25 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PRINSIP KETERBUKAAN

advertisement
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PRINSIP KETERBUKAAN DALAM
KEGIATAN PASAR MODAL
2.1
Tinjauan Umum Tentang Pasar Modal
2.1.1 Pengertian Pasar Modal
Secara sederhana “pasar”, bisa diartikan sebagai tempat bertemunya
penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Dimana dalam
transaksi jual beli tersebut berdasarkan adanya penawaran dan permintaan
akan suatu komoditas atau jasa. Adapun perkataan “modal” (capital) dapat
dibedakan menjadi:25
1. Barang modal (capital goods) seperti tanah, bangunan, gedung,
mesin;
2. Modal uang (fund) yang berupa financial assets.
Pasar modal mempertemukan pemilik dana (supplier of fund) dengan
pengguna dana (user of fund) untuk tujuan investasi jangka menengah (middle
term investment) dan jangka panjang (long term investment). Kedua pihak
melakukan jual beli modal uang berwujud efek. Pemilik dana menyerahkan
sejumlah dana dan penerima dana (perusahaan terbuka) menyerahkan surat
bukti kepemilikan berupa Efek.
25
M. Irsan Nasarudin, op.cit., h.10.
25
26
Secara teoritis pasar modal (capital market) didefinisikan sebagai
perdagangan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam
bentyk modal sendiri (stocks) maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan
oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (private
sectors). Pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar
keuangan (financial market), karena pasar keuangan memperdagangkan
semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun
jangka panjang, baik yang bersifat negotiable maupun yang nonnegotiable.26
Pasar modal adalah pasar tempat memperdagangkan berbagai
instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, misalnya
saham (ekuiti/penyertaan), obligasi (surat utang), reksadana, produk
derivative seperti option, futures, warrant, right, maupun instrument
lainnya. 27
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian pasar
modal adalah seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan
permintaan atau merupakan aktivitas yang memperjualbelikan surat-surat
berharga.28
UUPM Pasal 1 angka 13 mendefinisikan pasar modal adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek
26
Budi Untung, 2011, Hukum Bisnis Pasar Modal, ANDI, Yogyakarta, h.7.
27
Iswi Hariyani, 2010, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, Visi Media, Jakarta, h.8.
28
Tavinayati, op.cit, h.3.
27
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
2.1.2 Fungsi Pasar Modal
Pada dasarnya, terdapat empat peranan strategis dari pasar modal bagi
perekonomian suatu negara, yakni: 29
a. Sebagai Sumber Penghimpun Dana
Pasar modal berfungsi sebagai alternatif sumber penghimpun dana selain
sistem perbankan. Umunya, di negara berkembang, pasar modal belum
berkembang dengan baik. Sebaliknya, perbankan sudah lama dekenal
sehingga menjadi lembaga yang dominan dalam menghimpun dana
masyarakat.
b. Sebagai Alternatif Investasi Para Pemodal
Jika tidak ada pilihan investasi lain, maka para pemodal hanya
menginvestasikan dananya dalam sistem perbankan dan atau pada real
assets. Namun, dengan adanya pasar modal, memberikan kesempatan
kepada
para
pemodal
untuk
membentuk
portofolio
investasi
(mengkombinasikan dana pada berbagai kemungkinan investasi) dengan
mengharapkan keuntungan yang lebih dan sanggup menanggung sejumlah
risiko tertentu yang mungkin tejadi.
29
Budi Untung, op.cit, h.10.
28
c. Biaya Penghimpun Dana Melalui Pasar Modal Relatif Rendah
Melalui pasar modal suatu perusahaan akan mendapat dana dengan biaya
yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan menjamin dana pada bank.
d. Pasar Modal Akan Mendorong Perkembangan Investasi
Pembangunan membutuhkan investasi besar dan pasar modal merupakan
salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan besar dalam
memobilisasi dana investasi tersebut.
2.1.3 Pelaku Pasar Modal
Keterlibatan para pelaku pasar modal dalam kegiatan pasar modal
bersifat terus-menerus, dan merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
dengan keberlangsungan hidup lembaga-lembaga itu sendiri. Bahkan sangat
menentukan hidup matinya pasar modal. Tanpa peranan para pelaku pasar
modal, maka pasar modal tidak dapat hidup. Begitu pula sebaliknya, tanpa
pasar modal, para pelaku pasar modal tidak dapat berkembang dengan baik.
