international full gospel fellowship gereja injil seutuh

advertisement
INTERNATIONAL FULL GOSPEL FELLOWSHIP GEREJA INJIL SEUTUH INTERNASIONAL KASIH ALLAH SEMARANG
INTERNATIONAL FULL GOSPEL FELLOWSHIP GEREJA INJIL SEUTUH
INTERNASIONAL KASIH ALLAH SEMARANG
Oleh: Wiediawati1, Bambang Setioko2, Eddy Prianto2
Indonesia merupakan negara yang ber-KeTuhanan Yang maha Esa dimana dalam UUD 1945
dinyatakan bahwa "tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan
kepercayaannya" dan "menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau
kepercayaannya". Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam,
Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu. Menurut BPS, dari sensus tahun 2009, Semarang
merupakan kota terpadat nomor tujuh di Indonesia yang terdiri dari WNI dan WNA, berbagai suku, kaum,
bangsa dan bahasa serta kepercayaan. Berdasarkan data dari Kemenag RI, menyatakan pertumbuhan
penduduk beragama Kristen semakin pesat di Indonesia dan kurangnya gereja yang tersedia, kebutuhan
pembangunan gereja di masa - masa mendatang akan semakin mendesak. Oleh karena itu, kota Semarang
sebaiknya memperhatikan kebutuhan peribadatan umat Kristianisebagai suatu sarana peribadatan
multinasional, berskala kota yang dapat berguna dan bermanfaat sebagai solusi penyediaan sarana
peribadatan di Semarang.
Diawali dengan pembelajaran mengenai pengertian Gereja, tinjauan arsitektur Kristen awal, serta
tinjauan arsitektur modern fungsionalism dengan konsep contextualism. Dilakukan juga tinjauan kota
Semarang, tinjauan International Full Gospel Fellowship Gereja Injil Seutuh Internasional Kasih Allah, serta
beberapa studi banding gereja. Beberapa pendekatan dalam tahap perancangan antara lain: pendekatan
arsitektural, fungsional, kinerja, teknis, dan kontekstual. Pemilihan tapak dilakukan pada tiga alternative lokasi
dengan menggunakan matriks pembobotan.
Sebagai kesimpulan diperolehlah hasil berupa program ruang yang sesuai dengan IFGF GISI KA
Semarang serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain.
Kata Kunci : IFGF GISI Semarang, Arsitektur Kristen, Konsep Contextualism
1. LATAR BELAKANG
Menurut BPS, dari sensus tahun 2009,
Semarang merupakan kota terpadat nomor
di Indonesia yang terdiri dari WNI dan
tujuh
POTONGAN
WNA, berbagai suku, kaum, bangsa dan bahasa
serta kepercayaan berada di Semarang.
Berdasarkan
data
dari
Kemenag
RI,
menyatakan
pertumbuhan
penduduk
beragama Kristen semakin pesat di Indonesia
dan kurangnya gereja yang tersedia, kebutuhan
pembangunan gereja di masa - masa
mendatang akan semakin mendesak. Oleh
karena itu, kota Semarang sebaiknya
memperhatikan kebutuhan peribadatan umat
Kristiani sebagai suatu sarana peribadatan
multinasional, berskala kota yang dapat
berguna dan bermanfaat sebagai solusi
penyediaan sarana peribadatan di Semarang.
IFGF GISI, merupakan persekutuan dari jemaatjemaat Nasional dan Internasional yang
bernaung, bergabung dalam Sinode IFGF GISI,
dengan misinya “People Is Our Mission”
1
2
bersama-sama tanpa memandang suku, kaum,
bangsa dan bahasa terus bergerak maju
memberitakan perdamaian. IFGF GISI memiliki
visi untuk lebih membawa dampak bukan
hanya kepada pelayanan gereja saja namun
melampaui empat tembok Gereja. IFGF GISI
terus maju
untuk menjadi berkat bagi
komunitas, dunia usaha, dan bidang-bidang
kehidupan lainnya termasuk bidang ekonomi
dan pendidikan. Fokus IFGF GISI adalah dunia
dan semua orang yang mendiaminya dan IFGF
GISI peduli pada komunitas sekitarnya, bekerja
untuk
kesejahteraannya,
membantu
meningkatkan
lingkungannya
dan
mengembangkan suatu masyarakat yang
makmur (Hidajat, Budi : 2009 : 2) Oleh karena
itu, diharapkan perancanaan dan perancangan
IFGF GISI KA Semarang dapat menjadi suatu
sarana peribadatan multinasional, berskala
kota ini, berguna dan bermanfaat sebagai
solusi penyediaan sarana peribadatan di
Semarang.
