4443 - UPT Perpustakaan Universitas Ngudi Waluyo

advertisement
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASUPAN NUTRISI DENGAN
KEJADIAN IBU HAMIL KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI
PUSKESMAS GEDANGAN KECAMATAN TUNTANG
KABUPATEN SEMARANG
ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh :
NOVRISKA FATIMA
NIM : 0121586
AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2015
Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Asupan Nutrisi dengan Kejadian Ibu Hamil Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
1
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASUPAN NUTRISI DENGAN
KEJADIAN IBU HAMIL KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI
PUSKESMAS GEDANGAN KECAMATAN TUNTANG
KABUPATEN SEMARANG
Novriska Fatima1, Heni Setyowati2, Eti Salafas3
1. Mahasiswa AKBID Ngudi Waluyo
: [email protected]
2. Staff Pengajar dan Pembimbing AKBID Ngudi Waluyo
: [email protected]
3. Staff Pengajar dan Pmbimbing AKBID Ngudi Waluyo
: [email protected]
ABSTRAK
Fatima, Novriska. 2015;Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Asupan Nutrisi dengan
Kejadian Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Gedangan Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang. Karya Tulis Ilmiah. DIII Kebidanan Ngudi Waluyo.
Pembimbing I: Heni Setyowati, S.SiT., M.Kes., II Eti Salafas, S.SiT.
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status gizi
masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang dengan kebutuhan
tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi. Angka Kematian Ibu menjadi salah satu indikator
penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Pravelensi ibu hamil KEK di Kabupaten
Semarang pada tahun 2014 adalah 8%. Dampak kekurangan energi kronis dapat menyebabkan
resiko dan komplikasi pada ibu dan janin.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan asupan nutrisi dengan
kejadian kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil di Puskesmas Gedangan
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 139 ibu hamil di wilayah
Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik random sampling yaitu secara acak masing-masing desa di wilayah
Puskesmas Gedangan yang terdiri dari 6 desa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang Asupan Nutrisi Ibu
hamil selama hamil di wilayah Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
yaitu sebagian besar memiliki pengetahuan kurang 30 (51,7%) dan baik sebanyak 28 (48,3%). Ibu
hamil yang berpengetahuan kurang yang mengalami KEK sebanyak 26 (63,4%) yang
berpengetahuan baik mengalami KEK sebanyak 5 (29,4%).
Diharapkan ibu hamil meningkatkan pengetahuan tentang nutrisi pada masa kehamilan
dengan banyak membaca serta mengikuti penyuluhan-penyuluhan dari tenaga kesehatan, sehingga
ada pandangan tentang dampak kekurangan nutrisi agar dapat mengurangi kejadian seperti anemia,
BBLR, kelahiran prematur, perdarahan dan pertumbuhan janin terhambat.
Kata Kunci : pengetahuan, ibu hamil, nutrisi
Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Asupan Nutrisi dengan Kejadian Ibu Hamil Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
2
ABSTRACT
Fatima, Novriska. 2015; The Correlation between Level of Knowledge about Nutrition Intake
and the Incidence of Pregnant Women with Chronic Energy Deficiency at Gedangan Health
Center Tuntang Sub-district Semarang Regency. Scientific Paper. Ngudi Waluyo Midwifery
Academy. First Advisor: Heni Setyowati, S.SiT., M.Kes., Second Advisor: Eti Salafas, S.SiT.
The nutritional status of pregnant women is an indicator to measure the nutritional status of
the community. If the nutrition intake for pregnant women is not balanced with the needs of the
body, there will be a nutrient deficiency. The maternal mortality rate is one of the important
indicators in determining the degree of public health. In 2014, the prevalence of pregnant women
with chronic energy deficiency in Semarang Regency was 8%. The chronic energy deficiency can
cause risks and complications in the mother and fetus.
The purpose of this study is to find the correlation between level of knowledge about
nutrition intake and the incidence of chronic energy deficiency in pregnant women at Gedangan
Health Center.
