Blok II Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM

advertisement
Blok II
Etika dan Standar Profesional
Modul
Minat Utama Manajemen Rumahsakit
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UGM
Gedung IKM Lt. 2 Jln Farmako, Sekip Utara, Jogjakarta 55281
Telp. (0274) 581679, 551408 Fax. (0274) 581679, (021) 52962568 – 69
Website: http://mmr.ugm.ac.id E-mail: [email protected]
GaMeL: http://gamel.fk.ugm.ac.id/pasca
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
1
Etika dan Standar Profesional
Blok II
MODUL: ETIKA DAN STANDAR PROFESIONAL
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, peserta diharapkan mampu:
1. Memahami etika dan standar profesional
2. Menjunjung tinggi serta melaksanakan etika dan standar profesional
I.
Pendahuluan
II.
Etika dan Standar Profesional
III.
Tantangan Etika Kedokteran
IV.
Daftar Pustaka Modul
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
2
Etika dan Standar Profesional
I.
Blok II
PENDAHULUAN
Pada awal perkembangannya Medical ethics sering disebut sebagai Medical Philosophy.
Medical ethics mengajarkan etika profesi yaitu etika kedokteran. Profesi dokter yang
sejak zaman purbakala sampai zaman modern masih dianggap oleh masyarakat sebagai
“profesi yang paling mulia” (the noblest profession) harus dibarengi dengan etika, mora
dan akhlak para pelakunya supaya tidak menjadi “profesi yang paling korup” atau
“profesi terburuk” (the most corrupted profession dan the ugliest profession). Untuk itu,
titik fokus dan penekanan pendidikan Medical ethics haruslan pada akhlak, moral dan
etika. Tiap masyarakat tidak sama etikanya, namun selalu ada kesamaan yang berlaku
umum yang melewati batas-batas suku (Taher 2003, hal.14).
II.
ETIKA DAN STANDAR PROFESIONAL
Etika berasal dari kata ethics dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti kebiasaan
atau karakter. Etik “adalah apa yang ingin terjadi” (Werdati 2007). Menurut kamus
bahasa inggris1, ethics adalah
1. Seperangkat aturan perilaku, khususnya bagi sebuah kelompok, profesi atau
indivu tertentu
2. Studi mengenai moral perilaku manusia
3. Sesuai dengan prinsip-prinsip perilaku profesional
Berdasarkan ketiga arti kata ethics diatas, maka yang dimaksud dengan medical ethics
adalah:
1. Code of behaviour, yaitu tata perilaku kelompok profesional para pelaku di
bidang medis (para dokter)
2. Studi tentang nilai-nilai, moral dan akhlak perilaku dokter
3. Sesuai dengan prinsip dan pokok perilaku profesi seorang dokter
Ethics juga merupakan studi mengenai kelakukan yang benar (right) dan kelakuan yang
salah (wrong) dan medical ethics mempelajari sikap dan tingkah laku yang benar dan
menjauhi tingkah laku yang salah sebagai dokter. Karena sifatnya yang universal,
Medical ethics dimanapun selalu berpedoman pada hukum positif, baik dalam bentuk
undang-undang maupun peraturan negara, ataupun bentuk ketetapan dan hukum
pemerintah lainnya. Meskipun demikian, tentunya sumpah dokter, sumpah jabatan, dan
1
Collins Large Print Dictionary (Glasgow 1996 dikutip dalam Taher 2003, hal 15-16)
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
3
Etika dan Standar Profesional
Blok II
kode etik kedokteran merupakan referensi utama medical ethics. Moral adalah kata
yang sering digunakan dalam perubahan dengan etik moral memperhatikan perilaku
yang terlibat didalamnya hukum, kegiatan dan sikap didasarkan pada keyakinan yang
dan norma-norma yang ada secara efektif (Steele & Harmon 1983 dikutip dalam Werdati
2007). Dengan kata lain moralitas berarti sikap, karakter atau tindakan apa yang benar
dan salah dan yang harus dikerjakan individu untuk hidup bersama dalam masyarakat
(Werdati 2007). Sedangkan “bioethics” adalah digunakan mengikat pada bidang
kesehatan. Jadi bioetika adalah etika yang mengkhususkan pada kehidupan
Profesional adalah Bekerja dengan tujuan mulia untuk membuat orang lain menjadi
sejahtera. Terdapat beberapa karakter profesional (Hadianto 20062):
1. Bekerja penuh waktu
2. Komitmen untuk membantu, bahkan di luar waktu kerja
3. Mempunyai tanda atau simbol identitas
4. Terorganisir dalam asosiasi profesi
5. Bekerja berdasar ilmu dan keterampilan yang didapat dari pendidikan khusus
6. Orientasi kerja lebih untuk melayani daripada sekedar mencari nafkah
7. Bekerja secara otonom (berdasar keputusan sendiri)
Yang dimaksud kode etik yaitu standar profesional dari praktek-praktek yang dibuat,
dipertahankan, dan ditingkatkan. Ini merupakan inti bagi profesi. Kode etik merupakan
petuinjuk formal bagi pelaksanaan profesional, disebarkan oleh orang-orang dalam satu
profesi dan secara umum seharusnya sesuai dengan nilai-nilai pribadi profesional. Kode
Etik memberi anggotanya kerangka referensi penilaian dalam situasi keperawatan yang
komplek. Tidak ada dua situasi yang sama, dan perawat seringkali berada dalam situasi
yang membutuhkan penilaian mengenai tindakan apa yang harus diambil. Kode etik
memberi pelayanan sebagai petunjuk dalam berbagai situasi. Ini memberi identifikasi
nilai-nilai dan kepercayaan di balik standar etik (Thompson and Thompson 1985, p.12).
