Komunikasi Antar Personal

advertisement
Komunikasi Intra Personal
Komunikasi Antar Personal
Komunikasi Kelompok
Sesi-4
Fungsi Komunikasi
• Komunikasi Sosial, untuk :
- Pembentukan konsep diri
- Pernyataan eksistensi diri
• Komunikasi Ritual
Metode Komunikasi
1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
• Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila
pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah
kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
• Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila
kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu
lambat.
• Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga
pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang
berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan
dalam berkomunikasi.
• Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989),
memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu
menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan
psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya
selingan dalam berkomunikasi.
•
Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat
dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah
dimengerti.
• Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi,
artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa
yang disampaikan.
2. Komunikasi Non Verbal
• Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi
wajah cerminan suasana emosi seseorang.
• Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan
mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang
tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk
memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga
memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
• Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih
bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan
seperti
perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau
simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
• Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang
berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan
ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan
merefleksikan emosi,
konsep
diri,
dan
tingkat
kesehatannya.
• Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang,
tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran
seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila
dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non
verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi
pesan yang sangat jelas.
• Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas
pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total
dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau
mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan
seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai
upaya untuk menghilangkan stress
HAMBATAN KOMUNIKASI
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
• Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum
jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau
situasi emosional.
• Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim
dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
• Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak
dapat mendengarkan pesan.
• Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi
oleh si penerima
• Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan
tidak mencari informasi lebih lanjut.
• Hambatan dalam memberikan
balikan. Balikan yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat
waktu atau tidak jelas dan sebagainya
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca
gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan
kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi
kadang-kadang
mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit
antara pemberi pesan dan penerima
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu
komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang
berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
Bentuk Komunikasi
Berdasarkan jumlah komunikan :
• Intrapersonal
• Interpersonal
• Kelompok
• Publik
• Organisasi
• Massa
Intrapersonal
• Proses pengolahan informasi dalam diri individu yang dipengaruhi
oleh sensasi, persepsi, memori dan berpikir.
• Sensasi adalah proses menangkap stimuli yang berhubungan
dengan alat indera.
• Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan
• Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan situasional.
• Memori sangat mempengaruhi persepsi, karena dapat merekam
fakta tentang sesuatu. Jhon Grififth ahli matematika menyebutkan
1011 (seratur triliun) bit. Jhon Von Neumann ahli informasi
menghitng sampai 2.8 x 1020 bit informasi.
• Memori melewati tiga proses : perekaman, penyimpanan dan
pemanggilan.
• Pemanggilan dapat dilakukan dengan 4 cara :
1. Pengingatan (Recall), contoh : soal
pertanyaan dalam ujian
2. Pengenalan (Recognition), pertanyaan
yang membantu untuk mengenal sesuatu
3. Belajar lagi (Relearning), mereview atau
mengulangi sesuatu yang sudah
diketahui sebelumnya.
4. Redintegrasi
(Redintegration),
yaitu
merekonstruksi seluruh masa lalu dari
satu petunjuk memori kecil
Interpersonal
• Disebut juga komunikasi antar pribadi
• Terdiri dari 2 orang (diadik) atau lebih
• Kedudukan komunikator dengan komunikan sejajar, karena
terjadi dialog
• Model hubungan interpersonal :
1. Model Pertukaran sosial
Memandang suatu hubungan merupakan suatu transaksi,
ada ganjaran dan biaya.
Ganjaran adalah akibat yang dinilai positif yang diperoleh
dari suatu hubungan, sedangkan biaya adalah akibat yang
dinilai negatif yang terjadi dalam hubungan seperti waktu,
usaha, konflik dan kecemasan.
2. Model Peranan
Memandang suatu perilaku sebagai panggung sandiwara, yang harus
berperan sesuai ‘naskah’ yang telah dibuat masyarakat.
Hubungan interpersonal yang baik terjadi bila setiap individu bertindak
sesuai dengan ekspektasi peranan dan tuntutan peranan serta
memiliki keterampilan peranan dan terhindar dari konflik peranan serta
kerancuan peranan.
Ekspektasi peranan menyangkut kewajiban, tugas dan hal yang
berkaitan dengan posisi tertentu dalam kelompok. Contoh : Guru
Tuntutan peranan adalah desakan sosial yang memaksa individu untuk
memenuhi peranan yang telah dibebankan kepadanya. Dapat berupa
sanksi sosial.
Keterampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan
tertentu disebut juga kompetensi sosial.
