wewarah prioritas

advertisement
ISSN
2460-7096
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan
Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan dan Siswa
Edisi
13
Desember
2015Februari
2016
WEWARAH PRIORITAS
Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Provinsi Banten
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Dia Hanya Ingin
Dimengerti
KABUPATEN
TANGERANG
– Namanya Aliya,
begitu dia
dipanggil para
guru dan siswa
lain di SDN
Campaka 3. Aliya
adalah siswa ABK.
“Dari 46 siswa
saya, Aliya yang
mendapat
perlakuan dan
perhatian khusus
dari saya,” tutur
Sadang Saputra,
guru kelas III
sambil
mengamati
perilaku Aliya
dari kejauhan.
Hibahkan 600 Ribu
Buku Bacaan Berjenjang
Rifki Rosyad, Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Banten tampak memberikan buku bacaan
berjenjang secara simbolis kepada perwakilan guru kelas awal SD/MI di Kabupaten Serang.
Aliya, siswa kelas III, SDN
Campaka 3, menunjukkan
hasil sablon buatannya.
Saat mendapatkan kunjungan dari tim USAID
PRIORITAS ke sekolah tersebut, Aliya tampak
bersemangat untuk ikut serta memamerkan
hasil karya keterampilan menyablon kain yang
dibuatnya. Sadang mengatakan bahwa sekolah
tersebut mengajari keterampilan sablon
sebagai bentuk kreativitas siswa. Secara
umum, dia tidak membedakan kemampuan
dan perlakuan antar siswa, bahkan ia sabar
dan menyesuaikan kondisi Aliya.
“Sebenarnya Aliya mampu mengikuti
pembelajaran dengan baik,” kata Sadang
menjelaskan kondisi Aliya. “Hanya saja,
sebagai guru, kita perlu mengerti bila tiba-tiba
ia menangis tak terduga atau mengompol di
kelas. Jika Aliya tertidur maka kami
memindahkannya ke sudut kelas yang menjadi
pojok baca. Di pojok baca, ada karpet
sehingga membuat Aliya nyaman,” katanya.
SDN Campaka 3 adalah salah satu sekolah
mitra yang menerapkan pendidikan inklusif.
SERANG - USAID PRIORITAS Banten akan menghibahkan lebih dari 600 ribu buku
bacaan berjenjang untuk SD/MI mitra dan nonmitra. Buku ini akan digunakan guru untuk
meningkatkan minat dan keterampilan membaca siswa kelas awal. ”Kami ingin para guru
memanfaatkan buku bacaan berjenjang dengan baik, agar benar-benar bermanfaat bagi
siswa,” ujar Ade HM, spesialis pelatihan guru SD/MI USAID PRIORITAS di sela-sela
pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran tingkat SD/MI untuk kelas awal di
Kabupaten Serang (30/1-1/2 2016). Pelatihan itu dihadiri oleh puluhan guru SD/MI kelas
awal, kepala sekolah, dan para fasilitator daerah yang berasal dari 16 sekolah mitra.
Menurut Ade, perlu pendekatan yang berbeda untuk mengajari siswa membaca dengan
baik. Ada tiga strategi membaca yang dilatihkan, yakni strategi membaca bersama dengan
menggunakan big book, strategi membaca terbimbing, dan strategi membaca mandiri. Satu
paket buku terdiri dari 75 judul buku, 6 buku besar dan 6 buku panduan untuk guru.
Setiap buku memiliki 6 tingkatan yang disesuaikan dengan kemampuan membaca siswa.
Ayi Nurmalaila, Koordinator Teknis Program Buku Bacaan Berjenjang USAID PRIORITAS
Banten, menyebut para guru kelas awal penerima buku akan dilatih cara memanfaatkan
buku bacaan berjenjang untuk meningkatkan keterampilan dan minat membaca siswa.
DAFTAR ISI
Pentingnya Dukungan Pemerintah Kembangkan Budaya Baca
Sepekan Bersama, K-13 Ternyata Lebih Mudah
Kakanwil Kemenag Banten: Siap Lanjutkan USAID PRIORITAS
Swadana Program Cuci Tangan Untuk Kemajuan Sekolah
Belajar Caution Tempat Publik
Konduktor dan Isolator Panas
Membedakan Larutan dan Campuran
Mari Bermain Layang-layang
2
3
4
5
6
6
7
7
Buletin WEWARAH PRIORITAS diterbikan oleh USAID PRIORITAS Provinsi Banten, yang beralamat di Komplek Ciceri Indah Blok M No. 7 Sumur Pecung, Serang, Banten
42118 (Telepon: 0254 202777, Faksimili 0254 224725). Kunjungi laman kami, www.prioritaspendidikan.org untuk mendapatkan berbagai pengalaman praktik yang baik dalam
pembelajaran dan manajemen sekolah.
