gubernur sulawesi utara

advertisement
GUBERNUR SULAWESI UTARA
PERATURAN GUBERNUR SULAWESI UTARA
NOMOR 23 TAHUN 2012
TENTANG
URAIAN TUGAS
BADAN PENGELOLA PERBATASAN
PROVINSI SULAWESI UTARA
GUBERNUR SULAWESI UTARA;
Menimbang
: bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 28A
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 6 Tahun
2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Provinsi
Sulawesi Utara, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan
Gubernur Sulawesi Utara tentang Uraian Tugas Badan
Pengelola Perbatasan Provinsi Sulawesi Utara.
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 jo UndangUndang Nomor 13 Tahun 1964 tentang antara lain
Pembentukan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Utara;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah
Negara;
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
8. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan
Nasional Pengelola Perbatasan;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat
Daerah;
-2-
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
11. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang
menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara;
12. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 4 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga
Teknis Daerah dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Utara
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Provinsi Sulawesi Utara Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara
Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Provinsi
Sulawesi Utara;
13. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 4 Tahun
2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Tahun 2010 – 2015 Provinsi Sulawesi
Utara.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
: PERATURAN GUBERNUR SULAWESI UTARA TENTANG URAIAN
TUGAS
BADAN
PENGELOLA
PERBATASAN
PROVINSI
SULAWESI UTARA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Provinsi Sulawesi Utara;
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara
kesatuan republik indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
3. Pemerintah daerah adalah gubernur, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut
DPRD adalah dewan perwakilan rakyat daerah provinsi
sulawesi utara;
5. Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
-3-
6. Daerah otonom selanjutnya disebut daerah, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia;
7. Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu kepala
daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas
daerah, inspektorat, badan perencanaan pembangunan
daerah, lembaga teknis daerah dan lembaga lain;
8. Sekretaris daerah adalah sekretaris daerah provinsi
sulawesi utara;
9. Lembaga lain adalah lembaga yang dibentuk sebagai
pelaksanaan dari ketentuan perundang-undangan dan
tugas pemerintahan umum lainnya, yang ditetapkan
sebagai perangkat daerah;
10. Badan Pengelola Perbatasan Provinsi adalah Badan
Pengelola Perbatasan Provinsi Sulawesi Utara;
11. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah
oleh pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka
NKRI;
12. Kelompok jabatan fungsional adalah himpunan jabatan
fungsional
keahlian
dan/atau
jabatan
fungsional
keterampilan yang mempunyai fungsi dan juga berkaitan
erat satu sama lain dalam melaksanakan salah satu tugas
pemerintahan;
13. Jabatan fungsional adalah jabatan yang tidak secara tegas
disebutkan dalam struktur organisasi yang tugasnya
melaksanakan fungsi non manajerial baik teknis maupun
fasilitatif;
14. Wilayah negara kesatuan Republik Indonesia, yang
selanjutnya disebut dengan wilayah negara, adalah salah
satu unsur negara yang merupakan satu kesatuan wilayah
daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut
teritorial beserta dasar laut dan tanah di bawahnya, serta
ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber
kekayaan yang terkandung di dalamnya;
15. Wilayah perairan adalah perairan pedalaman, perairan
kepulauan, dan laut teritorial;
16. Wilayah yurisdiksi adalah wilayah luar wilayah negara yang
terdiri atas zona ekonomi eksklusif, landas kontinen, dan
zona tambahan di mana negara memiliki hak-hak berdaulat
dan kewenangan tertentu lainnya sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan dan hukum
internasional;
17. Batas wilayah negara adalah garis batas yang merupakan