Kode etik seringkali merupakan gabungan pernyataan dan perintah. Benjamin dan
Curtis (1981) menggambarkan pernyataan sebagai penegasan profesional terhadap
sikap ideal yang tinggi dan komitmen anggota-anggotanya sebagai proesi untuk
menghormati mereka. Sedangkan perintah, kode etik profesional memberi petunjuk yang
dirancang untuk mengatur sikap dalam situasi yang lebih khusus (Benjamin dan Curtis
1981, p.6). Contoh pernyataan yaitu pembukaan pernyataan dari kode perawat 1973
dari dewan perawat internasional (ICN): “Tanggungjawab fundamental dari perawat ada
2
Tim Humaniora dan Bioetika FK UGM Yogyakarta
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
4
Etika dan Standar Profesional
Blok II
4, yaitu meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memperbaiki kesehatan, dan
mengurangi penderitaan.” Contoh dari perintah yaitu pernyataan dalam ICN “Kode Untuk
Perawat”: Perawat memegang informasi keyakinan pribadi dan menggunakan penilaian
dalam menyebarkan informasi ini”.3
III.
TANTANGAN ETIKA KEDOKTERAN
Dalam perubahan sosial di dunia yang begitu cepat, tantangan dan ancaman juga
semakin meningkat. Tak terkecuali juga dalam dunia kedokteran. Dalam khazanah etika
kedokteran, terdapat beberapa hal yang dikategorikan sebagai ancaman terhadap
profesi dokter. Secara garis besar, ancaman tersebut dapat kita bagi menjadi dua bagian
yaitu malpractice (salah mengobati) yang terkait dengan penguasaan ilmu kedokteran
seorang dokter dan misconduct (melakukan suatu perbuatan tidak semestinya) yang
terkait dengan sikap dan perilaku sebagai dokter. Tuduhan malpraktek secara relatif
lebih mudah dihadapi karena ukuran ilmu kedokteran lebih eksak, namun secara relatif
menghadapi tuduhan misconduct cenderung lebih berat, karena ukuran moral, etika dan
akhlak tidak sejelas ukuran ilmu eksak. Relativitas dan keabstrakan nilai-nilai moral,
etika dan akhlak ini terkadang bisa menjadi peluang dan ancaman yang dapat
menghancurkan hidup seorang dokter. Salah satu contoh adalah kecenderungan
masyarakat akan kepentingan uang, “yang penting duit”, dan ada sebagian dokter yang
berlomba-lomba mencari uang, sehingga kadang-kadang terjerumus ke dalam
perlakukan misconduct akibat kilauan uang dan materi (Taher 2003, hal17-23).
Tantangan-tantangan etika kedokteran seringkali bersifat “kontroversial” dan mau-tidak
mau masyarakat dan khususnya para pelaku dibidang kesehatan dipaksa untuk
menyadari keberadaan masalah tersebut. Beberapa tantangan etika kedokteran seperti:
penetapan norma-norma etika kedokteran, otonomi pasien, janin manusia, aborsi,
kloning dan euthanasia (Taher 2003, hal.64).
Disinilah makna pentingnya Medical ethics yang berupaya memberikan rambu-rambu,
dan menjadikan pagar pengaman bagi terciptanya hubungan antara dokter, sesama
teman sejawat dokter, perawat, dan telebih lagi pasien maupun keluarganya secara
profesional dan berkesesuaian dengan etika, norma, dan akhlak yang berlaku (Taher
2003, hal17-23). Dengan melakukan keeping up dan updating ilmu kedokteran yang kita
miliki, kita akan semakin mampu mengidentifikasi apa yang bisa kita lakukan (what can
be done) terhadap pasien. Dengan Medical ethics, kita juga dituntut untuk melakukan
3
Dikutip dari Werdati 2007
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
5
Etika dan Standar Profesional
Blok II
apa yang seharusnya dilakukan (what ought to be done). Untuk itu, sebagai tenaga
kesehatan harus selalu memutakhirkan pengetahuan, baik mengenai Medical Sciences
maupun Medical Ethics (Taher 2003, hal19)..
IV.
DAFTAR PUSTAKA MODUL
1. Achadiat, CM 2007, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran Dalam Tantangan
Zaman, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
2. Hadianto, T 2006, Profesional (ppt.file), Materi Kuliah Magister Manajemen
Rumahsakit, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
3. Taher, T 2003,Medical Ethics: manual praktis etika kedokteran untuk
mahasiswa, dokter dan tenaga kesehatan, Gramedia, Jakarta.
4. Werdati, S 2007, Etika dan Moral Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan
Keperawatan, Modul Kuliah Magister Manajemen Rumahsakit, Fakultas
Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
5. Kozier, Erb & Olivieri 1991. Fundamentals of Nursing: concepts. process and
practice, Addison-Wesley, New York.
6. Magnis Suseno,F., Bertens,K., E. Sumaryono, .et .al 1993, Etika Sosial. Gramedia,
Jakarta.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
6
Download