This was a descriptive-correlative study with cross sectional approach. The population in
this study was 139 pregnant women at Gedangan Health Center Tuntang sub-district Semarang
Regency. The sampling in this study used random sampling technique that was randomly taken for
each village in the region of Gedangan health center that consisting of 6 villages.
The results of this study indicate that the pregnant women knowledge about nutrition intake during
pregnancy in the region of Gedangan Health Center Tuntang Sub-district Semarang Regency are in
poor category as many as 30 respondents (51.7%) and good catefory as many as 28 respondents
(48.3%). Pregnant women with poor knowledge and experiencing chronic energy deficiency are 26
respondents (63.4%), and with good knowledge are 5 respondents (29.4%).
Pregnant women are expected to improve their knowledge about nutrition intake during
pregnancy by reading and attending the counseling program by health personnel, so that they have
insight about the impact of nutritional deficiencies in order to reduce the incidence of anemia, low
birth weight, premature birth, bleeding and stunted fetal growth.
Keywords: Knowledge, pregnant women, nutrition
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Status gizi ibu hamil merupakan salah
satu indikator dalam mengukur status gizi
masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu
hamil dari makanan tidak seimbang dengan
kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi
zat gizi. Angka Kematian Ibu menjadi salah
satu indikator penting dalam menentukan
derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan data World Health
Organization (WHO) pada tahun 2005 di
negara-negara maju angka kematian ibu
berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran
hidup, sedangkan di negara-negara sedang
berkembang berkisar antara 750-1000 per
100.000 kelahiran hidup (Winkjosastro,
2005).
Rata-rata pravelensi ibu hamil KEK
sebesar 3,8% di Kota Semarang dan 10,28%
di Kabupaten Semarang. Meskipun angka ini
Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Asupan Nutrisi dengan Kejadian Ibu Hamil Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
3
telah menunjukkan perbaikan, namun perlu
diperhatikan bahwa masih adanya ibu hamil
KEK dapat diasumsikan sebagai puncak
gunung es atau masalah gizi kurang pada ibu
hamil. Dimana suatu saat jika kondisi rawan
gizi memburuk, maka akan terjadi
peningkatan kejadian ibu hamil KEK. Apabila
ini terjadi maka dampak buruknya tidak saja
dirasakan oleh ibunya, tapi juga akan
ditanggung oleh anak yang dilahirkannya. Ibu
yang selama kehamilannya kurang gizi, maka
akan menyebabkan anaknya lahir dengan
kurang gizi pula. Oleh karena itu upaya
kesehatan yang ditujukan kepada ibu hamil
harus dipertahankan dan ditingkatkan
(Kepmenkes No. 564/Menkes/SK/VIII/2006).
Menurut data dari Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI), pada tahun
2009 Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak
307/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun
2012 AKI menjadi 228/100.000 kelahiran
hidup dan 2013 sekitar 4.792 ibu meninggal
pada masa kehamilan, persalinan dan nifas.
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat
disimpulkan
bahwa
AKI
mengalami
penurunan. AKI pada tahun 2014 menjadi 359
per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan
survey SDKI 2013.
Penyebab langsung kematian ibu di
Indonesia seperti halnya di negara lain adalah
perdarahan, infeksi dan eklampsi. Penyebab
tidak langsung kematian ibu antara lain
adalah anemia (51%), KEK (kurang energi
kronis) 30%, dan 4 terlalu (terlalu muda usia
kawin, terlalu tua melahirkan, terlalu dekat
jarak melahirkan, dan terlalu sering
melahirkan) (Saifuddin, 2006).
Kekurangan Energi Kronis pada ibu
hamil adalah keadaan dimana pada ibu hamil
mengalami kekurangan energi dan protein
yang lama atau menahun (Harahap, 2009).
Kekurangan energi kronis (KEK) adalah
kekurangan energi kronis diderita ibu hamil
dan wanita subur (WUS) yang diketahui dari
hasil pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
<23,5 cm.