pemisah kedaulatan suatu negara yang didasarkan atas
hukum internasional;
-4-
18. Batas wilayah yurisdiksi adalah garis batas yang
merupakan pemisah hak berdaulat dan kewenangan
tertentu yang dimiliki oleh negara yang didasarkan atas
ketentuan peraturan perundang-undangan dan hukum
internasional;
19. Kawasan perbatasan adalah bagian dari wilayah negara
yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah
Indonesia dengan negara lain, dalam hal batas wilayah
negara di darat, kawasan perbatasan berada di
kecamatan;
20. Zona tambahan indonesia adalan zona yang lebarnya tidak
melebihi 24 (dua puluh empat) mil laut yang diukur dari
garis pangkal dari mana laut teritorial diukur;
21. Zona ekonomi eksklusif Indonesia adalah suatu area di luar
dan berdampingan dengan laut teritorial Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai perairan Indonesia dengan batas
terluar 200 (dua ratus) mil laut dari garis pangkal dari
mana lebar laut teritorial diukur;
22. Landas kontinen Indonesia adalah meliputi dasar laut dan
tanah di bawahnya dari area di bawah permukaan laut
yang terletak di luar laut teritorial, sepanjang kelanjutan
alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar tepi
kontinen, atau hingga suatu jarak 200 (dua ratus) mil laut
dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur,
dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak
tersebut, hingga paling jauh 350 (tiga ratus lima puluh) mil
laut sampai dengan jarak 100 (seratus ) mil laut dari garis
kedalaman 2.500 (dua ribu lima ratus) meter;
23. Perjanjian internasional adalah perjanjian dalam bentuk
dan nama tertentu yang diatur dalam hukum internasional
yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan
kewajiban di bidang hukum publik.
BAB II
TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Tugas
Pasal 2
Badan Pengelola Perbatasan Provinsi mempunyai tugas:
a. Menetapkan kebijakan program pembangunan perbatasan;
b. Menetapkan
rencana
kebutuhan
anggaran,
mengkoordinasikan pelaksanaan, dan;
c. Melaksanakan evaluasi dan pengawasan di kabupaten/kota.
-5-
Bagian Kedua
Fungsi
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal
2, Badan Pengelola Perbatasan Provinsi menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan dan penetapan rencana aksi pembangunan
batas wilayah Negara dan kawasan perbatasan Provinsi ;
b. Pengkoordinasian penetapan kebijakan dan pelaksanaan
pembangunan, pengelolaan serta pemanfaatan batas
wilayah Negara dan kawasan perbatasan di wilayah
Provinsi ;
c. Pengelolaan dan fasilitasi penegasan, pemeliharaan dan
pengamanan batas wilayah Negara di Provinsi ;
d. Inventarisasi potensi sumber daya dan rekomendasi
penetapan zona pengembangan ekonomi, pertahanan,
sosial budaya, lingkungan hidup dan zona lainnya di
kawasan perbatasan Provinsi ;
e. Melakukan kerja sama dengan Badan Nasional Pengelola
Perbatasan Kabupaten dalam meningkatkan kesejahteraan
kawasan perbatasan.
BAB III
URAIAN TUGAS
Bagian Kesatu
Kepala Badan
Pasal 4
(1) Kepala Badan mempunyai tugas penyelenggaraan
pengelolaan perbatasan daerah di bidang sekretariat,
bidang pengelolaan batas negara, bidang potensi kawasan,
bidang pengelolaan infrastuktur kawasan dan bidang kerja
sama;
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala Badan mempunyai fungsi:
a. Penetapan
kebijakan
program
pembangunan
perbatasan;
b. Penyelenggaraan urusan di bidang sekretariat;
c. Penyusunan rencana dan program kebutuhan anggaran
di bidang pengelolaan batas negara;
d. Penyelenggaraan urusan di bidang pengelolaan potensi
kawasan;
e. Penyelenggaraan urusan di bidang pengelolaan
infrastruktur kawasan;
f. Penyelenggaraan urusan di bidang kerja sama;
g. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah.
-6-
Bagian Kedua
Sekretariat
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 5
Sekretariat mempunyai tugas penyelenggaraan pelayanan
administrasi,
hukum,
kepegawaian,
perencanaan,
keuangan dan umum serta tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Badan;
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Sekretariat mempunyai fungsi:
a. Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi pelayanan
administrasi;
b. Penyusunan perencanaan operasional dan pelaporan
kegiatan;
c. Penyelenggaraan urusan hukum dan kepegawaian;
d. Penyelenggaraan urusan perencanaan dan keuangan;
e. Penyelenggaraan urusan umum;
f. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Badan.