BERITA
Salam Wewarah
Rifki Rosyad
Koordinator Provinsi
Memasuki tahun yang baru di 2016 dan tahun ke-4
implementasi program USAID PRIORITAS, perkenankan
saya mengajak bapak-ibu untuk tetap bersemangat
menerapkan hasil pelatihan yang sudah kami laksanakan,
terutama budaya baca. Semoga perubahan-perubahan
positif yang sudah baik di sekolah bapak-ibu diharapkan
melembaga dan berkelanjutan. Mari kita tunjukkan
berbagai perubahan tersebut baik dalam pembelajaran
maupun manajemen sekolah untuk pendidikan Indonesia
yang berkualitas. Selamat membaca!
MTsN 2 Tangerang
Galang Program
Orangtua Mengajar
Laporan kunjungan belajar ke Jawa Barat
Pentingnya Dukungan Pemerintah
Kembangkan Budaya Baca
SERANG – Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Kuningan, H.
Asep Taufik Rohman (17/11) mengatakan pentingnya dukungan pemerintah dalam
mengembangkan budaya baca di sekolah. Hal itu disampaikannya saat menerima
rombongan kunjungan belajar mitra USAID PRIORITAS Provinsi Banten di SMPN 1
Cilimus, Kabupaten Kuningan. Menurut Asep, Pemerintah Kabupaten Kuningan
mengupayakan ketersediaan fasilitas dan buku-buku bacaan yang menarik dan
bermanfaat bagi siswa. Selain mengapresiasi program USAID PRIORITAS, ia juga
berharap kunjungan belajar bisa saling memperkuat praktik yang baik yang sudah
berjalan selama ini.
Rombongan kunjungan belajar ini terdiri atas guru, kepala sekolah, komite, pengawas dan
pemangku kepentingan di bidang pendidikan di tingkat dinas pendidikan dan kementerian
agama wilayah kabupaten/kota. Mereka berkunjung ke empat sekolah di Kecamatan
Cilimus Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Empat sekolah tersebut yaitu SMPN 1 Cilimus,
SDN 1 Cillimus, MI Cokroaminoto dan MTsN Sangkanhurip.
“Total peserta kunjungan ada empat puluh orang. Kunjungan belajar ini bertujuan untuk
mendapatkan pengalaman praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen
sekolah,” ujar Rifki Rosyad, Koordinator Provinsi Banten USAID PRIORITAS.
H.S. Setiawan, Kepala SMPN 1 Cilimus yang mendampingi rombongan berkata, “Kami
menggalakan kemitraan dengan perpusda keliling untuk memperkaya bahan bacaan siswa.
Program baca dilaksanakan selama empat puluh lima menit tiap Selasa dan Kamis
sebelum pembelajaran dimulai. Kami membebaskan siswa membaca di mana saja agar
siswa benar-benar menikmati buku bacaannya.” Sekolah ini menyediakan kafe baca dan
menambah koleksi buku bacaan di perpustakaan. Selain itu, SMPN 1 Cilimus membuat
buku penghubung yang memantau perkembangan buku yang dibaca siswa sehingga dapat
diketahui oleh sekolah dan orangtua siswa.
Dulhadi, Kepala SMPN
3 Tigaraksa selaku
peserta kunjungan
berpendapat bahwa
kunjungan belajar ini
bermanfaat baginya
untuk memperkaya
pelaksanaan
manajemen sekolah
terutama budaya baca
yang baru saja
dikembangkan.
Dulhadi, Kepala SMPN 3 Tigaraksa sedang mengamati budaya baca
di Kafe Baca SMPN 1 Cilimus, Kabupaten Kuningan.
2
WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016
Ayu Cipta, Wartawati Tempo sekaligus
orangtua siswa tampak sedang memandu
diskusi antar siswa.
KABUPATEN TANGERANG - Peran
serta masyarakat untuk meningkatkan
kualitas pendidikan menjadi indikator
keberhasilan manajemen sekolah yang
sudah dilatihkan USAID PRIORITAS.
Sejalan dengan hal tersebut, MTsN 2
Tangerang menggagas program orangtua
mengajar yang diselenggarakan untuk
merayakan hari guru nasional 2015.
Sedikitnya ada 15 orangtua yang berasal
dari berbagai profesi pekerjaan dan
tampil berpartisipasi dalam acara
orangtua mengajar.
Ayu Cipta yang berprofesi sebagai
jurnalis mengaku senang dan bangga
terlibat dalam program orangtua
mengajar. Ia pun memperluas wawasan
siswa tentang peran wartawan dalam
menulis berita.
