BAB IV - accounting

advertisement
NAMA
NIM
Program Studi
Mata Kuliah
:
:
:
:
RATNAWATY
041514253014
Magister Akuntansi Star BPKP Universitas Airlangga
Teori Akuntansi
ACCOUNTING POINT OF VIEW
A. SUDUT PANDANG AKUNTANSI
Terminologi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang:
1. Sudut pandang pemakai.
Sudut pandang pemakai : akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informsi yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.
2. Sudut pandang proses kegiatannya.
Sudut pandang proses kegiatan : akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,
pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi.
B. AKUNTANSI ADALAH AKTIVITAS PELAYANAN
Menurut Accountant Public Board (1970), Akuntansi adalah aktivitas pelayanan yang merupakan deskripsi yang
panjang diakui dan diterima oleh akuntan. Dengan demikian muncul pertanyaan: siapa yang dilayani?, jasa apa
yang disajikan?, dan untuk kepentingan apa? Terdapat beberapa sudut pandang teori yang digunakan untuk
menjawab pertanyaan tersebut.
C. TEORI KEPEMILIKAN
1. Menurut Littleton (1933), kepemilikan adalah "substansi" dari sistem pencatatan berpasangan. Dari sudut
pandang ini, prosedur pencatatan akuntansi berpusat pada kepentingan pemilik. Teori ini disebut pula teori
ekuitas.
Berdasar teori kepemilikan, maka persamaan akuntansi :
A-L=P
Dimana P merupakan kekayaan bersih yang dimiliki oleh pemilik perusahaan (pemilik modal).
2. Menurut Srague (1972), neraca perusahaan perseorangan adalah penjumlahan di beberapa waktu tertentu dari
semua elemen yang merupakan kekayaan seseorang atau kumpulan orang-orang. Aset adalah milik pemilik,
sedangkan kewajiban adalah tanggung jawab pemilik. Jadi dari sudut pandang kepemilikan, yang dinyatakan
dalam persamaan akuntansi, tujuan akuntansi adalah menentukan jumlah kekayaan bersih pemilik pada saat
tertentu di dalam perusahaan.
Tugas Auditing I
Jeanny Novliemyanti / NIM 041514253012
2
D. INCOME TEORI KEPEMILIKAN
Pendapatan diperoleh, dan beban pun ditimbulkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Pendapatan
meningkatkan kekayaan, sedangkan beban menurunkan kekayaan. Menurut Vatter (1996), teori pencatatan
berpasangan didasarkan pada gagasan bahwa perkiraan biaya dan pendapatan memiliki karakteristik aljabar yang
sama sebagai "kekayaan bersih," yaitu, rekening perkiraan cenderung untuk meningkatkan kekayaan bersih yang
meningkat dengan kredit. Income sebagai selisih bersih antara pendapatan dan bebannya akan menaikkan
kekayaan bersih atau menurunkan kekayaan bersih. Akibat dari pusat perhatian akuntansi dari sudut pandang
teori kepemilikan adalah pada kenaikan kekayaan bersih. Sehingga neraca menjadi laporan utama karena dari
laporan neraca tampak nilai kekayaan bersih dan perubahannya dalam periode tertentu.
E. PENGARUH DALAM PRAKTEK
Akibat sudut pandang teori kepemilikan, maka pengaruhnya di dalam praktik, yaitu :
1. Dividen diperlakukan sebagai pembagian income.
2. Bunga pinjaman diperlakukan sebagai beban perusahaan.
3. Pajak penghasilan diperlakukan sebagai beban perusahaan dan juga beban pemilik.
4. Gaji yang dibayarkan kepada pemilik (bila pemilik menjadi manajer perusahaan) bukan beban perusahaan
5.
Pencatatan akuntansi sangat memperhatikan kenaikan harga barang.
6.
Kenaikan harga barang dicatat dan selisih harga kini dengan harga historis diakui sebagai income.