Subbagian Hukum dan Kepegawaian mempunyai tugas:
a. Menyiapkan,
menyusun,
meneliti
dan
mengkoordinasikan bahan penyusunan peraturan
perundang-undangan;
b. Menyiapkan bahan pertimbangan hukum, melaksanakan
telaahan hukum dan melakukan bantuan hukum;
c. Menyiapkan bahan kebijakan dalam rangka penegakan
hukum;
d. Melaksanakan sosialisasi dan dokumentasi hukum;
e. Menyiapkan dan menyusun formulir isian database
kepegawaian;
f. Menyelenggarakan administrasi kenaikan pangkat,
pemindahan, pemberhentian, gaji berkala, kartu
pegawai, askes, taspen, NPWP sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
g. Melaksanakan evaluasi kehadiran dan administrasi
kinerja dalam pemberian tunjangan;
h. Mengusulkan penerima penghargaan, cuti, sumpah/janji,
pengembangan dan kesejahteraan PNS;
i. Membuat daftar nominatif dan daftar urut kepangkatan;
j. Fasilitasi pemberian bahan pembuatan DP3;
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.
Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas:
a. Mengkoordinasikan penyusunan program dan anggaran;
b. Menganalisa dan menyusun rumusan penyelenggaraan
perencanaan program dan anggaran;
c. Menyiapkan, menyusun, mengolah, meneliti laporan
akuntabilitas capaian kinerja dan keuangan;
d. Melaksanakan administrasi keuangan meliputi verifikasi,
pembukuan, perbendaharaan dan gaji;
e. Menyusun dan melakukan usul perubahan anggaran;
f. Melaksanakan pengendalian anggaran, penerimaan kas,
pengeluaran kas, investasi dan utang piutang;
-7-
g. Menyiapkan evaluasi dan monitoring penatausahaan
perencanaan dan keuangan;
h. Menyiapkan pengembangan sistem dan prosedur
akuntansi;
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.
(5) Subbagian Umum mempunyai tugas:
a. Mengkoordinasikan rencana kegiatan ketatausahaan
umum;
b. Menyiapkan, menyusun, meneliti dan melaksanakan
administrasi surat-menyurat sesuai dengan ketentuan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Menggandakan dan mendistribusikan surat-menyurat;
d. Melaksanakan dan mengatur fasilitas rapat, pertemuan
dan upacara serta melakukan kegiatan keprotokolan dan
administrasi perjalanan dinas;
e. Mengumpulkan, menyusun dan mengolah bahan data
informasi untuk kepentingan masyarakat;
f. Melaksanakan pemeliharaan kebersihan, keindahan,
keamanan dan ketertiban kantor;
g. Menyiapkan dan menyusun daftar inventaris, arsip dan
dokumentasi;
h. Melaksanakan pengawasan, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan;
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.
Bagian Ketiga
Bidang Pengelolaan Batas Negara
Pasal 6
(1) Bidang Pengelolaan Batas Negara melaksanakan tugas
penyelenggaraan di bidang pengelolaan wilayah laut, udara
dan lintas batas negara serta tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Badan;
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Bidang Pengelolaan Batas Negara mempunyai
fungsi:
a. Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya;
b. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan;
c. Pelaksanaan dan pengkoordinasian tugas pengelolaan
batas negara;
d. Penyelenggaraan urusan pengelolaan wilayah laut dan
udara;
e. Penyelenggaraan urusan pengelolaan lintas batas
negara;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Badan.
(3) Subbidang Pengelolaan Wilayah Laut dan Udara
mempunyai tugas :
a. Melaksanakan
pelayanan
administrasi
dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugasnya;
-8-
b. Penyiapan penyusunan dan perumusan rencana induk
dan rencana aksi serta pengkoordinasian penyusunan
kebijakan dan pengelolaan serta pemanfaatan batas
negara wilayah laut dan udara;
c. Penyiapan pelaksanaan koordinasi pengelolaan fasilitasi
penegasan, pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan,
dan pengamanan batas wilayah laut dan udara;
d. Penyiapan
pelaksanaan
koordinasi
penyusunan
anggaran pembangunan dan pengelolaan batas negara
wilayah laut dan udara sesuai skala prioritas;
e. Koordinasi penyiapan pengendalian, pengawasan,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pembangunan serta
pengelolaan batas negara wilayah laut dan udara;
f. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang.