Beberapa orangtua tidak menyangka
bahwa mereka juga terlibat untuk
mengajar di kelas sebagaimana layaknya
guru. Seperti yang disampaikan wakil
orangtua Dadang Akhdiat, yang bekerja di
Badan Pusat Statistik (BPS) Tangerang,
“Saya dari dulu bercita-cita ingin jadi
guru. Baru sekarang terwujud dengan
diberikan kesempatan mengajar. Kami
jadi ketagihan untuk mengajar kembali di
sini.”
Sementara siswa mengaku senang karena
mendapatkan wawasan dan pengalaman
baru mengenai berbagai profesi
pekerjaan. “Saya senang dan tertarik
dengan program orangtua mengajar ini
karena saya belajar tentang pengalaman
profesi yang jadi inspirasi di kemudian
hari,” cerita Maryam Adelweis, siswa
kelas VII.
BERITA
Pelatihan Diseminasi di MAN Insan Cendekia
Manfaatkan Praktik yang Baik,
Temukan
Solusi Pembelajaran
KOTA SERANG – Guru yang memiliki kompetensi baik akan
menghasilkan lulusan siswa yang berkompetensi juga. Demikian
pernyataan Prof. Dr. Fauzul Iman, M.A., Rektor IAIN SMH Banten
(15/02) dalam pembukaan resmi, pelatihan praktik yang baik
dalam pembelajaran dan manajemen sekolah tingkat SMP dan
MTs untuk sekolah mitra LPTK. Beliau berkata, “Program USAID
PRIORITAS sangat relevan dengan kebutuhan peningkatan mutu
pendidikan karena lebih menekankan pada praktik yang baik di
sekolah dan madrasah.”
Di hari ketiga peserta mulai mempersiapkan praktik mengajar untuk
mengidentifikasi pemahaman dan ketrampilan sesuai dampak pelatihan.
Sepekan Bersama,
K-13 Ternyata Lebih Mudah
TANGERANG SELATAN – Guru yang berkualitas adalah
cermin sekolah bermutu. Hal itu mendorong MAN Insan Cendekia
Serpong untuk menyelenggarakan pelatihan para guru selama
sepekan. MAN Insan Cendekia yang berada di bawah naungan
Kementerian Agama (Kemenag) mengikutsertakan 50 guru yang
dimilikinya untuk ikut serta dalam pelatihan praktik yang baik dalam
pembelajaran.
Gagasan pelatihan bermula dari bantuan operasional yang diberikan
Kemenag untuk peningkatan kualitas sekolah. Agar kualitas
Madrasah Aliyah (MA) semakin meningkat, para guru dituntut
untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan dan metode
mengajar yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Dra. Persahini Sidik, M.Si., Kepala MAN Insan Cendekia mengakui
bahwa pelatihan yang selama ini masih bersifat parsial, tidak
menyeluruh. “Kami menyadari pelatihan yang ada belum menjawab
permasalahan pembelajaran yang selama ini ditemui di kelas. Oleh
karena itu, kami bermitra dengan USAID PRIORITAS untuk
memfasilitasi pelatihan ini,” katanya saat ditemui di sela-sela
pelatihan (10/12).
Di hadapan puluhan guru, Rektor IAIN SMH tersebut
menyambut baik pelatihan modul tiga yang sudah dilaksanakan
untuk ketiga kalinya bagi sekolah mitra LPTK. “Materi pada
modul 3 dalam pelatihan ini jika dikuasai oleh bapak-ibu di sini
pasti akan memberikan perubahan positif terhadap mutu
pendidikan, khususnya siswa. Misalnya, penilaian autentik yang
merupakan salah satu materi inti, yakni guru perlu mendalami
sehingga menggambarkan kemampuan siswa secara utuh baik
aspek afektif, psikomotorik maupun kognitif,” serunya
menegaskan manfaat pelatihan. Beliau berharap agar para guru
dapat memanfaatkan hasil pelatihan untuk menemukan solusi
pembelajaran.
Winarsih, S.Si., guru IPA SMPN 6 yang hadir sebagai peserta
menyampaikan manfaat pelatihan yang selama ini sudah diikuti
sejak modul satu. Dia berkata, “Sebagai guru perlu kreatif dan
inovatif dalam melaksanakan pembelajaran agar menarik bagi
siswa, misalnya gambar sebagai media belajar atau metode
diskusi dalam kelas. Dengan begitu, siswa akan lebih mudah
menyerap pembelajaran yang disampaikan.”
Ada enam sekolah mitra yang berada di kota Serang yang turut
serta menjadi peserta, yakni SMPN 3, SMPN 6, SMPN 7, MTsN 1,
MTsN 2, dan MTs Padarincang. Per Januari 2016 USAID
PRIORITAS di Provinsi Banten telah menjangkau 94 sekolah
mitra, 2.257 guru dan 35.887 siswa.
