BAB II - Widyatama Repository

advertisement
7
BAB II
BAHAN RUJUKAN
2.1. Laporan keuangan
2.1.1
Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan
Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang telah
terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, hutang, modal, biaya, serta pendapatan.
Kemudian transaksi-transaksi tersebut diklasifikasikan, diiktisarkan dan selanjutnya
dilaporkan dalam bentuk laporan yang disebut Laporan Keuangan merupakan hasil
akhir dari proses akuntansi.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan beberapa
pengertian yang berhubungan dengan Laporan Keuangan yang didapat dari berbagai
sumber:
a) Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2002:2) dalam bukunya “Standar
Akuntansi Indonesia” menyatakan:
“ Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan Keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca, Laporan laba-rugi,
Laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan Laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integritas dari Laporan Keuangan. Di
samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan informasi tersebut. ”(IAI, 2002:2).
b) Menurut Soemarso S.R Analisa Laporan Keuangan Adalah :
“Analisa Laporan Keuangan adalah menghubungkan angka-angka yang
terdapat dalam laporan keuangan dengan angka lain atau menjelaskan arah
perubahan (trend) nya”
c) Pengertian Laporan Keuangan dalam buku Riahi-Belkaoui, Ahmed
8
“Laporan Keuangan adalah bagaimana cara menyajikan secara wajar dan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan
hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Laporan Keuangan
adalah alat penyedia informasi keuangan suatu perusahaan, sebagai hasil ringkasan
kegiatan dari suatu proses pencatatan transaksi keuangan yang terjadi selama periode
akuntansi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pengambilan keputusan.
Laporan Keuangan dibuat oleh manajemen yang bertujuan untuk :
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik
perusahaan. Di samping itu, laporan keuangan juga memberikan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan
Keuangan ini sangat bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi dan pengungkapan informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang
dianut perusahaan. Adapun pemakai keuangan meliputi sebagai berikut:
Investor
Investor membutuhkan Laporan Keuangan karena mereka membutuhkan
informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau
menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada transaksi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
membayar deviden.
9
Karyawan
Karyawan
tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profabilitas
perusahaan yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan
kerja.
Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik agar mereka dapat memutuskan apakah pinjaman
serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
Pemasok dan kreditur usaha lainya
Pemasok dan kreditur tertarik agar mereka dapat memutuskan apakah jumlah
terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan
pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi
pinjaman kecuali jika sebagai pelanggan utama, mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
Pelanggan
Para pelanggan sangat penting untuk mengetahui Laporan Keuangan sebagai
informasi bagi mereka mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama
jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang.
Pemerintah
10
Pemerintah membutuhkan Laporan Keuangan untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun
statisktik lainya.
Masyarakat
Perusahaan dapat mempengaruhi anggota masyarakat melalui Laporan
Keuangan dalam berbagai cara misalnya, perusahaan dapat memberikan
kontribusi berarti pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestic.
Tujuan dari Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Selain itu Laporan Keuangan juga bertujuan untuk:
1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
kewajiban modal suatu perusahaan.
2) Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai Laporan
Keuangan.
3) Untuk memberikan informasi penting lainya mengenai perubahan dalam sumbersumber ekonomi seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan
penanaman.
4) Menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen / pertanggung jawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
11
2.1.2.Sifat-sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
1.
Sifat-sifat Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2000;6) dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan mengatakan
bahwa:
“ Laporan Keuangan adalah bersifat histories serta menyeluruh dan sebagai suatu
progress report ”. Laporan Keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari
suatu kombinasi antara:
a) Fakta yang telah dicatat (Recorded Fact).
Sifat ini menunjukan pencatatan dari pos berdasarkan catatan histories dari peristiwaperistiwa yang telah terjadi pada masa lampau dan jumlah-jumlah uang yang tercatat
dalam pos-pos itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa
tersebut (at original coat).
b) Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi (Acoounting Convention and
Postulate).
Sifat ini menunjukan data yang dicatat itu berdasarkan kepada prosedur dan
anggapan-anggapan tertentu yang meruoakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim
(General accepted Accounting principle), hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
memudahkan atau keseragaman.
c) Pendapat pribadi (Personal judgement).
12
Sifat ini dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan telah diatur oleh konvensikonvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah diterapkan menjadi standar praktek
pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil-dalil dasar tersebut
tergantung dari akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan.