Adapun para pelaku pasar modal adalah sebagi berikut:
a. Pelaku Utama Pasar Modal
1) Emiten
Berdasarkan pasal 1 angka 6 UUPM, emiten adalah pihak yang
melakukan penawaran umum. Bila suatu perusahaan melakukan
penawaran umum melalui pasar modal berarti dana yang diperolehnya
29
berasal dari publik, baik individu aupun institusi. Pemanfaatan dana
publik juga didorong oleh tiga hal, yaitu: 30
a) Perluasan usaha
Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan harus
memperluas usaha dan perluasan usaha membutuhkan manajemen
yang profesional dan tambahan modal.
b) Perbaikan struktur modal
Restrukturisasi modal yaitu merubah komposisi modal dimana
modal saham menjadi lebih besar dan modal pinjaman menjadi
lebih kecil. Hal ini dilakukan bila perusahaan mengalami kerugian
karena dibebani oleh pembayaran bunga dan utang.
c) Divestasi (Pengalihan pemegang saham)
Divestasi adalah tindakan mengalihkan saham dari pemegang
saham lama kepada pemegang saham baru.
2) Investor
Investor adalah pihak yang memiliki kelebihan dana setelah
sebagian dananya dipakai untuk konsumsi kemudian menggunakannya
untuk investasi. Sebenarnya banyak orang atau badan hukum yang
memiliki kelebihan dana tetapi hanya sedikit yang mampu melakukan
investasi yang lebih menguntungkan. Hal ini disebabkan karena perbedaan
tingat pendidikan, akses terhadap informasi dan berbagai kebijakan
30
Ibid, h.68.
30
pemerintah yang mengatur masalah-masalah investasi. Undang-Undang
Penanaman Modal Asing membedakan antara investor asing dan
domestik.
Investor mempunyai dua kesempatan untuk melakukan investasi di
pasar modal dengan tujuan berbeda, yaitu: 31
a) Kesempatan pertama pada pasar perdana (primary market), yaitu
kesempatan antara saat ijin go public diberikan kepada perusahaan
sampai waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara emiten
dengan penjamin emisinya.
b) Kesempatan kedua pada pasar sekunder (secondary market), yaitu
kesempatan setelah saham perusahaan terdaftar/listed di bursa.
Berdasarkan tujuan investasi, para investor di pasar modal dapat
digolongkan menjadi 4 (empat) kelompok, antara lain: 32
a) Kelompok investor yang bertujuan memperoleh dividen
Investor jenis ini mengincar perusahaan yang sudah stabil yang
menjamin keuntungan yang relatif stabil.
b) Kelompok investor yang bertujuan berdagang
Harga saham seringkali mengalami perubahan tergantung kekuatan
penawaran dan permintaan. Perubahan harga tersebut membuat
beberapa investor mengambil posisi sebagai pedagang yang
31
Ibid, h.73.
32
M.Irsan Nasarudin, op.cit, h.170.
31
memperdagangkan
saham-saham
di
bursa.
Tujuan
utama
pembelian saham adalah untuk mendapatkan keuntungan dari
selisih positif harga beli dengan harga jual (capital gain).
c) Kelompok yang berkepentingan dalam pemilikan perusahaan
Investor
dalam
kelompok
ini
cenderung
memilih
saham
perusahaan yang sudah memiliki nama dan reputasi baik, posisinya
dalam perusahaan adalah sebagai pemilik perusahaan (owners).
d) Kelompok spekulator
Yaitu kelompok individu yang melakukan aksi jual beli saham
berdasarkan faktor-faktor spekulasi.
b. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Lembaga penunjang pasar modal terdiri atas biro administrasi efek,
kustodian, wali amanat. Ketiga lembaga penunjang pasar modal ini akan
dibahas satu persatu di bawah ini.
1) Biro Administrasi Efek
Pasal 1 angka 3 UUPM menyebutkan Biro Administrasi Efek
adalah Pihak yang berdasarkan kontrak dengan Emiten melaksanakan
pencatatan pemilikan Efek dengan pembagian hak yang berkaitan dengan
Efek.