Mahasiswa Jurusan Arsitektur FT UNDIP
Staff Pengajar Jurusan Arsitektur FT UNDIP
I M A J I – V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2 | 75
2.RUMUSAN MASALAH
 Sarana rohani internasional (tempat
peribadatan) belum ada di Semarang.
 Saat sekarang ini dimana hubungan
internasional terbuka lebar, sangat
dibutuhkan
pelayanan
rohani
internasional di Semarang.
 Untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan
pembangunan gereja di masa - masa
mendatang yang semakin mendesak.
3.TUJUAN
Perencanaan dan perancangan IFGF GISI Kasih
Allah, Semarang dengan konsep penekanan
desain Modern sebagai penegas ciri
ke’internasional’ nya; arsitektur modern
fungsionalism dengan konsep contextualism.
Merupakan gereja berskala kota. Dengan
perkiraan kapasitas menampung maksimal
1500 orang. Dengan memberikan fasilitasfasilitas dalam 7 bidang, yaitu keluarga,
ekonomi,
kesehatan,
pemerintahan,
pendidikan, kesenian, media.
1. METODE
Metode yang dilakukan yaitu metode deskritif
kualitatif. Kajian diawali dengan mempelajari
pengertian tentang Gereja, tinjauan jenis serta
ciri-ciri Gerejanya, tinjauan arsitektur Kristiani
serta tinjauan arsitektur modern fungsionalis
dengan konsep contextualisme. Dilakukan juga
tinjauan mengenai kota Semarang serta
tinjauan menegenai IFGF GISI dan beberapa
studi banding gereja di seluruh dunia.
Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan
dengan konsep contextualisme. Pemilihan
tapak dilakukan pada 3 alternatif lokasi dengan
menggunakan matriks pembobotan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Gereja
Agama Kristen merupakan satu diantara agama
yang bersumber dari Yesus Kristus adalah
Tuhan dan Juru Selamat bagi manusia sebagai
Karya Kasih Allah Yang Sempurna sesuai
dengan pernyataan Allah di dalam Alkitab yang
terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
yang resmi di Indonesia. Gereja merupakan
gedung (rumah) tempat beribadah (berdoa dan
melakukan upacara keagamaan) para penganut
agama Kristen. Gereja tidak hanya digunakan
76 | I M A J I V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2
pada hari Minggu untuk kebaktian umat.
Gereja juga mengadakan kegiatan-kegiatan di
luar hari Minggu yang membutuhkan wadah,
sehingga dibutuhkan ruang-ruang pada gedung
gereja yang mampu mewadahi semua kegiatan
bergereja.
Gereja-gereja di Indonesia dapat dibagi ke
dalam tiga aliran utama, yaitu: Gereja Katolik
Roma, Gereja-gereja Protestan, dan Gereja
Ortodoks. Gereja Protestan berkembang di
seluruh dunia, dan menjadi salah satu agama
terbesar jumlah penganutnya dengan beragam
aliran yang masing-masing memiliki karakter
dan ciri tersendiri. Beberapa aliran gereja yang
berkembang dengan baik di Indonesia saat ini
adalah: Gereja Calvinis, Gereja Lutheran,
Gereja Pentakosta/ Kharismatik, gereja
Methodist, Gereja Baptis, Gereja Injili (www.
Wikipedia.com : Gereja di Indonesia)
2.2. Tinjauan Arsitektur Kristen Protestan
Arsitektur Gereja Kristen Protestan memiliki
perbedaan yang mencolok dengan Gereja
Katolik Roma, yaitu antara lain:
 Tidak terdapat ruang pengakuan dosa,
sebab kaum protestan tidak mengaku dosa
kepada Pastur atau Pendeta namun
langsung kepada Tuhan.
 Salib
pada
Gereja
Katolik
Roma
menampilkan perwujudan pada yang
disalibkan, tapi pada Gereja Kristen
Protestan hanya salib saja tanpa patung
Yesus. Hal ini sebagai makna bahwa Yesus
telah bangkit dan menang atas maut
sehingga salib tersebut kosong.
 Gereja Katolik Roma maupun Kristen
Protestan pusat ruangannya adalah altar/
mimbar. Pada Gereja Katolik Roma inti dari
altar adalah sanctuarium atau suatu
tabernakel tempat menyimpan roti hosti
dan anggur sedangkan Kristen Protestan
roti dan anggur perjamuan pada
altar/mimbar hanya pada waktu tertentu
saja.
