Laporan Tahunan Perusahaan Perseroan Terbatas Rencana Kerja

advertisement
Laporan Tahunan Perusahaan Perseroan Terbatas
Rencana Kerja Perusahaan
Saat memulai tahun buku Perusahaan (Perseroan Terbatas/PT), Direksi
dapat menyusun rencana kerja tahunan yang memuat anggaran tahunan
Perusahaan. Rencana kerja itu disampaikan kepada Dewan Komisaris atau
Rapat
Umum
Pemegang
Saham
(RUPS),
tergantung Anggaran
Dasar perusahaan menentukannya. Anggaran Dasar juga dapat menentukan
bahwa rencana kerja itu harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau
RUPS. Jika Anggaran Dasar menentukan rencana kerja itu harus mendapat
persetujuan RUPS, maka rencana kerja itu terlebih dahulu harus ditelaah
oleh Dewan Komisaris. Sebaliknya, jika Direksi tidak menyampaikan rencana
kerja, maka akan berlaku rencana kerja tahun yang lampau. Rencana kerja
tahun yang lampau berlaku juga bagi perusahaan yang rencana kerjanya belum
memperoleh persetujuan.
Laporan Tahunan Perusahaan
Pada akhir pembukuan perusahaan, Direksi menyampaikan Laporan
Tahunan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Laporan Tahunan
itu terebih dahulu harus ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu
paling lambat 6 bulan setelah tahun buku perusahaan berakhir. Laporan
Tahunan harus memuat sekurang-kurangnya:

Laporan Keuangan, yaitu yang terdiri atas:
o
Sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam
perbandingan dengan tahun buku sebelumnya.
o
Laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan.
o
Laporan arus kas.
o
Laporan perubahan ekuitas.
o
Catatan atas laporan keuangan tersebut.Laporan mengenai kegiatan
Perseroan.

Laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi
kegiatan usaha Perseroan.

Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh
Dewan Komisaris selama tahun buku yang baru lampau.

Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.

Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan
tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun yang
baru lampau.
Dalam Laporan Tahunan, Laporan Keuangan perusahaan harus disusun
berdasarkan standar akuntansi keuangan, yaitu standar yang ditetapkan oleh
Organisasi Profesi Akuntan Indonesia yang diakui pemerintah. Neraca dan
laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan yang wajib diaudit, harus
disampaikan kepada Menteri.
Sebelum dilaksanakannya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Laporan
Tahunan harus ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan
Komisaris yang menjabat pada tahun buku yang bersangkutan. Laporan
Tahunan itu disediakan di kantor perusahaan sejak tanggal panggilan sampai
pelaksanaan RUPS untuk dapat diperiksa oleh pemegang saham. Anggota
Direksi dan Dewan Komisaris yang tidak menandatangani Laporan Tahunan
harus menyebutkan alasannya secara tertulis. Alasan tertulis itu diperlukan
sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian terhadap Laporan
Tahunan. Alasan itu juga dapat dinyatakan oleh Direksi dalam surat tersendiri
yang dilekatkan dalam Laporan Tahunan, misalnya karena Direksi atau
Komisaris meninggal dunia. Anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang tidak
menandatangani Laporan Tahunan dan tidak memberi alasannya secara
tertulis dianggap telah menyetujui isi Laporan Tahunan.
Perusahaan yang menjalankan usaha tertentu wajib menyerahkan Laporan
Keuangan-nya kepada akuntan publik untuk diaudit. Kewajiban melakukan
audit itu timbul terutama karena sifat Perseroan yang membutuhkan
kepercayaan dari masyarakat, misalnya Perseroan yang untuk pembiayaan
kegiatan usahanya mengharapkan dana dari pasar modal. Perseroan yang
karena sifat kegiatan usahanya wajib diaudit akuntan publik antara lain:
1. Kegiatan usaha Perseroan adalah menghimpun dan/atau mengelola dana
masyarakat.
2. Perseroan menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat.
3. Perseroan merupakan Perseroan Terbuka.
4. Perseroan merupakan persero.
5. Perseroan mempunyai aset dan/atau jumlah peredaran usaha dengan
jumlah nilai paling sedikit Rp 50.000.000.000,00.
6. Diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
Jika kewajiban audit tidak dilaksanakan oleh Direksi, maka Laporan
Keuangan tidak dapat disahkan oleh RUPS. Laporan hasil audit itu
disampaikan secara tertulis kepada RUPS melalui Direksi. Neraca dan laporan
laba rugi perusahaan yang mengelola dana masyarakat, menerbitkan surat
pengakuan hutang atau Perseroan Terbatas Terbuka (Tbk) setelah mendapat
pengesahan RUPS wajib diumumkan dalam 1 Surat Kabar.
Persetujuan Laporan
Tahunan,
termasuk
pengesahan Laporan
Keuangan serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris, dilakukan oleh
RUPS. Jika Laporan Keuangan ternyata tidak benar atau menyesatkan, Direksi
dan Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada pihak yang dirugikan secara
tanggung renteng – kecuali mereka dapat membuktikan bahwa keadaan itu
bukan karena kesalahannya. (http://legalakses.com).
Download