HUBUNGAN KESEJAHTERAAN TENAGA PENDIDIK DENGAN

advertisement
HUBUNGAN KESEJAHTERAAN TENAGA PENDIDIK
DENGAN KOMPETENSI GURU DI SMK Al ITTIHAD
PONCOL KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
SITI KHOERIYAH
NIM. 11409014
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah Dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara :
Nama
: SITI KHOERIYH
NIM
: 11409014
Jurusan
: Tarbiyah
Judul
:
HUBUNGAN
KESEJAHTERAAN
TENAGA
PENDIDIK DENGAN KOMPETENSI GURU DI SMK
Al ITTIHAD PONCOL KECAMATAN BRINGIN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan
Salatiga, Agustus 2011
Pembimbing
Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag.
NIP 19680613 199403 1 004
ABSTRAK
Khoeriyah, Siti, 2011 Hubungan Kesejahteraan Tenaga Pendidik dengan Kompetensi
Guru di SMK Al ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
Tahun 2011. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama
Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr.
H. Mansur, M.Ag.
Kata kunci: kesejahteraan tenaga pendidik dan kompetensi guru
Penelitian ini merupakan upaya mencari hubungan antara kesejahteraan
dengan kompetensi guru. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini
adalah (1) Bagaimanakah tingkat kesejahteraan tenaga pendidik di SMK AL
ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011? (2)
Bagaimanakah tingkat kompetensi guru di SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011? (3) Adakah hubungan tingkat
kesejahteraan tenaga pendidik dengan tingkat kompetensi guru di SMK AL ITTIHAD
Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti melakukan penelitian
dengan metode penyebaran angket kepada responden. Temuan penelitian ini
menunjukkan bahwa (1) Tingkat kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad
Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 adalah rendah. Hal ini
terbukti bahwa tingkat kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 yang masuk kategori rendah
sebanyak 17 responden atau sebesar 65,4% dan yang masuk ketegori sedang sebanyak
9 responden atau 34,6% dan tidak ada responden yang masuk kategori tinggi atau
0%. (2) Tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang tahun 2011 sebagiah besar juga rendah. Hal ini terbukti bahwa
tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang tahun 2011 yang masuk kategori rendah sebanyak 19 responden atau
sebesar 73,1% dan yang masuk kategori sedang sebanyak 7 responden atau sebesar
26,9% dan tidak ada responden yang masuk kategori tinggi atau 0%. (3) Ada
hubungan antara tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dengan tingkat kompetensi
guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011.
Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan rumus product moment
menghasilkan tingkat korelasi koefisiensi antara tingkat kesejahteraan tenaga pendidik
terhadap tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang tahun 2011 sebesar menghasilkan rxy: 0,854
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
         . .
“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ….”
PERSEMBAHAN
Untuk Ibuku Rubi’ah dan Kakakku Slamet yang tercinta,
Suami Mas Yoga yang selalu mendampingi hidupku, dan
analuaM leraF qazzaR narhaZ gnayasret ukkanA
Sabahat- sahabat seiman, seagama, senasib dan seperjuangan.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-Nya yang tiada
terhingga kepada seluruh makhluk, Dzat tempat bergantung dan memohon segala hal
dalam kehidupan. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada beliau Nabi Agung
Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah menghantarkan
manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT.
Setelah menempuh perjuangan panjang, akhirnya skripsi HUBUNGAN
KESEJAHTERAAN TENAGA PENDIDIK DENGAN KOMPETENSI GURU DI
SMK
Al
ITTIHAD
PONCOL
KECAMATAN
BRINGIN
KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2011dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini tak
mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta
bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait. Namun, kebahagiaan tentu tidak
dapat di sembunyikan dari terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, tiada kata ataupun apa saja yang kami berikan kepada pihakpihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini kecuali ucapan
terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan
dan partisipasinya, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag., selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya
dalam memberikan bimbingan, pengarahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
3. Bapak Muh. Amin, S. Ag., selaku Kepala SMK Al Ittihad Poncol yang telah
memberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian.
DAFTAR ISI
Hal
Halaman judul .............................................................................
i
Pernyataaan Keaslian...................................................................
ii
Pengesahan ..................................................................................
iii
Nota Pembimbing ........................................................................
iv
Abstrak ........................................................................................
v
Motto dan Persembahan ..............................................................
vi
Kata Pengantar.............................................................................
vii
Daftar Isi ......................................................................................
viii
Daftar Tabel .................................................................................
ix
BAB I PENDAHULAUN ...........................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................
6
D. Kajian Pustaka ..............................................................
7
E. Hipotesis Penelitian ......................................................
8
F. Kegunaan Penelitian .....................................................
9
G. Definisi Operasional ....................................................
9
H. Metode Penelitian .........................................................
12
I. Sistematika Penulisan Skripsi ......................................
21
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................
22
A. Kesejahteraan Tenaga Pendidik.....................................
22
B. Eksistensi Kompetensi Guru ..........................................
35
C. Pengaruh Kesejahteraan Tenaga Pendidik terhadap
Eksistensi kompetensi guru ..........................................
46
BAB III. HASIL PENELITIAN ...................................................
48
A. Keadaan Umum SMK Al Ittihad Poncol ......................
48
B. Laporan Penelitian……………. ...................................
53
BAB IV ANALISIS DATA ..........................................................
58
A. Pengelolaan Data .........................................................
58
B. Analisis Data an Uji Hipotesis .....................................
63
C. Pembahasan……………………….. ............................
47
BAB V PENUTUP .......................................................................
69
A. Kesimpulan ...................................................................
69
B. Saran- Saran..................................................................
69
C. Kata Penutup ................................................................
70
Lampiran-Lampiran
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Daftar Ruang/ Bangunan SMK Al Ittihad Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011
...................................................................................... 49
TABEL 3.2 Daftar Inventaris SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 ..................
...................................................................................... 50
TABEL 3.3 Data Siswa SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 ..................
...................................................................................... 52
TABEL 3.4 Daftar Nama Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 ..................
...................................................................................... 53
TABEL 3.5 Daftar Nama Responden ..........................................
...................................................................................... 45
TABEL
3.6
Rekap
Jawaban
Angket
Tentang
Tingkat
Kesejahteraan Tenaga Pendidik SMK Al Ittihad Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011
...................................................................................... 55
TABEL 3.7 Rekap Jawaban Angket Tentang Tingkat Eksistensi
Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 ..................
...................................................................................... 56
TABEL 4.1 Nilai Jawaban Angket Tingkat Kesejahteraan Tenaga
Pendidik
SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang Tahun 2011 ...............................
...................................................................................... 59
TABEL 4.2 Nominasi Jawaban Angket Tingkat Kesejahteraan
Tenaga Pnedidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 ..................
...................................................................................... 60
TABEL 4.3 Perrsentase Jawaban Angket Tingkat kesejahteraan
Tenaga Pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 ..................
...................................................................................... 61
TABEL 4.4 Nilai Jawaban Tingkat Eksistensi Kompetensi Guru
SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang tahun 2011 ...................................................
...................................................................................... 61
TABEL 4.5 Interval
Jawaban Angket Tingkat Eksistensi
Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 ..................
...................................................................................... 63
TABEL 4.6 Persentase Jawaban Angket Tingkat Eksistensi
Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 ..................
...................................................................................... 63
TABEL 4.7 Rekap Hasil Jawaban Anget Tingkat Kesejahteraan
Tenaga Pendidik dan Tingkat Eksistensi Kompetensi
Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang Tahun 2011 ...............................
...................................................................................... 64
TABEL 4.8 Tabel Kerja Produc Moment Koefisiensi Korelasi
Tingkat Kesejahteraan Tenaga Pendidik dengan Tingkat
Eksistensi Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011
...................................................................................... 65
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
kehidupan masyarakat, baik di negara yang sudah maju maupun di negara yang
sedang berkembang, terutama bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal
ini dikarenakan karena manusia diciptakan tidak memiliki bekal apapun dan
dalam keadaan yang fitrah. Sebagaimana hadits nabi diriwayatkan oleh Imam
Muslim
Artinya : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam), sedangkan kedua
orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, nasrani, ataupun Majusi
Maju mundurnya suatu bangsa dapat ditentukan oleh pendidikan yang
ada di negara itu sendiri Sebagai bangsa yang memiliki harkat dan martabat
yang menghargai hasil perjuangan, sudah seharusnya tanggap terhadap
perkembangan di era globalisasi ini. Kondisi ini dapat dipandang sebagai
tantangan yang harus direspon dengan meningkatkan sumber daya manusia.
Untuk itu pantaslah Bank Dunia sampai terlibat di dalam usaha pemerataan
pendidikan ini. Sehingga sejak tahun 1978 lembaga ini ikut berinvestasi
dengan memprakarsai pembebasan SPP pada semua lembaga pendidikan
tingkat dasar (Fatah, 2003: 19).
Dalam
hal
ini
lembaga
pendidikan
sangat
berperan
dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, disamping itu pendidikan juga
memiliki tujuan untuk membina dan membangun manusia seutuhnya, karena
menurut psikologi modern, anak didik adalah suatu organisme yang hidup,
1
yang mereaksi, berbuat dan sebagainya. Organisme yang hidup memiliki suatu
kebutuhan, minat, kemampuan, intelek dan masalah-masalah tertentu. Ia tidak
tinggal diam melainkan selalu aktif. Ia bersifat unik, memiliki bakat dan
kematangan berkat adanya pengaruh-pengaruh dari luar seperti keluarga,
masyarakat, status sosial ekonomi keluarga, tingkatan dan jenis pekerjaan
orang tua, pengaruh-pengaruh dari kebudayaan dan sebaginya (Hamalik, 2001:
101).
Guru sebagai sumber daya manusia, merupakan kunci utama untuk
melancarkan jalannya pendidikan. Apapun jenis kurikulum yang diberlakukan,
dan secanggih apapun sarana yang dimiliki sekolah, pada akhirnya gurulah
yang menggunakannya dalam proses pendidikan. Untuk itu, pengelolaan guru
sebagai sumber daya manusia harus dilakukan dengan sempurna, sehingga ia
mampu dan siap bekerja secara optimal. Mendidik itu sebagaian dilakukan
dalam bentuk mengajar, sebagaian dalam bentuk memberi dorongan, memuji,
menghukum, memberi contoh, membiasakan dan lain-lain (Tafsir, 1992: 78).
Di dalam kelas, guru adalah contoh dan panutan bagi siswa-siswanya.
Oleh karena itu, tidak berlebihan jika agama Islam menghargai orangorang yang berilmu pengetahuan (guru), sehingga mereka pantas mencapai
taraf ketinggian dan keutuhan hidup. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam
surat Al Mujadalah ayat 11 :
         
“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ….”
Peningkatan kemampuan guru
sudah banyak dilakukan melalui
2
berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan. Sayangnya, banyak bukti dijumpai,
setelah mereka selesai mengikuti upaya peningkatan kompetensi dan
kualifikasi, ternyata kinerja mereka tidak meningkat secara signifikan, tetapi
malah kembali seperti semula. Berbagai kajian menunjukkan, bahwa yang
menjadi penyebabnya adalah komitmen kerja mereka tidak berubah. Setinggi
apapun kompetensi dan kualifikasi seseorang, kalau komitmen kerjanya
rendah, kinerjanya juga akan rendah. Oleh karena itu, penguatan komitmen
kerja bagi guru perlu terus-menerus diupayakan.
Tingkat kenerja dan kualitas para tenaga pendidik (guru atau dosen) di
Indonesia pernah menjadi sorotan. Seperti studi yang dilakukan Asia Week
dalam Asia's Best Universities 2000. Studi tersebut membuktikan bahwa
kualitas dosen dan guru di Indonesia masih sangat rendah dan belum
memadai. Dari 77 perguruan tinggi terbaik di kawasan Asia dan Australia,
ternyata kualitas dosen Universitas Indonesia (UI) Jakarta hanya menempati
urutan ke-62. Selanjutnya Universitas Diponegoro (Undip) Semarang di
peringkat ke-76, dan paling 'kincik' adalah UGM Yogyakarta dengan peringkat
ke-77. Rendahnya mutu kualitas guru dan dosen kita, menurut Prof. Dr. Ki
Supriyoko disebabkan oleh belum tumbuhnya kebiasaan membaca dikalangan
guru dan dosen itu sendiri. Lucunya, banyak guru dan dosen yang menyuruh
anak didiknya membaca dan rajin ke pustaka, tetapi guru dan dosennya sendiri
jarang membaca ke pustaka. Seakan-akan pustaka hanya milik siswa dan
mahasiswa. Ironisnya, kata Prof. Dr. Ki Supriyoko, ada dosen guru yang malu
ke perpustakaan karena takut dikatakan bodoh oleh anak didiknya. Bila
diteliti, jarang ada bacaan yang bermutu di ruang kerja para guru di rumah
terlebih lagi di sekolah (Supriyoko,3 2011). Di sini tampak tidak adanya
eksistensi kompetensi tenaga sebagai pendidik.
Upaya memperkuat komitmen kerja seorang guru dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Cara manapun yang ditempuh, hasilnya akan
meningkat, jika guru yang bersangkutan merasa dipercaya. Ia mendapatkan
penghargaan atas hasil kerjanya, dan merasa mendapatkan keadilan di tempat
kerja, serta mendapatkan tantangan untuk menunjukkan kompetensinya. Untuk
itu, kepala sekolah perlu menciptakan situasi dan kondisi kerja yang mampu
memberikan perasaan tersebut. Upaya itu, antara lain, dengan senantiasa
mengoptimalkan kesejahteraan guru.
