BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas XI MIA 2 SMA Negeri 1
Banyudono Tahun Pelajaran 2014/2015. Sekolah berlokasi di Jalan Jembungan,
Jembungan, Banyudono, Boyolali.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Secara
garis besar meliputi tahap persiapan, penelitian, dan penyelesaian. Rincian
masing- masing tahap adalah sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
Tahapan
persiapan
mencakup
observasi,
identifikasi
masalah,
penentuan tindakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal,
penyusunan instrumen penelitian berupa silabus, RPP, soal tes, lembar
observasi, dan pedoman wawancara, pengajuan izin penelitian, dan seminar
proposal.
b. Tahap Penelitian
Tahap penelitian mencakup kegiatan yang berlangsung di dalam proses
pembelajaran yaitu penerapan model
discovery learning disertai
brainstorming, pengambilan data argumentasi siswa, dan analisis data
argumentasi siswa.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian mencakup kegiatan penulisan skripsi dan ujian
skripsi. Laporan disusun berdasarkan hasil analisis data penelitian mengenai
kemampuan argumentasi siswa.
39
40
Tabel 3.1. Tahap dan Waktu Penelitian
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Rencana
Kegiatan
Observasi
Identifikasi
Masalah
Penentuan
Tindakan
Pengajuan
Judul
Penyusunan
Proposal
Pembuatan
Instrumen
Seminar
Proposal
Pengajuan
Izin
Penelitian
Penerapan
Model
Pengambilan
Data
Analisis
Data
Penulisan
Skripsi
Ujian Skripsi
Mar
Apr
Mei
Jun
2015
Jul Agust
Sep
Nov
Des
2016
Jan Feb
B. Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA Negeri 1 Banyudono Tahun
Pelajaran 2014/2015 pada siswa kelas XI MIA 2 dengan jumlah 11 siswa laki-laki
dan 12 siswa perempuan yang memiliki kemampuan yang bervariasi.
C. Data dan Sumber data
1. Data
Data penelitian berupa data kemampuan argumentasi siswa yang diukur
berdasarkan kualitas dan kuantitas argumentasi yang diajukan siswa selama
proses pembelajaran yang menerapkan model discovery learning disertai
brainstorming serta kualitas dan kuantitas jawaban siswa saat mengerjakan soal
tes. Data pendukung berupa hasil belajar psikomotorik, hasil belajar afektif,
41
hasil belajar kognitifkogntif, hasil wawancara dengan guru dan siswa, dan
dokumentasi.
2. Sumber Data
Sumber data untuk penelitian tindakan kelas berupa data hasil observasi,
hasil tes, hasil wawancara dengan guru dan siswa, serta dokumentasi proses
pembelajaran.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Teknik Non-Tes
a. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara mengamati
secara langsung maupun tidak tentang hal- hal yang diamati dan
mencatatnya pada alat observasi (Sanjaya, 2013). Peneliti mengamati
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi bertujuan untuk mengamati proses pembelajaran menggunakan
discovery learning disertai brainstorming. Observasi kemampuan
argumentasi dilakukan di setiap sintaks discovery learning yaitu
orientation, hypothesis generation, hypothesis testing, conclusion, dan
regulation. Observasi ini bersifat pasif dengan cara peneliti memposisikan
diri di belakang siswa sehingga peneliti bisa mengamati proses
pembelajaran di kelas. Observasi ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu
oleh observer.
b. Wawancara
Wawancara menurut Arikunto (2013) merupakan cara untuk
mendapatkan jawaban dari narasumber dengan tanya jawab, kemudian
peneliti mencatat informasi yang didapatkan. Wawancara dilakukan
dengan tanya jawab secara langsung terhadap narasumber yaitu guru dan
siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 1 Banyudono. Wawancara kepada guru
dilakukan untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang pelaksanaan
pembelajaran biologi dengan discovery learning disertai brainstorming
42
dan hambatan yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung.
Wawancara kepada siswa bertujuan untuk memperoleh informasi
mengenai argumentasi yang diajukan oleh siswa pada setiap sintaks
discovery learning disertai brainstorming di kelas XI MIA 2 SMA Negeri
1 Banyudono.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari
hasil observasi, wawancara, dan tes. Dokumentasi dilakukan untuk melihat
catatan-catatan atau arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian.
Dokumen-dokumen tersebut antara lain berupa arsip RPP, hasil observasi,
lembar kerja siswa, dan hasil tes. Dokumen berupa foto dan video
digunakan untuk memberikan gambaran secara visual mengenai kegiatan
siswa. Dokumen berupa foto dan video yang diambil selama proses
pembelajaran dengan pembelajaran dengan discovery learning disertai
brainstorming.