 Pada Gereja Katolik Roma terdapat aktivitas
jalan salib, sedangkan Gereja Kristen
Protestan tidak.
 Companail (tempat lonceng) pada Gereja
Kristen Protestan tidak harus ada.
 Tempat paduan suara Gereja Katolik Roma
ataupun Kristen Protestan sama-sama
INTERNATIONAL FULL GOSPEL FELLOWSHIP GEREJA INJIL SEUTUH INTERNASIONAL KASIH ALLAH SEMARANG




diperlukan namun pada Gereja Kristen
Protestan keberadaannya tidak harus ada
karena paduan sura tidak selalu tampil pada
setiap kali kebaktian.
Pada Gereja Kristen Protestan tidak
terdapat air suci yang pada Gereja Katolik
Roma digunakan sebagai symbol untuk
menyucikan manusia sebelum beribadah.
Pada Gereja Kristen Protestan tidak
terdapat patung orang suci ataupun bendabenda yang dianggap suci, hal ini didasarkan
pada filososfi bahwa Allah adalah Allah yang
cemburu yang tidak menginginkan ada ilah
lain atau berhala di Rumah-Nya.
Tidak terdapat ruang tabernakel yang
biasanya terdapat di bagian belakang Gereja
Katolik Roma, namun yang ada berupa
ruang persiapan bagi pe;ayan-pelayan
Tuhan yang bertugas.
Bentuk bangunan gereja pada Gerja Kristen
Protestan cenderung modern, kontemporer
dan bebas tidak menggunakan bentukbentuk yang telah menjadi preseden atau
kebiasaan dari sebuah gereja di masa lalu.
Ada beberapa bentuk standar gereja dalam
Time Saver Standards Building Types (1981).
Walaupun ada beberapa bentuk standar,
namun bentuk-bentuk ini bukan merupakan
suatu bentuk baku karena dari beberapa
bentuk
denah
gereja
berikut
masih
memungkinkan untuk dilakukan transformasi
bentuk. Berikut ini adalah beberapa contoh
bentuk denah gereja:
1.
2.
3.
4.
5.
2.3. Tinjauan Arsitektur Modern
Fungsionalism Dengan Konsep
Contextualism
Arsitektur Modern Fungsionalisme Konsep
Contextualism merupakan gaya arsitektur yang
menunjukan
‘kejujuran’
dalam
gaya
arsitekturnya yang mengekspresikan inti atau
dalam dari bangunan tersebut keluar nya, inti
atau maksud nya yang diambil itulah yang
harus ditunjukkan, bukan fungsi bangunannya
tetapi inti dan maksudnya (filosofi) yang
diekspresikan; berkonsep contextualism yang
menerapkan prinsip-prinsip bahwa bangunan
harus beradaptasi dengan alam dan lingkungan
buatan manusia disekitarnya.
3. TINJAUAN UMUM
3.1. Tinjauan Kota Semarang
Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa
Tengah terletak di pantai utara pulau Jawa
dengan luas wilayah mencapai 377.366,838 m2
atau 373,7 ha. Posisi geografis ini letaknya
dalam koridor pembangunan Jawa Tengah dan
merupakan simpul 2 koridor, yaitu koridor
utara pantai Utara dan koridor pantai Selatan
ke arah kota-kota dinamis seperti Magelang,
Surakarta yang dikenal dengan koridor MerapiMerbabu. Letak kota Semarang hampir berada
di tengah bentangan panjang kepulauan
Indonesia dari barat ke timur. Akibat posisi
letak geografis tersebut, kota Semarang
termasuk beriklim tropis dengan 2 musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau yang silih
berganti sepanjang tahun.
Persegi Panjang/ Rectangular
Bentuk Salib/ Cruciform
Bentuk Memusat/ Central
Bentuk L/ L Shape
Bentuk Tempat Duduk Paralel/ Paralel
Seating
6. Bentuk Multifokus/ Multifocus
7. Bentuk Multiform
Gereja Kristen merupakan tempat peribadatan
umat Kriatiani.Ibadah yang dilakukan tidak
hanya dilaksanakan pada hari Minggu. Pada
hari biasanya tiap gereja pasti memeiliki
aktivitas kerohaniannya, baik persekutuan,
maupun acara doa.