Biro
Administrasi
Efek
menyediakan
jasa-jasa
berupa
melaksanakan pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran deviden,
pembagian hak opsi dan emisi sertifikat atau laporan tahunan untuk
32
emiten. Dengan demikian Biro Administrasi Efek banyak membantu
kepentingan Emiten. Peran Biro Administrasi Efek diantaranya:33
a) Membantu kelancaran pengadministrasian efek yang diterbitkan
oleh emiten sehingga bisa mengurangi pekerjaan emiten.
b) Dengan adanya Biro Administrasi Efek yang khusus menangani
administrasi efek, menjadikan pengelolaan efek lebih profesional.
Yang dapat menyelenggarakan Biro Administrasi Efek adalah
perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam dengan modal
yang harus disetor sekurang-kurangnya Rp 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah).
2) Kustodian
Menurut Pasal 1 angka 8 UUPM Kustodian adalah pihak yang
memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek
serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak lain,
menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang
menjadi nasabahnya.
Menurut Pasal 43 UUPM pihak yang dapat menyelenggarakan
kegiatan usaha sebagai kustodian adalah lembaga penyimpanan dan
penyelesaian (LPP), perusahaan efek, atau bank umum yang mendapatkan
persetujuan dari Bapepam.
33
Sawidji Widoatmodjo, 2009, Pasar Modal Indonesia : Pengantar dan Studi Kasus, Ghalia
Indonesia, Jakarta, h.43.
33
Pasal 47 UUPM menyatakan bahwa Kustodian dilarang untuk
memberikan keterangan mengenai rekening efek nasabah kepada pihak
manapun kecuali kepada pihak yang ditunjuk secara tertulis oleh
pemegang rekening atau ahli waris; polisi, jaksa atau hakim untuk
kepentingan perkara peradilan pidana; pejabat pajak; Bapepam, bursa
efek, Lembaga Kliring dan Penjamin, Emiten, Biro Administrasi Efek;
dan pihak yang memberikan jasa kepada kustodian, seperti konsultan,
konsultan hukum, dan akuntan.
3) Wali Amanat
Menurut Pasal 1 angka 30 Wali Amanat adalah Pihak yang
mewakili kepentingan Pemegang Efek yang bersifat utang.
Wali amanat diberi kuasa berdasarkan UU untuk mewakili
pemegang efek bersifat utang atau sukuk dalam melakukan tindakn
hukum yang berakitan dengan kepentingan pemegang efek bersifat utang
atau sukuk. Dalam hal ini termasuk juga melakukan penuntutan hak-hak
pemegang efek bersifat utang atau sukuk baik di dalam maupun di luar
pengadilan, tanpa memerlukan surat kuasa khusus dari pemegang efek
bersifat utang atau sukuk. Peranan wali amanat diperlukan dalam emisi
obligasi dan sebagai pemimpin Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO).
34
c. Profesi Penunjang Pasar Modal
1) Akuntan Publik
Akuntan publik adalah profesi penunjang pasar modal yang
memegang peranan kunci dalam menjamin kewajaran penyajian informasi
keuangan yang merupakan infomasi yang terpenting yang harus dimuat
dalam setiap pernyataan pendaftaran efek.34
2) Notaris
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta
otentik seperti yang dimaksud dalam Staatsblad 1860 Nomor 3 tentang
Peraturan Jabatan Notaris. Notaris diperlukan dalam emisi saham untuk
membuat akta Perubahan Anggaran Dasar Emiten, Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek, Perjanjian antar Penjamin Emisi Efek dan Perjanjian Agen
Penjual, sedangkan dalam emisi obligasi, Notaris diperlukan untuk
membuat Perjanjian Perwaliamanatan dan Perjanjian Penanggungan.
Notaris bertanggung jawab terhadap semua perjanjian yang dibuatnya dan
terhadap profesinya kepada organisasi profesinya. Notaris harus
independen dan memahami peraturan pasar modal agar dapat menjalankan
peranannya dengan baik.35
34
Marzuki Usman, 1997, Pengetahuan Dasar Pasar Modal, Institut Bankir Indonesia, Jakarta,
35
Ibid, h.60.
h.56.
35
3) Konsultan Hukum
Konsultan Hukum adalah ahli hukum yang ditunjuk oleh emiten
untuk memberikan dan menandatangani pendapat hukum mengenai emisi.
Konsultan Hukum diperlukan dalam setiap emisi efek untuk memberikan
pendapat dari segi hukum (legal opinion) mengenai:
a) Anggaran Dasar emiten serta perubahannya;
b) Izin usaha emiten;
c) Bukti pemilikan/penguasaan harta kekayaan emiten;
d) Perikatan oleh emiten dengan pihak lain;
e) Perkara perdata dan pidana yang menyangkut emiten dan pribadi
pengguna.