2. Teknik Tes
Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang
kemampuan subyek penelitian dengan cara pengukuran. Tes digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai kompetensi secara
luas (Sanjaya, 2013). Tes dilaksanakan pada akhir pembelajaran dari setiap
siklus. Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan argumentasi siswa
terhadap soal tes dari materi yang dipelajari.
E. Validitas Data
Data yang sudah dihimpun dan akan dijadikan data penelitian harus diperiksa
apakah data itu valid. Data yang valid dapat dipertanggungjawabkan dan menjadi
dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk
menvalidasi data pada Penelitian Tindakan Kelas menggunakan teknik triangulasi.
Menurut Sugiyono (2012) triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai data, dan berbagai waktu teknik triangulasi adalah teknik
43
untuk mengetahui keabsahan data yang memanfaatkan data lain di luar data itu
untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding data. Triangulasi dalam
penelitian tindakan kelas adalah triangulasi teknik. Triangulasi teknik merupakan
teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Metode pengumpulan data
pada penelitian yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Skema triangulasi
dalam penelitian disajikan pada Gambar 3.1.
Wawancara
Observasi
Dokumentasi
Gambar 3.1. Skema Teknik Triangulasi
(Sumber : Sugiyono, 2012)
F. Analisis Data
Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Banyudono menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif. Data yang dihimpun dalam penelitian berupa uraian
deskriptif tentang perkembangan proses, yakni peningkatan kemampuan
argumentasi siswa dalam proses pembelajaran pada materi sistem imun melalui
discovery learning disertai brainstorming.
Teknis analisis data menggunakan teknik analisis yang disusun oleh Sanjaya
(2013). Teknik analisis data tersebut mencakup reduksi data, deskripsi data, dan
penarikan kesimpulan.
1. Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui seleksi yang ketat, melalui
ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang
lebih luas. Reduksi data bertujuan untuk mempertegas dan membuang data
yang tidak penting supaya lebih mudah untuk menarik kesimpulan.
2. Penyajian data bertujuan untuk mengatur data hasil dari reduksi data
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi
44
pada setiap siklus. Data ini disajikan dalam bentuk deskripsi data, skema,
gambar, dan tabel.
3. Penarikan kesimpulan merupakan langkah untuk mencari kesimpulan yang
tepat, sehingga data bisa dikategorikan bermakna dan disusun secara
sistematis. Kesimpulan yang diambil perlu diverifikasi supaya mantap dan
dapat dipertanggungjawabkan dengan penelusuran data lagi dengan cepat
atau berdiskusi.
G. Indikator Capaian Penelitian
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah peningkatan
jumlah siswa yang berargumentasi saat proses pembelajaran di kelas. Proses
pembelajaran menurut Mulyasa (2013) dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar siswa terlibat aktif baik fisik,
mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran serta perubahan kompetensi
siswa menjadi lebih baik. Argumentasi yang telah dikemukakan siswa diukur
berdasarkan kualitas
dan kuantitas argumentasi.
Tingkatan
argumentasi
berdasarkan kerangka kerja Erduran, Simon, & Osborne (2004) menunjukkan
bahwa kualitas argumentasi diukur berdasarkan struktur yang menyusun
argumentasi tersebut. Struktur argumentasi terdiri dari claim, warrants, counter
claim, data, backing dan rebuttal. Indikator kemampuan argumentasi berdasarkan
Level kemampuan argumentasi disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Rubrik Analisis Kemampuan Argumentasi
Level Argumentasi
Level 1
Level 2
Level 3
Level 4
Level 5
Komponen Argumentasi
simple claim or counter claim (klaim atau klaim tandingan)
claims + data, warrants or backings (klaim + data,
penjamin, atau pendukung)
claims + data, warrants or backings, weak rebuttal ( klaim
atau klaim tandingan + data, penjamin, atau pendukung
dengan sanggahan yang lemah)
claims + rebuttal ( klaim + disertai dengan sanggahan)
claims + data, warrants or backings, more than one rebuttal
(klaim + data, penjamin, atau pendukung, lebih dari satu
sanggahan)
(Sumber : Erduran, Simon, & Osborne, 2004)
45
Target penelitian adalah kualitas dan kuantitas argumentasi lisan dan
tertulis terhadap baseline (Pra-Siklus). Penelitian tentang penerapan model project
base learning untuk meningkatkan kemampuan argumentasi tertulis yang
dilakukan oleh Tama (2015) menunjukan rata-rata peningkatan kemampuan
argumentasi tertulis siswa dari Pra-Siklus sampai Siklus III sebesar 9,97%.