Persebaran bangunan peribadatan paling
banyak terletak di kecamatan Semarang Barat,
yaitu bangunan mesjid. Untuk bangunan gereja
paling banyak juga berada di Semarang Barat.
Semarang Barat merupakan dataran rendah.
Jumlah bangunan gereja yang berada di
wilayah dataran tinggi dan wilayah pinggiran
kota Semarang jauh lebih sedikit dibandingkan
di wilayah dataran rendah. Di tahun 2009
tercatat penduduk yang beragama Kristen
Katolik dan Protestan berjumlah 223902 orang
dengan jumlah gereja/ khapel di tahun 2009
sebanyak 278 bangunan. Rata-rata tiap gereja
(baik Kristen Protestan maupun Katholik)
memiliki jumlah jemaat sebanyak 805 orang.
Jadi kapasitas
tiap gereja (baik Kristen
Protestan maupun Katholik) di Semarang
kurang lebih sebanyak 805 orang. Sedangkan
I M A J I – V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2 | 77
bangunan
gereja
memiliki
skala
pelayanan.Semakin besar skalanya, semakin
besar kapasitas bangunannya.Semakin kecil
skalanya, semakin sedikit juga kapaitas
bangunannya.Oleh karena itu, pada saat ini
banyak dijumpai bangunan gereja dengan
jumlah jemaat yang telah melebihi
kapasitasnya.
seluruh
Indonesia
/
Nasional
dan
Internasional.
Dimulai dari Indonesia menuju Amerika dan
kembali ke Indonesia serta akhirnya meluas
ke seluruh dunia pada masa kini. Gereja ini
dimulai oleh seorang mahasiswa Indonesia
(Jimmy Oentoro) yang belajar di USA dan
memiliki beban untuk memulai persekutuan
di antara para mahasiswa di luar negeri. Tepat
setelah proses kelahiran barunya di kota
asalnya, Semarang, Tuhan memindahkannya
ke Amerika.
Dari gerakan persekutuan orang-orang
Indonesia yang bernama MOI (Malam
Oikumene Indonesia) pada tahun 1980 ini,
berdirilah Indonesian Full Gospel Fellowship
(IFGF) di Los Angeles, San Francisco, Fresno
dan Oklahoma yang beraliran kharismatik.
Gambar 1 .Bagian Wilayah Kota Semarang
(Sumber : Bappeda, Semarang)
6.2
Tinjauan IFGF GISI
Dalam buku Budaya IFGF GISI 2009-2013
menjelaskan bahwa IFGF GISI adalah
persekutuan dari jemaat-jemaat Nasional dan
Internasional yang bernaung, bergabung
dalam Sinode IFGF GISI:
a. Jemaat Nasional adalah persekutuan orangorang percaya dalam nama Yesus Kristus di
dalam wilayah Republik Indonesia.
b. Jemaat Internasional adalah persekutuan
orang-orang percayadalam nama Yesus
Kristus
di
luar
wilayah
Republik
Indonesia,dikenal dengan nama International
Full Gospel Fellowship (bagi yang tidak
berbahasa Indonesia).
Kedudukan: Sinode IFGF GISI berkedudukan /
berpusat di Jakarta, didirikan dengan Akte
Pendirian Gereja oleh Notaris Rachmat
Santoso,SH. No 70, tanggal 10 Juli1989, untuk
jangka waktu tidak terbatas. Jemaatnya di
78 | I M A J I V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2
Tahun 1990 IFGF GISI mencanangkan misinya,
yaitu “People is Our Mission” dengan 10
visinya, yaitu : House of Prayer, House of
Power,
House of Worship , House of
Covenant ,House of Bread, House of Mission,
House of Balance, House of Giving, House of
Excellence, House of Godl & Skillful
Leadership. Pada tahun 2009, tercatat bahwa
IFGF GISI terus bertumbuh menjadi 314
gerejadi 22 negara. Jumlah ini belum
termasuk dengan sekitar 150 gereja yang ikut
berafiliasi dengan IFGF GISI dipertengahan
tahun 2006.
Misi IFGF GISI yaitu “People is Our Mission”.