Suatu hal yang penting yaitu bahwa baik prosedur, anggapan-anggapan, kebiasaankebiasaan maupun pendapat pribadi yang digunakan haruslah dipertahankan secara
terus-menerus atau konsisten dari tahun ke tahun namun dalam hal ini tidak berarti,
bahwa prosedur, kebiasaan maupun pendapat pribadi yang digunakan tidak dapat
diubah ke arah yang lebih baik.
1.
Keterbatasan Laporan Keuangan
Berdasarkan sifat-sifat diatas, kita dapat mengetahui bahwa Laporan
Keuangan merupakan informasi yang penting, meskipun demikian di lain pihak
Laporan Keuangan juga memiliki kelemahan-kelemahan yang timbul dari sifatnya
sesuai dengan yang diungkapkan S.Munawir (2000;9-10) yang menyatakan bahwa
beberapa keterbatasan Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:
Laporan Keuangan yang dibuat secara periodic pada dasarnya merupakan
Intern Report (Laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara)
dan bukan merupakan laporan final.
13
1) Laporan Keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatanya bersifat
pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunanya dalam standar nilai yang
mungkin berbeda atau berubah-ubah.
2) Laporan Keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau
nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli
(purchasing power) uang tersebut semakin menurun dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya.
3) Laporan Keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai factor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan karena factor-faktor tersebut tidak
dapat dinyatakan dalam satuan uang.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan disebutkan bahwa keterbatasan Laporan
Keuangan mencakup kendala informasi yang relevan dan handal diantaranya:
Tepat Waktu
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi
yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
Keseimbangan antara biaya dan manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala yang pervasive
daripada karakteristik kualitatif. Evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses
pertimbangan yang subtansial.
Keseimbangan dan Karakteristik Kualitatif
14
Dalam praktek, keseimbangan / trade-off dimana berbagai karakteristik kualitatif
sering diperlukan. Pada umumnya tujuannya adalah untuk mencapai suatu
keseimbangan yang tepat diantara berbagai karakteristik untuk memenuhi tujuan
Laporan Keuangan. Kepentingan relative yang berbeda merupakan masalah
pertimbangan professional.
Jenis-jenis Laporan Keuangan
1.
Neraca
Neraca adalah Laporan yang disajikan secara sistematis mengenai aktiva
(assets) yang dimiliki perusahaan, hutang (Liabilieties) dan modal(owner’s Equity)
perusahaan pada saat tertentu.
Dengan demikian neraca mengandung 3 unsur utama, yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
a.
Aktiva / Harta (Assets)
Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan, bentuknya dapat
berupa harta kekayaan / hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan
yang bersangkutan. Aktiva tidak terbatas pada kekayaan peusahaan yang berwujud
saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan
(Deffered Charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang
akan datang, serta aktiva tidak berwujud lainnya (Intangible assets) misalnya
goodwill, hak paten dan lain-lain.
15
Pada dasarnya harta kekayaan / aktiva dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian utama,
yaitu:
1) Aktiva lancar
Aktiva lancar adalah aktiva yang dicairkan / ditukarkan dalam bentuk uang tunai,
dijual atau dipakai dalam periode yang sangat pendek. Aktiva lancar dalam
penyajiannya dimulai dari aktiva yang paling liquid sampai dengan aktiva yang
paling tidak liquid. Aktiva lancar meliputi:
Kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan termasuk cek, simpanan di Bank dalam bentuk giro dan deposito yang
sewaktu-waktu dapat dicairkan.
Investasi jangka pendek, misalnya surat-surat berharga (Marketable
Securities).
Piutang dagang, yaitu tagihan kepada pihak lain, yaitu kepada pihak kreditur /
kepada langganan sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan yang dilakukan
tidak secara tunai melainkan secara kredit.
Piutang wesel, yaitu tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan
dalam suatu wesel / perjanjian yang diatur dalam undang-undang.
Persediaan,
untuk
perusahaan
dagang
adalah
semua
barang
yang
diperdagangkan namun belum laku sampai tanggal neraca.
Penghasilan yang masih harus diterima, yaitu penghasilan yang sudah menjadi
hak perusahaan, tetapi belum diterima pembayarannya sehingga merupakan tagihan.