Tanggung jawab Konsultan Hukum hanya sebatas pada nilai
kebenaran atas dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan dari segi
hukum termasuk yang berhubungan dengan peran Akuntan Publik.
Konsultan Hukum hanya menilai dari segi hukum atas laporan keuangan
yang dibuat oleh Akuntan Publik. Untuk menjadi Konsultan Hukum
diperlukan syarat-syarat tertentu seperti mengikuti pendidikan khusus
tentang Pasar Modal yang diadakan oleh BPLK (Departemen Keuangan),
sanggup memeriksa sesuai dengan Standar Pemeriksaan Hukum dan
Standar Pendapat Hukum, Kode Etik Profesi serta bersikap independen. 36
36
Ibid, h.61.
36
4) Perusahaan Penilai
Perusahaan Penilai adalah salah satu lembaga profesi yang
berperan dalam menentukan nilai wajar dari harta perusahaan. Perusahaan
Penilai diperlukan untuk mengetahui nilai harta tetap suatu peusahan yang
merupakan salah satu tolak ukur untuk menilai keadaan peusahaan yang
go public. Nilai tersebut merupakan informasi bagi investor dalam
mengambil keputusan investasi. Dalam melakukan penilaian harta
kekayaan suatu perusahaan dalam rangka go public, Perusahaan Penilai
harus memperhatikan beberapa faktor, diantaranya adalah kondisi fisik,
penyusutan, tingkat teknologi yang digunakan dan letak dari harta yang
dinilai. Agar investor dapat membacanya dengan mudah maka isi laporan
harus jelas, singkat, padat, sistematis, dan dalam bentuk yang standar.
Apabila penilaian dimaksudkan untuk go public maka Perusahaan Penilai
harus menyadari bahwa laporan penilaiannya bersifat terbuka dan
merupakan salah satu informasi yang sangat diperlukan oleh investor
untuk mengambil keputusan investasi. Perusahaan Penilai juga harus
menyadari konsekuensi dari laporan yang menyesatkan dan tidak
ditunjang oleh data yang akurat. Investor dapat menuntut Perusahaan
Penilai untuk bertanggung jawab atas kerugian yang dideritanya akibat
laporan menyesatkan yang dibuat oleh Perusahaan Penilai. 37
37
Ibid, h.63.
37
5) Perusahaan Efek
Berdasarkan Pasal 1 angka 21 UUPM, Perusahaan Efek adalah
pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek,
Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi. Dalam UUPM
dikenal tiga macam Perusahaan Efek, yaitu:
a) Penjamin Emisi Efek
Penjamin Emisi adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten
untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan
atau tanpa kewajiban unutk membeli sisa efek yang tidak terjual.
b) Perantara Pedagang Efek
Berdasarkan Pasal 1 angka 18 UUPM Perantara Pedagang Efek adalah
pihak yang melakukan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri
atau pihak lain.
c) Manajer Investasi
Berdasarkan Pasal 1 angka 11 UUPM Menejer Investasi adalah pihak
yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah
atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk kelompok nasabah,
kecuali perusahaan asuransi, dana pension dan bank yang melakukan
sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
38
2.1.4 Sumber Hukum Pasar Modal
Dengan mengetahui sumber-sumber hukum yang menjadi titik tolak
dalam penetapan suatu keputusan yang berlaku di pasar modal, diharapkan
pembuat
keputusan
tidak
berlaku
sewenang-wenang
dalam
rangka
menegakkan hukum. Aturan-aturan yang berlaku menjadi pegangan bagi
seluruh pelaku pasar modal untuk menentukan penindakan terhadap
pelanggaran yang dilakukan mengacu kepada hukum yang berlaku di bidang
pasar modal. Sumber hukum yang menjadi landasan dan ruang lingkup
kehidupan industri pasar modal adalah: 38
a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara
Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.
d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/1995 tentang
Pencabutan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548/KMK.013/1990
tentang Pasar Modal sebagaimana telah diubah terakhir dengan keputusan
Menteri Keuangan Nomor 284/KMK.010/1995.
e. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/1995 tentang
Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan Reksadana oleh Pemodal Asing.
f. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 647/KMK.010/1995 tentang
Pemilikan Saham Efek oleh Pemodal Asing (maksimal 85% dari modal
disetor).
g. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 455/KMK.01/1997 tanggal 4
September 1997 tentang Pembelian Saham oleh Pemodal Asing Melalui
Pasar Modal.
h. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 179/KMK.010/2003 tanggal 17 Juli
2003 tentang Permodalan Perusahaan Efek.
i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/PMK.010/2010 tanggal 31
Agustus 2010 tentang Kepemilikan Saham dan Permodalam Perusahaan
Efek.