Setiap anggota jemaat dibangun dan
dikembangkan melalui 10 visi yang apostolik
dan dinamis untuk menjadi : Jemaat yang
Berdoa (House of Prayer), Jemaat yang Penuh
Kuasa (House of Power), Jemaat yang
Menyembah (House of Worship), Jemaat yang
Bersatu dalam Ikatan Perjanjian (House of
Covenant), Jemaat yang Berakar dalam
Firman Tuhan (House of Bread), Jemaat yang
Memiliki Misi dunia (House of Mission),
Jemaat yang Seimbang (House of Balance),
Jemaat yang Memberi (House of Giving),
INTERNATIONAL FULL GOSPEL FELLOWSHIP GEREJA INJIL SEUTUH INTERNASIONAL KASIH ALLAH SEMARANG
Jemaat yang Ekselen (House of Excellence),
Jemaat yang memiliki Kepemimpinan Ahli dan
Saleh (House of Godly and Skillful Leadership).
7.STUDI BANDING
7.1 First Unitarian Church, New York
Arsitek Gereja ini yaitu Louis I Khan.Gereja ini
didirikan dari tahun 1959-1967 di New York.
Material bangunan gereja ini yaitu, batu bata
dan
cast-in-place reinforced concrete.
Dimulai dari konsep sketsa berbentuk tanda
tanya yang dipilih untuk merepresentasikan
ruang ibadah. Di tengah bangunan dikelilingi
oleh sebuah lingkaran sebagai area servis dan
area kelas mengelilingi bentukan tanda tanya
tersebut (Ruang Ibadah). Ruang Ibadah ini
dapat menampung lebih dari 170 orang,
sehingga susunan kursi harus disusun berbaris
dan lantai harus di beri karpet serta ada
beberapa bagian dinding yang di lapisi dengan
vinir atau pelapis isolator suara. Gereja ini
tidak memiliki area permanen untuk choir dan
alat-alat music. Adanya ruang-ruang kelas
yang bersifat multi fungsi sebagai tempat
kegiatan-kegiatan social, rekreasi maupun
budaya. Memiliki ruang-ruang untuk kelas
sekolah minggu maupun nursery yang terletak
di sekeliling ruang ibadah.
Gambar 3. Perspektif First Unitarian Church, New York
Sumber: www.greatbuildings.com
7.2
Riola Parish Church, Itali
Arsitek gereja ini yaitu Alvar Aalto, dibangun
sejak 1975-1978. Ruang Ibadah, choir dan
organ dan ruang baptis didesain berdekatan
sebagai perwujudan hubungannya yang erat.
Bentuk bangunan ini sendiri yaitu basilika
asimetris dengan kubaha simetris yang
dirancang agar cahaya dapat masuk,
diarahkan khususnya kealtar. Pada saat
memasuki gedung, dapat dilihat ruang galeri
yang terbagi-bagi,tetapi area paduan suara
diperpanjang. Dinding depan gereja dapat
dibuka sehingga halaman depan berfungsi
sebagai jalan masuk tambahanuntuk itu.
Tempat duduk ruang ibadah yaitu berpola
deretan atu berbaris. Pola deretan ini dapat
menguntungkan karena dapat menampung
20% lebih banyak orang disbanding dengan
pola yang lainnya. Dinding tidak dilapisi
dengan vinir atau penutup dinding lainnya,
sehingga kemungkinan kebisingan dapat
terdengar keluar. Dari bentukan denah yang
menyempit ke arah mimbar serta melebar ke
arah pintu keluar menyebabkan suara dari
arah mimbar intensitas kekerasannya akan
semakin bertambah ke arah pintu keluar.
Untuk Gereja yang kapasitasnya lebih dari 170
orang, memiliki area rekreasi yaitu playground
dan lapangan olahraga (lihat gambar 4, area
terasir).
Gambar 2. Denah First Unitarian Church berasal
dari ide sang Arsitek, yaitu bentukan tanda tanya
yang memiliki arti,
Sumber: www.greatbuildings.com
I M A J I – V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2 | 79
8.
Gambar 4. Denah Siteplan Riola Parish Church
Sumber: www.greatbuildings.com
7.3. Garden Groove, Los Angeles
Dirancang oleh Philip Johnson, gedung ini terreinterpretasi dari istana kristal berbentuk
seperti bintang segi empat. Bangunan ini,
berukuran 63 dan 125 meter, dan naik ke
ketinggian 128 kaki (40 meter) .Dibalut cermin
kaca membingkai ruang dengan seragam,
desain ini menawarkan pemanas surya pasif
dan pendinginan angin diperoleh melalui
celah-celah yang beroperasi dari jendela
ventilasi.
Awalnya direncanakan untuk dibangun di
ruang terbuka seperti taman. Beberapa
bagian dari dinding eksterior terbuka,.