Di negara-negara berkembang seperti
Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar,
Nepal Srilangka dan Thailand, prevalensi
wanita yang mengalami KEK adalah 15-47%
yaitu dengan BMI <18.5. Adapun negara
yang mengalami prevalensi tertinggi adalah
Bangladesh yaitu 47%, sedangkan Indonesia
menjadi urutan ke empat terbesar setelah
India dengan prevalensi 35.5% dan yang
paling rendah adalah Thailand dengan
prevalensi 15-25%. Hal ini terjadi karena
sebagian besar wanita yang mengalami
kekurangan energi disebabkan kurangnya
asupan makanan yang dikonsumsi tidak
sesuai dengan kebutuhan mereka (WHO,
1997).
Masalah gizi yang sering dihadapi ibu
hamil yaitu Kekurangan Energi Kronik
(KEK) dan anemia gizi. Menurut Depkes RI
tahun 2012, prevalensi ibu hamil KEK yaitu
24,6%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Tengah tahun 2012 terdapat
13,91% ibu hamil KEK. Pravelensi ibu hamil
KEK di kabupaten Semarang pada tahun 2014
adalah 8%. Adapun faktor penyebab
terjadinya status gizi kurang (KEK) pada ibu
hamil sangat kompleks diantaranya ketidak
seimbangan asupan zat-zat gizi, faktor
penyakit pencernaan, absorsi dan penyakit
infeksi. Sedangkan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi gizi ibu hamil, diantaranya
adalah berat badan, budaya pantang makan,
status ekonomi, pengetahuan zat gizi dalam
makanan, umur, suhu lingkungan, aktivitas,
serta status kesehatan (Proverawati, 2009 hal
51).
Kurang energi kronis pada orang
dewasa dapat diketahui dengan indeks massa
tubuh (IMT). Penilaian indeks massa tubuh
diperoleh dengan memperhitungkan berat
badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi
tinggi badan dalam meter kuadrat. Jika indeks
massa tubuh kurang dari 18,5 dikatakan
sebagai kurang energi kronis. Pada ibu hamil
kurang energi kronis dapat dilihat dari
pengukuran lingkar lengan atas. Lingkaran
lengan atas (LILA) mencerminkan tumbuh
kembang jaringan lemak dan otot yang tidak
berpengaruh banyak oleh cairan tubuh.
Adapun ambang batas lingkar lengan atas ibu
hamil dengan resiko kurang energi kronis di
Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran
lingkar lengan kurang dari 23,5 cm atau di
bagian merah pita LILA, artinya wanita
tersebut mempunyai resiko kurang energi
Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Asupan Nutrisi dengan Kejadian Ibu Hamil Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
4
kronis, dan diperkirakan akan melahirkan
berat bayi lahir rendah ( Arisman, 2007
Berdasarkan studi pendahuluan pada
tanggal 19 Maret 2015 di wilayah Puskesmas
Gedangan dengan 10 responden ibu hamil
terdapat 6 (60%) ibu hamil dengan LILA
<23,5 cm, 2 (33%) ibu hamil dengan pola
nutrisi yang kurang baik seperti ibu tidak suka
mengkonsumsi makanan tambahan bagi ibu
hamil seperti susu dan biskuit, pantangan
makanan karena takut jika berat badannya
naiknya sangat drastis, 1 (17%) ibu hamil
dilihat dari segi sosial ekonomi juga masih
rendah, pekerjaan ibu sebagai buruh pabrik, 2
(33%) ibu hamil tidak mengetahui kebutuhan
nutrisi selama hamil, 1 (17%) ibu hamil
makan sehari hanya 1 kali dengan menu nasi
setengah porsi dan sayur saja tanpa ada lauk
yang bergizi. Sedangkan 4 (40%) ibu hamil
dengan LILA ≥ 23,5 cm yang baik dan
ekonomi sosial yang kecukupan. Dampak ibu
hamil LILA <23,5 cm yang dijumpai pada
saat studi pendahuluan 4 dari 6 ibu hamil
yang mengalami KEK, TFU tidak sesuai
dengan usia kehamilannya.