F. TEORI ENTITAS
Teori entitas muncul sebagai respons terhadap teori kepemilikan. Teori ini dimulai dengan fakta bahwa korporasi
adalah entitas yang terpisah dengan identitas pribadi pemilik. Perusahaan yang semakin besar menyebabkan
pemilik tidak mampu lagi melaksanakan fungsi-fungsi perusahaan secara langsung. Teori entitas selanjutnya
berasumsi bahwa fungsi manajer terpisah dengan pemilik. Akuntansi berfungsi memberikan informasi perusahaan
kepada pemilik. Sehingga akuntan menaruh perhatian untuk mengatur bagaimana akun-akun laporan keuangan
diakui, diukur, dilaporkan, dan dijelaskan. Pengakuan, pengukuran, pelaporan, dan penjelasan harus berdasarkan
suatu prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Sehingga laporan keuangan yang disusun dan dilaporkan
memenuhi prinsip yang dapat diterima semua pihak. Menurut Paton (1962), Ini adalah 'bisnis' yang pembukuan
atas peristiwa keuangan serta akuntannya mencoba untuk merekam dan menganalisa; akun-akun dan rekening
merupakan catatan dari "bisnis"; laporan periodik operasi dan kondisi keuangan adalah laporan dari
"bisnis". Menurut Paton, semenjak saham perusahaan mulai dilepas, maka jalannya operasi perusahaan sudah ada
di tangan manajer. Jadi dari sudut pandang akuntansi, sebuah perusahaan adalah unit yang dipergunakan oleh
manajer untuk kepentingan ekonomi yang terpisah dari pemiliknya.
3
Dua Pandangan Mengenai Perusahaan
Dengan terpisahnya manajer dengan pemilik, ada dua versi pandangan mengenai perusahaan, yaitu :
1. Versi pertama bahwa perusahaan sebagai unit bisnis yang mengoperasikan dana dari pemilik yang
dipercayakan kepada manajer untuk meningkatkan kekayaan pemilik.
2.
Versi kedua bahwa perusahaan sebagai suatu unit bisnis dan dari sudut pandang akuntansi, akuntansi
mencatat dan melaporkan hasil operasi perusahaan untuk kepentingan perusahaan sendiri.
3. Dua versi pandangan mengenai perusahaan tersebut tetap memandang bahwa perusahaan adalah unit bisnis
yang terpisah dengan pemiliknya.
Neraca Teori Entitas
Berdasarkan sudut pandang entitas, akuntansi memandang perusahaan sebagai pusat perhatian dan pemilik
serta kreditur sebagai pihak luar sebagai penyandang dana.
Persamaan akuntansi menjadi :
Aset = Ekuitas
Ekuitas adalah hak penyandang dana perusahaan.
Yang memiliki hak pertama adalah kreditur, sedangkan pemilik adalah sisanya bila terjadi likuidasi. Pemilik
(pemegang saham) tidak memiliki klaim terhadap aset perusahaan, begitu juga terhadap income perusahaan. Neraca
melaporkan aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Aset adalah hak perusahaan dan kewajiban adalah kewajiban
perusahaan, bukan pemilik (pemegang saham). Dari sudut pandangan teori entitas, akuntansi tidak memandang
perlu pelaporan dengan harga kini untuk aset bukan moneter yang dilaporkan dalam laporan keuangan sebagai
penggunaan dana dari ekuitas pemegang saham. Pemegang saham lebih perduli pada laporan income perusahaan.
Income Teori Entitas
Dalam teori entitas, penentuan income menjadi pusat perhatian, sehingga laporan laba rugi menjadi laporan yang
paling penting.
Dua alasan penekanan pada income, yaitu pemegang saham memandang income sebagai tolak ukur keberhasilan
investasi dan keberhasilan perusahaan memperoleh income mengidentifikasikan bahwa perusahaan dapat bertahan
hidup.