(4) Subbidang Pengelolaan Lintas Batas Negara mempunyai
tugas:
a. Melaksanakan
pelayanan
administrasi
dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugasnya;
b. Penyiapan penyusunan dan perumusan rencana induk
dan rencana aksi serta pengkoordinasian penyusunan
kebijakan lintas batas Negara;
c. Penyiapan
pelaksanaan
koordinasi
penyusunan
anggaran pelaksanaan lintas batas Negara;
d. Penyiapan pengendalian, pengawasan, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan lintas batas Negara;
e. Koordinasi pelaksanaan dan penetapan kebijakan batas
dan yuridiksi wilayah antar negara;
f. Koordinasi pelaksanaan evaluasi dan pengawasan atas
batas wilayah dan yuridiksi wilayah antar negara serta
diluar wilayah negara;
g. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang.
Bagian Keempat
Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan
Pasal 7
(1) Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan melaksanakan tugas
penyelenggaraan di bidang penataan ruang kawasan
perbatasan dan potensi kawasan perbatasan laut serta
tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan;
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan mempunyai
fungsi:
a. Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya;
b. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan;
c. Pelaksanaan
dan pengkoordinasian tugas kawasan
perbatasan;
-9-
d. Penyelenggaraan urusan penataan ruang kawasan
perbatasan;
e. Penyelenggaraan urusan potensi kawasan perbatasan
laut;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Badan.
(3) Subbidang Penataan Ruang Kawasan Perbatasan
mempunyai tugas:
a. Melaksanakan
pelayanan
administrasi
dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugasnya;
b. Melaksanakan penyusunan dan perumusan rencana
induk dan rencana aksi serta pengkoordinasian
penyusunan kebijakan penataan ruang Kawasan
Perbatasan;
c. Melaksanakan
koordinasi
penyusunan
anggaran
penataan ruang kawasan perbatasan;
d. Melaksanakan pengendalian, pengawasan, evaluasi dan
pelaporan penataan ruang kawasan perbatasan;
e. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.
(4) Subbidang Potensi Kawasan Perbatasan Laut mempunyai
tugas:
a. Melaksanakan
pelayanan
administrasi
dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugasnya;
b. Menyiapkan penyusunan dan perumusan rencana induk
dan rencana aksi serta pengkoordinasian penyusunan
kebijakan pengelolaan potensi kawasan perbatasan laut;
c. Menyiapkan
pelaksanaan
koordinasi
penyusunan
anggaran pengelolaan potensi kawasan perbatasan laut;
d. Menyiapkan pengendalian, pengawasan, evaluasi dan
pelaporan pengelolaan potensi kawasan perbatasan laut;
e. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang.
Bagian Kelima
Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan
Pasal 8
(1) Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan melaksanakan
tugas penyelenggaraan di bidang infrastruktur fisik,
ekonomi, kesejahteraan rakyat dan pemerintahan serta
tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan;
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan
mempunyai fungsi:
a. Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya;
b. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan;
c. Pelaksanaan pengkoordinasian tugas penetapan batas
wilayah;
d. Penyelenggaraan urusan infrastruktur fisik;
- 10 -
e. Penyelenggaraan
urusan
infrastruktur
ekonomi,
kesejahteraan rakyat dan pemerintahan;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Badan.
(3) Subbidang Infrastruktur Fisik mempunyai tugas :
a. Melaksanakan
pelayanan
administrasi
dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugasnya;
b. Menyiapkan penyusunan dan perumusan rencana induk
dan rencana aksi serta pengkoordinasian penyusunan
kebijakan pembangunan infrastruktur fisik;
c. Menyiapkan
pelaksanaan
koordinasi
penyusunan
anggaran pembangunan infrastruktur fisik;
d. Menyiapkan pengendalian, pengawasan, evaluasi dan
pelaporan pembangunan infrastruktur fisik;
e. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang.