16
Persekot atau biaya yang dibayar dimuka, yaitu pengeluaran untuk
memperoleh jasa / prestasi dari pihak lain, tetapi pengeluaran itu belum menjadi
biaya atau jasa (prestasi) pihak lain itu belum dinikmati oleh perusahaan pada periode
berikutnya.
1.
Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai kegunaan relative permanent atau
jangka panjang. Aktiva tidak lancar meliputi:
Investasi jangka panjang, bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti
mempunyai kekayaan / modal yang ckup atau sering melebihi dari yang dibutuhkan,
maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam investasi
Jangka panjang di luar usaha pokoknya. Diantaranya adalah saham dari
perusahaan lain, obligasi dan lain-lain.
Aktiva tetap, yaitu kekayaan yang dimiliki perusahaan yang bersifat kongrit
(nampak), juga digunakan dalam operasi yang bersifat permanen seperti tanah,
bangunan, mesin, inventaris, kendaraan dan perlengkapan lainnya.
Aktiva tetap tidak berwujud (Intangible Fixed Assets), yaitu kekayaan
perusahaan yang secara fisik tidak nampak, tetapi merupakan suatu hak yang
mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan. Diantaranya adalah hak cipta, merk
dagang, lisensi, goodwill, dan lain-lain.
17
Beban yang ditanggungkan (Deffered Charges), yaitu pengeluaran / biaya
yang mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari 1 tahun), atau suatu pengeluaran
yang akan dibebankan juga pada periode-periode berikutnya. Diantaranya adalah
biaya pemasaran, biaya penelitian dan lain-lain.
Aktiva lain-lain, yaitu kekayaan / aktiva perusahaan yang tidak dapat / belum
dapat dimasukan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya. Diantaranya adalah
gedung dalam proses, piutang jangka panjang dan lain-lain.
a.
Pasiva / Hutang (Liabilities)
Pasiva adalah kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum
terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana / modal perusahaan yang
berasal dari kreditur. Hutang dibagi menjadi:
1.
Hutang Lancar
Hutang Lancar adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasanya atau
pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal
neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang
lancar meliputi:
Hutang lancar, yaitu hutang yang timbul karena adanya pembelian barang
dagangan secara kredit
Hutang pajak, baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun pajak
pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas Negara.
18
Biaya yang masih harus dibayar, yaitu biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi
belum dilakukan pembayarannya.
Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, yaitu sebagian / seluruh
hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena harus
segera dilakukan pembayaranya
Penghasilan yang diterima dimuka ( Deffered Revenue), yaitu penerimaan
uang untuk penjualan barang / jasa yang belum direalisir.
2.
Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka
panjang adalah
kewajiban
keuangan
yang jangka
waktu
pembayarannya (jatuh tempo) masih jangka panjang, meliputi:
-Hutang Obligasi
-Hutang Hipotik
-Pinjaman jangka panjang yang lain.
b.
Modal (Equity)
Modal merupakan hak / bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang ditunjukan dalam
pos modal (Modal Saham), surplus, laba yang ditahan, atau kelebihan nilai aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.
Bentuk / susunan neraca tidak ada keseragaman diantara perusahaan- perusahaan
tergantung pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai, tapi bentuk neraca yang umum
digunakan adalah:
19
1.
Bentuk Skontro (Account Form), yaitu neraca dimana semua aktiva tercantum
sebelah kiri / debit dan hutang serta modal tercantum sebelah kanan / kredit.
2.
Bentuk Vertikal (Report Form), yaitu bentuk neraca dimana semua aktiva
nampak di bagian atas yang selanjutnya diikuti dengan hutang-hutang serta modal.
3.
Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi keuangan
perusahaan yang bertujuan agar kedudukan / posisi keuangan yang dikehendaki
nampak dengan jelas.
2. Laporan Laba-Rugi
Laporan Laba-rugi adalah suatu Laporan yang memberikan gambaran ringkas
dan disusun secara sistematis mengenai penghasilan-penghasilan (Revenues) yang
diperoleh perusahaan dan biaya-biaya (Expenses) yang menjadi beban tanggungan
perusahaan dalam menjalankan usahanya, sehingga diketahui laba yang diperoleh /
rugi yang diderita selama satu periode tertentu. Bentuk dari Laporan Laba-Rugi yang
biasa digunakan sebagai berikut:
1) Bentuk Langsung (Single Step)
Dalam bentuk langsung ini, hanya terdapat 2 kelompok yaitu dengan
menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam
satu kelompok kemudian mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan untuk
memperoleh laba / rugi bersih.