Berdasarkan data pada saat studi
pendahuluan yang kedua di wilayah
Puskesmas Gedangan, didapatkan 4 dari ibu
hamil yang mengalami KEK yang sudah
melahirkan 2 (50%) dari 4 ibu hamil yang
melahirkan ternyata bayinya BBLR yaitu
berat badan saat lahir < 2500gram sedangkan
1 (25%) dari 4 ibu hamil saat persalinan
mengalami perdarahan sehingga harus dirujuk
dan 1 (25%) dari 4 ibu hamil pada saat
persalinan mengalami partus lama. Oleh
sebab itu KEK perlu diteliti karena sangat
berbahaya bagi ibu dan janin yang
dikandungnya. Berdasarkan latar belakang
diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap “Hubungan Pengetahuan
tentang Asupan Nutrisi dengan Kejadian Ibu
Hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) di
Puskesmas Gedangan”.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk
mengetahui
hubungan
pengetahuan asupan nutrisi dengan kejadian
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu
hamil di Puskesmas Gedangan
2. Tujuan Khusus
a.
Mengetahui pengetahuan asupan
nutrisi ibu hamil di Puskesmas
Gedangan
b. Mengetahui kejadian Kekurangan
Energi Kronik (KEK) di Puskesmas
Gedangan
c. Mengetahui hubungan asupan nutrisi
dengan kejadian Kekurangan Energi
Kronik (KEK) pada ibu hamil di
Puskesmas Gedangan
Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan penilitian selanjutnya
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi institusi
Hasil
penelitian
ini
diharapkan dapat meningkatkan
wawasan mahasiswa mengenai
asupan nutrisi dan kejadian
kekurangan energi kronik pada ibu
hamil
b. Bagi profesi
Sebagai bahan masukan
dalam meningkatkan pelayanan
pemeriksaan kehamilan
c. Bagi masyarakat
Meningkatkan pengetahuan
khususnya tentang asupan nutrisi
ibu hamil dan kejadian kekurangan
energi
kronik,
sehingga
meningkatkan kesadaran pada ibu
hamil akan pentingnya menjaga
asupan nutrisi sebelum dan selama
hamil.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan yaitu
deskriptif korelasi dengan cross sectional.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28
April-15 Mei 2015. Populasi yang digunakan
pada penelitian ini seluruh ibu hamil di
wilayah kerja puskesmas Gedangan bulan
Januari-April sebanyak 139 ibu hamil,
sedangkan sempel yang digunakan sebanyak
58 ibu hamil. Hasil perhitungan tiap-tiap item
dibandingkan dengan tabel product moment,
dimana instrumen dikatakan valid bila r
hitung lebih besar dari r tabel dengan n=20
Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Asupan Nutrisi dengan Kejadian Ibu Hamil Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
5
pada taraf signifikasi 5% dan r tabelnya
adalah 0.444.
HASIL PEMBAHASAN
Analisis Univariat
1.
Pekerjaan
Karakteristik Responden
Tabel 1
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Ibu Hamil di Puskesmas
Gedangan, Kec. Tuntang, 2015
Umur
(tahun)
20-35
> 35
Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
57
1
58
98,3
1,7
100
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
bahwa dari 58 responden ibu hamil di
Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang,
Kabupaten Semarang, sebagian besar berumur
20-35 tahun, yaitu sejumlah 57 orang
(68,3%).
Tabel 2 Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Pengalaman (Gravida) Ibu
Hamil di Puskesmas Gedangan, Kec.
Tuntang, 2015
Gravida
Frekuensi
Primigravida
Multigravida
Jumlah
26
32
58
Tabel 3 Distribusi
FrekuensiBerdasarkanPekerjaanIbu
Hamil di Puskesmas Gedangan, Kec.
Tuntang, 2015
Persentase
(%)
44,83
55,17
100
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
bahwa dari 58 responden ibu hamil di
Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang,
Kabupaten Semarang, sebagian besar adalah
multigravida yaitu hamil yang lebih dari 1
kali yaitu sebanyak 32 orang (55,17%).