(4) Subbidang Infrastruktur Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat
dan Pemerintahan mempunyai tugas :
a. Melaksanakan
pelayanan
administrasi
dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugasnya;
b. Menyiapkan penyusunan dan perumusan rencana induk
dan rencana aksi serta pengkoordinasian penyusunan
kebijakan pembangunan Infrastruktur ekonomi dan
kesejahteraan rakyat;
c. Menyiapkan
pelaksanaan
koordinasi
penyusunan
anggaran pembangunan Infrastruktur ekonomi dan
kesejahteraan rakyat;
d. Menyiapkan pengendalian, pengawasan, evaluasi dan
pelaporan pembangunan Infrastruktur ekonomi dan
kesejahteraan rakyat;
e. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang.
Bagian Keenam
Bidang Kerja Sama
Pasal 9
(1) Bidang Kerja Sama melaksanakan tugas penyelenggaraan
dibidang kerja sama lintas sektor, pusat dan daerah serta
tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan;
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Bidang Kerja Sama mempunyai fungsi :
a. Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya;
b. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan;
c. Pelaksanaan pengkoordinasian tugas kerja sama lintas
sektor, pusat dan daerah;
d. Penyelenggaraan urusan kerja sama lintas sektor;
e. Penyelenggaraan urusan kerja sama pusat dan daerah;
- 11 -
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Badan.
(3) Subbidang Kerja Sama Lintas Sektor mempunyai tugas:
a. Melaksanakan
pelayanan
administrasi
dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugasnya;
b. Menyiapkan bahan pelaksanaan kerjasama antar
lembaga pemerintah;
c. Menyiapkan bahan pelaksanaan organisasi non
pemerintah nasional dan internasional, monitoring dan
evaluasi;
d. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang.
(4) Subbidang Kerja Sama Pusat dan Daerah mempunyai
tugas:
a. Melaksanakan
pelayanan
administrasi
dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugasnya;
b. Menyiapkan bahan pelaksanaan kerjasama antar pusat
dan daerah;
c. Menyiapkan bahan pelaksanaan monitoring dan
evaluasi;
d. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi
dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi
dilingkungan Pemerintah Daerah serta dengan instansi lain
diluar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas masingmasing;
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi
bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan
agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan;
Setiap pimpinan organisasi bertanggung jawab memimpin
dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan
memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan
tugas bawahannya;
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan
masing-masing dan menyiapkan laporan berkala tepat
pada waktunya;
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan
organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan
sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan
untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya;
- 12 -
(6) Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada
atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada
satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja;
(7) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan
organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian
bimbingan kepada bawahannya masing-masing, wajib
mengadakan rapat berkala.
BAB V
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 11
Kelompok
jabatan
fungsional
mempunyai
tugas
melaksanakan kegiatan teknis di bidang keahliannya
masing-masing;
Kelompok jabatan fungsional dapat dibagi dalam
subkelompok sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya
masing-masing dipimpin oleh tenaga fungsional senior;
Kebutuhan jabatan fungsional sebagaimana dimaksud ayat
(1) ditentukan berdasarkan sifat, jenis, dan beban kerja;
Pembinaan terhadapa tenaga fungsional dilakukan sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
NO
PENGOLAH
PARAF
1.
KABAG KELEMBAGAAN
2.
KABAG PERUNDANG-UNDANGAN
3.
KARO ORGANISASI
4.
KARO HUKUM
5.
ASISTEN PEMERINTAHAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT
6.
ASISTEN ADMINISTRASI UMUM
7.
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI
8.
WAKIL GUBERNUR SULUT
9.
GUBERNUR SULUT
Ditetapkan di Manado
pada tanggal 8 Mei 2012
GUBERNUR SULAWESI UTARA,
S. H. SARUNDAJANG
DAN
MOHON UNTUK
DITANDATANGANI
Download