Memasuki tahun kedua penerapan kurikulum 2013 (K13) para guru di madrasah ini yang masih kesulitan
dalam melaksanakan di kelas. “Selama ini kami
kesulitan memahami kurikulum 2013. Lewat pelatihan
ini, kami bisa melihat keterkaitan antara pengetahuan
dan keterampilan siswa seperti membuat lembar kerja
yang dianggap rumit. Kini tidak lagi, ada banyak cara
dan gagasan yang diperoleh dalam mendesain lembar
kerja yang mendorong siswa untuk belajar aktif dan
menjadi kreatif,” kata Siti Sofiatun, guru matematika.
TB Mahmudin, ketua penyelenggara mengatakan
bahwa tujuan pelatihan adalah memperkuat kapasitas
para guru untuk memahami kurikulum 2013.
Harapannya, peserta mampu mempraktikkan di kelas
untuk kemajuan siswa dan melatih kembali para guru
MA yang lain. Selama ini MAN Insan Cendekia kerap
menjadi madrasah rujukan madrasah lainnya dalam
peningkatan mutu guru.
Winarsih, guru IPA SMPN 6 Kota Serang sedang menjelaskan hasil diskusi kelompok IPA.
WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016
3
BERITA
Kakanwil Kemenag Banten:
Siap Lanjutkan USAID PRIORITAS
SERANG - Menyambut
baik rencana
keberlanjutan program
USAID PRIORITAS,
Kakanwil Kemenag
Provinsi Banten, Drs.
H. Moh. Agus Salim,
M.Pd., berpendapat
Drs. H. Moh. Agus Salim, M.Pd.
program USAID
PRIORITAS perlu
ditindaklanjuti
dengan strategi integrasi yang sesuai dengan program
pendidikan di madrasah. “Keberhasilan USAID PRIORITAS
dalam meningkatkan mutu pendidikan patut ditanggapi secara
positif dan responsif. Strategi ini semoga bisa diintegerasikan
dengan agenda pendidikan madrasah,” katanya di sela-sela
kunjungan USAID PRIORITAS Banten ke kantor Kemenag
Banten (1/5).
Sampai saat ini koordinasi untuk melakukan implementasi dan
diseminasi program USAID PRIORITAS sudah berjalan baik
untuk madrasah ibtidaiyah dan madrasah tsnawiyah. Per Januari
2016, sudah sekitar dua ratus madrasah di Banten telah
mendapatkan manfaat program USAID PRIORITAS. “Kami
telah menjangkau 40 madrasah mitra dan mendiseminasikan
program kami di 153 madrasah. Pada Desember 2015, kami
melaksanakan ToT bagi guru-guru MAN Insan Cendekia Serpong
dalam pembelajaran praktik yang baik. Artinya pelatihan kami juga
menjangkau guru-guru di madrasah aliyah,” kata Rifki Rosyad,
Koordinator Provinsi Banten USAID PRIORITAS.
Kabid Pendidikan Madrasah, H. Machdum Bachtiar, yang juga hadir
menyambut baik sinergi peningkatan mutu pendidikan lewat
praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen madrasah.
Beliau berkata, “Guru-guru madrasah sudah seharusnya lebih
menerapkan pembelajaran aktif yang melibatkan siswa berpikir
tingkat tinggi. Bukan ceramah lagi.” Hal itu disampaikan saat
penyampaian dampak dan perkembangan program USAID
PRIORITAS yang sudah berjalan di Banten sejak 2012.
Selain menyampaikan kemajuan madrasah, USAID PRIORITAS
meminta dukungan Kemenag Banten dalam pelaksanaan program
buku bacaan berjenjang yang baru saja diluncurkan. “Melalui
program buku bacaan berjenjang, siswa kelas awal di madrasah
ibtidaiyah (MI) akan dilatih untuk terampil membaca sebagai
tonggak pelaksanaan budaya baca. Bagaimana pun kemampuan
membaca diperlukan sebagai ketrampilan dasar pengetahuan,” ujar
Rifki sekali lagi.
USAID PRIORITAS
Kembangkan Modul
Pendidikan Profesi Guru
Dr. H. Naf'an Tarihoran, Dosen IAIN SMH Banten sekaligus Spesialis
Pengembangan LPTK Banten USAID PRIORITAS (kedua dari kanan)
tampak berdiskusi menyusun modul.
JAKARTA – “Tidak ada pendidikan yang baik tanpa guru yang
baik,” kata Prof Muchlas Samani (26/1) mantan Rektor Universitas
Negeri Surabaya (UNESA) yang kini menjadi konsultan
pengembangan LPTK USAID PRIORITAS di sela-sela acara
lokakarya nasional finalisasi materi pendidikan profesi guru (PPG),
di Jakarta, (26-28/1). “Kita harus melatih dosen untuk melakukan
praktik pembelajaran yang baik di perguruan tinggi temasuk di
dalam pelaksanaan PPG,” tambahnya.
Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan
mereka berada sebagai ujung tombak reformasi pendidikan yang
mengarah pada perubahan kualitas. Hal yang demikian dapat
dipahami, karena sampai saat ini, masih ada suatu keyakinan bahwa
guru merupakan variabel penting penentu kualitas pendidikan.
4
WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016
Berkaitan dengan hal tersebut, USAID PRIORITAS mengembangkan modul pelatihan untuk mendukung peningkatan kualitas
pendidikan profesi guru (PPG) di LPTK. Kegiatan ini diikuti para
pengelola program PPG di LPTK mitra USAID PRIORITAS di tujuh
provinsi. Hasil dari kegiatan ini diharapkan berupa modul yang
dapat dipergunakan oleh LPTK dalam melaksanakan program PPG
untuk calon guru.
Dr. H. Naf'an Tarihoran, Spesialis Pengembangan LPTK Banten
USAID PRIORITAS yang juga Dosen IAIN SMH Banten berkata,
“Baik dan buruknya kinerja guru sangat ditentukan oleh kualitas
proses penyiapan pada masa pendidikan pra jabatan di LPTK.” Dia
menambahkan, “Apabila LPTK memberikan proses pendidikan
secara baik maka ada lulusannya atau calon gurunya juga bermutu
baik.” Sementara itu, kualitas proses persiapan perlu mendapatkan
dukungan dari variabel lain seperti penyelenggaraan perkuliahannya.
Dalam kesempatan itu, Lynne Hill, Penasehat Pembelajaran USAID
PRIORITAS, mengapresiasi pertemuan tersebut karena tokoh
kunci dalam pelaksanaan program PPG di LPTK dapat saling
berbagi pengalaman dalam pengelolaan PPG. Pengembangan modul
lokakarya PPG ini akan turut serta membangun sosok calon guru
yang berkualitas.
PRAKTIK YANG BAIK
Lintas Berita
KABUPATEN TANGERANG - MTsN Tigaraksa yang kini
berubah nama menjadi MTsN 2 Tangerang berhasil meraih juara I
Nasional Robotik Madrasah 2015. Kepala MTsN 2
Tangerang, Mulyadi (25/11) mengatakan bahwa prestasi
nasional yang sudah dicapai MTsN Tigaraksa tidak terlepas
dari peran berbagai pihak dalam mendukung dan membina
siswa. Sebagai salah satu mitra USAID PRIORITAS, MTsN 2
Tangerang telah menunjukkan keberhasilan manajemen
sekolah melalui kemitraan orangtua dan sekolah dalam
memajukan sekolah.
TANGERANG SELATAN – Sebagai upaya memperluas
publikasi praktik yang baik tentang pembelajaran dan
manajemen sekolah, USAID PRIORITAS menghadirkan dua
jurnalis senior untuk pelatihan jurnalistik kepada guru dan
tenaga kependidikan (15/12). Sejumlah peserta yang
merupakan fasilitator daerah di Tangerang Selatan diundang
untuk memperkuat kapasitas menulis dan mendapatkan
akses terjun langsung ke media radio. Dalam kesempatan
ini, peserta mempraktikkan live report ke RRI sebagai bagian
dari jurnalisme warga.
Dosen STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dari kelompok PAUD tampak asyik
berdiskusi sebelum praktik mengajar.
JAKARTA - Pemberian sekolah berintegritas diberikan secara
langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan
pada akhir Desember 2015 kepada SMPN 8 Tangerang Selatan.
Penghargaan ini berdasarkan nilai integritas kejujuran yang tinggi
dalam menyelenggarakan ujian nasional selama lima tahun terakhir
yang linear dengan capaian nilai UN yang tinggi. Acara tersebut
dihadiri oleh Presiden Jokowi yang juga mengapresiasi keberhasilan
kepala sekolah dalam menyelenggarakan UN yang jujur.
LEBAK - “Mengapa dosen perlu dilatih?” tanya Drs. Moh. Sholeh,
M.Pd.I., (1/14) wakil ketua bagian akademik STKIP Setia Budhi
Rangkasbitung, dalam diseminasi pelatihan praktik yang baik SD/MI
dan SMP/MTs yang digelar selama tiga hari di STKIP Setia Budhi
Rangkasbitung. “Dosen adalah kunci untuk mencetak guru-guru
berkualitas. Melalui diseminasi pelatihan USAID PRIORITAS ini, kita
akan meningkatkan kualitas proses perkuliahan mahasiswa calon
guru,” seru Sholeh pada pembukaan resmi pelatihan.