2) Bentuk Bertahap (Multiple Step)
20
Dalam Laporan bentuk bertahap ini, terdapat klasifikasi penghasilan dan biaya
sehingga menjadi terperinci dan lebih teliti serta mengakui pemisahan transaksi
operasi dengan transaksi bukan operasi dan mencocokan biaya / beban dengan
penghasilan yang berkaitan dengannya sesuai dengan standar yang digunakan secara
umum.
1.
Laporan Perubahan Ekuitas
Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen
utama laporan keuangan menunjukan:
a) Laba rugi bersih periode yang bersangkutan
b) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atas kerugian beserta jumlahnya
yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas.
c) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap
kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam pernyataan SAK terkait.
d) Transaksi modal dengan pemilik dan distributor kepada pemilik
e) Saldo akumulasi laba rugi pada awal dan akhir periode serta perubahanya
f) Rekonsiliasi antara nilai tercatat masing-masing modal saham dan cadangan pada
awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
21
2.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas secara langsung atau tidak langsung mencermin penerimaan
kas entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama dan pembayaran
kasnya yang diklasifikasikan menurut penggunaan utama selama suatu periode.
Laporan ini memberikan Informasi yang berguna mengenai aktivitas entitas dalam
menghasilkan kas melalui operasi untuk melunasi hutang, membagikan deviden, atau
menginvestasikannya kembali guna mempertahankan atau memperluas kapasitas
operasi; mengenai aktivitas keuanganya, baik hutang maupun ekuitas; dan mengenai
investasi atau pengeluaran kasnya. Informasi mengenai penerimaan dan pembayaran
kas entitas masa kini sangat membantu untuk menetapkan faktor-faktor seperti
likuiditas kesatuan, fleksibilitas keuangan, dan resiko.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan
informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan
keuangan mengungkapkan:
a) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dari kebijakan akuntansi
yang dipilih dan ditetapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
b) Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tidak disajikan di neraca, laporan laba
rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas
22
c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam keuangan tetapi diperlukan dalam
rangka penyajian secara wajar.
Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
2.2.1. Pengertian dan Fungsi Modal Kerja
Bagi suatu perusahaan Modal Kerja sangatlah penting terutama dalam
menjalankan operasi perusahaan sehari-hari misalnya memberikan persekot
pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan sebagainya. Ada
beberapa konsep pengertian Modal Kerja menurut Bambang Riyanto yaitu sebagai
berikut:
a) Konsep Kuantitatif
Konsep ini berdasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur
aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali
dalam bentuk semula / aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat
bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian, Modal Kerja menurut
konsep ini adalah keseluruhan dari aktiva lancar. Modal Kerja dalam pengertian ini
sering disebut Modal Kerja Bruto (Gross Working Capital).
b) Konsep Kualitatif
Dalam konsep ini. Pengertian Modal Kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap
hutang lancar, yaitu jumlah aktiva lancar terhadap hutang lancar / hutang yang harus
segera dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari ativa lancar ini harus
23
disediakan untuk memenuhi kewajiban financial yang harus segera dilakukan.
Menurut konsep ini sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan
untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menggangu likuiditasnya, yaitu kelebihan
aktiva lancar atas hutang lancarnya. Modal Kerja menurut pengertian sering disebut
Modal Kerja Netto (Net Working Capital).
c) Konsep Fungsional
Konsep ini berdasarkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan. Pada
dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk
menghasilkan laba dimasa yang akan datang, misalnya: bangunan, mesinmesin,kendaraan, tanah dan aktiva tetap lainnya.
Dengan kata lain, bahwa Modal Kerja suatu perusahaan adalah beberapa bagian dari
harta lancar yang menghasilkan pendapatan yang sesuai dengan maksud utama
didirikannya perusahaan. Modal Kerja ini disebut dengan Non Working Capital.