Tidak dapat dipungkiri, bagaimana guru akan segera mampu
meningkatakan tugas keprofesionalan, apabila selalu disodori permasalahan
klasik dan klise, yaitu rendahnya penghasilan. Lebih-lebih bagi guru swasta,
kebanyakan dari penghasilan itu diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hidup
keluarganya dan menyekolahkan anak-anaknya, belum sampai ke arah untuk
mengembangkan profesinya.
Implikasinya, banyak guru swasta terpaksa mengajar di beberapa
satuan pendidikan, atau melakukan pekerjaan sambilan di luar profesi guru.
Akibatnya, mereka sering berada dalam kondisi ketiadaan sumber dana dan
waktu untuk mengikuti pendidikan profesi lanjutan, membeli buku, dan
berlangganan jurnal yang diperlukan untuk pengembangan profesi. Bahkan,
banyak guru swasta tidak mampu menyekolahkan anaknya sampai ke
perguruan tinggi. Dengan melihat fenomena tersebut, profesi guru swasta
hanyalah sebuah batu loncatan untuk mencapai status guru Pegawai Negeri
Sipil (PNS).
4
Di sisi lain, profesionalitas guru, selain harus dinyatakan oleh
kesetaraan kualifikasi dan kompetensi, juga dituntut mampu memiliki
kesetaraan tingkat penghasilannya dengan guru-guru di negara-negara lain,
seperti Malaysia, Singapura, Australia, atau dengan negara-negara maju di
Amerika dan Eropa. Kesenjangan penghasilan yang terlalu lebar, lima sampai
sepuluh kali lipat dengan guru-guru di negara-negara tersebut, jelas tidak
kondusif untuk menjadikan guru di Indonesia sebagai profesi yang bergengsi
dan bermartabat. Untuk guru swasta, jangankan dengan guru-guru di negaranegara tersebut, di negaranya sendiri dibandingkan guru PNS sudah sangat
lebar perbedaannya. Selain memerlukan upaya-upaya advokasi guna
menciutkan jurang perbedaan tersebut, mereka juga memerlukan jaminan atas
martabatnya
berprofesi
sebagai
guru.
Mereka
wajib
mendapatkan
perlindungan hukum atas perlakuan diskriminatif, tindak kekerasan,
intimidasi, dan teror dari siswa, orangtua siswa, atau masyarakat. Juga mereka
harus memperoleh hak-haknya atas perlakuan pemberhentian hubungan kerja
secara sepihak oleh pihak yayasan.
Hal yang sama juga terjadi di SMK Al ITTIHAD Poncol Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang di mana 100% tenaga pendidiknya adalah guru
swasta. Dengan honor yang sangat minim sebesar Rp 50.000,- per bulan
bahkan dapat dikatakan nyaris tanpa honor dari Yayasan Pondok Pesantren Al
ITTIHAD sebagai penyelenggara dan hanya mengandalkan bantuan insentif
sebesar Rp 250.000,- per bulan dari pemerintah pusat yang tidak pasti
turunnya tentu bisa dibayangkan bagaimana tingkat kesejahteraan mereka.
Sementara mereka tetap dituntut memiliki eksistensi kompetensi yang tinggi
sebagai tenaga pendidik.
Untuk itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam skripsi
5
ini dengan judul” Hubungan Kesejahteraan Tenaga Pendidik dengan
Kompetensi Guru di SMK Al ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang Tahun 2011”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan di atas,
permasalahan dalam penelitian ini dapat kami rumuskan dalam bentuk
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat kesejahteraan tenaga pendidik di SMK AL
ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011?
2. Bagaimanakan tingkat kompetensi guru di SMK AL ITTIHAD Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011?
3. Adakah hubungan tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dengan tingkat
kompetensi guru di SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang Tahun 2011?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan tenaga pendidik di SMK AL
ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011
2. Untuk mengetahui tingkat kompetensi guru di SMK AL ITTIHAD Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011.
3. Untuk Mengetahui hubungan tingkat kesejahteraan tenaga pendidik
dengan tingkat kompetensi guru di SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meberikan kontribusi
6
informasi yang jelas mengenai tingkat kesejahteraan tenaga pendidik terhadap
kompetensi guru di SMK AL ITTIHAD Poncol Kec. Bringin Kab. Semarang
Tahun 2011 .
Dari informasi tersebut kiranya akan memberikan manfaat baik teoritis
maupun praktis, yaitu :
1. Secara
teoritis
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan
pada
perkembangan dunia pendidikan, dan dapat memperkaya khasanah
keilmuan, khususnya dunia pendidikan Islam.
2. Secara praktis, adanya pengaruh kesejahteraan tenaga pendidik terhadap
kompetensi guru, dapat dijadikan evaluasi bagi para guru dan
penyelenggara lembaga pendidikan serta para pengambil kebijakan
pendidikan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan guru.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan penelitian.
Oleh karena itu masih harus diuji kebenarannya. Muhmmad Ali mengartikan
sebagai rumusan jawaban atau kesimpulan sementara yang harus diuji dengan
data yang terkumpul melalui kegiatan penelitian (Ali, 1987: 52). Sedangkan
Sutriso Hadi mengemukakan bahwa hipotesa adalah dugaan yang mungkin
benar atau mungkin salah, dia akan ditolak jka salah atau palsu, dan akan
diterima bila fakta membenarkannya. Hal ini sangat tergantung pada hasil
penyelidikan terhadap fakta (Hadi, 1986: 220).
Adapun hipotesa yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah “ada
hubungan antara tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dengan kompetensi
guru SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupatan Semarang
tahun 2011”.
E. Kegunaan Penelitian
7
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkapkan berguna bagi semua
pihak antara lain: pemerintah, sekolah, guru dan tenaga kependikan, siswa dan
masyarakat
F. Definisi Operasional
Guna menghindari kesalahan pemahaman terhadap judul yang penulis
ajukan di atas maka perlu kiranya memberikan batasan terhadap masalah yang
akan menjadi pembahasan dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan kejelasan,
kiranya penulis memberikan batasan dan penegasan mengenai definisi yang
terdapat dalam judul di atas.
1. Hubungan Kesejahteraan Tenaga Pendidik
Hubungan berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan (Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1994: 747). Sedangkan Kesejahteraan berasal dari kata
“sejahtera” yang berarti aman sentosa dan makmur terlepas dari segala
gangguan dan kesukaran(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:
891). Indikator dari sejahtera berdasarkan definisi tersebut adalah
terpenuhinya kebutuhan
Kata tenaga berarti orang yang bekerja atau
mengerjakan sesuatu, pekerja, pegawai (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1994: 1035). Kata pendidik berasal dari kata “didik” yang
berarti memelihara dan memberikan latihan mengenai akhlaq dan
kecerdasan pikiran (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994: 232).
Jadi
pendidik berarti orang yang8 mendidik.
Tenaga pendidik di sini
adalah guru SMK Al ittihad Poncol Bringin Kabupaten Semarang
Sehingga yang penulis maksud dengan pengaruh kesejahteraan
tenaga pendidik di sini adalah daya yang timbul sehingga membentuk
watak yang disebabkan oleh kemakmuran dari seorang yang bekerja untuk
memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan seseorang. Atau
lebih singkatnya pengaruh dari kemakmuran pendidik.
Adapun indikator dari kesejahteraan guru antara lain: (Rusyan, 2008:
27)
a. Mampu memenuhi kebutuhan pribadi
b. Mampu memenuhi kebutuhan keluarga
c. Mampu menyesuaikan dengan kehidupan sosal
d. Memiliki waktu senggang
e. Mempunyai jaminan kesehatan
f. Mampu melakukan hubungan sosial.
2. Kompetensi Guru
Kata
kompetensi
berarti
kemampuan
mengusai
sesuatu
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994: 516). Adapun guru
berarti orang yang pekerjaannya mengajar (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1994: 330).
Sehingga yang penulis maksud dari eksistensi guru di sini adalah
keberadaan seorang guru dalam menjaga kemampuannya selama
melaksanakan tugas mengajar.
Sebagai penelitian yang bersifat korelatif maka tentu ada variabel
penelitian. Variabel berarti ubahan atau faktor tidak tetap atau gejala yang
berubah (Sudjiono, 2003: 33). Dalam penelitian
ini peneliti mengidentifikasi
9
dua variable yang nantinya akan dicari korelasi antara keduanya. Adapun
variable tersebut adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas ( X) dalam hal ini adalah tingkat kesejahteran tenaga
kependidikan SMK AL ITTIDAD Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang tahun 2011
b. Variabel Terikat (Y) dalam hal ini adalah tingkat kompetensi guru SMK
AL ITTIDAD Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011
Adapun indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel kesejahteraan pendidik
Adapun yang menjadai indikatornya antara lain (Rusyan, 2008: 27):
a. Besarnya gaji.
b. Adanya uang kesejahteraan.
c. Adanya uang lembur.
d. Tercukupinya kebutuhan
e. Adanya jaminan kesehatan.
f. Adanya jaminan keluarga
g. Adanya jaminan purna tugas
2. Variabel eksistensi guru
Adapun indikarnya antara lain (Rusyan, 2008: 40-50:
a. Keaktifan mengajar
b. Semangat mengajar.
c. Kehadiran di sekolah
d. Keaktifan membuat persiapan mengajar.
e. Keaktifan menyusun laporan kegiatan
f. Kemampuan membuat media pembelajaran.
10
g. Kedisiplinan berpakaian
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Bentuk penelitian dalam skripsi ini adalah berbentuk penelitian
kuantitatif yaitu pendekatan penelitian yang lebih banyak menggunakan
logika hipotetiko verifikatif. Pendekatan ini dimulai dengan berfikir
deduktif untuk menurunkan hipoteis kemudian dilakukan pengujian di
lapangan (Margono, 2003: 35). Jenis penelitian kuantitatif sangat sesuai
untuk diterapkan apabila penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebab
akibat atau hubungan.
Namun demikian pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
juga menggunakan pendekatan kwalitatif. Metode kwalitatif digunakan
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif yang
berupa kata- kata tertulis atau lisan yang berasal dari orang- orang atau
perilaku yang dapat diamati
Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 245), penelitian kwalitatif
menurut sifat dan analisis datanya dibedakan menjadi dua jenis yaitu
1. Riset deskriptif yang bersifat eksploratif bertujuan menggambarkan
suatu keadaan atas suatu fenomena
2. Riset diskriptif yang bersifat devlopmental yang digunakan untuk
menemukan suatu model atau prototipe.
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Dan tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
11
lukisan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai faktor-faktor, sifatsifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1989: 63-64).
Secara ringkas penelitian deskriptif untuk mendeskripsikan apa yang ada
saat ini (Faisal, 1982: 42).
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini penulis lakukan mulai 18
Mei 2011 sampai 15 Juli 2011. Sedangkan tempat penelitian ini penulis
lakukan di
SMK Al Ittihad yang beralamat di dusun Poncol Desa
Popongan Kecamatan Bringn Kabupaten Semarang Jawa Tengah.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Untuk memperoleh data yang valid maka diperlukan adanya
populasi yang diteliti, sebab tanpa adanya populasi penelitian akan
mengalami kesulitan dalam mengelola data yang masuk. Populasi itu
sendiri adalah keseluruhan obyek yang diteliti, baik berupa orang,
kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi. Sedangkan dalam
penelitian ini yang dijadikan populasi seluruh tenaga pendidik di SMK
Al Ittihad tahun 2011
b. Sampel
Menurut Arikunto (1998: 112), bahwa yang dimaksud dengan
sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Lebih
lanjut lagi Suharsimi mengatakan bahwa dalam penentuan sampel,
apabila subyeknya kurang dari seratus maka dapat diambil semuanya.
Apabila subyeknya besar (lebih dari seratus), maka dapat diambil
sebagian dari populasi yaitu antara 10% sampai 15% atau 20% sampai
12
25%.
Adapun dalam penelitian ini karena jumlah responden hanya 26
orang tenaga pendidik di SMK Al Ittihad yang berarti kurang dari 100
responde, maka semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi
4. Pengumpulan Data
a. Sumber Data
Data merupakan bagian terpenting dalam suatu penelitian.
Menurut Webster’s New Word Dictionary yang dikutip Supranto
menyatakan data sesuatu yang diketahui atau dianggap (Supranto,
1989: 1). Yang dimaksud adalah sesuatu yang diketahui dan dianggap
penting dalam penelitian. Adapun jenis sumber data dibagi menjadi
dua, yaitu:
1) Data Primer
Adalah data yang diperoleh atau bersumber dari tangan pertama
(first hand data) (Sudjiono, 2003: 17). Data primer ini didapat dari
angket yang diajukan peneliti kepada responden dan hasil
wawancara. Adapun yang menjadi sumber data dalam skripsi ini
adalah seluruh jumlah responden, kepala sekolah, guru dan pegawai
di SMK AL ITTIDAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang tahun 2011.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah merupakan data yang diperoleh atau
bersumber dari tangan kedua (second hand data) (Sudjiono, 2003:
17).
Data-data yang diperoleh ini digunakan untuk mendukung
13
data/informasi data primer. Adapun data sekunder tersebut adalah
meliputi dokumen, buku-buku, media cetak/Koran, internet, koran,
serta catatan apa saja yang berhubungan dengan masalah ini dan
khususnya yang dimiliki oleh SMK AL ITTIDAD Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011.
b. Metode Pengumpulan Data
Data merupakan hal penting dalam penelitian ini. Data tersebut
yang akan menjadi acuan dalam menentukan kesimpulan akhir dari
penelitian ini. Dalam rangka untuk mendapatkan data yang diperlukan
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode. Guna memperoleh
data yang benar dan valid yang berkaitan dengan masalah penelitian,
dalam pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data
yaitu:
1) Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dimana
peneliti mengadakan pengamatan langsung kelapangan mengenai
gejala gejala yang di selidiki (Margino, 2003, 159). Pengumpulan
data melalui observasi dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun
dilakukan dalam situasi khusus.