Konflik peranan terjadi bila individu tidak sanggup mempertemukan
berbagai tuntutan peranan yang kontradiktif. Misal seorang bapak yang
berperan juga sebagai polisi dalam menangani kasus anaknya.
• Hubungan interpersonal terbentuk dari 3 tahap, yaitu :
1. Pembentukan hubungan
Sering disebut dengan tahap perkenalan. Perkenalan adalah
proses komunikasi dimana dindividu menyampaikan (secara tidak
sadar) informasi tentang struktur dan isi kepribadiannya kepada
calon sahabatnya.
Merupakan proses saling menilik/saling menyelidiki, informasi yang
dicari biasanya berkisar data demografis, usia, pekerjaan, tempat
tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
2. Peneguhan hubungan
Hubungan interpersonal akan selalu dinamis, untuk mememlihara
dan memperteguh hubungan diperlukan tindakan2 yang dapat
menjaga keseimbangan. Ada 4 faktor yang mempengaruhi
keseimbangan, yaitu : keakraban, kontrol, respon yang tepat dan
nada emosional yang tepat.
• Pemutusan hubungan
Menurut R.D Nye dalam buku Conflict among humans, ada 5
sumber konflik :
1. Kompetisi, salah satu pihak berusaha memndapatkan sesuatu
dengan mengorbankan orang lain. Misalkan merendahkan orang
lain
2. Dominasi, salah satu pihak menngendalikan pihak lain sehingga
pihak ke dua merasakan hak-haknya dilanggar.
3. Kegagalan, masing-masing berusaha menyalahkan yang lain
apabila tujuan bersama tidak tercapai.
4. Provokasi, salah satu pihak terus menerus berbuat sesuatu yang ia
ketahui menyinggung perasaan orang lain.
5. Perbedaan nilai, kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang
mereka anut.
Keberhasilan Hubungan
Interpersonal
• Keberhasilan tidak dijamin dengan intensitas komunikasi
yang dilakukan, tapi bagaimana komunikasi itu dilakukan.
• Ada tiga hal yang mendorong berkembangnya hubungan
interpersonal :
a. Percaya (trust), mengandalkan perilaku orang untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki, yang tidak pasti dan
penuh dengan resiko
b. Suportif, yaitu sikap yang mengurangi sikap defensif dalam
komunikasi. Komunikasi defensif dapat terjadi karena
faktor-faktor personal seperti ketakutan, kecemasan, harga
diri yang rendah, dsb atau faktor situasional
Perilaku Defensif dan Suportif
(Jack Gibb)
Iklim Defensif
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Evaluasi (menilai)
Kontrol (mengendalikan)
Strategi (memanipulasi)
Netralitas (sikap impersonal)
Superioritas
Kepastian (bersifat dogmatis), ingin
menang sendiri
Iklim Suportif
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Deskrpisi
Orientasi masalah (sifat kerja sama)
Spontanitas (sifat jujur)
Empati
(Ikut merasakan)
Persamaan
Provisionalisme (Sifat sementara)
c. Sikap Terbuka (Open Mindedness). Lawan dari terbuka adalah dogmatis
(tertutup)
Perbedaan Karakteristik (Brooks and Emmert, 1977)
Sifat Terbuka
Sifat Tertutup
1 Menilai pesan secara obyektif
dengan menggunakan data dan
keajegan logika
2 Membedakan dengan mudah,
melihat nuansa, dsb
3 Berorientasi pada isi
4 Mencari informasi dari berbagai
sumber
5 Lebih bersifat provosional dan
bersedia
mengubah
kepercayaannya
6 Mencari pengertian pesan yang
tidak sesuai dengan rangkaian
kepercayaan
1. Menilai pesan berdasarkan motifmotif pribadi.
2. Berpikir simplistis, artinya berpikir
hitam putih (tanpa nuansa)
3. Bersandar lebih banyak pada
sumber pesan daripada isi pesan
4. Mencari
informasi
tentang
kepercayaan orang lain dari
sumbernya sendiri bukan dari
sumber kepercayaan orang lain.
5. Secara kaku mempertahankan dan
memegang
teguh
sistem
kepercayaannya.
6. Menolak,
mengabaikan,
mendistorsi dan menolak pesan
yang tidak konsisten dengan
sistem kepercayaannya.