Teori entitas menganggap beban merupakan penggunaan aset dan jasa perusahaan untuk mendapatkan pendapatan
dalam periode tertentu. Aset dan beban mempunyai esensi yang sama, yaitu sama-sama memberikan pengorbanan
dalam rangka memperoleh pendapatan. Jika teori entitas diikuti, kreditur dan pemegang saham mempunyai posisi
yang sama, maka pembayaran bunga kepada kreditur merupakan pembagian income, bukan beban
bunga. Pandangan lain mengatakan kreditur dan pemegang saham sama-sama penyandang dana atau dengan kata
lain perusahaan menggunakan dana kreditur dan dana pemegang saham. Dari sudut pandang ini, pembayaran bunga
dan dividen dianggap beban perusahaan, karena pemakaian dana dari pihak luar. Namun apapun pendapat atau
pandangan yang ada, yang jelas adalah income menurut teori entitas diperoleh melalui upaya manajer, bukan
diperoleh dari kenaikan harga historis aset ke harga kini. Sehingga income dalam teori entitas menjadi ukuran kinerja
manajemen dan perusahaan.
4
Pengaruh di Dalam Praktik
Baik teori kepemilikan maupun teori entitas dipraktikan secara tidak konsisten. Secara garis besar dijumpai praktikpraktik sebagai berikut: dividen diperlakukan sebagai pembagian laba, bunga pinjaman diperlakukan sebagai beban
perusahaan, pajak penghasilan diperlakukan sebagai beban perusahaan, nilai uang dianggap tetap, sehingga teori
entitas berbasis pada akuntansi konvensional, gaji yang dibayarkan kepada pemilik (bila juga menjadi manajer
perusahaan) diperlakukan sebagai beban perusahaan.
G. TEORI ENTERPRISE
Suojamen (1954) melakukan penelitian di sejumlah perusahaan besar dan menyatakan bahwa perusahaan besar
adalah suatu lembaga dengan tanggung jawab sosial. Keputusan-keputusan yang dibuat oleh manajer perusahaan
harus disadari akan berdampak sosial. Yang dimaksud sosial adalan: pemegang saham, karyawan, kreditur,
pelanggan, agen-agen pemerintah, dan masyarakat umum. Pandangan teori enterprise sangat berbeda dengan
pandangan teori kepemilikan dan teori entitas. Teori kepemilikan dan teori entitas menekankan peran akuntansi
dalam mencatat kejadian di dalam perusahaan dalam rangka mencatat kenaikan kekayaan pemegang
saham. Kedua teori ini akan mengakibatkan manajer berperilaku mengoperasikan perusahaan agar dapat
meningkatkan kekayaan pemegang saham, tanpa memperhatikan dampak sosial. Perilaku manajer tersebut sering
dilakukan dengan moral hazard. Teori enterprise memandang perusahaan sebagai unit yang lebih luas. Tanggung
jawab manajer bukan hanya kepada pemegang saham, tetapi juga kepada karyawan, kreditur, pelanggan (pembeli
dan pemasok), agen-agen pemerintah, dan masyarakat pada umumnya. Perilaku manajer dalam menjalankan
perusahaan harus berdampak pada nilai tambah masyarakat, yaitu meningkatkan income tanpa mengorbankan
masyarakat. Misalnya, menekan biaya bahan baku dengan pembelian yang efisien, meningkatkan produktivitas
perusahaan, menghilangkan non value added activities.
Nilai Tambah Income Teori Enterprise
Suojamen (1954) berpendapat bahwa untuk mewujudkan tanggung jawab sosial, manajer harus menyampaikan
laporan tambahan. Laporan tambahan ini menjelaskan nilai tambah yang terjadi bagi lingkungan
sosialnya. Accounting Steering Committee UK (1975) memberikan rekomendasi bagi perusahaan besar untuk
melaporkan nilai tambah dengan Added Value Statement. Dalam laporan tersebut akan tampak bahwa income
tersedia bukan hanya untuk pemegang saham tetapi juga untuk masyarakat pada umumnya. Murley (1978)
mengungkapkan pada teori enterprise, income yang diperoleh perusahaan bukan hanya hasil upaya manajer,
tetapi juga dari lingkungan sosial, termasuk karyawan. Berdasarkan teori ini lingkungan sosial lebih berkuasa
dibandingkan dengan pemegang saham.
Download