Adapun metode ini digunakan untuk mengumpulkan data
tentang keadaan umum yang meliputi lokasi, fasilitas, letak
geografis dan lingkungan dari SMK AL ITTIDAD Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011.
2) Metode Interview
Metode interview adalah suatu metode pengumpulan data
14
dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan tujuan
penyelidikan. Penyelidikan pada umumnya dua orang atau lebih
hadir secara fisik dalam proses tanya jawab itu sendiri dan masingmasing pihak dapat menggunakan saluran-saluran komunikasi
secara wajar dan lancer (Margino,2003, 165).
Dari pengertian tersebut di atas dapat difahami bahwa interview
adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
langsung antara pihak peneliti dengan pihak yang bersangkutan,
yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan
penelitian. Sedangkan metode ini digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang tingkat kesejahteraan serta eksistensi kompetensi
guru SMK AL ITTIHAD Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang tahun 2011.
3) Metode Angket
Metode angket adalah cara pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan pertanyaan tertulis kepada responden
untuk memperoleh informasi dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal yang telah diketahuinya (Margino,2003, 167). Jadi dengan
metode angket ini penulis mengumpulkan sejumlah daftar
pertanyaan
tertulis
kepada
responden
mengenai
tingkat
kesejahteraan guru yang akan diteliti untuk mendapatkan jawaban
yang bersifat pribadi, kemudian dari sejumlah jawaban tersebut
peneliti kemukakan dan selanjutnya peneliti sajikan dalam
penyajian data. Metode angket ini sekaligus akan menjadi metode
utama yang akan peneliti gunakan untuk mengumpulkan data yang
15
peneliti perlukan dalam penelitian ini.
4) Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang
diperoleh dengan melalui dokumen-dokumen penting yang
berkaitan dengan masalah. Adapun data-data ini meliputi: catatan,
transkip nilai, buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain
sebagainya yang berhubungan langsung dengan penelitian dalam
skripsi ini
5. Intrumen Penelitian
Dalam sebuah penelitian instrumen atau alat penelitian merupakan
hal yang sangat penting, bahkan menjadi bagian tak terpisahkan dari
semua unsur penelitian. Untuk itu dalam penyusunan instrument penelitian
harus berpedoman kepada hal-hal berikut:
a. Pendekatan penelitian yang digunakan
b. Jenis data yang diperlukan untuk menguji hipotesis.
c. Instrumen yang dianggap cocok untuk mengumpulkan data
d. Perlu tidaknya berbagai jenis instrument pengumpul data (Ali,1992:
63).
Adapun yang penulis jadikan instrument penelitian kali ini adalah
daftar angket, daftar interview dan lembar observasi
6. Analisis Data
Berkaitan dengan judul skripsi ini, penulis dalam menganalisa data
yang sudah terkumpul menggunakan metode statistik. Metode statistik
adalah teknik analisa dengan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk
penyelidikan angka-angka.
16
Setelah data terkumpul maka langkah yang penulis lakukah
selanjutnya adalah melakukan analisis data yang sudah masuk tersebut.
Analisis data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian,
sebab pada tahap ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah
diajukan oleh penulis sebelumnya. Karena metode penelitian yang
digunakan adalah kuantitatif, maka teknik analisa datanya menggunakan
teknik analisa data statistik, yang mana metode statistik adalah cara-cara
tertentu yang perlu ditempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun,
menyajikan,
menganalisis
dan
memberikan
interpretasi
terhadap
sekumpulan bahan keterangan yang berupa angka agar dapat memberikan
pengertian dan makna tertentu.
Untuk
mengetahui
bagaimana
tingkat
kesejahteran
tenaga
kependidikan serta tingkat eksistensi kompetensi guru SMK AL ITTIDAD
Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011, digunakan
rumus (Arikunto, 1990: 418):
P = F x 100 %
N
Keterangan :
P = Prosentase
F = Frekwensi jawaban responden
N = Jumlah banyaknya sample
Yang kemudian teruskan dengan menggunakan rumus (Arikunto,
1990: 23):
x = F o x 100 %
Fh
Keterangan :
17
X = Nilai prosentase yang dicari
Fo = Nilai yang diperoleh
Fh = Nilai yang diharapkan
Untuk
mengetahui
hubungan
tingkat
kesejahteraan
tenaga
kependidika terhadap eksistensi kompetensi guru SMK AL ITTIDAD
Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011, digunakan
rumus statistik Product Moment yaitu (Arikunto, 1990: 425) :
rxy 
N.x
Nxy  (x)(y)
2

 (x) 2 N .y 2  (y) 2

Keterangan :
rxy
: Koefisiensi antara variabel x dan variabel y
xy
: Perkalian antara x dan y
x
: Variabel independent yaitu tingkat kesejahteraan tenaga
kependidikan
y
: Variabel dependent yaitu tingkat kompetensi guru
N
: Jumlah populasi

: Sigma.
Untuk menafsirkan adanya hubungan atau tidak maka
diperlukan analisis lanjutan. Analisis ini digunakan untuk mengambil
kesimpulan setelah dilaksanakan analisis uji hipotesis. Setelah diketahui
hasil dari koefisien korelasi antara X dan Y atau diperoleh dari hasil
r,maka langkah berikutnya adalah menghubungkan antara nilai r pada
tabel, baik dalam taraf signifikan
18
5 % atau 1 %.Apabila nilai r yang
dihasilkan dari nilai r korelasi hasilnya sama atau l;ebih tinggi dari nilai r
pada tabel berarti hasil yang diperoleh adalah signifikan, maka hipotesis
yang diajukan diterima kebenarannya. Akan tetapi jika nilai r hasil
korelasi lebih kecil dari nilai pada tabel berarti non signifikan, atau
hipotesa yang diajukan ditolak kebenarannya.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mempermudah penulisan laporan penelitian nanti, maka perlu
kiranya penulis susun terlebih dahulu sistematika penulisan yang terdiri dari
lima bab yaitu:
Bab I Pendahuluan yang berisi (1) latar belakang masalah, (2) rumusan
masalah, (3) tujuan penelitian (4) kajian pustaka (5) hipotesis
penelitian (6) kegunaan penelitian (7) definisi operasional (8) metode
penelitian (9) sistematika penulisan.
Bab II Landasan teori yang berisi
(1) kesejahteraan tenaga pendidik (2)
kompetensi guru (3) pengaruh kesejahteraan tenaga pendidik terhadap
kompetensi guru
Bab III Hasil Penelitian yang berisi (1) gambaran umum SMK Al Ittihad (2)
laporan penelitian
Bab IV Analisis dan Pembahasan yang berisi (1) analisis kesejahteraan tenaga
pendidik SMK Al Ittihad (2) analisis kompetensi guru SMK AL Ittihad
(3) pembahasan uji hipotesis
Bab V Penutup yang berisi (1) kesimpulan (2) saran-saran
Demikian sistematika penulisan
19 skripsi ini yang akan menjadi acuan
dalam penulisan laporan penelitian yang penulis lakukan.
20 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kesejahteraan Tenaga Pendidik
1. Kesejahteraan
Kesejahteraan
merupakan
suatu
tata
kehidupan
dan
penghidupan baik matrial maupun spiritual, yang diliputi oleh rasa
keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memenuhi
kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial dengan sebaikbaiknya bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat (Rusyan, 2008: 29).
Sedangkan menurut Hakim (2001: 145) menjelaskan kesejahteraan
sebagi suasana umum di mana setiap orang yang bekerja sungguhsungguh dengan menggunakan kemampuan yang ada padanya terjamin
akan sandang, pangan, dan papan yang layak buat dirinya sendiri dan
keluarga. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kesejahteraan
adalah
perasaan
aman
dari
seseorang
karena
tercukupinya kebutuhan mereka.
Keadaan sejahtera itu juga digambarkan dalam UU No 6 tahun
1974 dengan sangat abstrak, yaitu suatu tata kehidupan dan
penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa
keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin. Lebih lengkap,
Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberi pengertian
sejahtera yaitu suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi
kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan
mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan
pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih,
aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta
21
terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. (www.menkokesra.go.id).
Walaupun sulit diberi pengertian, namun kesejahteraan
memiliki beberapa kata kunci yaitu terpenuhi kebutuhan dasar,
makmur, sehat, damai dan selamat, beriman dan bertaqwa. Untuk
mencapai kesejahteraan itu manusia melakukan berbagai macam
usaha, misalnya di bidang pertanian, perdagangan, pendidikan,
kesehatan serta keagamaan, pertahanan-keamanan dan sebagainya. Hal
ini juga tersirat dalam Al Qur’an surat: Al Quraisy (106):3 – 4
          
 
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini
(Ka'bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.”
Dari uraian di atas maka secara ringkas yang menjadi tolok ukur
kesejahteraan adalah:
a. Dapat beribadah sesuai dengan keyakinannya
b. Mampu mencukupi kebutuhan pokoknya
c. Memiliki rasa aman.
Secara konkrit tolok ukur yang dipakai di Indonesia terhadap
kesejahteraan penduduk adalah konsumsi kalori yang diambil dengan
persamaan dalam beras (Rusyan, 2008: 145). Menurut Badan Pusat
Statistik Negara (BPSN), menjelaskan bahwa ukuran kesejahteraan
didasarkan pada jumlah kalori yang dimakan seseorang, yaitu 2.100
kalori. Kalau konsumsi perhari di atas batas minimal kalori tersebut,
22
tidak dianggap miskin tapi kalau di bawah itu, dianggap miskin," jadi
semata-mata ukurannya pada kalori makanan (pangan). Berdasarkan
ilmu gizi, 2.100 Kalori itu sebanding dengan 1 piring nasi. Yang
harganya kalau dirupiahkan tentunya 500 Rupiah, jika 1 $US
sebanding dengan 10.000 Rupiah, berarti standar kesejahteraan di
Indonesia hanya 1/20 $US atau 5 sen. Sedangkan ukuran Bank Dunia
senilai 2$ US per hari (Ikra, 2009: 7).
Sehingga batas minimal
pendapatan per orang adalah Rp. 600.000,- per bulan. Apabila dihitung
rata-rata jumlah keluarga 4 orang, maka mestinya batas minimal
pendapatan per keluarga adalah Rp 2.400.000,-.
Sebenarnya
pandangan
yang
dianut
orang
terhadap
kemakmuran atau kemiskinan tidak selalu sama, misalnya persepsi
menurut buruh, guru, ulama, pegawai, pengusaha dan sebagainya. Bagi
mereka yang berfikir rasional kemakmuran seseorang diukur dengan
jumlah serta nilai bahan atau barang yang dimiliki untuk memelihara
dan menikmati hidupnya. Makin banyak jumlahnya dan nilainya maka
makin tinggi tarafnya. Karena itu setiap orang mengejar fasilitas dan
kebutuhan yang dibutuhkan untuk menunjang kehidupan dan
kelangsungan hidup keluarganya. Pandangan berbeda dari pendapat di
atas adalah pandangan sebagian besar orang khususnya yang tinggal di
pedesaan. Bagi kelompok terakhir ini pengertian kemakmuran tidak
berbeda dengan kebahagiaan. Kebahagiaaan ialah suatu keadaan di
mana keinginan seseorang seimbang dengan keadaan material atau
sosial yang dimilikinya (Hakim, 20001: 142)
23
Kalau dibandingkan, dua pandangan di atas maka pandangan
pertama bersifat eksak atau absolut. Sedangkan pandahan kedua
bersifat relatif sebab adanya faktor-faktor keinginan yang pada
pokoknya berdasarkan perasaan. Namun akhirnya pendapat kedua ini
akan
berubah
juga
akibat
perkembangan
masyarakat
dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses
modernisasi yang menuntut berfikir secara eksak dan rasional.
Sehingga ukuran kesejahteraan akan sama dengan kekayaan, dan
sebaliknya ketidaksejahteraan sama dengan kemiskinan.
Masalah kemiskinan adalah salah satu masalah yang dipunyai
manusia, yang sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu sendiri.
Kemiskinan lazimnya dilukiskan dengan kurangnya pendapatan untuk
memenuhi kehidupan hidup yang pokok, seperti sandang, pangan dan
papan. Amil Salim, sebagaimana dikutip Hakim, menyatakan bahwa
garis kemiskinan adalah apabila pendapatan tidak cukup memenuhi
kebutuhan yang paling pokok (Hakim, 20001: 145).
Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, dapat dipengaruhi
oleh tiga hal (Hakim, 2001: 150)
a. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
b. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
c. Kebutuhan objektif manusia untuk hidup secara manusiawi.
Atas dasar ini maka mereka yang hidup di bawah garis
kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Hakim, 2001: 154):
24
a. tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal,
keterampilan, dan sebagainya;
b. tidak memiliki kemungkinan memperoleh aset produksi dengan
kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau
modal usaha;
c. tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat sekolah
dasar karena harus membantu orang tua mencari tambahan
penghasilan;
d. kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas (self employed),
berusaha apa saja
e. banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai
keterampilan
2. Kesejahteraan Guru
Sebagaimana dimaklumi, bahwa saat ini masih terdengar isu
mengenai keberadaan guru serta
kesejahteraannya yang sangat
memprihatinkan,
rendahnya
terutama
karena
penghasilan
dan
kesejahteraan mereka. Isu tersebut semakin terbukti dengan semakin
maraknya unjuk rasa yang dilakukan oleh para guru (khususnya non PNS)
yang menuntut peningkatan kesejahteraan mereka.
Pendidikan merupakan upaya manusia untuk mencapai suatu tujuan.