Dari beberapa pengertian Modal Kerja di atas dapat disimpulkan bahwa pada
prinsipnya Modal Kerja adalah modal yang harus disediakan dalam jumlah yang
cukup untuk menjaga dan menjamin kelancaran operasi perusahaan. Modal Kerja
yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan yakni memungkinkan bagi
perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis / efisien dan perusahaan tidak
mengalami kesulitan serta akan memberikan beberapa keuntungan lain, antara lain:
1) Melindungi perusahaan terhadap krisis Modal Kerja karena turunya nilai dari
aktiva lancar.
24
2) Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada
waktunya
3) Menjamin dimilikinya Kredit Standing perusahaan semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya /
kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
2.2.2 Jenis-jenis Modal Kerja
Menurut W.B. Taylor menggolongkan modal kerja menjadi:
1. Modal Kerja Permanen
Modal Kerja Permanen adalah modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan
untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara
terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal Kerja Permanen dapat
dibedakan dalam:
a)
Modal Kerja Primer; yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk dapat menjamin komunitas usahanya.
b)
Modal
Kerja
Normal;
yaitu
modal
kerja
yang
diperlukan
untuk
menyelenggarakan luas produksi yang normal.
2. Modal Kerja Variabel
Modal Kerja Variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai
dengan perubahan keadaan. Modal Kerja ini dibedakan menjadi:
25
a)
Modal Kerja Musiman; yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan karena fluktuasi musim.
b)
Modal Kerja Siklis; yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan karena fluktuasi konyungtur
c)
Modal Kerja Darurat; yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena
keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya misalnya ada pemogokan buruh,
banjir, perubahan keadaaan ekonomi yang mendadak.
2.2.3. Pengertian Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Untuk dapat mengetahui apakah penggunaan modal kerja suatu perusahaan sudah
efektif dan efisien, maka terlebih dahulu harus diketahui dari mana sumber modal
kerja (Dana) tersebut diperoleh dan bagaimana cara Modal Kerja tersebut digunakan
dalam operasi perusahaan.
Sumber- sumber dan penggunaan modal kerja suatu perusahaan erat kaitanya
dengan pembelanjaan perusahaan. Pembelanjaan perusahaan meliputi semua aktivitas
perusahaan guna mendapatkan dana tersebut seefektif mungkin. Dana dapat diartikan
sebagai berikut:
1)
Dana dapat diartikan sama dengan “Modal Kerja” baik dalam artian Modal
Kerja Bruto maupun Modal Kerja Netto, sehingga dengan demikian laporan sumber
dan penggunaan dana menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan
26
modal kerja dan perubahan unsur-unsur modal kerja selama periode yang
bersangkutan.
2)
Dana dapat diartikan sama dengan “kas”, dengan demikian laporan sumber
dan penggunaan dana menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan kas
selama periodenya
3)
Pengertian lain lagi dari dana adalah sebagai “Net Monetary Assets”, yaitu
kas dan aktiva-aktiva lain yang mempunyai sifat sama dengan seluruh aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan.
Untuk menghindari perbedaan penafsiran mengenai data tersebut, maka untuk
selanjutnya dalam pembahasan Laporan Tugas Akhir ini penulis menggunakan
konsep yang pertama yaitu dana sama dengan modal kerja baik dalam artian Modal
Kerja Bruto (Gross Working Capital) maupun dana sama dengan Modal Kerja Netto
(Net Working Capital).
Penyajian tentang perubahan Modal Kerja memerlukan adanya analisa tentang
kenaikan atau penurunan pos-pos dalam neraca pada saat tertentu. Hal ini
menunjukan perubahan–perubahan yang terjadi di dalam pos-pos elemen Modal
Kerja tersebut. Penggunaan Modal Kerja akan menyebabkan perubahan bentuk atau
perubahan jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva
lancar tidak selalu diikuti dengan perubahan / turunnya Modal Kerja.
Adapun sumber dan penggunaan Modal Kerja tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Sumber-sumber Modal Kerja:
27
a.
Berkurangnya aktiva tetap
b.
Bertambahnya hutang jangka panjang
c.
Bertambahnya modal
d.
Adanya keuntungan dari operasi perusahaan
2.
Penggunaan Modal Kerja:
a.
Bertambahnya aktiva tetap
b.
Berkurangnya hutang jangka panjang
c.
Berkurangnya modal
d.