Swadana
Endah Nuraeni
Program Cuci Tangan
untuk Kemajuan Sekolah
KABUPATEN TANGERANG – Endah Nurani, kepala
SMPN 4 Tangerang menuturkan pentingnya kebersihan sekolah
sebagai bagian dari kemajuan sekolah. Dia berpikir untuk
menempatkan wastafel di beberapa titik di seluruh sekolah
sehingga siswa dan guru dengan mudah dapat cuci tangan.
“Selama ini jika kita ingin mencuci tangan, kita pergi ke toilet
yang jaraknya agak jauh dari kelas,” kata Endah menuturkan
alasan program cuci tangan di sekolahnya.
Bersama komite sekolah, Endah mengajak peran serta
masyarakat untuk ikut mewujudkan program cuci tangan
tersebut. Mereka pun mengajukan proposal ke Perusahaan
Surya TOTO Indonesia yang dikenal telah memproduksi
berbagai sarana perlengkapan kamar mandi, termasuk wastafel.
Melalui peran serta masyarakat, Endah ingin mewujudkan
program cuci tangan di sekolahnya berhasil dengan baik.
Selang beberapa waktu, permohonan tersebut dikabulkan,
TOTO mengirimkan 17 unit wastafel ke sekolahnya. Berkat
kontribusi dari komite dan warga sekolah,
Endah menghimpun operasional pembangunan cuci tangan di setiap titik lokasi
yang terjangkau. Kini wastafel tersebut sudah
terbangun secara swadana. “Menurut saya,
bersih itu sehat. Tentunya jika semua sehat,
suasana pembelajaran pun akan menyenangkan.
Kebersihan dan kesehatan juga menjadi
indikator kemajuan sekolah,” kata Endah
menjelaskan program cuci tangan yang
sudah dilaksanakan.
Seorang siswa
SMPN 4 Tangerang
sedang cuci tangan
di sela-sela
WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016
5
PRAKTIK YANG BAIK
Belajar Caution Tempat Publik
KABUPATEN
SERANG - Kali ini
Arif Fahrudin, guru
bahasa Inggris di
MTs Ciruas
membahas materi
pokok Notice,
Caution,Warning.
Secara berkelompok, siswa mendiskusikan
Notice adalah suatu
guntingan kertas yang berisi kata acak
caution/notice. Mereka menyusun kata-kata acak tulisan/tanda untuk
memberi informasi,
tersebut hingga menjadi benar.
instruksi, atau
peringatan kepada publik. Caution atau Warning adalah peringatan
atau saran yang ditujukan untuk publik/khalayak umum tentang
sebuah bahaya atau resiko yang mungkin terjadi. Tujuan dari
pembelajaran adalah siswa memahami dan mengerti notice,
caution/warning pada tempat-tempat tertentu.
Kegiatan pertama adalah mengamati grammar dan menanya. Arif
menunjukkan contoh-contoh tanda/peringatan yang biasa ditemui
di tempat umum. “What is this, Class?” tanya Arif saat menunjuk di
layar papan tulis berupa tanda gambar rokok dicoret. Seluruh kelas
serempak menjawab, “No Smoking!”. Kemudian dia menunjuk
seorang siswa laki-laki yang duduk di depan kelas, “Ari, could you
explain the meaning of this sign?” Ari pun menjawab, “We can not
smoke around this area, Sir.”
Kedua adalah kegiatan mengumpulkan informasi, Arif meminta
siswa secara berpasangan mendiskusikan soal teks caution/notice
yang diberikannya. Siswa secara berpasangan diminta berdiskusi
hal-hal yang menjadi ciri-ciri notice atau caution. Setelah lima menit
berdiskusi, Arif meminta beberapa pasang siswa untuk menjelaskan
hasil diskusi.
Ketiga adalah kegiatan mengolah informasi, Arif memberikan tiga
amplop untuk setiap kelompok. Amplop tersebut berisi guntingan
kertas yang berisi kata acak dari caution/notice. Secara berkelompok
siswa menyusun kata-kata acak menjadi teks caution/notice yang
benar. Kelompok mencocokkan kata-kata yang telah disusun
dengan menempelkan pada gambar yang sesuai.
Terakhir adalah kegiatan mengkomunikasikan dalam pleno. Arif
meminta perwakilan siswa menjelaskan secara pleno teks
caution/notice yang diperoleh setiap kelompok. Pembelajaran
ditutup dengan pembagian lembar soal untuk setiap siswa yang
dikerjakan secara individu. Sambil menjawab soal, seorang siswa
berkata, “Sekarang, saya jadi ngerti!”