Perlakuan ini akan manusiawi apabila mempertimbangkan kapasitas dan
potensi yang ada pada manusia. Demikian pula tujuan yang hendak dicapai
akan manusiawi apabila memanifestasikan aspek kemanusiaan (Aly,
Munzier, 2000: 111). Secara umum proses pendidikan kepada anak
25
ditujukan untuk mempengaruhi kehidupan anak ke arah kesejahteraan
yang diharapkan (Gunarsa, 1990: 15).
Spencer, sebagaimana dikutip Yunus (1998: 4),
mengemukan
tujuan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Self preservation, yaitu manusia harus hidup sebagai makhluk dan
dapat menjaga diri sendiri.
2. Securing the necessities of life yaitu manusia harus berusaha dan
bekerja untuk mencari nafkah dalam berbagai bidang kehidupan.
3. Rearing a family yaitu harus sanggup memelihara rumah tangga dan
keluarga baik memberi nafkah, mendidik dan lain-lain.
4. Maintaining proper social and political relationship yaitu menciptakan
manusia yang pandai bergaul dan menyesuaikan diri dengan
masyarakat.
5. Enjoying leisure time, yaitu mampu menikmati waktu senggang,
keindahan, dan sebagainya.
James Mill sebagaimana dikutip Mahmud Yunus menyebutkan
tujuan
pendidikan
adalah
menyiapkan
seseorang
supaya
dapat
membahagiakan diri sendiri maupun orang lain (Yunus, 1998: 6). Guru
diharapkan mampu mencetak anak yang kelak mampu mengurus dirinya
sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Sehingga sebagai seorang
guru yang menjadi teladan bagi anak didiknya sudah semestinyalah
seorang guru hidup dalam keadaan yang sejahtera. Sehingga tuntutan
kesejahteraan yang diajarkankan oleh tenaga pendidik menjadi sangat
wajar.
26
Sumber daya manusia terdiri dari dimensi kuantitatif dan dimensi
kualitatif. Dimensi kuantitatif mencakup berbagai potensi yang terkandung
pada diri manusia
antara lain pemikiran (ide), pengetahuan, sikap
ketrampilan yang mempengaruhi kapasitas kemampuan manusia untuk
melaksanakan pekerjaan yang produktif. Sedangkan dimensi kualitatif
mencakup prestasi tenaga kerja, dan efisiensi kerja. Jika pengeluaran untuk
meningkatkan kemampuan tersebut maka nilai produktivitas dari Sumber
Daya Manusia (SDM) akan menghasilkan nilai balik (rate of return) yang
positif (Fatah, 2002: 16).
Dari teori di atas maka kesejahteraan seorang pekerja termasuk
tenaga kependidikan menjadi hal yang sangat vital karena akan berdampak
langsung terhadap prestasi kerja. Semakin tinggi nilai kesejahteraan
pekerja maka semestinya semakin tinggi pula hasil yang akan diberikan
oleh pekerja tersebut.
Menurut teori human capital
bahwa pada hakekatnya manusia
merupakan suatu bentuk kapital sebagaimana bentuk kapital lain seperti
mesin, teknologi, tanah, uang dan material yang menentukan pertumbuhan
produktivitas
melalui
investasi
dirinya
sendiri.
Seseorang
dapat
memperluas alternatif untuk memilih suatu profesi atau pekerjaan yang
pada gilirannya mampu meningkatkan kesejahteraan mereka.
Cara berfikir yang tertuang dalam teori human capital ini
sebenarnya mirip dengan teknological functionalism yang menekankan
pada fungsi teknologis dari pendidikan dan pendayagunaan SDM secara
efisien. Teori ini menerangkan bahwa pendidikan memiliki efisiensi dan
memiliki peran yang sangat menentukan dalam perkembangan suatu
27
masyarakat. Menurut teori SDM ini tenaga kerja dianggap sebagai kapital
yang tercermin di dalam pengetahuan, gagasan, kreatifitas dan ketrampilan
serta produktivitas kerja (Hakim, 20001: 17)
Teori ini tentu juga berlaku kapada tenaga kerja bidang
kependidikan atau lebih singkat disebut tenaga pendidik. Peningkatan
kesejahteraan tenaga pendidik tentu akan sangat mempengaruhi secara
langsung terhadap produktivtas kerja dalam hal ini adalah mengajar.
Tenaga pendidik tidak boleh melupakan aspek jasmani dan
rohaniahnya. Untuk pertumbuhan jasmani tanaga pendidik membutuhkan
makan, pakaian, tempat tinggal, pemeliharaan kesehatan dan istirahat yang
cukup. Sedangkan kebutuhan rohani tenaga pendidik tidak terlepas dari
kebutuhan kasih sayang, kebutuhan untuk rasa aman kebutuhan untuk
dihormati dan sebagainya.
Dalam pengertian sehari-hari istilah kebutuhan sering disamakan
dengan keinginan. Seringkali terjadi seseorang mengatakan kebutuhan
padahal sebetulnya yang dimaksud adalah keinginan. Kedua istilah
tersebut mengandung pengertian yang berbeda. Kebutuhan adalah
kenginan terhadap barang atau jasa yang harus dipenuhi, apabila tidak
dipenuhi akan menimbulkan dampak yang negatif. Jadi perbedaannya
antara kebutuhan dan keinginan adalah bahwa kebutuhan harus dipenuhi
tetapi kalau keinginan tidak harus dipenuhi. Kebutuhan dalam hidup ini
ada bermacam-macam. Secara umum hanya digolongkan menjadi dua
yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder
Terdapat lima tingkat kebutuhan tenaga pendidik sebagai manusia
yaitu (Rusyan, 2008: 21):
28
1. Kebutuhan untuk hidup.
2. Kebutuhan merasa aman
3. Kebutuhan bertingkahlaku sosial
4. Kebutuhan untuk dihargai
5.
Kebutuhan melakukan pekerjaan yang disenangi.
Sedangkan menurut pendapat SC Kohs yang dikutip oleh Tabrani
secara terperinci mengelompokkan kebutuhan dasar manusia yang juga
merupakan kebutuhan dasar tenaga pendidik kedalam 12 kebutuhan pokok
yaitu (Rusyan, 2008: 22-23):
1. Identifikasi personal yang terdiri dari respek diri, penghargaan
personal, status, pengakuan dan martabat.
2. Self expretion yaitu kebebasan untuk bekerja, bermain, meiliki ide-ide,
melakukan
eksperimen,
pemuasan
akan
pengalaman
baru,
mempergunakan emosi secara konstruktif.
3. Kontak sosial yaitu melakukan hubungan sosial, memiliki famili,
sahabat dan ikatan kelompok.
4. Kepercayaan yaitu beberapa konsep atau kemutlakan di mana
seseorang menerimanya sebagai kebenaran yang akan membantunya
sebagai petunjuk untuk melakukan nilai atau sistem.
5. Kebebasan untuk memilih yaitu kesempatan bagi seseorang untuk
mengambil keputusan sendiri yang dilandasi oleh pertimbangan dan
pendapat sendiri.
6. Keterlibatan dalam perihal keadilan, memberikan suatu perlakuan
hasil, bukan sewenang-wenang, tidak mengingkari rasa kemanusiaan
dan hak asasi manusia.
29
7. Pendidikan yaitu mewariskan intelektualitas dan kultur dari generasi
terdahulu serta masa kini dan menggunakannya untuk kehidupan yang
lebih terartur dan bahagia.
8. Kesehatan fisik yaitu tersedianya pemeliharaan kesehatan serta
perawatan medis ketika sakit.
9. Jaminan ekonomi yaitu mendapat jaminan akan kebutuhan pokok
untuk dapat hidup layak dan sepatutnya berdasarkan pengamatan
kelayakan kondisi-kondis tertentu dalam masyarakat.
10. Kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, terpenuhinya kebutuhan
psikologisnya termasuk kebutuhan seksual.
11. Pengakuan sosial dan pujian
12. Kesehatan mental dan pemikiran yang tentram serta damai.
Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan di atas akan menciptakan
kesejahteraan bagi tenaga pendidik. Kesejahteraan bagi mereka sangat
penting dan fital, karena kesejahteraan bagi guru mempunyai berbagai
macam fungsi, antara lain (Rusyan, 2008: 30):
1. Perbaikan secara progresif terhadap kondisi kehidupan tenaga
pendidik.
2. Mengembangkan sumber daya manusia untuk menjadi tenaga pendidik
yang profesional.
3. Berorientasi terhadap perubahan sosial dan penyesuaian diri,
4. Penggerakan dan penciptaan sumber-sumber komunitas untuk tujuantujuan pembangunan
5. Penyediaan
struktur-struktur
institusional
pelayanan-pelayanan yeng terorganisasi lainnya.
30
untuk
berfungsinya
Adapun jenis-jenis kebutuhan yang selama ini kita kenal dari
macam aneka ragam definisi atau pengertian dari tiap-tiap kebutuhan
manusia selama hidupnya di dunia ini dapat kita rangkum sebagai berikut
(Rusyan, 2008: 24-26):
1. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Tingkat Kepentingan / Prioritas
a. Kebutuhan Primer (kebutuhan pokok) Kebutuhan primer adalah
kebutuhan
yang
haus
dipenuhi
untuk
mempertahankan
kelangsungan hidup manusai, seperti : dapat hidup sehat,
berpakaian, dan berteduh serta memperoleh pendidikan. Kebutuhan
primer ini apabila tidak dipenuhi dapat menimbulkan dampak yang
negatif.
b. Kebutuhan Sekunder (Pelengkap) Kebutuhan sekunder adalah
kebutuhan
yang
pemenuhannya
setelah
kebutuhan
primer
terpenuhi. Contoh kebutuhan skunder adalah kebutuhan akan radio,
TV, atau sepeda motor bagi masyarakat yang pendapatannya masih
tergolong rendah.
c. Kebutuhan Tersier / Mewah / Lux Kebutuhan tersier atau
kebutuhan mewah adalah kebutuhan yang biasanya dipenuhi
setelah kebutuhan primer dan kebutuhan skunder dipenuhi. Contoh
kebutuhan tersier adalah kebutuhan akan mobil, alat rumah tangga
mewah, dan perhiasan mahal.
2. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Waktu
a. Kebutuhan Sekarang Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang
benar-benar diperlukan pada saat ini secara mendesak. Contoh
31
adalah kebelet pipis, makan karena sangat lapar, pengobatan akibat
kecelakaan, dan lain sebagainya.
b. Kebutuhan Masa Depan Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan
yang dapat ditunda serta dipenuhi di lain waktu di masa yang akan
datang. Contoh yaitu pergi haji, pendidikan tinggi, pahala untuk
bekal akherat, membeli mobil toyota yaris terbaru, dan lain
sebagainya.
3. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Subyek Penerima
a. Kebutuhan Individual/Individu/Pribadi Kebutuhan individu adalah
jenis kebutuhan yang dibutuhkan oleh orang perseorangan secara
pribadi. Contohnya adalah sikat gigi, menuntut ilmu, sholat lima
waktu, makan, dan banyak lagi contoh lainnya.
b. Kebutuhan Sosial/kolektif Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan
berbagai barang dan jasa yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat. Contohnya adalah
jalan umum, penerangan tempat umum, berserikat mengeluarkan
pendapat, berbisnis, berorganisasi, dan lain-lain.
3. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Sifat
a. Kebutuhan Jasmani/Kebutuhan Fisik Kebutuhan jasmani adalah
kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau tubuh
seseorang. Contohnya seperti makanan, minuman, pakaian, sandal,
pisau cukur, tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain
sebagainya.
32
b. Kebutuhan Rohani/Kebutuhan Mental Kebutuhan rohani adalah
kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu
bagi jiwanya secara kejiwaan. Contohnya seperti mendengarkan
musik, siraman rohani, beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bersosialisasi, pendidikan, rekreasi, hiburan, dan lain-lain.
Mengingan fungsi kesejahteraan tersebut, sudah semestinya
kesejahteraan tenaga pendidik menjadi hal yang harus dipenuhi. Namun
demikian fakta di lapangan tidaklah demikian. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain (Rusyan, 2008: 30):
1. Masalah kesejahteraan ekonomi
Masalah ketergantungan ekonomi dapat dilihat dari kesulitan
yang dialami oleh individu tenaga pendidik yang disebabkan oleh
berbagai hal. Sebagian besar hal ini disebabkan oleh kurangnya
pendapatan mereka sehingga tidak dapat memenuhi kubutuhan standar
minimal sesuai dengan ketentuan Bank Dunia sebesar Rp 600.000,- per
anggota keluarga. Disamping itu juga adanya ketidak mampuan atau
ketidaktahuan mereka dalam mengelola penghasilan yang mestinya
dapat untuk memenuhi kebutuha mereka.
2. Kemiskinan emosional
Kemiskinan emosional berkaitan erat dengan ketidakmampuan
menyesuaikan diri. Masalah ini merupakan hambatan sosial psikologis
bagi seseorang yang meliputi sikap, perilaku dalam berinteraksi dengan
orang lain serta menyesuaikan dengan nilai dan norma yang ada di
masyarakat.
33
Pengertian
kemiskinan
emosional
ini
bukan
saja
mencakup
konformitas seseorang dengan lingkungannya, tetapi lebih jauh harus
disertai dengan kesadaran dan kerelaan bahwa yag dilakukannya tanpa
keterpaksaan. Dengan demikian kemiskinan emosional itu mencakup
keseluruhan relasi tenaga pendidik baik ke luar maupun ke dalam
dirinya sendiri.
3. Kesehatan yang buruk
Kesehatan yang buruk dapat disebabkan oleh faktor lingkungan
yang tidak sehat maupun faktor diri tenaga pendidik itu sendiri.
Kesehatan yang buruk ini tentu akan menghambat kesejahteraan
mereka. Selain faktor biaya juga faktor kenyamanan hidup yang akan
terganggu.