IRT
Swasta
Pedagang
Jumlah
Persentase
(%)
19,0
63,8
17,2
100
Frekuensi
11
37
10
58
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
bahwa dari 58 responden ibu hamil di
Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang,
Kabupaten Semarang, sebagian besar bekerja
sebagai swasta, yaitu sejumlah 37 orang
(63,8%).
Tabel 4
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil di
Puskesmas Gedangan, Kec. Tuntang, 2015
Pendidikan
Perguruan Tinggi
SMA
SMP
SD
Jumlah
Frekuensi Persentase (%)
2
3,4
27
46,6
24
41,4
5
8,6
58
100
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui
bahwa dari 58 responden ibu hamil di
Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang,
Kabupaten Semarang, sebagian besar
pendidikan terakhir adalah tamat SMA, yaitu
sejumlah 27 orang (46,6%).
2.
Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Asupan Nutrisi Ibu Hamil.
Tabel 5
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Asupan Nutrisi Ibu Hamil di
Puskesmas Gedangan, Kec. Tuntang, 2015
Pengetahuan Frekuensi
Baik
Kurang
Jumlah
28
30
58
Persentase
(%)
48,3
51,7
100
Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Asupan Nutrisi dengan Kejadian Ibu Hamil Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
6
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
bahwa pengetahuan ibu hamil tentang asupan
nutrisi ibu hamil di Puskesmas Gedangan
Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang,
sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu
sejumlah 30 orang (51,7%).
3.
Kejadian KEK pada Ibu Hamil.
Tabel 6
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Kejadian KEK pada Ibu
Hamil di Puskesmas Gedangan, Kec.
Tuntang, 2015
Kejadian
KEK
KEK
Tidak KEK
Jumlah
Frekuensi
31
27
Persentase
(%)
53,4
46,6
58
100
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui
bahwa sebagian ibu hamil di Puskesmas
Gedangan Kecamatan Tuntang, Kabupaten
Semarang mengalami kejadian kekurangan
energi kronik (KEK), yaitu sejumlah 31 orang
(53,4%).
Analisis Bivariat
Hubungan Pengetahuan tentang
Asupan Nutrisi Ibu Hamil dengan
Kejadian Kekurangan Energi Kronik
(KEK) pada ibu hamil
Tabel 7 Hubungan
Pengetahuan
tentang Asupan Nutrisi Ibu Hamil dengan
Kejadian Kekurangan Energi Kronik
(KEK) pada ibu hamil di Puskesmas
Gedangan, Kec. Tuntang, 2015
Kejadian KEK
pTidak
²
value
Total
Pengetahuan KEK
KEK
F
%
f %
F
%
Baik
5 29,4 12 70,6 17 100 4,301 0,038
Kurang
26 63,4 15 36,6 41 100
Total
31 53,4 27 46,6 58 100
Berdasarkan tabel 7 di atas dapat
diketahui bahwa ibu dengan pengetahuan
kurang sebagian besar mengalami kejadian
KEK sejumlah 26 orang (63,4%),
sedangkan ibu dengan pengetahuan baik
sebagian besar tidak mengalami kejadian
KEK sejumlah 12 orang (70,6%).
Berdasarkan uji Chi Square diperoleh
nilai ² hitung 4,301 dengan p-value 0,038.
Oleh karena p-value 0,038 < (0,05), maka
disimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan ibu hamil
tentang asupan nutrisi dengan kejadian
kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu
hamil di Puskesmas Gedangan, Kec. Tuntang,
Kab. Semarang.
Pembahasan
1. Karakteristik Responden
a. Usia
Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian
diketahui bahwa responden umur <20 tahun
sebanyak 0 (0%), usia 20-35 tahun sebanyak
57 (98,3%), dan usia yang >35 tahun
sebanyak 1(1,7%). Usia 20-35 tahun tersebut
ialah usia seseorang memasuki masa
psikologi yang paling tepat dimana secara
fisik maupun psikologi telah siap untuk
melaksanakan
meneruskan
keturunan.