Penelitian tentang penerapan
argue-driven inquiry untuk meningkatkan
argumentasi lisan oleh Ginanjar (2014) menunjukkan bahwa terdapat tren
kecenderungan peningkatan untuk Level argumentasi 2, 4 dan 5, konstan untuk
Level 1, dan menurun untuk Level 3. Hasil penelitian Okviyani (2014)
menunjukkan bahwa 91,25% kualitas argumentasi lisan siswa berada pada Level 1,
dan 8,75% kualitas argumentasi siswa berada pada Level 2. Menurut Mustofa
(2013) target penelitian disusun oleh peneliti dan guru dengan memperhatikan
kondisi awal kelas yang dijadikan subyek penelitian. Penelitian dapat dihentikan
apabila target yang ditentukan sudah tercapai. Berdasarkan hasil diskusi terkait
dengan penelitian sebelumnya dan kondisi awal kelas maka ditetapkan target
penelitian yang disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Target Penelitian
Argumentasi Lisan
Baseline
Siklus II
0% argumentasi
2,5% argumentasi
Level 3
Level 3
Argumentasi tertulis
Baseline
Siklus II
0% argumentasi
25% argumentasi
Level 3
Level 3
H. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas mengikuti
model yang dikembangkan oleh Kemmis & Taggart (dalam Sanjaya, 2013) berupa
penelitian tindakan kelas model siklus yaitu dalam satu siklus terdiri dari tahap
perencanaan, implementasi, observasi dan refleksi. Langkah-langkah operasional
penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Refleksi Awal
Penelitian dimulai dengan melakukan refleksi yang dilakukan dengan
guru, yakni proses menganalisis pembelajaran yang berlangsung. Refleksi
46
bukan hanya dilakukan dengan berpikir saja, akan tetapi dilakukan dengan
menganalisis kejadian yang didasarkan pada data secara empiris.
2.
Studi Pendahuluan
Melakukan studi pendahuluan dengan mengkaji literatur dan
melakukan kolaborasi dengan guru, dosen pembimbing dan validator Ahli.
Studi pendahuluan dilakukan untuk mempertajam permasalahan, mengkaji
berbagai tindakan yang dapat dilakukan sesuai dengan permasalahan, dan
merumuskan hipotesis tindakan.
3.
Perencanaan
Berdasarkan hasil kolaborasi dengan guru, alternatif pemecahan
masalah yang diajukan adalah menerapkan discovery learning disertai
brainstorming untuk meningkatkan kemampuan argumentasi siswa dalam
pembelajaran biologi pada materi sistem imun. Pada tahap ini dilakukan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, pedoman
observasi, lembar observasi siswa, lembar observasi keterlaksanaan sintaks
discovery learning disertai brainstorming, indikator tingkatan kemampuan
argumentasi, pedoman wawancara, lembar wawancara, soal postest, dan
dokumentasi.
4.
Implementasi
Tindakan yang telah direncanakan diimplementasikan dalam bentuk
proses pembelajaran di kelas yaitu penerapan model discovery learning disertai
brainstorming untuk meningkatkan kemampuan argumentasi siswa di kelas XI
MIA 2. Pelaksanaan tindakan diwujudkan dalam langkah-langkah model
pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
5.
Observasi
Observasi
berupa
kegiatan
pemantauan,
pencatatan,
dan
pendokumentasian semua kegiatan saat penerapan discovery learning disertai
brainstorming. Observasi difokuskan pada argumentasi yang dikemukakan
siswa dari segi kuantitas dan kualitas dengan bantuan lembar observasi, audio
recorder, dan video recorder.
47
6.
Refleksi
Tahap refleksi merupakan tahapan untuk melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan tindakan oleh peneliti dan guru. Refleksi mengacu pada hasil
obsevasi yang sudah dilakukan saat proses pembelajaran. Kegiatan refleksi
membahas kekurangan yang terjadi serta merumuskan solusi dan perencanaan
yang akan diterapkan saat pelaksanaan tindakan berikutnya.
Skema prosedur penelitian tindakan kelas disajikan dalam Gambar 3.2.
Refleksi Awal
Studi Pendahuluan
Perencanaan Tindakan
Implementasi 1
Refleksi 1
Observasi 1
Perencanaan 2
Observasi 2
Refleksi 2
Implementasi 2
Gambar 3.2. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
(Sumber : Kemmis & Taggart dalam Sanjaya, 2013)
Download