Dari ketiga masalah tersebut di SMK Poncol dengan kemampuan
yang ada berusaha mengatasinya dengan mencari sumber dana dari
berbagai pihak khususnya pemerintah maupun swasta untuk membantu
guru mengatasi masalah tersebut.
B. Kompetensi Guru
1. Pengertian
Secara sederhana kompetensi berarti kemampuan. Suatu
jenis pekerjaan tertentu dapat dilakukan apabila seseorang tersebut
memiliki kemampuan (Sumiati, Asra, 2008: 241). Jika dikaji lebih
jauh lagi, kemampuan atau kompetensi ternyata mempunyai
cakupan arti yang sangat luas. Karena kemampuan buka hanya
berarti ketrampilan yang dimiliki untuk melakukan tugas pokok
34
dan fungsi masing masing pekerjaan yang menjadi kewajibannya
tersebut.
Fungsi utama guru dalam pembelajaran adalah mampu
memberikan perubahan ke arah yang lebih baik bagi anak didiknya.
Perupahan anak didik ini tidak terjadi begitu saja, melainkan
melalui proses. Hal ini tentu sudah menjadi suatu keharusan Hal ini
sesuai dengan Firman Allah dam QS Ar Ra’du ayat 11
            
              
          
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya;
dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.
Guru secara luas mempunyai fungsi sebagai pendidik
merupakan salah satu faktor yang dominan dalam proses belajar
mengajar. Dalam penelitian tentang peranan guru yang diadakan
Badan Litbang Agama tahun pada 1984 terbukti bahwa guru yang
tidak mempunyai kompetensi betapapun canggihnya sarana dan
media pendidikan maka akan sia-sia (Thoha, 1998: 24). Guru
sebagai pendidik di sekolah mempunyai peran yang sangat penting
dalam tata kehidupan bernegara. Peran guru dalam pendidikan
formal
adalah “mengajar”. Saat
35 ini banyak guru yang karena
kesibukannya dalam mengajar lupa bahwa siswa yang sebenarnya
harus belajar. Jika guru secara intensif mengajar tetapi siswa tidak
intensif belajar maka terjadilah kegagalan pendidikan formal. Jika
guru sudah mengajar tetapi murid belum belajar maka guru belum
mampu membelajarkan murid. Guru dan siswa sama-sama belajar,
kebenaran bukan mutlak di tangan guru. Guru harus memberi
kesempatan
seluas-luasnya
bagi
siswa
untuk
belajar
dan
memfasilitasinya agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya
untuk belajar. Gurupun harus mengembangkan pengetahuannya
secara meluas dan mendalam agar dapat memfasilitasi siswanya.
Inilah peran guru dari guru. Sehingga seorang guru dituntut
memiliki sikap yang disiplin dalam kinerjanya. Disiplin kerja disini
adalah
berbuat
sesuai
dengan
aturan,
kesepakatan
atau
kesanggupan yang dibuatnya sendiri (Masruri, 2002: 34)
Peran guru dalam pendidikan formal adalah “mengajar”.
Saat ini banyak guru yang karena kesibukannya dalam mengajar
lupa bahwa siswa yang sebenarnya harus belajar. Jika guru secara
intensif mengajar tetapi siswa tidak intensif belajar maka terjadilah
kegagalan pendidikan formal. Jika guru sudah mengajar tetapi
murid belum belajar maka guru belum mampu membelajarkan
murid. Belajar mengajar akan mencapai titik optimal ketika guru
dan murid mempunyai intensitas belajar yang tinggi dalam waktu
yang bersamaan. Kedudukan guru dan siswa haruslah dianggap
sejajar dalam belajar, jika kita memandang siswa adalah subyek
pendidikan
36
Guru dan siswa sama-sama belajar, kebenaran bukan
mutlak di tangan guru. Guru harus memberi kesempatan seluas-
luasnya bagi siswa untuk belajar dan memfasilitasinya agar siswa
dapat mengaktualisasikan dirinya untuk belajar. Gurupun harus
mengembangkan pengetahuannya secara meluas dan mendalam
agar dapat memfasilitasi siswanya. Apalagi ketika sudah menginjak
pada jenjang pendidikan menengah atas seperti SMK paranan guru
dibatasi oleh paranan anak didik sendiri dalam membentuk dan
mengubah perilakunya (Soekamto, 2003: 449).
Di samping orang tua, pelaku utama pendidikan adalah
guru, sehingga seringkali guru dalam paradigma lama berlaku
sebagai
sumber
utama
ilmu
pengetahuan
dan
menjadi
segalagalanya dalam pengajaran. Guru adalah orang yang digugu
dan ditiru, sehingga tak pelak lagi guru menjadi orang yang
setengah didewakan oleh anak didiknya. Tetapi peran guru yang
sentral
dalam
pendidikan
kurang
berpengaruh
terhadap
pembelajaran siswanya. Hal ini tentunya sebatas hubung formal
yang tidak mendalam dalam membangun kesadaran siswa untuk
belajar dengan sepenuh hatinya.
2. Aspek Kompetensi
Untuk dapat memenuhi kompetensi guru yang profesional
maka dapat dilihat dari beberapa aspek berikut (Rusyan, 2008: 4050):
a. Menguasai landasan kependidikan
1) Melaksanakan tujuan 37
sekolah
2) Memahami fungsi sekolah
3) Memiliki pendidikan yang memadai
4) Membuat program kerja
5) Melaksanakan program kerja
b.
Memiliki kemampuan kemasyarakatan
1) Ketrampilan berkomunikasi denga masyarakat
2) Bekerja sama dengan dewan sekolah
Guru pada era sekarang bukan satu-satunya sumber
pengetahuan karena begitu luas dan cepat akses informasi yang
menerpa kita, sehingga tidak mungkin seseorang dapat menguasai
begitu luas dan dalamnya ilmu pengetahuan serta perkembangannya.
Akan lebih tepat jika guru berlaku sebagai fasilitator bagi para
siswanya sehingga siswa memiliki kepandaian dalam memperoleh
informasi, belajar memecahkan permasalahan.
Menurut UU RI No. 14 tahun 2005 pasal 32 ayat 1 tentang
guru dan dosen bahwa pembinaan dan pengembangan profesi guru
meliputi:
a. Kompetensi Pedagogik
b. Kompetensi Kepribadian
c. Kompetensi Profesional
d. Kompetensi Sosial
Masing-masing kompetensi dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelola
38
pembejaran peserta didik dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Merencanakan pembelajaran
2) Pelaksanaan pembelajaran
3) Penilaian
4) Tindak lanjut hasil penilaian
5) Pemahaman landasan pendidikan
6) Pamahaman kebijakan tentang pendidkan
7) Pemahaman tingkat perkembangan siswa
8) Pemahaman tentang pendekatan proes pembelajaran
9) Pemahaman terhadap komunikasi dan kerjasama
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian
yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi
teladan peserta didik. Secara pribadi seorang guru harus
memiliki dedikasi terhadap kepentingan peserta didik, memiliki
sikap dan motivasi positif terhadap pekerjaan sebagai seorang
guru serta menyenangi pekerjaannya sebagai guru.
Ciri-ciri atau ukuran seorang guru memiliki kemampuan
kepribadian:
1) Taqwa kepada tuhan
2) Berahlak mulia
3) Berjiwa pendidik
4) Pengendalian diri
5) Pengembangan diri
6) Keterbukaan
39
7) Integritas pribadi
Menurut Djamarah (2002:71) empat sikap yang baik dari
seorang guru adalah :
1) Suka menolong pekerjaan sekolah
2) Menerangkan pelajaran dengan jelas dan mendalam serta
menggunakan contoh-contoh yang baik dalam mengajar.
3) Periang dan gembira memiliki perasaan humor dan suka
menerima lelucon atas dirinya.
4) Bersikap bersahabat merasa sebagai seorang anggota dalam
kelompok kelas.
5) Menaruh perhatian dan memahami anak didiknya.
Selain memiliki sikap yang baik, ciri lain dari seorang
guru adalah minat untuk mengajarkan ilmunya kepada siswa,
dalam arti guru merasa bahwa mengajar itu merupakan aktivitas
yang menyenangkan. Hal ini terungkap dari rasa tidak bosan
untuk mengajar dan berusaha terus menerus utuk meningkatkan
kualitas mengajarnya dan dapat menjadi guru yang profesional
ataupun memiliki profesionalitas tinggi.
c. Kompetensi Profesional
Profesional adalah penguasaan materi pelajaran secara luas
dan mendalam. Ciri-ciri atau ukuran seorang guru memiliki
kemampuan profesional adalah :
1) Penguasaan materi
2) Penulisan diktat atau buku pelajaran
3) Membuat media atau alat peraga
40
4) Keikutsertaan dalam pengembangan kurikulum
5) Kegiatan penelitian
6) Menulis karya tulis
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan
peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
Dari keempat kompetensi tersebut tentunya kompetensi
profesional yang lebih penting untuk dimiliki oleh seorang guru
berkaitan dengan proses belajar mengajar.
Ciri-ciri atau ukuran seorang guru memiliki jiwa Sosial
adalah :
1) Kerjasama dalam pelaksanaan tugas
2) Partisipasi dalam kegiatn kelembagaan
3) Berpartisipasi dalam kegiatn masyarakat
Menurut Sudjana (2000:4) Kemampuan dasar yang harus dikuasai
guru yang profesional yakni :
a. Merencanakan program relajar mengajar
b. Melaksanakan dan memimpin atau mengelola proses belajar
mengajar
c. Menilai kemajuan proses belajar mengajar
d. Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi
atau mata pelajaran yang pegangnya/dibinanya
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi
41
Pada dasarnya pemberdayaan guru melalui standar kompetensi dan
sertifikasi guru terjadi melalui beberapa tahapan. Pertama, guru-guru
mengembangkan sebuah kesadaran awal yahwa mereka dapat melakukan
tindakan
untuk
meningkatkan
kehidupannya
dan
memperoleh
seperangkat keterampilan agar mampu bekerja lebih baik. Melalui upaya
tersebut, pada tahap kedua, mereka akan mengalami pengurangan
perasaan ketidakmampuan dan mengalami peningkatan kepercayaan diri.
Akhirnva, ketiga, seiring dengan tumbuhnya keterampilan dan
keper:ayaan diri, para guru bekerja sama untuk berlatih lebih banyak
mengambil keputusan dan memilih sumber-sumber daya yang akan
berdampak pada kesejahteraan (Mulyasa, 2005: 24)
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi guru dalam
pembelajaran. Ada beberapa faktor yang strategis dalam arti sangat
dominan mempengaruhi kompetensi guru yang dapat diamati dan diukur,
serta secara umum dimiliki dan dilakukan guru, antara lain: etos kerja,
pengalaman mengajar, pendidikan, kesejahteraan, status kepegawaian,
beban mengajar, keterlibatan dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), dan sarana prasarana sekolah (Hartini, 2006: 16)
Menurut teori Gibson yang dikutip oleh Illyas (1999: 55-58), ada
tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja
yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis.
a. Variabel individu
1) Kemampuan dan
2) keterampilan mental fisik
3) Latar belakang:
42
a) Keluarga
b) Tingkat sosial
c) Pengalaman
4) Demografis
a) Umur
b) Etnis
c) Jenis Kelamin
b. Variabel Organisasi
1) Sumber daya
2) Kepemimpinan
3) Imbalan
4) Struktur
5) Disain pekerjaan
c. Variabel Psikologis
1) Persepsi
2) Sikap
3) Kepribadian
4) Belajar
5) motivasi
4. Upanya Untuk Meningkatkan Kompetensi
Berpijak kepada faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi,
maka sangat penting untuk dilakukan upaya peningkatan kompetensi
tersebut baik yang berkaitan langsung dengan guru, buku dan sarana
penunjang belajar mengajar maupun aspek-aspek sosial guru. Masalah
kompetensi guru merupakan hal urgen yang harus dimiliki oleh setiap
43
guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang terampil mengajar
tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan
social adjustment dalam masyarakat. Kompetensi guru sangat penting
dalam rangka penyusunan kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum
pendidikan haruslah disusun berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh
guru. Tujuan, program pendidikan, system penyampaian, evaluasi, dan
sebagainya, hendaknya direncanakan sedemikian rupa agar relevan
dengan tuntutan kompetensi guru secara umum. Dengan demikian
diharapkan guru tersebut mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab
sebaik mungkin (Hamalik, 2006: 36).
Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa,
kompetensi guru berperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil
belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan
isi kurikulumnya, akantetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi
guru yang mengajar dan membimbing para siswa. Guru yang
berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar
para siswa berada pada tingkat optimal
Agar
tujuan
pendidikan
tercapai,
yang
dimulai
dengan
lingkungan belajar yang kondusif dan efektif, maka guru harus
melengkapi dan meningkatkan kompetensinya. Untuk meningkatkan
kompetensi professional seorang guru maka perlu melakukan langkah
berikut (Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 15):
a. Mengikuti perkembangan IPTEK yang mendukung profesi
b. Mengalih bahasakan buku pelajaran/karya ilmiah
c. Mengembangkan berbagai macam model pembelajaran.
44
d. Menulis makalah
e. Menyusun modul pembelajaran
f. Menulis karya ilmiah
g. Melakukan penelitian ilmiah
h. Mengikuti pendidikan kwalifikasi
i. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
C. Pengaruh Kesejahteraan terhadap Kompetensi Guru
Perbaikan kesejahteraan guru perlu menjadi prioritas dalam usaha
peningkatan mutu pendidikan, karena melalui kesejhteraan tenaga pendidi
seccara fisik maupun psikologis itulah mutu pendidikan yang semakin baik
akan tercapai. (Rusyan, 2008: 7) Dengan kata lain bahwa kwalitas hasil
pendidikan banyak dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan para gurunya.
Semakin tinggi kesejahteraan guru kemungkinan semakin baik hasil
pendidikan akan semaki besar. Hal itu tentu akan berlaku sebaliknya.