Menurut Cahyonoputra (2009), usia dapat
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan
pola pikir seseorang.
b. Pengalaman (Gravida)
Tabel 2 mengenai distribusi frekuensi
berdasarkan gravida menunjukkan bahwa
sebagian besar responden adalah multigravida
sejumlah 32 responden (55,2%) dan
primigravida sejumlah 26 responden (44,8%).
Dari hasil penelitian diperoleh
responden
sebagian
besar
adalah
multigravida, semakin banyak gravida ibu
maka biasanya pengetahuannya semakin
tinggi, hal ini ada kaitannya dengan pengaruh
pengalaman sendiri maupun orang lain.
(Notoatmodjo, 2007).
c. Pendidikan
Berdasarkan tabel 3 mengenai
distribusi frekuensi responden berdasarkan
tingkat pendidikan menunjukkan bahwa
sebagian besar pendidikan responden tamat
SD sejumlah 5 responden (8,6%), SMP
sejumlah 24 responden (41,4%), SMA 27
responden (46,6%), dan Perguruan Tinggi 2
responden (3,4%).
Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Asupan Nutrisi dengan Kejadian Ibu Hamil Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
7
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa pendidikan responden
paling banyak adalah tamat SMA karena
pendidikan adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
seseorang
terhadap suatu hal. Dengan pendidikan yang
tinggi diharapkan seseorang akan semakin
luas pula pengetahuannya. Namun perlu
ditekankan
bahwa
seseorang
yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
berpengetahuan rendah pula (Notoatmodjo,
2007).
Pendidikan mempengaruhi pola makan
ibu hamil, tingkat pendidikan yang lebih
tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi
tentang gizi yang dimiliki lebih baik sehingga
bisa memenuhi asupan gizinya (FKM
UI,2007).
d. Pekerjaan
Tabel 4 mengenai distribusi frekuensi
responden
berdasarkan
pekerjaan
menunjukkan
bahwa
sebagian
besar
responden sebagai swasta sejumlah 37
responden (63,8%), IRT sejumlah 11
responden (19,0%), dan pedagang sejumlah
10 responden (17,2%).
Berdasarkan hasil penelitian, pekerjaan
sebagai swasta lebih banyak dibandingkan
pekerjaan yang lain menjadikan ibu tersebut
lebih banyak di luar rumah sehingga interaksi
dengan masyarakat sekitar atau dengan ibu
hamil yang lain juga kurang, karena sibuk
bekerja. Pekerjaan adalah kebutuhan yang
harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupannya dan kehidupan keluarganya.
Semakin baik jenis pekerjaan seseorang,
maka semakin baik pula status ekonominya
sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan
akan informasi dimana informasi ini nantinya
akan mempengaruhi pengetahuan seseorang
(Notoatmodjo, 2007).
2. Analisis Univariat
a. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Asupan
Nutrisi Ibu Hamil
Hasil penelitian di Puskesmas
Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang, menyatakan bahwa responden
memiliki pengetahuan kurang tentang nutrisi
sebanyak 30(51,7%) responden, sedangkan
yang memiliki pengetahuan baik tentang
nutrisi sebanyak 28(48,3%) responden. Hal
ini disebabkan karena dilihat dari karakteristik
responden seperti pengalaman (paritas),
pekerjaan dan pendidikannya masih sedikit
pengetahuannya tentang kebutuhan nutrisi
selama kehamilan. Dilihat dari pendidikan
terakhir responden adalah sebagian besar
digolongkan tinggi yaitu tamat SMA,
meskipun dikatakan tinggi akan tetapi
ternyata pengetahuannya masih kurang
tentang nutrisi selama kehamilan.
Pendidikan sangat mempengaruhi pola
makan ibu hamil, tingkat pendidikan yang
lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau
informasinya tentang gizi juga lebih baik
sehingga asupan nutrisinya bisa dipenuhi
(FKM UI,2007). Hasil penelitian inididukung
olehteori yang menyatakan bahwa adapun
factor-faktoryang
mempengaruhi
tingkatpendidikan seseorang yaitu antara lain
umur,sikap,
keterjangkauan
fasilitas,
statuspekerjaan, status sosial ekonomi, dan
socialbudaya. Pendidikan secara langsung
ataupuntidak langsung, secara implisit
maupuneksplisit memainkan peran yang besar
dalammasyarakat (Nursalam dan Effendi,
2008).