Kelompok
• Tidak setiap himpunan/kumpulan orang disebut kelompok,
kelompok dalam komunikasi dicirikan dengan 2 hal:
a. Anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok
(ada sense of belonging)
b. Nasib anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap
orang terkait dengan yang lain.
• Klasifikasi kelompok terdiri dari primer dan kelompok sekunder.
Kelompok primer dicirikan dengan :
a. kualitas komunikasi lebih dalam dan meluas
b. lebih personal
c. komunikasi lebih menekankan pada aspek hubungan daripada isi
Bentuk Komunikasi Kelompok
• Meeting merupakan media komunikasi kelompok, yang pada
prinsipnya untuk mendapatkan saling pengertian. Dari pihak
pemimpin, Meeting bertujuan memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk menyampaikan pendapat, saran,
ide-ide langsung kepada pemimpin. Dari pihak bawahan,
Meeting merupakan kesempatan baik untuk bertatap muka
dengan pimpinan sekaligus dengan para staf lainnya.
• Pengertian Meeting :
1.Meeting, merupakan suatu bentuk media komunikasi
kelompok resmi yang bersifat tatap muka, yang sering
diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta
maupun pemerintah.
2.Meeting merupakan alat untuk mendapatkan mufakat, melalui
musyawarah kelompok.
3.Meeting merupakan media yang dapat dipakai untuk
pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mufakat.
4.Meeting merupakan pertemuan antara para anggota di
lingkungan kantor/ perusahaan/ organisasi sendiri untuk
membicarakan, merundingkan suatu masalah yang
menyangkutkepentingan bersama.
Alasan terbentuk nya Meeting
1. Pemimpin memerlukan sumbangan pemikiran atau pendapat
dari para stafnya atau para pembantunya, karena pemimpin
tidak mau mengambil keputusan secara sepihak.
2. Materi yang akan dibicarakan dibicarakan bersifat rahasia,
sehingga pemimpin berpendapat bahwa materi itu tidak tepat
apabila melalui saluran administrasi pada umumnya.
3.Masalah yang merupakan subject matter tidak dapat
dipecahkan melalui saluran administrasi, karena masalah itu
harus segera dipecahkan.
4. Pemimpin bermaksud memberikan kesempatan kepada para
bawahan untuk memberikan saran-saran, pendapat secara
langsung kepada pemimpin terhadap suatu masalah yang
berhubungan dengan kepentingan bersama.
5. Ada masalah yang jelas dan harus mendapat penyelesaian
melalui Meeting.
6. Telah diputuskan oleh pimpinan agar diselenggarakan
Meeting atau telah tiba saatnya untuk diselenggarakan
Meeting secara berkala
Macam-Macam Meeting
1. Menurut tujuannya, Meeting dapat dibedakan menjadi :
a) Meeting penjelasan, ialah Meeting yang bertujuan untuk
memberikan penjelasan kepada para anggota, tentang
kebijakan yang diambil oleh pimpinan organisasi, tentang
prosedur kerja atau tata-cara kerja baru, untuk mendapat
keseragaman kerja.
b) Meeting pemecahan masalah bertujuan untuk mencari
pemecahan tentang suatu masalah yang sedang dihadapi.
Suatu masalah dikatakan sebagai problem solving apabila
masalah itu pemecahannya berhubungan dengan masalahmasalah lain, saling mengait. Masalah itu demikian sulitnya,
demikian ruwetnya karena keputusan yang akan diambil
akan mempunyai pengaruh atau akibat terhadap masalah
yang lain.
c) Meeting perundingan, yaitu Meeting yang bertujuan
menghindari timbulnya suatu perselisihan, mencari jalan
tengah agar tidak saling merugikan kedua belah pihak
2 Menurut sifatnya Meeting dibedakan menjadi :
a) Meeting Formal, yaitu Meeting yang diadakan dengan
suatu perencanaan terlebih dahulu, menurut ketentuan yang
berlaku, dan pesertanya secara resmi mendapat undangan.
b) Meeting Informal, yaitu Meeting yang diadakan tidak
berdasarkan suatu perencanaan formal, dan dapat terjadi
setiap saat, kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja.
Meeting informal dapat juga terjadi secara kebetulan, dimana
para pesertanya bertemu secara kebetulan, dan kemudian
membicarakan suatu masalah yang mempunyai kepentingan
bersama.
c) Meeting Terbuka, yaitu Meeting yang dapat dihadiri oleh
setiap anggota. Materi yang dibahas bukan masalah yang
bersifat rahasia.
d) Meeting Tertutup, yaitu Meeting yang hanya dihadiri oleh
peserta tertentu, dan biasanya yang dibahas menyangkut
masalah-masalah yang masih bersifat rahasia.