Dari uraian di atas dapat diperoleh pemahaman bahwa gaji
merupakan faktor yang dapat memperkuat motivasi dan kemauan untuk
mendapatkan kinerja guru
yang profesioal, dan berfungsi sebagai
keberhasilan dimasa depan. Dengan kata lain, jika gaji telah disesuaikan
sehingga jumlahnya mampu memenuhi kebutuhan hidup secara layak dan
menjamin masa depan guru, seharusnya ditetapkan ketentuan bahwa yang
berhak mendapatkan secara penuh sebagai penghargaan atau jasa-jasanya
adalah guru yang efektif dan efisien dalam melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan standar pekerjaan.
Pengalaman kerja yang di dapat oleh guru bisa meningkatkan kinerja
guru yang profesional. Seorang guru45dapat mengembangkan ketrampilan
yang dimiliki, sehingga dalam tanggung jawab pekerjaan yang tidak
menemui hambatan. Jeleknya kualitas dan pengajaran guru berdasarkan
dengan besarnya gaji yang diterima
46
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi
1. Identitas Sekolah
Nama sekolah
SMK Al Ittihad Bringin
NSS
402032212001
Alamat Sekolah
Jln. KH Misbah No. 11 Poncol Popongan
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
Status Sekolah
Swasta
Progran
Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura
Keahlian
Penyelenggaraan Pagi Pukul 07:00 s/d 14:15 WIB
KBM
Nama Yayasan
Pondok Pesantren Putra/ Putri Al Ittihad
Poncol
Popongan Bringi Kabupaten Semarang
Alamat Yayasan
Poncol Popongan Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang 50771
Status
Gedung Milik Sendiri
Sekolah
Penggunaan
Sendiri
Tahun berdiri
2004
2. Visi
47
Mewujudkan SMK Al Ittihad sebagai pusat keunggulan yang
mampu menyiapkan dan mengembangkan SDM yang berkualitas di
bidang IMTAQ dan IPTEK yang Islami
3. Misi
Menyenggarakan pendidikan yang berorientasi pada pembentukan
kualitas baik akademika, moral maupun sosial sehingga mampu
menyiapkan dan mengembangkan SDM yang berkualitas di bidang
IMTAQ dan IPTEK dalam rangka ikut membangun manusia Indonesia
seutuhnya
4. Tujuan
Mengembangkan potensi peserta didik menjadi warga negara yang
beriman, beramal, berakhlak mulia, berilmu dan bertaqwa kepada Allah
SWT, bertanggung jawab serta berwawasan kebangsaan
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana merupakan salah satu hal yang sangat penting
dan merupakan fasilitas pendidikan yang sangat menunjang bagi
berlangsungnya proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan
pendidikan.
TABEL 3.1
Daftar Ruang/ Bangunan SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang Tahun 2011
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama Bangunan/ Ruang
Ruang Guru, Kepala Sekolah
Ruang Kelas
Ruang Komputer
Ruang Perpustakaan
Ruang Kopersi Siswa
Ruang UKS
Rumah Dinas Kepala Sekolah
48
Rumah BP
Kamar mandi/ WC Guru
Kamar Mandi Siswa / WC Putra
Kamar Mandi Siswa / WC Putri
Gudang
Ruang Ibadah
Ruang Green House
Lahan Praktek
Jumlah
1 Ruang
4 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
2 tempat
Adapun peralatan penunjang pendidikan yang dimiliki oleh SMK Al
Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 sudah
cukup lengkap.
TABEL 3.2
Daftar Inventaris SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang Tahun 2011
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nama Barang
Meja murid satu anak
Kursi Murid
Meja untuk dua anak
Kursi untuk dua anak
Meja guru
Kursi guru
Amari
Rak Buku
Papan tulis
Papan Statistik
Meja kursi tamu
Unit alat peraga
Unit alat pertanian
Unit alat kesehatan
Unit alat olah raga
Almari perpustakaan
Radio/ Tape Recorder/Sound
Komputer
TV 29”
DVD + Speaker active
Mesin Ketik
6. Kondisi geografis
Jumlah
100 buah
120 buah
20 buah
20 buah
12 buah
8 buah
13 buah
2 buah
8 buah
1 buah
1 buah
36 set
1 set
2 set
2 set
1 buah
1 set
13 Unit
2 buah
1 set
3 buah
49
Adapun kondisi fisik lingkungan SMK Al Ittihad Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 adalah sebagai
berikut:
a. Terletak di daerah yang kemungkinan besar bebas dari gangguan
bencana.
b. Terletak di daerah yang jauh dari pabrik dan pasar tetapi dekat dengan
perumahan dan perbukitan sehingga udaranya segar.
c. Mudahnya fasilitas air.
d. Penghijauan di sekitar sekolah cukup baik sehingga udara cukup sejuk
dan baik untuk pernafasan.
e. Terletak didaerah yang cukup kondusif untuk kegiatan belajar
mengajar yaitu jauh dari keramaian jalan raya.
7. Letak Geografis
SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
Tahun 2011
terletak di Dusun Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang. Lokasi SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang Tahun 2011 berbatasan dengan desa-desa terdekat yaitu :
a. Sebelah Utara adalah desa Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang.
b. Sebelah Selatan adalah Desa Karangguli Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang.
c. Sebelah Timur adalah Sendang Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang.
d. Sebelah Barat adalah Karangtengah Kecamatan Tuntag Kabupaten
50
Semarang
8. Keadaan Siswa
Siswa adalah salah satu faktor yang mempengaruhi dan
menentukan dalam suatu pembelajaran, sebab siswa merupakan subyek
dalam pendidikan, terlebih lagi bila diinginkan hasil belajar/prestasi siswa
yang maksimal, maka sebaiknya siswa tidak hanya dipandang sebagai
obyek.
Siswa pada SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang Tahun 2011 berjumlah 115 siswa dengan perincian sebagai
berikut:
TABEL 3.3
Data Siswa SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang Tahun 2011
NO
1.
2.
3.
KELAS
I
II
III
JUMLAH
LAKI-LAKI
26
19
21
66
PEREMPUAN
13
18
18
49
JUMLAH
39
37
39
115
9. Keadaan Guru
Peran guru dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan, sebab
untuk memperlancar jalannya kegiatan belajar mengajar dibutuhkan tenaga
pengajar/guru yang bertanggung jawab terhadap mata pelajaran yang
diampunya sesuai dangan tugas pokok dan fungsinya masing-masing serta
keberadaan penjaga sekolah dalam hal ini karyawan yang sangat
membantu keamanan, ketertiban, kebersihan serta keindahan sekolah.
Jumlah staf guru dan karyawan SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan
51
Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011 ada 26 orang yang terdiri dari
lulusan SLTP sampai S1. Adapun nama-nama guru pada SMK Al Ittihad
Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011secara rinci
dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini:
TABEL 3.4
Daftar Nama Guru
SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun
2011
1
Drs. Moh Amin
JENJAN
G PEND.
S1
2
Suprihatin, S. Ag
S1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Maryam
Anis Budiarti
Sayogo, S. Pd.I
Ahmad Muhaimin, S. Ag
Yunita Setyaningrum, S. Si
Al Qaffal, S. Pd. I
Aang Krisdiana
Fauzan Eki Nasarudin, S.P
Sri Rahayu, S. P
Ir. Budi Indriyatno
A. Than Thawi
Siti Sofiyati, S. P
Diah Nur Bashiroh
Herwanto
Nana Mulyana, S. Pd
Supomo, S. P
Sugiarto
Imam Syafi’I, S. Bi
Khasan Al Faruq
22
Widatul Fitkhiyah, S. Pd
S1
23
24
25
Ika Yuniati, A, Md
Farchan, S. Pd.
Khoirul Anwar, S. Pd. I
D3
S1
S1
26
Nurul Huda, S, Pd
S1
NO
NAMA
SLTA
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
D2
SLTA
S1
S1
S1
S1
SLTA
52
B. Laporan Penelitian
1. Tempat Penelitian
TUGAS
MENGAJAR
Kepala/ Penjas
Bahasa
Indonesia
PAI
Biologi
PKn
IPS
Kimia
Bahasa Ingris
Ekonomi
Produktif
Produktif
Produktif
Produktif
Produktif
Bahasa Jawa
Produktif
Produktif
Produktif
Produktif
Biologi
Aswaja
Bahasa
Indonesia
KKPI
Geografi
Bahasa Inggris
Bahasa
Indonesia
KET
-
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai awal Awal Mei sampai Akhir Juli 2011
3. Responden
Dalam penelitian ini yang peneliti jadikan responden adalah seluruh
guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
Tahun 2011 yang berjumlah 26 orang. Adapuan daftar nama responden
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Daftar Nama Responden
No Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Nama Responden
Drs. Moh Amin
Suprihatin, S. Ag
Maryam
Anis Budiarti
Sayogo, S. Pd.I
Ahmad Muhaimin, S. Ag
Yunita Setyaningrum, S. Si
Al Qaffal, S. Pd. I
Aang Krisdiana
Fauzan Eki Nasarudin, S.P
Sri Rahayu, S. P
Ir. Budi Indriyatno
A. Than Thawi
Siti Sofiyati, S. P
Diah Nur Bashiroh
Herwanto
Nana Mulyana, S. Pd
Supomo, S. P
Sugiarto
Imam Syafi’I, S. Bi 53
Khasan Al Faruq
Widatul Fitkhiyah, S. Pd
Ika Yuniati, A, Md
Farchan, S. Pd.
Mata Pelajaran
Kepala/ Penjas
Bahasa Indonesia
PAI
Biologi
PKn
IPS
Kimia
Bahasa Ingris
Ekonomi
Produktif
Produktif
Produktif
Produktif
Produktif
Bahasa Jawa
Produktif
Produktif
Produktif
Produktif
Biologi
Aswaja
Bahasa Indonesia
KKPI
Geografi
25
26
Khoirul Anwar, S. Pd. I
Nurul Huda, S, Pd
Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia
4. Hasil Penelitian
Untuk mengumpulkan data yang penulis perlukan dalam penelitian
ini, maka penulis menyebarkan angket kepada seluruh responden. Angket
yang penulis sebarkan berjumlah 15 item pertanyaan untuk masingmasing vaiabel. Sehingga setiap responden akan menjawab 30 item
pertanyaan.
Setelah angket diisi oleh masing-masing responden maka penulis
melakukan pengumpulan angket tersebut kembali untuk diadakan
penskoran. Hasil dari angket tingkat kesejahteraan tenaga pendidik SMK
Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011
dalam tabel 3.6
TABEL 3.6
Rekap Jawaban Angket Tentang
Tingkat Kesejahteraan Tenaga Pendidik SMK Al Ittihad Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011
No
Resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
B
C
B
B
B
A
A
B
C
C
B
B
B
B
A
2
C
C
C
A
B
A
B
A
C
C
B
C
B
B
A
3
B
B
B
C
B
B
C
C
C
C
C
B
C
1
C
4
B
C
B
B
B
B
C
A
C
C
C
B
C
B
C
5
C
C
C
C
C
B
B
C
C
C
C
1
C
C
C
6
C
B
B
B
B
C
B
C
B
B
B
B
B
B
B
Jawaban Soal
Jumlah Skor
7 8 9 10 11 12 13 14 15 A
B
C
C C C C B B B B B 8
7
A B B B B C B C C
1
7
7
C C B B B B C B C
9
6
C B C C B B B B B
1
9
5
C B B C B B C C B
10
5
C C C C B C B B B
2
7
6
B B B B B A B B A
3
10
2
C C C C C C C C A
1
2
12
C C B B B B B C B
7
8
B B B B54 B B B B C
9
6
C B B B B C B B C
9
6
B B C C B B B B B
11
4
C B C B B B B C B
9
6
B B B B B B B C B
12
3
A A B B B B B C B
4
7
4
No
Resp.
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
1
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
A
2
B
B
C
B
A
C
C
C
C
B
C
3
C
C
C
B
B
B
B
B
C
C
A
4
B
B
B
B
A
C
B
C
C
C
B
5
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
Jawaban Soal
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
B C C C C B B C C C
B B B C C B B C C B
B C C C C B B B B B
C C C C B B B B B B
C C C C C B B B C A
C C C C C B B B C A
B C B C B B C B C A
C A C C B B B B B C
C C C C C B B C C C
C C C C C B B C C C
C C C C B B B B B B
Total Jawaban
Jumlah Skor
A
B
C
6
9
9
6
8
7
1
9
5
3
5
7
1
5
9
1
8
6
1
7
7
3
12
4
11
2
7
6
21 197 172
Keterangan
A skor 3
B skor 2
C skor 1
Dari hasil jawaban responden tersebut maka alternatif jawaban A
dipilih sebanyak 21 kali, alternatif jawaban B dipilih sebanyak 197 kali dan
alternatif jawaban C dipilih sebayak 172 kali oleh responden.