Konduktor dan Isolator Panas
SERANG – Anis Fuad, S.Ag., guru kelas VI SDN Kadikaran mengajak siswa
membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda
melalui percobaan. Tujuannya, siswa mampu membedakan sifat benda konduktor
dan isolator panas. Alat dan bahan yang disiapkan antara lain, lampu spirtus atau
lilin, korek api, lidi/kayu, besi, kuningan, tembaga, sendok logam, pensil dan kain.
Kegiatan inti pertama yakni eksplorasi, Anis menunjukkan dua model percobaan.
Model satu, seorang siswa membakar ujung besi. Lalu, siswa lain memegang ujung
lain dari besi yang dibakar. Anis bertanya kepada siswa tersebut, apa yang
dirasakannya? Siswa yang menjadi model pun menjawab, “Panas.” Lalu Anis
bertanya kepada siswa lain, “Mengapa dia merasa kepanasan saat memegang ujung
besi? Silahkan kalian diskusikan dalam kelompok!” sahut Anis.
Model kedua, seorang siswa membakar ujung besi. Lalu, siswa lain memegang
ujung besi tersebut dengan penyeka kain. Pertanyaan, apa yang terjadi? Mengapa
siswa tidak merasa panas saat memegangnya? Secara berkelompok, siswa
mendiskusikan dan menjawabnya di kertas plano.
Kegiatan inti kedua adalah elaborasi, Anis meminta siswa melakukan percobaan
secara berkelompok dengan alat dan bahan yang tersedia mengikuti petunjuk
dalam lembar kerja berikut:
1.
Bakarlah besi di atas api! Apabila sudah terasa panas, lapisilah besi dengan
kertas pada bagian yang kalian pegang! Apakah kalian merasakan panas?
Mengapa demikian?
2.
Bakarlah tembaga di atas api! Apabila sudah terasa panas, lapisilah besi
Siswa secara berkelompok menguji alat dan bahan sesuai
dengan kain pada bagian yang kalian pegang! Apakah kalian merasakan
petunjuk lembar kerja.
panas? Mengapa?
3. Lakukan kegiatan seperti nomor 1 pada benda-benda yang disediakan!
4. Apakah yang menjadi Konduktor panas pada kegiatan di atas? Apakah yang menjadi Isolator panas pada kegiatan di atas?
5. Tulislah kesimpulan dari kegiatan di atas!
Siswa kembali mendiskusikan dan mencatat hasil percobaan di kertas plano. Anis menyediakan struktur laporan yang harus dilengkapi
setiap kelompok, mulai judul, tujuan percobaan, alat dan bahan, langkah kerja, hasil percobaan, dan simpulan. “Benda yang dapat
menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor seperti misalnya sendok logam, yang ketika dipanaskan menghantarkan panas
dengan baik. Sedangkan benda-benda yang kurang baik dalam menghantarkan panas disebut isolator, seperti kayu dan kain,” demikian
simpulan salah satu kelompok dalam presentasinya. Selanjutnya setiap kelompok diminta memajangkan hasil karyanya di dinding kelas dan
melakukan kunjung karya. Wakil dari kelompok bertugas menjadi presenter saat kunjung karya, sementara siswa lain berkeliling untuk
mendapatkan informasi hasil karya kelompok lainnya.
6
WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016
PRAKTIK YANG BAIK
Membedakan Larutan dan Campuran
CILEGON – Dede Juariah, guru kelas VI SDN Simpang Tiga mengajak siswa
belajar IPA tentang “Lingkungan Sehat, Masyarakat Sehat”. Tujuan
pembelajarannya adalah siswa mampu membedakan larutan dan campuran
melalui percobaan. Kemudian guru membagi kelas menjadi enam kelompok
dengan jumlah siswa laki-laki dan perempuan sama banyaknya. Di setiap
kelompok, mereka mendapatkan gelas plastik, sendok kecil, air mineral, gula,
garam, kopi dan terigu.
Siswa melakukan percobaan berdasarkan lembar kerja yang diberikan.
Mereka menyiapkan empat gelas plastik yang sudah berisi air. Di setiap gelas,
siswa memasukkan masing-masing bahan yang tersedia, yakni gula, garam,
kopi, dan terigu. Kini ada empat gelas yang siap diaduk dengan sendok kecil.
Setelah diaduk, didiamkan selama 15 menit. Untuk mengetahui perbedaan
larutan dan campuran, siswa mengamati percobaan tersebut. “Gula dan
Siswa memasukkan bahan-bahan yang tersedia ke setiap gelas
garam termasuk larutan karena tidak merubah warna air dan larut dalam air. dan melarutkannya ke dalam air.
Sedangkan tepung dan kopi termasuk campuran karena mengubah warna air
dan menghasilkan endapan,” tulis hasil kerja salah satu kelompok di kertas plano.