Sebagian besar pekerjaan responden
adalah sebagai karyawan swasta. Pekerjaan
ibu hamil juga merupakan salah satu cara
untuk melihat pengetahuan seseorang dari
lingkungan tempat bekerja responden,
kemudian cara responden mengakses
pengetahuan mulai dari media elektronik atau
media masa bahkan dari lingkungan sekitar.
Selain itu jam kerja responden sebagai
karyawan swasta juga mempengaruhi
responden untuk mengakses ke pelayanan
kesehatan juga terganggu sehingga untuk
mendapatkan informasi tentang nutrisi selama
kehamilan juga terhambat atau berkurang.
b. Kejadian KEK pada Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan didapatkan hasil dari 58
responden terdapat 31(53,4%) orang yang
mengalami kekurangan energi kronik dan
27(46,6%) orang yang tidak mengalami
kekurangan energi kronik.
Hal ini disebabkan karena dari karakteristik
responden berdasarkan usia, pekerjaan dan
pengalaman. Kurangnya pengetahuan tentang
asupan nutrisi yang diperlukan selama hamil.
Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Asupan Nutrisi dengan Kejadian Ibu Hamil Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
8
Berdasarkan usia ibu hamil yang
mengalami KEK adalah antara usia 20-35
tahun. Menurut teori biasanya ibu hamil yang
mengalami KEK yaitu ibu hamil yang usianya
<20 tahun, akan tetapi tidak menutup
kemungkinan usia 20-35 tahun. Menurut teori
resiko-resiko yang berhubungan dengan KEK
yaitu berdiri lebih dari 3 jam, bekerja pada
mesin pabrik, tugas-tugas fisik yang
melelahkan, dan jam kerja yang panjang.
Tingkat pendidikan berhubungan dengan
status gizi. Pada penelitian ini tingkat
pendidikannya tergolong tinggi, sehingga
diharapkan ibu hamil pengetahuan tentang
nutrisi lebih baik dan tingkat kejadian KEK
lebih sedikit. Tetapi pada kenyataannya,
tingkat pendidikan yang tinggi pun masih ada
yang menderita KEK.
3. Analisis Bivariat
Hubungan Pengetahuan tentang Asupan
Nutrisi Ibu Hamil dengan Kejadian
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada
Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian di
Puskesmas Gedangan, menyatakan bahwa
responden memiliki pengetahuan kurang yang
mengalami kekurangan energi kronik
sejumlah 27 (77,1%) orang, sedangkan ibu
dengan pengetahuan baik sebagian besar tidak
mengalami kejadian kekurangan energi
kronik sejumlah 19 (82,6%) orang.
Sedangkan
responden
yang
berpengetahuan baik yang tidak mengalami
KEK sebanyak 12 (70,6%), responden yang
berpengetahuan kurang yang tidak mengalami
KEK sebanyak 5 (29,4%). Ini menunjukkan
bahwa kejadian energi kronik lebih banyak
terjadi pada ibu hamil yang memiliki
pengetahuan kurang dibanding dengan ibu
hamil yang mempunyai pengetahuanyang
baik.
Menurut teori, pengetahuan seseorang
dapat mempengaruhi kejadian KEK karena
apabila seseorang itu pengetahuannya baik
tentang nutrisi maka ia akan memenuhi
nutrisinya dengan baik dan sedikit
kemungkinan mengalami KEK. Sebaliknya
jika seseorang pengetahuannya rendah
mengenai nutrisi maka ia akan enggan untuk
memenuhi nutrisinya selama kehamilan
dengan baik (FKM UI,2007)
Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh
nilai 𝑥 hitung 4,301 dengan p-value 0,038.