Adapun hasil jawaban angket tentang tingkat kompetenasi guru SMK Al
Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011
sebagaimana dalam tabel 3.7
55
TABEL 3.7
Rekap Jawaban Angket Tentang
Tingkat Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang Tahun 2011
Jawaban Soal
No
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1
C C B C B C C B C C C C C C B
2
C C C B C B C C C B C C B C C
3
C B C B C C C B C C B B C C C
4
C B B C C C B C C B B C B C B
5
C C C B B B C B C C C B B B B
6
B C C C B B C C C B A A B B B
7
A A A B B B A C C C C C C C C
8
C C B B B B C C C B B C C C B
9
C C C C C B C C C C C C B C B
10
C C 2 C C C B C C C C B B C B
11
C C C C B C B B C B B C B C B
12
B B B B B B B 3 3 3 3 3 B B C
13
C C B C C C C C C B C B C C B
14
B B B C B C C C C B C C B C B
15
A B B B B C C C C B B B B C B
16
C C B C C C B C C C C C C C B
17
C C C C B C B C C B C C B C B
18
B B A C C C C C C C C C B C C
19
B B B B B C B C C C C B B A B
20
C B B C B B B C C C B B B A B
21
C C B B B C C C C C C B B C B
22
B B B C C C B B C B C C B C C
23
C B B B C C B C C B C B B C B
24
C C B C C C C C C C C C C C C
25
C C B C C C C C C C C C C C C
26
B B B B B C B C C C C B B A B
Jawaban Soal
Jumlah Skor
A
B
C
4
11
4
11
5
10
7
8
8
7
2
7
6
4
3
8
7
8
3
12
5
10
6
9
1
9
5
4
11
7
8
1
9
5
3
12
5
10
1
3
11
1
9
5
1
9
5
6
9
7
8
8
7
1
14
1
14
1
9
5
12 145 233
Keterangan
A skor 3
B skor 2
C skor 1
Dari hasil jawaban responden tersebut maka alternatif jawaban A
dipilih sebanyak 12 kali, alternatif jawaban
B dipilih sebanyak 145 kali dan
56
alternatif jawaban C dipilih sebayak 233 kali oleh responden. Apabila dihitung
denga skor yang telah ditetapkan pada masing-masing alternatif jawaban maka
variable X yaitu tingkat kesejahteraan tenaga pendidik memperoleh total skor
629, sedangkan variabel Y yaitu tingkat kompetesi guru memperoleh total skor
549
BAB IV
57
ANALISIS DATA
A. Analisis Data
1. Kesejahteraan Tenaga Pindidik
Dari data tentang kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad
Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 datanya telah
penulis sajikan pada bab sebelumnya perlu penulis berikan penilaian.
Adapun dalam memberikan penilaian dengan sekor sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban A dengan nilai 3.
b. Alternatif jawaban B dengan nilai 2.
c. Alternatif jawaban C dengan nilai 1.
Maka tersaji nilai sebagaimana dalam tabel 4.1.
TABEL 4.1
Nilai Jawaban Angket Tingkat Kesejahteraan Tenaga Pendidik
SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
Tahun 2011
No
Resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1 2
2 1
1 1
2 1
2 3
2 2
3 3
3 2
2 3
1 1
1 1
2 2
2 1
2 2
2 2
3 3
2 2
2 2
2 1
3 2
2 3
2 1
2 1
2 1
2 1
3
2
2
2
1
2
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
1
4
2
1
2
2
2
2
1
3
1
1
1
2
1
2
1
2
2
2
2
3
1
2
1
1
5
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
1
2
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
1
1
7
1
3
1
1
1
1
2
1
1
2
1
2
1
2
3
1
2
1
1
1
1
1
3
1
Nomor Item
8 9 10 11
1 1 1
2
2 2 2
2
1 2 2
2
2 1 1
2
2 2 1
2
1 1 1
2
2 2 2
2
1 1 1
1
1 2 2
2
2 2 2
2
2 2 2
2
2 1 1
2
2 1 2
2
2 2 2
2
3 2 2
2
1 1 1
2
2 1 1
2
1 1 1
2
1 1 582
2
1 1 1
2
1 1 1
2
2 1 2
2
1 1 2
2
1 1 1
2
12
2
1
2
2
2
1
3
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
13
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
1
14
2
1
2
2
1
2
2
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
2
1
15
2
1
1
2
2
2
3
3
2
1
1
2
2
2
2
1
2
2
2
3
3
3
1
1
Jumlah
23
24
24
26
25
27
29
23
22
24
24
26
24
27
30
21
24
23
26
26
22
25
24
18
No
Resp.
25
26
1 2
2 2
3 1
Nomor Item
3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 1 1 1 1 1 1 1
2
3 2 1 1 1 1 1 2
2
12
2
2
13
1
2
14
1
2
15
1
2
Jumlah
19
26
Dari skor di atas maka langkah selanjutnya adalah:
a. Mencari interval tingkat kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011
Untuk mencari interval dari tingkat kesejahteraan tenaga pendidik
SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011
ini maka dicari dengan rumus :
i
( xt  xr )  1
Ki
Keterangan :
i
: Interval ideal
xt
: Nilai tertinggi ideal
xr
: Nilai terendah ideal
Ki
: Kelas Interval
i
=
(45 15)  1
3
=
31
3
= 10,33 dibulatkan menjadi 10
Kemudian dimasukkan ke dalam tabel 4.2.
TABEL 4.2
59 Kesejahteraan Tenaga Pendidik
Nominasi Jawaban Angket Tingkat
SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun
2011
Nilai Interval
36 – 45
Ketegori/Simbol
Tinggi (A)
Frekwensi
0
26 – 35
15 – 25
Sedang (B)
Rendah (C)
9
17
b. Mencari persentase masing-masing kategori
1. Kategori Tinggi (A)
: 0 x 100 %
= 0%
26
2. Kategori Sedang (B)
: 9 x 100 %
= 34,6%
26
3. Kategori Rendah (C)
: 17 x 100 % = 65,4%
26
Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 4.3.
TABEL 4.3
Perrsentase Jawaban Angket Tingkat kesejahteraan Tenaga Pnedidik
SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun
2011
No
1
2
3
Tingkat Kesejahteraan Tenaga
Pendidik
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
Frekuensi
Persentase
0
9
17
26
0
34,6
65,4
60
2. Kompetensi Guru
Adapun data tentang tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 dalam memberikan skor
juga menggunakan ketentuan sebagai berikut:
100
a. Alternatif jawaban A dengan nilai 3.
b. Alternatif jawaban B dengan nilai 2.
c. Alternatif jawaban C dengan nilai 1.
Maka diperoleh skor sebagaimana tersaji dalam table 4.4.
TABEL 4.4
Nilai Jawaban Tingkat Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011
No
Resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
1
1
1
1
1
1
2
3
1
1
1
1
2
1
2
3
1
1
2
2
1
1
2
1
1
1
2
2
1
1
2
2
1
1
3
1
1
1
1
2
1
2
2
1
1
2
2
2
1
2
2
1
1
2
3
2
1
1
2
1
1
3
2
1
2
1
2
2
2
2
2
1
3
2
2
2
2
2
2
2
2
4
1
2
2
1
2
1
2
2
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
2
1
2
1
2
1
1
2
5
2
1
1
1
2
2
2
2
1
1
2
2
1
2
2
1
2
1
2
2
2
1
1
1
1
2
6
1
2
1
1
2
2
2
2
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
7
1
1
1
2
1
1
3
1
1
2
2
2
1
1
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
1
2
Nomor Item
8 9 10 11
2 1 1
1
1 1 2
1
2 1 1
2
1 1 2
2
2 1 1
1
1 1 2
3
1 1 1
1
1 1 2
2
1 1 1
1
1 1 1
1
2 1 2
2
1 1 1
1
1 1 2
1
1 1 2
1
1 1 2
2
1 1 1
1
1 1 2
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
2
1 1 1
1
2 1 2
1
1 1 2
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
12
1
1
2
1
2
3
1
1
1
2
1
1
2
1
2
1
1
1
2
2
2
1
2
1
1
2
13
1
2
1
2
2
2
1
1
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
14
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
3
3
1
1
1
1
1
3
15
2
1
1
2
2
2
1
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
1
1
2
Jumlah
19
19
20
22
23
26
26
22
18
20
22
26
19
22
26
18
20
10
26
26
21
22
23
16
16
26
61
Setelah data terkumpul, langkah penulis selanjutnya adalah :
a. Mencari Interval tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011
Untuk mencari interval tingkat eksistensi kompetensi guru SMK Al
Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 juga
dicari dengan rumus :
i
( xt  xr )  1
Ki
Keterangan :
i
: Interval ideal
xt
: Nilai tertinggi ideal
xr
: Nilai terendah ideal
Ki
: Kelas Interval
i
=
(45 15)  1
3
=
31
3
= 10,33 dibulatkan menjadi 10
Kemudian dimasukkan ke dalam table 4.5 tingkat eksistensi
kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang tahun 2011.
62
TABEL 4.5
Interval Jawaban Angket Tingkat Kompetensi Guru SMK Al Ittihad
Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
Tahun 2011
Nilai Interval
36 – 45
26 – 35
15 – 25
Ketegori/Simbol
Tinggi (A)
Sedang (B)
Rendah (C)
Frekwensi
0
7
19
b. Mencari persentase masing-masing kategori
1. Kategori Tinggi (A)
: 0 x 100 %
= 0%
26
2. Kategori Sedang (B)
: 7 x 100 %
= 26,9%
26
3. Kategori Rendah (C)
: 19 x 100 % = 73,1 %
26
Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 4.6.
TABEL 4.6
Persentase Jawaban Angket Tingkat Kompetensi Guru SMK
Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
Tahun 2011
No
1
2
3
Kompetensi Guru
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
Frekuensi
0
7
19
26
Persentase
0
26,9
73,1
100 %
B. Analisis Data dan Uji Hipoteisis
Dari hasil pengelolaan data di atas maka data akan dianalisa tingkat
kesejahteraan tenaga pendidik dan tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad
Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011. Dalam
penyajian data pada bab ini akan dikorelasikan dalam tabel koefesien korelasi,
dimana tingkat kesejahteraan tenaga pendidik sebagai variabel x dan tingkat
63
kompetensi guru sebagai variabel y. untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam
tabel 4.7.
TABEL 4.7
Rekap Hasil Jawaban Anget Tingkat Kesejahteraan Tenaga Pendidik dan
Tingkat Kompetensi Guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang Tahun 2011
No Resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
X
23
24
24
26
25
27
29
23
22
24
24
26
24
27
30
21
24
23
26
26
22
25
24
18
19
26
Y
19
19
20
22
23
25
24
22
18
20
22
24
19
22
24
18
20
10
24
24
21
22
23
16
16
24
Untuk melakukan analisis tentang hubungan tingkat kesejahteraan
tenaga pendidik dengan tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011, maka penulis
menggunakan teknik analisa statistik. Dalam hal ini penulis menggunakan
rumus product moment, yaitu sebagai berikut
:
64
rxy
=
N.x
N .xy  (x)(y)
2

 (x) 2 N .y 2  (y) 2

Untuk mengerjakan rumus di atas, dicari terlebih dahulu unsur-unsur yang
memeiliki rumus tersebut melaui table 4.8.
TABEL 4.8
Tabel Kerja Produc Moment Koefisiensi Korelasi Tingkat Kesejahteraan
Tenaga Pendidik dengan Tingkat Kompetensi Guru SMK Al Ittihad
Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2011
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

X
23
24
24
26
25
27
29
23
22
24
24
26
24
27
30
21
24
23
26
26
22
25
24
18
19
26
632
Y
19
19
20
22
23
25
24
22
18
20
22
24
19
22
24
18
20
20
24
24
21
22
23
16
16
24
551
Dari tabel di atas diketahui :
Σx
= 632
Σy
= 551
Σ x2
=15542
2
Σy
= 11843
Σ xy
= 13541
X2
529
576
576
676
625
729
841
529
484
576
576
676
576
729
900
441
576
529
676
676
484
625
576
324
361
676
15542
Y2
361
361
400
484
529
625
576
484
324
400
484
576
361
484
576
324
400
200
576
576
441
484
529
256
256
576
11843
XY
437
456
480
572
575
675
696
506
396
480
528
624
456
594
720
378
480
460
624
624
462
550
552
288
304
624
13551
65
Dari tabel kerja di atas kemudian dimasukkan dalam rumus sebagai
berikut:
rxy =
=
N.x
N .xy  (x)(y)
2

 (x) 2 N .y 2  (y) 2

26 X 13541 (632)(551)
26 X 15542 (632) 26 X 11843 (551) 
2
2
352066 348232
=
=
404092  399424307918 303601
3834
4668 X 4317
3834
=
=
20151756
3834
4489071
= 0,854
Dari analisis di atas menghasilkan indeks korelasi "r" antara pengaruh
tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dengan tingkat kompetensi guru SMK Al
Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 sebesar
0,854. kemudian dengan tabel product moment dengan N= 26. dari tabel
diperoleh nilai r dengan taraf signifikasi 1 % sebesar 0.3172 sedangkan pada
taraf signifiakasi 5 % sebesar 0.4785. maka artinya terdapat korelasi yang
sangat kuat.
66
Sehingga hipotesis yang penulis susun yang berbunyi:
1. Hipotesa Kerja (Ha)
Ada hubungan antara tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dengan
tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang tahun 2011, terbukti secara meyakinkan sehingga
dapat diterima.
2. Hipotesa Nihil (Ho)
Tidak ada hubungan tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dengan
tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang tahun 2011 tidak terbukti sehingga ditolak
Dari analisis di atas maka diketahui bahwa sebagian besar tingkat
kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang tahun 2011 adalah rendah. Hal ini terbukti bahwa tingkat
kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang tahun 2011 yang masuk kategori rendah sebesar 65,4%
dan yag masuk ketegori sedang adalah 34,6% dan dan yang masuk kategori
tinggi 0%.
Sedangkan tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 sebagiah besar juga
rendah. Hal ini terbukti bahwa tingkat eksistensi kompetensi guru SMK Al
Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 yang
masuk kategori rendah sebanyak 73,1% dan yang masuk kategori sedang
26,9% dan masuk kategori tinggi 0%.