38
M.Irsan Nasarudin, op.cit, h.43.
39
j.
Seperangkat peraturan pelaksana yang dikeluarkan oleh Ketua Bapepam
sejak tanggal 17 Januari 1996.
Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) merupakan lex specialis dari
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT)
yang menjadi lex generalis. UUPT Pasal 154 menyebutkan bahwa, “Peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal yang mengecualikan ketentuan
undang-undang ini tidak boleh bertentangan dengan asas hukum Perseroan
dalam undang-undang ini”.
2.1.5 Perlindungan Hukum Bagi Investor
UUPM yang merupakan landasan hukum bagi keberadaan pasar modal
di Indonesia telah memberikan jaminan kepastian hukum para pihak yang
melakukan kegiatan di pasar modal serta perlindungan bagi investor.
Konsekuensi perlindungan hukum bagi investor adalah diterapkannya prinsip
keterbukaan (full disclosure), karena setiap keputusan investasi mengandung
resiko maka emiten dan profesi penunjang di pasar modal harus bertanggung
jawab terhadap keakuratan data dan kelengkapan informasi. Masalah yang
berkaitan dengan kepentingan investor harus diperhatikan oleh pemerintah,
termasuk mengenai perbaikan manajemen perusahaan yang telah go public.
Selain perlindungan yang diberikan oleh peraturan perundangundangan, investor harus mampu bersikap mandiri, artinya investor harus
40
menaggung sendiri untung dan rugi akibat investasi yang telah dilakukan.
Perlindungan ini disebut perlindungan minimum. 39
2.2
Tinjauan Umum Tentang Jenis-Jenis Pasar Modal
Berdasarkan fungsinya, jenis-jenis pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu
pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market):
2.2.1 Pasar Perdana
Pasar perdana adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh
perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa
efek. Pada pasar perdana efek dijual dengan harga emisi, sehingga perusahaan
yang menerbitkan emisi hanya memperoleh dana dari penjualan tersebut.
2.2.2 Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham
antara investor setelah melewati masa penawaran di pasar perdana, dalam
waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek
tersebut harus dicatatkan di bursa. Pada pasar sekunder ini harga efek
ditentukan berdasarakan kurs efek tersebut. Bagi efek yang dapat memenuhi
syarat listing dapat menjual efeknya di dalam bursa efek, sedangkan bagi efek
yang tidak memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di luar bursa efek.
Tempat terjadinya pasar sekunder ada dua, yaitu pada bursa regular
dan bursa paralel. Bursa regular yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan
39
Djoko Koesnadi, 1993, Perlindungan Minimum Bagi Pemodal, Pusat Pengkajian Hukum,
Jakarta, h.47.
41
bursa paralel adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar
burse efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dan
diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-Efek (PPUE),
diawasi dan dibina oleh Bapepam.
2.3
Tinjauan Umum Tentang Prinsip Keterbukaan Dalam Pasar Modal
2.3.1 Pengertian Prinsip Keterbukaan (Full Disclosure)
Berdasarkan Pasal 1 angka 25 UUPM Prinsip Keterbukaan adalah
pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik, dan Pihak
lain yang tunduk pada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada
masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi Material mengenai
usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal
terhadap Efek dimaksud dan atau harga dari Efek tersebut.