Adanya kerugian dalam operasi perusahaan
Di dalam melakukan analisa / menentukan besarnya perubahan Modal Kerja,
baik secara keseluruhan maupun untuk masing-masing unsurnya serta untuk
mengetahui sumber-sumber dan penggunaan Modal Kerja selama periode yang
bersangkutan, maka diperlukan data mengenai neraca yang telah diperbandingkan
antara dua titik waktu tertentu. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan laporan
sumber dan penggunaan Modal Kerja adalah sebagai berikut:
1)
Menyusun laporan perubahan Modal Kerja; Laporan ini menggambarkan
perubahan dari masing-masing unsure Modal Kerja atau unsure Current Accounts
antara dua titik waktu tertentu tersebut ke dalam golongan yang mempunyai efek
memperkecil Modal Kerja.
28
2)
Mengelompokan perubahan-perubahan dari unsure Non Current Accounts
antara dua titik waktu tertentu tersebut ke dalam golongan yang mempunyai efek
memperkecil Modal Kerja.
3)
Mengelompokan unsur-unsur dalam laporan laba ditahan ke dalam golongan
yang perubahannya mempunyai efek memperbesar Modal Kerja dan golongan yang
perubahannya mempunyai efek memperbesar Modal Kerja dan golongan yang
perubahannya memperkecil Modal Kerja.
Berdasarkan informasi tersebut di atas dapatlah disusun laporan sumber dan
penggunaan Modal Kerja. Sebagai contoh dari penyusunan Laporan Sumber dan
Penggunaan Modal Kerja adalah:
PT “X”
Neraca
31 Desember 19X2 dan 19X1
Penjelasan
Aktiva Lancar
Kas
Rp
Piutang dagang
Persediaan
Total aktiva lancar
Pabrik dan Equipment netto
Aktiva tidak Berwujud
Patent
Total Aktiva
Hutang dan hak pemegang saham
Hutang lancar
Hutang dagang
Hutang yang masih harus dibayar
Hutang pajak
Total hutang lancar
Hutang hipotik
Hak pemegang saham
Saham preferen
19X2
1.000
9.000
10.000
20.000
38.500
19X1
Rp
2.000
4.000
12.000
18.000
30.000
2.000
50.000
2.500
41.500
7.000
4.000
1.000
12.000
7.500
4.000
2.500
1.500
8.000
4.000
4.500
7.500
29
Saham biasa
Laba ditahan
Total
11.000
15.000
50.000
10.000
12.000
41.500
PT “X”
31 Desember 19X2 dan 19X1
(Laporan Perubahan Modal Kerja)
Penjelasan
Aktiva Lancar
Kas
Rp
Piutang dagang
Persediaan
Total aktiva lancar
19X2
1.000
9.000
10.000
20.000
Rp
19X1
Naik (Turun)
2.000
4.000
12.000
18.000
(Rp 1.000)
Rp 5.000
(Rp 2.000)
Rp 2.000
Hutang Lancar
Hutang dagang
Hutang yang masih harus
dibayar
Hutang pajak
Total Hutang Lancar
7.000
4.000
(Rp.3.000)
4.000
1.000
12.000
2.500
1.500
8.000
(Rp 1.500)
(Rp 500)
(Rp5.000)
Penurunan Modal Kerja
8.000
10.000
(Rp2.000)
PT “X”
(Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja)
Sumber Modal Kerja:
Laba bersih
Rp
Depresiasi
Amortisasi patent
Penjualan equipment
Penerbitan hutang hipotik
Penggunaan Modal Kerja:
4.250
2.500
500
500
3.500 (+)
Rp 11.250
30
Pembayaran deviden tunai
Pembelian equipment
Penarikan saham preferen
Rp
Rp
250
10.000
3.000 (+)
Penurunan Modal Kerja
Rp 13.250 (-)
Rp 2.000
2.2.4 Hasil Analisa Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Berdasarkan analisa sumber dan penggunaan modal kerja dapatlah dikatakan
bahwa penggunaan modal kerja untuk tahun 19X2 sebesar Rp 13.250,00 sedangkan
sumber modal kerja tahun 19X2 sebesar Rp 11.250,00 sehingga terjadi penurunan
modal kerja. Hal ini disebabkan karena sumber modal kerja yang diperoleh lebih
kecil daripada penggunaan modal kerja.
31
Download