Dari anailis di atas juga diketahui bahwa ada hubungan antara tingkat
67
kesejahteraan tenaga pendidik terhadap tingkat kompetensi guru SMK Al
Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011. Hal ini
terbukti dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan rumus product moment
menghasilkan tingkat korelasi koefisiansi antara tingkat kesejahteraan tenaga
pendidik terhadap tingkat eksistensi kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 sebesar menghasilkan
rxy: 0,854. Apabila dikonsultasikan dengan r tabel dengan N:26 pada taraf
signifikansi 0,1%: sebesar 0.3172 dan pada taraf signifiakasi 5 % sebesar
0.4785, maka rxy lebih besar dari r tabel. Hal ini menunjukkan ada korelasi
yang signifikan antara tingkat kesejahteraan tenaga pendidik terhadap tingkat
kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang tahun 2011
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian panjang di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Tingkat kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 adalah rendah. Hal ini terbukti
bahwa tingkat kesejahteraan tenaga pendidik SMK Al Ittihad Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 yang masuk kategori
rendah sebanyak 17 responden atau sebesar 65,4% dan yang masuk
ketegori sedang sebanyak 9 responden atau 34,6% dan tidak ada responden
yang masuk kategori tinggi atau 0%.
2. Tingkat
kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang tahun 2011 sebagiah besar juga rendah. Hal ini
terbukti bahwa tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 yang masuk kategori
rendah sebanyak 19 responden atau sebesar 73,1% dan yang masuk
kategori sedang sebanyak 7 responden atau sebesar 26,9% dan tidak ada
responden yang masuk kategori tinggi atau 0%.
3. Ada hubungan antara tingkat kesejahteraan tenaga pendidik
terhadap
tingkat kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang tahun 2011. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis
dengan menggunakan rumus product moment menghasilkan tingkat
korelasi koefisiensi antara tingkat kesejahteraan tenaga pendidik terhadap
69
tingkat eksistensi kompetensi guru SMK Al Ittihad Poncol Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang tahun 2011 sebesar menghasilkan rxy: 0,854
yang berarti terdapat hubungan yang sangat kuat.
B. Saran- Saran
1. Kepada Pemerintah
a. Pemerintah hendaklah lebih meningkatkan anggaran yang langsung
dapat meningkatkan kesejahteraan para guru.
b. Pemerintah
hendaknya
mempercepat
program
sertifikasi
guru
khususnya para guru swasta.
c. Pemerintah hendaknya lebih melakukan langkah-langkah untuk
meningkatkan kompetensi para guru dengan melakukan kegiatankegiatan yang dapat meningkatkan kwalitas para guru, khususnya guru
swasta.
2. Kepada Pihak Yayasan
a. Yayasan
hendaklah
lebih
meningkatkan
perhatiannya
untuk
meningkatkan kesejahteraan para guru.
b. Yayasan
menggali
hendaknya
sumber
melakukan
daya
langkah-langkah
untuk
meningkatkan
kreatif
untuk
kemampuan
pendanaannya, tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah.
c. Yayasan
hendaknya
lebih
melakukan
langkah-langkah
untuk
meningkatkan kompetensi para guru dengan melakukan kegiatankegiatan yang dapat meningkatkan kwalitas para guru, khususnya guru
swasta.
3. Kepada Guru
70
a. Guru hendaknya meningkatkan kemampuan kompetensinya dalam
menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.
b. Guru hendaknya lebih berkonsentrasi dalam tugasnya sebagai seorang
pendidik tanpa terganggu dengan masalah kesejahteraan.
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, atas petunjuk
dan bimbinganNya, penelitan dan skripsi ini akhirnya dapat penulis selesaikan.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian serta
penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas budi baik yang telah
diberikan dengan yang lebih baik.
Meskipun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini masih sangat penulis harapkan. Atas kritik dan saran
yang diberikan penulis juga ucapkan banyak terima kasih.
Tidak lupa penulis mohon maaf yang sebasar-besarnya apabila selama
penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi ini mengganggu pihakpihak lain. Penulis berharap penelitian dan skripsi ini apat bermanfaat baik
bagi penulis sendiri maupun seluruh pembaca guna meningkatkan pemampuan
dalam menerapkan metode pembelajaran. Amin
DAFTAR PUSTAKA
71
Al Qu’anul Karim
Adib, Basri Mustofa, Terjemah Shohih Muslim Jilid 4, Semarang, CV. Asy-syifa
Ahmad, Abu Hasan, Tafsir Al-Munir II, Bandung, Syirkah Al-Ma’arif, tt
Ali, Muhammad, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung,
Angkasa, 1987
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta, 1990
Darajat , Zakiyah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,
Aksara, 2001
Jakarta,
Bumi
Djamara Syaiful Bahri,. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta,
Rineka Cipta, 2002
Fatah, Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, 2002
Hadi, Sutrisno, Metodologi Researh: untuk Penulisan Paper, Tesis dan Disertasi,
Yogyakarta: Andi Offset, 1994
Hakim, Arifin, Ilmu Sosial Dasar, Teori dan Kinsep Ilmu Sosial, Bandung, Pustaka
Satya, 2001
Hamalik Oemar, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Algensindo,
1990
Noer Aly, Hery, Munzier, Watak Pendidikan Islam, Jakarta, Friska Agung Insani,
2000
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2003
Masruri, Siswanto, Kualiatas Pribadi dan Ketrampilan Supervisi, Jakarta, Panji
Mas, 2002
Mujib, Abdul, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta, Raja Grafindo Persada,
2001
Mukti, Abdul , Proses Belajar Pendekatan Kognitif, Diktat Mata Kuliah Ilmu Jiwa
Belajar, Semarang, Program S1 GPAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisango,
2004
Mulyasa E. Kompetensi Profesional, Jakarta, Bumi Aksara, 2002
Rusyan, Tabrani, Kesejahteraan dan Motivasi dalam Meningkatkan Efektivitas
Kinerja Guru, Jakarta, Inti Media, 2008
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Raja Grafindo Persada,
2003
Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003
Sumiati, Asra, Metode Pembelajaran, Badung, Wacana Prima, 2008
Supranto, Statistik, Teori dan Aplikasi, Jakarta: Erlangga, 1989
Supriyoko, Guru dan Murid, http://re-searchengines.com/0505lidus.html, diunggah
20 Januari 2011
Syah, Muhibbin , Psikologi Islam Suatu Pendidikan Baru, Bandung, Remaja Roesda
Karya,1995
Thoha, Chabib, PBM PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar PAI,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1998
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka, 1993
Yunus, Mahmud, Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta, Hidakarya Agung, 2000
Nasrun Rusli, Nasrun dkk.1993. Materi Pokok Aqidah Akhlaq. Jakarta: Dirjen
Kelembagaan Agama Islam.
Mishra, RC. 2005. Management of Educational Research. New Delhi: Publishing
Coorporation.
Wiraatmaja, Rachiyati. 2004. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Faisal, Sanapiah. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.
Bell, Judith. Doing Your Project, Jakarta: Indeks.
STAIN Salatiga. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Salatiga. STAIN
Salatiga
Yamin, Martinis. 2005 Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: GP
Press.
Usman , Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesiona. Bandung: Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Jakarta: Kencana.
Nasution. 2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta Bumi: Aksara.
Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah. 1998. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta:
Djambatan.
Gunarsa, Singgih D. 1990. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: PT BPK
Gunung mulia.
Saudi, Nana & Sukmadinata, 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidika., Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sadimin, Arief S. Dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nana Sudjana, Nana & Ahmad Rivai. 1997. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Raharjo, R. dkk. 1986. Media Pendidikan Penerapan Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.
Wilbour Schramm, Wilbour. 1984. Media Besar Media Kecil. Semarang: IKIP Press.
Muslich, Mansur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara.
Malik, Oemar. 1986. Media Pendidikan. Bandung : Alumni.
Miyarso, Yusufhadi dkk. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan Pengertian dan
Penerapannya di Indonesia. Jakarta: CV Rajawali.
Effendi, Empy & Hartono Zhuang. 2009. E-Learning Konsep dan Aplekasi.
Yogyakarta: Andi.
Suteja, Bernard Renaldy dkk. 2008. Memasuki Dunia A-Learning, Bandung :
Informatika.
Wilson, Gegne L. 1984. Media dalam Pembelajaran Penelitian Selama 60 Tahun.
Jakarta: CV Rajawali.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
: Siti Khoeriyah
Tempat/Tangga Lahir
: Kab. Semarang/ 10 April 1978
Jenis Kelamain
: Perempuan
Kebangsaan
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Desa Popongan RT 02 RW 02 Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang
Status
: Menikah
Nama Suami
:Sayoga, S. Pd
Nama Orang Tua
Ayah
: Sulaiman
Ibu
: Subiah
Riwayat Pendidikan
: MI Sraten Tuntang
(Lulus Tahun 1991)
MTs NU Salatiga
(Lulus Tahun 1994)
MAN Salatiga
(Lulus Tahun 1997)
D II STAIN Salatiga
(Lulus Tahun 2000)
Riwayat Pekerjaan
: - Guru Bantu di SDN Salatiga 08
(Dari tahun 2003 - 2007)
-
Guru PNS di SDN Salatiga 08
(Dari tahun 2007 – sekarang)
Angket Kesejahteraan Guru
Peteunjuk pengisian
a. Pilihkah salah satu alternative jawaban a, b atau c sesuai dengan keadaan
anda sebenarnya
b. Kerahasiaan jawaban Anda penulis jamin
c. Nilai jawaban anda adalah sebagai berikut:
-
Alternatif jawaban a memiliki skor 3
-
Alternatif jawaban b memiliki skor 2
-
Alternatif jawaban c memiliki skor 1
d. Selamat mengisi, terimakasih atas kerjasamanya.
====================================================
=======
1. Berapakah besar gaji saudara?
a. Di atas 2 Juta
b. Antara 1-2 Juta
c.
Di
Bawah 1 Juta
2. Apakah gaji Anda saat ini anda rasa cukup untuk kebutuhan sehari-hari?
a. Mencukupi sebagian besar
b. Mencukupi sebagian kecil c.
Tidak
mencukupi
3. Apakah saudara mendapatkan uang kesejahteraan dari sekolah?
a. Setiap Bulan mendepatkan
b. Kadang-kadang
c.
Tidak
mendepatkan
4. Apabila saudara melakukan pekerjaan tambahan apakan anda mendapat
uang lembur?
a. Selalu
b. Kadang kadang
c. Tidak pernah
5. Apakah anda setiap hari anda makan dengan menu 4 sehat 5 sempurna?
a. selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah Tidak
pernah
6. Berapa kalikah Anda membelikan pakaian untuk keluarga Anda?
a. setahun lebih dari 2 kali
b. setahun 2 kali
c. setahun
1 kali
7. Berapa kalikah Anda mengajak keluarga untuk jalan-jalan/ rekreasi?
a. seminggu sekali
b. sebulan sekali
c. setahun
sekali
8. Di manakah Anda sekeluarga tinggal saat ini?
a. rumah sendiri b. Rumah kontrakan
c. rumah orang tua
9. Apakah Anda memiliki kendaraan yang memadai?
a. punya roda 4
b. punya roda 2
c. tidak punya
10. Dimanakah Anda sekeluarga berobat apabila sakit?
a. Dokter spesialis
b. Rumah sakit umum
c. Puskesmas
11. Apakah Anda merasa aman dengan pekerjaan Anda saat ini?
a. Tidak aman
b. kurang aman
c. aman
12. Apabila anda sekeluarga ada yang sakit apakah biaya pengobatannya di
bantu sekolah/yayasan?
a. Selalu
b. kadang-kadang
c. Tidak pernah
13. Apabila ada tetangga yang punya hajat, apakah anda mampu ikut
membantu sebagaimana layaknya?
a. Selalu
14. Apabila teman atau
b. kadang-kadang
c. Tidak pernah
saudara Anda yang sakit, apakah Anda ikut
menjenguk dan membantunya?
a. Selalu
b. kadang-kadang
c. Tidak pernah
15. Apakah setelah selesai tugas anda nanti anda mendapat jaminan
kesejahteraan?
a. ada pensiun
b. ada pesangon
c. tidak ada
Angket Eksisitensi Kompetensi Guru
Peteunjuk pengisian
a. Pilihkah salah satu alternative jawaban a, b atau c sesuai dengan keadaan
anda sebenarnya
b. Kerahasiaan jawaban Anda penulis jamin
c. Nilai jawaban anda adalah sebagai berikut:
-
Alternatif jawaban a memiliki skor 3
-
Alternatif jawaban b memiliki skor 2
-
Alternatif jawaban c memiliki skor 1
d. Selamat mengisi, terimakasih atas kerjasamanya.
a. Apakah anda datang di sekolah tepat waktu?
a. . Selalu
b. Kadang-kadang
c. Jarang
b. Apakah Anda masuk kelas untuk mengajar tepat waktu?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Jarang
c. Apakah Anda meninggalkan kelas ketika jam mengajar?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. selalu
d. Apakah Anda bersemangat sewaktu mengajar di kelas?
a. Selalu semangat b. Kurang semagat
c. Tidak Semangat
e. Apakah Anda meninggalkan sekolah sebelum bel pulang berbunyi?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Selalu
f. Apakah Anda mengikuti kegiatan untuk meningkatkan kemampuan
kompetensi Anda?
a.Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
g. Apakah Anda membuat persiapan bahan ajar sebelum masuk ke kelas?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
h. Apakah Anda rutin memberikan evaluasi kepada siswa?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
i. Apakah anda mengkoreksi hasil pekerjaan siswa?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah
j. Apakah anda membuat laporan pembelajaran pada akhir semester?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
k. Apakah Anda menyusun administrasi pembelajaran secara lengkap?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
l. Apakah anda memakai media pembelajaran dalam mengajar?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
m. Apakah anda membuat media pembelajaran sendiri dalam mengajar?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
n. Apakah Anda memakai pakaian yang ditentukan oleh sekolah dalam
mengajar?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
o. Apakah Anda selalu memakai pakaian yang rapi dalam mengajar?
a. Selalu b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Download