Oleh karena p-value 0,038 <𝛼 (0,05), maka
disimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan ibu hamil
tentang asupan nutrisi dengan kejadian
kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu
hamil di Puskesmas Gedangan, Kec. Tuntang,
Kab. Semarang.
2
Kesimpulan
1. Pengetahuan tentang nutrisi ibu hamil
sebagian besar dalam kategori kurang
sebanyak 30 responden (51,7%) dan baik
sebanyak 28 responden (48,3%).
2. Kejadian KEK di Puskesmas Gedangan
Kecamatan
Tuntang,
Kabupaten
Semarang dapat disimpulkan ibu hamil
KEK sebanyak 31 responden (53,4%)
sedangkan ibu hamil yang tidak KEK
sebanyak 27 responden (46,6%).
3. Ada hubungan pengetahuan tentang
nutrisi dengan kejadian ibu hamil KEK di
Puskesmas
Gedangan
Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang (p-value :
0,038).
Saran
1. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
sebagai sumber informasi dan acuan bagi
peneliti lain untuk mengembangkan penelitian
tentang
nutrisi
ibu
hamil
dengan
memperhatikan
faktor
lain
yang
mempengaruhi
pengetahuan
ibu,
memperluasan sampel dan variabel yang
diteliti.
2. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan
dapat
meningkatkan
pengetahuan tentang nutrisi pada masa
kehamilan dengan banyak membaca dan
mengikuti
penyuluhan-penyuluhan
dari
tenaga kesehatan agar dapat mengurangi
kejadian-kejadian yang diakibatkan oleh
kekurangan nutrisi seperti anemia, BBLR,
kelahiran
prematur,
perdarahan
dan
pertumbuhan janin terhambat.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Khususnya bidan diharapkan tetap
memberikan suplementasi makanan tambahan
yang disertai monitoring yang cukup intensif.
Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Asupan Nutrisi dengan Kejadian Ibu Hamil Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
9
Selain
itu
juga
diharapkan
dapat
meningkatkan kegiatan penyuluhan kesehatan
pada ibu hamil khususnya tentang nutrisi ibu
hamil dengan bahasa yang mudah dimengerti
sehingga
dapat
diaplikasikan
dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kader diharapkan
dapat lebih dini mendeteksi ibu hamil yang
mengalami KEK diwilayah sekitar. Bagi
pihak Puskesmas diharapkan lebih rinci
mendata ibu hamil di wilayah kerja, agar
mempermudah dalam mendeteksi suatu
permasalahan khususnya pada ibu hamil agar
mengurangin resiko-resiko dan komplikasi
pada saat hamil atau persalinan.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat
dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya
mengenai pengetahuan nutrisi ibu hamil pada
masa kehamilan dengan kejadian KEK dan
melengkapi sumber pustaka.
Pertama. Jakarta : Salemba Medika.
2003
Proverawati, Atikah. Buku Ajar Gizi Untuk
Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
Medika. 2009
Riyanto, Agus. Metodologi Penelitian Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika. 2010
Saifuddin, Bari. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2006
Sugiyono.
Metode
Penelitian
Kualitatif
Kuantitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta,. 2010
Sulistyoningsih, Hariyani. Gizi Untuk Kesehatan
Ibu dan Anak. Yogyakarta : Graha
Ilmu. 2011
Waryana., Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka
Rihama. 2010
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek Edisi Revisi V.
Jakarta : Rineka Cipta. 2006.
Wawan dan Dewi. Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta : Medical Book.
2012
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta. 2010.
Arisman, Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta :
EGC. 2004
Gizi dan Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. Jakarta : PT. Raja Gafindo.
2007
Gizi dan Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. Jakarta : PT. Raja Gafindo.
2012
Kristiyanasari, Weni., Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta
: Nuha Medika. 2010
Mitayani.
Asuhan Keperawatan Maternitas.
Jakarta : Salemba Medika. 2013
Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian
Kesehatan, Edisi Revisi. Jakarta :
Rineka Cipta. 2010
Nursalam.
Konsep Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi
Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Asupan Nutrisi dengan Kejadian Ibu Hamil Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di Puskesmas Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
10
Download