Secara universal, prinsip full disclosure ini dianut di pasar modal
seluruh dunia. Prinsip full disclosure bermakna sebagai kewajiban emiten,
perusahaan publik, atau siapa saja yang terkait untuk mengungkapkan
informasi sejelas, seakurat, selengkap mungkin mengenai fakta material yang
berkaitan dengan tindakan perusahaan atau efeknya yang berpotensi kuat
memengaruhi keputusan pemegang saham atau calon investor terhadap
saham, karena informasi itu berpengaruh pada efek atau harga efeknya. 40
Informasi yang disampaikan kepada investor merupakan informasi
yang benar dan memadai bagi investor, yaitu informasi yang telah dianalisis
40
M. Irsan Nasarudin, op.cit, h.230.
42
dan diinterpretasikan, sehingga dapat dijadikan dasar pengambil keputusan
investasi. Kealpaan, kesalahan, atau ketidakcukupan (insufficient) full
disclosure dalam penyampaian informasi dapat dikenakan sanksi pidana,
perdata, atau administratif yang berupa denda dan peringatan tertulis kepada
direksi, komisaris, pemegang saham utama perusahaan, akuntan, atau
konsultan hukum yang telibat dalam penawaran umum. 41
2.3.2 Tujuan Prinsip Keterbukaan
Menurut Bismar Nasution, setidaknya ada tiga tujuan dari Prinsip
Keterbukaan dalam pasar modal antara lain: 42
1. Untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar
Dalam hal ini kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya
ketidakpercayaan publik terhadap pasar modal yang pada gilirannya
mengakibatkan pelarian modal (capital flight) secara besar-besaran
dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal.
2. Menciptakan mekanisme pasar yang efisien
Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan wajib. Sistem
keterbukaan wajib berusaha menyediakan informasi teknis bagi
anggota saham dan profesional pasar.
h. 9.
41
Ibid, h.231.
42
Bismar Nasution, 2001, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Universitas Indonesia, Jakarta,
43
3. Memberi perlindungan bagi investor
Dengan adanya keterbukaan, maka secara tidak langsung akan
memberikan perlindungan kepada investor yang apabila dalam
membuat perjanjian pembelian saham oleh investor kemudian terdapat
penipuan dalam bentuk perbuatan yang menyesatkan.
2.3.3 Dasar Pengaturan Prinsip Keterbukaan Dalam Pasar Modal
Dasar pengaturan dari prinsip keterbukaan yang merupakan kewajiban
bagi para pelaku pasar modal khususnya emiten untuk
melaksanakan
kegiatan pada pasar modal antara lain:
1. Pasal 85 UUPM
Busa Efek, Lmbaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi,
Biro Administrasi Efek, Bank Kustodian, Wali Amanat dan pihak
lainnya yang telah memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran dari
Bapepam wajib menyampaikan laporan kepada Bapepam.
2. Pasal 86 UUPM
(1) Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telaj menjadi efektif atau
Perusahaan Publik wajib:
a. Menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan
mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat; dan
b. Menyampaikan laporan kepada Bapepam dan mengumumkan
kepada masyarakat tentang peristiwa materiil yang dapat
mempengaruhi harga efek selambat-lambatnya pada akhir hari
kerja kedua setelah terjadinya peristiwa tersebut.
(2) Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan pendaftarannya
telah menjadi efektif dapat dikecualikan dari kewajiban untuk
menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam.
44
3. Pasal 87 UUPM
(1) Direktur atau Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik wajib
melaporkan kepada Bapepam atas kepemilikan dan setiap
perubahan kepemilikannya atas saham perusahaan tersebut.
(2) Setiap pihak yang memiliki sekurang-kurangnya 5% (lima
perseratus) saham Emiten atau Perusahaan Publik wajib
melaporkan kepada Bapepam atas kepemilikan dan setiap
perubahan kepemilikannya atas saham tersebut.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) wajib
disampaikan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sejak
terjadinya kepemilikan atau perubahan kepemilikan atas saham
Emiten atau Perusahaan Publik tersebut.
2.3.4 Jenis-Jenis Pelanggaran Terhadap Prinsip Keterbukaan Dalam Pasar
Modal
Pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan merupakan tindak pidana
yang terjadi di pasar modal. Pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan juga
merupakan kejahatan pasar modal yang termasuk dalam kejahatan ekonomi
yang sering disebut sebagai white collar crime. Pelaku kejahatan pasar modal
umumnya adalah orang-orang kaya yang memiliki latar belakang pendidikan
tinggi.
Pasal 80 dan pasal 90 sampai dengan pasal 97 UUPM menyebutkan
beberapa tindakan yang dikategorikan sebagai kejahatan dan pelanggaran
pasar modal, antara lain:
a. Informasi yang menyesatkan (misleading information);
b. Penipuan;
c. Manipulasi Pasar;
d. Perdagangan Orang Dalam (insider trading).
Download