Kemudian setiap kelompok menempelkan hasil karyanya di dinding kelas. Sebagai penilaian, Dede meminta seluruh siswa melakukan
kunjung karya. Ada seorang siswa dari setiap kelompok bertugas menjelaskan hasil kelompok kepada mereka yang berkunjung. Sebagai
pengunjung, siswa boleh bertanya, berkomentar atau menanggapi hasil diskusi kelompok.
Mari Bermain Layang-layang
D
A
o
C
B
Gambar layang-layang 1
KOTA SERANG - Ida Siti Nuraida, S.Pd., guru Matematika
SMPN 3 Serang, mengajarkan siswa untuk
mengidentifikasikan sifat layang-layang dan menghitung
keliling juga luas layang-layang. Setiap kelompok
sudah menyiapkan alat dan bahan antara lain,
kertas berpetak, bamboo/lidi,lem, kertas
minyak warna kuning, penggaris/meteran,
cutter dan gunting. Ida berharap siswa
dapat menghitung keliling dan luas
layang-layang dari produk layanglayang yang dihasilkan.
Ida membagikan lembar kerja yang
dikerjakan oleh setiap kelompok.
Pertama, siswa diminta membuat
layang-layang dengan panjang
Guru sedang mendampingi kelompok siswa dalam menjawab
lembar kerja dan membuat layang-layang.
D/A o
o
B/A
diagonal AC= 24 cm dan diagonal BD = 9 + 16 = 25 cm. Panjang
AD sama dengan DC dan AB sama dengan BC. Siswa diminta
menghitung keliling layang-layang (lihat gambar 1).
Kedua, siswa diminta untuk menghitung luas layang-layang. Tampak
bahwa luas layang-layang sama dengan luas persegi panjang (lihat
gambar 2).
C/D
Ketiga, setelah siswa menemukan rumus luas layang-layang, setiap
kelompok mendapatkan tugas membuat layang-layang dengan
ukuran yang berbeda-beda. Setelah selesai perwakilan kelompok
diminta untuk menjelaskan cara menghitung luas, keliling, dan cara
membuat layang-layang.
o
Gambar
Layang-layang 2
Produk kelompok siswa membuat
layang-layang.
Untuk penugasan individu, guru memberikan beberapa soal
tentang penghitungan layang-layang. Di akhir pembelajaran, guru
dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan mengenai sifat,
keliling, dan luas layang-layang.
WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016
7
FOTO DAN PERISTIWA
Deslina, guru SMPN 8 Tangerang Selatan berlatih jadi reporter
untuk live report di siaran RRI dalam acara pelatihan jurnalistik
untuk fasilitator daerah USAID PRIORITAS (15/122015).
Mulyadi, Kepala MTsN 2 Tangerang sedang berbagi cerita pengalaman
praktik yang baik dalam pertemuan reviu sekolah praktik yang baik di
Kabupaten Tangerang (11/12/2015).
Diseminasi
pelatihan PAKEM
yang diikuti oleh
12 SD di
Kecamatan
Pondok Aren, Kota
Tangerang Selatan
(01/02/2016).
Wawancara dan seleksi fasilitator daerah untuk program buku
bacaan berjenjang yang dilakukan di Kabupaten Lebak
(04/01/2016).
Uyu M, Dosen IAIN SMH sedang mempraktikkan big book di SD Islam
Khairunas dalam pelatihan penyegaran untuk fasilitator LPTK
(05/02/2016).
Silahkan kirimkan berbagai praktik yang baik dalam
pembelajaran dan manajemen sekolah berikut RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), foto kegiatan
dan foto produk pembelajaran via email ke
[email protected] atau pos ke Komplek Ciceri
Indah Blok M No. 7, Sumur Pecung, Serang 42118,
ditujukan ke Anna Rosita.
Ida Rohayati, guru kelas 2 SDN Cileunsir Kecamatan Petir sedang
praktik menggunakan big book dalam pelatihan PAKEM modul III
untuk kelas awal di Kabupaten Serang (30/01/2016).
USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, yang diimplementasikan oleh Research Triangle Institute
(RTI), Education Development Center (EDC), dan World Education. USAID PRIORITAS dirancang untuk meningkatkan akses
pendidikan dasar berkualitas di Indonesia, khususnya untuk: (1) Meningkatkan kualitas dan relevansi pembelajaran di sekolah; (2)
Meningkatkan tata kelola dan manajemen pendidikan di sekolah dan kabupaten/kota; (3) Meningkatkan dukungan koordinasi di
dalam dan antar sekolah, lembaga pendidikan/ pelatihan guru dan pemerintah di semua jenjang. Isi dari buletin ini bukan
merepresentasikan pendapat resmi dari USAID atau pemerintah Amerika Serikat.
Download