dengan perbaikan dalam perintah
dan tata kalimat bahasa yang baik dan benar.
2) Soal tes pemecahan masalah II
a) Validator 1 menyatakan layak dengan perbaikan dalam menggunakan
kaidah bahasa baik dan benar dan materi yang terkait dengan pemecahan
masalah.
b) Validator 2 menyatakan layak dengan perbaikan dalam menggunakan
kaidah bahasa baik dan benar.
49
c) Validator 3 menyatakan layak dengan perbaikan dalam menggunakan
kaidah bahasa baik dan benar.
3. Instrumen Bantu Kedua
Dalam pelaksanaan wawancara berbasis tugas selain digunakan tes pemecahan
masalah, juga digunakan instrumen bantu kedua berupa pedoman wawancara untuk
menjelaskan kerangka pelaksanaan dan garis besar daftar pertanyaan yang
direncanakan dalam proses wawancara. Pedoman wawancara ini bersifat terstruktur
bertujuan untuk mengumpulkan data berupa kata-kata dari hasil wawancara tentang
kemampuan komunikasi matematis ketika siswa menyelesaikan tes pemecahan
masalah materi kubus dan balok sehingga peneliti nantinya bisa menyimpulkan
kemampuan komunikasi matematis lisan siswa sesuai dengan gender dalam
pengerjaan masalah tersebut seperti apa. Pedoman wawancara berisi pertanyaanpertanyaan yang dibuat dengan mempertimbangkan instrumen bantu berupa lembar
tugas pemecahan masalah. Instrumen bantu dalam wawancara pertama dan
instrumen bantu dalam wawancara kedua adalah soal yang sejenis, soal tersebut
digunakan untuk mengarahkan kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti untuk
mengetahui tentang kemampuan komunikasi matematis lisan siswa sesuai dengan
gender pada materi kubus dan balok.
Sebelum instrumen digunakan, pedoman wawancara ini divalidasi berdasarkan
kriteria kejelasan butir pertanyaan terhadap tujuan penelitian. Instrumen ini
divalidasi terlebih dahulu oleh 3 validator. Validitas yang diterapkan yaitu validitas
isi yang bertujuan untuk melihat kecocokan materi, konstruksi serta bahasa yang
digunakan. Kriteria validitas yang digunakan adalah jika sekurang-kurangnya 2 dari
3 validator menyetujui bahwa dari segi kejelasan tujuan wawancara dan butir
pertanyaan dan kesesuaian pertanyaan dapat mengungkap kemampuan komunikasi
matematis siswa dalam pemecahan masalah tentang bangun ruang sisi datar.
Validasi instrumen pedoman wawancara ini dilakukan oleh validator yang ditunjuk
peneliti. Adapun validator yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Validator Instrumen Bantu Kedua (Pedoman Wawancara)
No
1
Nama Validator
Aryo Andri Nugroho, S. Si., M. Pd.
Pekerjaan
Dosen Pendidikan Matematika
Universitas PGRI Semarang
50
2
Ida Dwijayati, M. Pd.
Dosen Pendidikan Matematika
Universitas PGRI Semarang
3
Dedi Kurniawan, S. Pd.
Guru
Mata
Pelajaran
Matematika SMP Islam 29 AlAzhar Semarang.
Hasil validasi menunjukkan bahwa ketiga validator menyatakan pedoman
wawancara layak digunakan.
G. Validitas Data
Sugiyono (2011: 365) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, temuan
atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan
peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Uji
kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain
dapat dilakukan dengan triangulasi. Dalam penelitian ini, cara yang dilakukan
adalah dengan meningkatkan ketekunan dan triangulasi waktu.
1. Meningkatkan ketekunan
Peneliti melakukan pengamatan secara lebih teliti dan cermat terhadap aktivitas
kognitif siswa selama wawancara. Peneliti juga lebih teliti dan cermat dalam
mentranskripsikan hasil wawancara serta menganalisis data. Dengan cara ini
maka kepastian data dapat dideskripsikan secara lengkap dan sistematis.