3. Menurut jangka waktunya, Meeting dapat dibedakan
menjadi :
a) Meeting mingguan, yaitu Meeting yang diadakan sekali
seminggu. Membahas masalah-masalah yang bersifat rutin
yang dihadapi oleh masing-masing manajer.
b) Meeting bulanan, Meeting yang diadakan sebulan sekali,
setiap akhir bulan, untuk membahas hal-hal atau peristiwa
yang terjadi pada bulan yang lalu. Misalnya, membahas rugi
laba bulan yang lalu.
c) Meeting semesteran, yaitu Meeting yang diadakan sekali
setiap semester [enam bulan], yang bertujuan untuk
mengadakan evaluasi hasil kerja sama enam bulan yang
lalu, dan mengambil langkah-langkah selanjutnya, jangka
waktu enam bulan berikutnya.
d) Meeting tahunan, yaitu Meeting yang diadakan sekali
setahun misalnya, Meeting Dewan Komisaris, Meeting
umum pemegang saham.
4.
Menurut frekuensinya, dapat dibedakan
menjadi :
a) Meeting rutin, Meeting yang sudah
ditentukan waktunya [mingguan, bulanan,
tahunan]
b) Meeting insidental, yaitu Meeting yang tidak
berdasarkan jadwal, tergantung pada masalah
yang dihadapi. Biasanya Meeting diadakan
apabila masalah yang dihadapi itu merupakan
masalah yang sangat urgen, yang harus segera
dipecahkan.
• Meeting kerja ialah pertemuan para karyawan/
pemimpin yang membahas hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas suatu
instansi. Suatu Meeting atau pertemuan dapat
disebut sebagai Meeting kerja apabila mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Adanya tujuan pertemuan itu,
2. Adanya pimpinan dan kelompok peserta dalam
pertemuan atau Meeting itu.
3. Adanya tukar menukar pendapat di antara para
peserta Meeting,
4. Tidak ada pidato-pidato
Kriteria Meeting
1. Dipimpin oleh seorang pimpinan yang baik [baca : tipe pemimpin Meeting]
Pimpinan yang baik adalah : seorang yang aktif, berwawasan luas,
cakap, dapat memberikan bimbingan dan pengarahan pada saat Meeting
berlangsung. Dapat berbicara dengan jelas, bersikap tegas, tidak
mendominasi pembicaraan, tidak otoriter, memberikan kesempatan yang
sama pada setiap anggota untuk memberikan suaranya. Check list
berikut dapat membantu seorang pimpinan Meeting/ pertemuan :
• Menjelaskan sasaran dan tujuan?
• Menetapkan prioritas
• Mendorong proses pembuatan keputusan
• Mengarahkan orang-orang pada kemampuan terbaik mereka
berkomunikasi dengan baik dg peserta, melempar pertanyaanpertanyaan, mendorong peserta membuat asumsi, mendengar,
menjelaskan persoalan, memotivasi pertemuan untuk mencapai tujuan
utama Meeting/ pertemuan, menangkap agenda-agenda pribadi yang
tersembunyi dari para peserta, dan mengendalikannya
• Merangsang hal-hal terbaik dari peserta
• Mengatur waktu dengan baik
• Menyimpulkan dengan dibantu oleh seorang Notulis
2. Suasana Meeting terbuka
Artinya tidak ada hal-hal yang disembunyikan. Tiap anggota
Meeting berbicara secara terbuka, obyektif sehingga tidak
menimbulkan prasangka yang negatif terhadap peserta
Meeting yang lain.
3. Tiap peserta Meeting berpartisipasi aktif dan hindari
terjadinya monopoli pembicaraan
4. Selalu mendapat bimbingan dan pengawasan
Pimpinan Meeting berfungsi sebagai pemberi bimbingan,
pengarahan, kemudahan terhadap para peserta Meeting.
Pemimpin harus mampu mengadakan pengawasan
terhadap jalannya Meeting, pengawasan terhadap para
peserta Meeting, baik secara kelompok, maupun secara
individu, agar pembicaraan tidak menyimpang dari tujuan
Meeting.
5. Hindari perdebatan
Suatu Meeting tidak efektif apabila terjadi debat yang
berkepanjangan tanpa arah, sehingga menghabiskan waktu
dan tujuan Meeting tidak tercapai.