Memungkinkan jemaat untuk tetap tinggal di
mobil mereka saat melihat layanan ibadah.
Dibangun dengan rangka baja triodetic, yang
berfungsi sebagai cerobong asap raksasa
untuk memberikan pendinginan alami.
Material mimbar yaitu marmer putih.Gereja
ini dapat menampung hingga 3.000 orang.
Kaca bersifat reflektif, sehingga hanya 8
persen dari cahaya dan panas untuk
menembus masuk ke dalam.
Gambar 5. Denah Garden Groove, Los Angeles
Sumber: www.greatbuildings.com
80 | I M A J I V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2
PENDEKATAN ARSITEKTURAL
Gambar 6. Penggambaran Arsitektur Modern
Sumber: www.ChristianLiteratureAndLiving.com
Bangunan yang ditampilkan harus mempunyai
karakter sebagai bangunan peribadatan, yang
terefleksikan bukan hanya dari bentukan
Salib, yang biasanya ada di depan bangunan
tiap gereja. Tapi penampilan nya yang
menampilkan karakter peribadatan umat
Kristiani sekalipun tanpa tanda Salib
(Arsitektur Modern) . Sehingga bagi para
jemaat, para pengunjung dan masyarakat
lainnya pun dapat mengenali bangunan
tersebut dari ekspresi bangunan yang
mencerminan persepsi tertentu akan citra dan
fungsi bangunan tersebut.
9. KESIMPULAN PERANCANGAN
9.1. Program Ruang
Tabel 1. Program Ruang Kegiatan Ibadah
Sumber: Analisis
Tabel 2. Program Ruang Kegiatan Pendidikan
Sumber: Analisis
INTERNATIONAL FULL GOSPEL FELLOWSHIP GEREJA INJIL SEUTUH INTERNASIONAL KASIH ALLAH SEMARANG
Tabel 3. Program Ruang Kegiatan Ekonomi
Sumber: Analisis
Tabel 4. Program Ruang Kegiatan Kesenian
Sumber: Analisis
Tabel 7. Program Ruang Kegiatan Kesehatan
Sumber: Analisis
Tabel 5. Program Ruang Kegiatan Media
Sumber: Analisis
Tabel 8. Program Ruang Kegiatan Servis
Sumber: Analisis
Tabel 6. Program Ruang Kegiatan Administrasi
Sumber: Analisis
Tabel 9. Rekapiltulasi Program Ruang
Sumber: Analisis
I M A J I – V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2 | 81
9.2.Tapak Terpilih
Tapak
: 15474 m2
KDB
: 60%
KLB
: 1,8
Ketinggian Lantai maksimal : 3 lantai
GSB
: 23 m
2
(1) Maka Luas Tapak Minimum = 15474 m x 60 %
= 9284.4 m²
2
(2) Luas total bangunan = 16347 m
(3) Jumlah Lantai = luas total lantai bangunan
luas tapak yang boleh dibangun
= 16347 = 1,76 (2)
9284.4
(4) KLB ( 1,8 ) = luas total lantai bangunan
luas tapak keseluruhan
= 16347 = 1,05 (memenuhi)
15474
Gambar 7. Tapak terpilih, Jl.MH Thamrin
Sumber: Google Earth
10. DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Stephen, 2011, Preparing To Build,
Anderson Marketing.Inc, Clayton
De Chaira, Joseph and John Calender. 1981. Time
Saver for Building Types. McGraw Hill Book
Company, New York.
Doelle, Leslie, 1986, AkustikLingkungan, Erlangga,
Jakarta
Hidajat,Pdt.DR.Budi, Budaya IFGF GISI,2009.
www.ChristianLiteratureAndLiving.com/ diakses
tanggal 20 September 2011
http://www.greatbuildings.com/church diakses
tanggal 20 September 2011
http://www.googleearth.com/semarang,
Indonesia ; diakses tanggal20 September
2011
82 | I M A J I V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2
http://www.wikipedia.com/gereja di Indonesia ;
diakses tanggal20 September 2011
INTERNATIONAL FULL GOSPEL FELLOWSHIP GEREJA INJIL SEUTUH INTERNASIONAL KASIH ALLAH SEMARANG
APPENDIX : ILUSTRASI PERANCANGAN
SITUASI
DENAH LT.2
DENAH SITE
POTONGAN
TAMPAK SAMPING
TAMPAK DEPAN-BELAKANG
I M A J I – V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2 | 83
84 | I M A J I V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2
Download