2. Triangulasi waktu
Patton (Moleong, 2012: 330) menyatakan bahwa triangulasi waktu adalah
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu yang berbeda. Pada penelitian ini, proses triangulasi
dilakukan dengan peneliti menganalisis data berdasarkan data kegiatan berbasis
tugas tahap pertama dibandingkan dengan data kegiatan berbasis tugas tahap
kedua dan data kegiatan berbasis wawancara tahap pertama dibandingkan
dengan data kegiatan berbasis wawancara kedua untuk masing-masing subjek
sesuai dengan gender sehingga diperoleh data yang jenuh atau sama.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dan hasil pekerjaan tertulis dari subyek penelitian, hasil
51
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit yang penting dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain
(Sugiyono, 2010: 213). Analisis dilakukan secara mendalam pada siswa tentang
kemampuan komunikasi matematis setelah siswa dibagi menurut gendernya.
Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada model Miles & Huberman,
yakni reduksi, penyajian atau display data, serta kesimpulan atau verifikasi.
Ketiga tahap tersebut tidak dilakukan secara berurutan, akan tetapi disesuaikan
dengan kondisi yang dihadapi peneliti. Ketiga tahap analisis tersebut dijabarkan
menjadi langkah-langkah sebagai berikut.
1. Membuat transkrip data verbal dari hasil rekaman.
Wawancara dilakukan berdasar pada jawaban yang telah dituliskan subjek.
Hasil dari wawancara tersebut kemudian di buat transkrip wawancara.
2. Menelaah seluruh data dari sumber yaitu hasil pekerjaan subjek, hasil
wawancara dan catatan lapangan.
3. Melakukan reduksi data.
a. Reduksi data hasil wawancara berbasis tugas. Data hasil wawancara
berbasis tugas berupa transkripsi percakapan dengan subjek. Percakapan
yang menunjukkan kemampuan komunikasi matematis subjek dipilih
sebagai data.
b. Reduksi data catatan lapangan. Catatan lapangan terdiri dari deskripsi
yang terjadi saat dilakukan wawancara. Hasil yang berkaitan dengan
kemampuan komunikasi matematis subjek dipilih sebagai data,
sedangkan data yang tidak terkait dengan kemampuan komunikasi
matematis subjek dibuang.
c. Reduksi hasil pekerjaan subjek. Dalam tulisan hasil pekerjaan subjek,
terdapat bagian-bagian yang menunjukkan langkah-langkah pemecahan
masalah yang telah dilakukan subjek. Bagian tersebut dipilih sebagai
data, sedangkan bagian yang tidak terkait dengan itu (semisal coretan
siswa yang tidak bermakna) dibuang.
4. Menyusun satuan-satuan analisis data dan melakukan pengkodean.
52
Data diperoleh langsung dari subjek melalui wawancara dan pekerjaan
tertulis subjek. Setelah seluruh data yang terkumpul dipelajari, selanjutnya
dilakukan identifikasi satuan-satuan dan diberi kode.
5. Menganalisis dan menggambarkan kemampuan komunikasi matematis
siswa dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan data yang telah diklasifikasikan dan diberi kode, dilakukan
identifikasi data, apa yang dilakukan subjek selama proses pemecahan
masalah untuk setiap langkanya, yang menunjukkan kemampuan
komunikasi matematis sesuai dengan indikator kemampuan komunikasi
matematis dalam pemecahan masalah dan menyajikan data dalam bentuk
teks naratif.
6. Melakukan penafsiran data.
Kesimpulan ditarik dan diverifikasi dari data yang terkumpul. Penarikan
kesimpulan
dilakukan
dengan
menggunakan
perbandingan
tetap.
Kesimpulan yang dikemukakan bisa bersifat sementara atau berupa
kesimpulan akhir. Jika kesimpulan bersifat sementara, dilakukan verifikasi
dengan cara melihat kembali catatan lapangan rekaman wawancara, atau
dilakukan validasi data dengan triangulasi. Kesimpulan sementara dapat
berubah bila ditemukan data lain pada saat tahap pengumpulan data
berikutnya.
7. Melakukan triangulasi.
Dilakukan triangulasi waktu untuk melihat apakah data yang didapatkan
dari seorang subjek merupakan data yang valid. Subjek diminta untuk
mengerjakan tugas pemecahan masalah ke-2 dan dilanjutkan dengan
wawancara berbasis tugas. Data yang ajeg dapat terus dijadikan temuan,
sedangkan data yang tidak ajeg bisa dibuang ataupun dijadikan temuan lain
dalam penelitian ini.
8. Menulis hasil penelitian.
Download