6. Pertanyaan singkat dan jelas
Tipe Pemimpin Meeting
1. Tipe Otoriter
• Pimpinan menganggap dirinya sebagai orang yang paling
berkuasa, paling mengetahui
• Pimpinan menentukan segala kegiatan kelompok secara
otoriter
• Pimpinan yang menentukan, apakah yang akan dilakukan
oleh kelompok
•Para peserta Meeting tidak diberi kesempatan untuk
memberikan pandangan atau pendapat atau saran-saran
• Pemimpin tidak terlibat dalam interaksi kelompok peserta
• Pemimpin hanya memberikan instruksi-instruksi mengenai
apa yang harus dikerjakan.
Sifat kepemimpinan yang demikian mengakibatkan Meeting/
pertemuan tidak hidup, statis, hanya menunggu perintah dari
atas.
2. Tipe Laissez-faire
• Disebut juga tipe liberal
• Pemimpin memberikan cukup kebebasan kepada para
peserta untuk mengambil langkah-langkah sendiri dalam
menghadapi sesuatu.
• Pemimpin menyerahkan segala sesuatunya kepada para
peserta [penentuan tujuan, langkah-langkah, kegiatan
kegiatan yang akan diambil, serta sarana atau alat yang
akan dipergunakan
• Pemimpin bersifat pasif, tidak ikut terlibat langsung dalam
kegiatan kelompok, tidak mengambil inisiatif apapun
• Pemimpin seolah-olah hanya bertindak sebagai penonton
saja, meskipun ia berada di tengah-tengah para peserta.
3. Tipe Demokratis
• Sifatnya terbuka ; memberikan kesempatan
kepada para anggota untuk ikut berperan aktif,
ikut menentukan tujuan kelompok, berperan
sebagai pembimbing.
• Memberi pengarahan, memberi petunjuk,
memberi bantuan kepada para peserta, terlibat
langsung dalam interaksi Meeting, ikut serta
dalam kegiatan kelompok
• Keputusan yang diambil berdasarkan hasil
musyawarah
KEPEMIMPINAN
•
DEFINISI KEPEMIMPINAN
1.
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan
langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan
aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel &
Coons, 1957, 7).
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas
kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling,
1984, 46).
Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau teKnik untuk membuat
sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menTaati segala
keinginannya.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti
kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk
memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
2.
3.
4.
5.
PENGERTIAN PEMIMPIN
• Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa
manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin.
Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang
pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
mempunyai
keahlian
memimpin,
mempunyai
kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang
atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasanalasannya.
• Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif
membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan
percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).
TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN
•
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain,
salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam
organisasi sebaik orang diluar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
(akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas
menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome
yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya
tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat
menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya
pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugastugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur
waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan
konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat.
Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih
jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5. Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu,
pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi.
Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim
atau organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
•
1.
2.
3.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya
sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur,
mentor konsultasi.
Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru
bicara.
Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha,
penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada
prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut
1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah.
Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan
mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk
sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin
dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam
memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada
pelayanan yang baik.
3. Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi
yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung
kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk
membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau
bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh
karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang
positif, seperti ;
Percaya pada orang lain, Keseimbangan dalam kehidupan, Melihat
kehidupan sebagai tantangan, Sinergi, Latihan mengembangkan diri
sendiri
Komunikasi Efektif
• Adapun faktor–faktor yang menentukan efektif tidaknya komunikasi
tersebut meliputi :
1. The Source-Encoder/ The Decoder-Receiver.
Dalam hal ini terdapat empat faktor yang meleket dalam diri sumber,
yang dapat meningkatkan ketepatan komunikasi, yakni a). keterampilan
berkomunikasi b). sikap mental c). tingkat pengetahuan dan d).
posisinya dalam sistem sosial kultural
2. Pesan.
• Ada tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam pesan: 1). Kode pesan, 2).
Isi pesan, 3). Perlakuan terhadap pesan.
Sedangkan perlakuan terhadap pesan adalah keputusankeputusan yang diambil sumber dalam memilih dan
menyusun kode isi pesan.
Komunikasi Efektif
Paling tidak ada 5 hal :
• Menyampaikan
informasi
menghasilkan pengertian
• Kesenangan
• Pengaruh pada sikap
• Hubungan yang makin baik
• Menghasilkan tindakan nyata
dan
Download