TUGAS dan WEWENANG RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

advertisement
SAHAM (RUPS), DIREKSI dan
DEWAN KOMISARIS
MENURUT
UU NO. 40 TAHUN 2007
TENTANG PERSEROAN
TERBATAS
oleh:
N. Pininta Ambuwaru, SH.MH.MM.LL.M
Teori Organ
 Badan
Hukum adalah suatu organisme
(Otto Friedrich Van Gierke, 1841-1921))
 Subyek Hukum Mandiri
 Organ Perseroan Terbatas:



Rapat Umum Pemegang Saham
Direksi
Dewan Komisaris
Hakikat Perseroan
 Asosiasi
modal (persekutuan modal) yang
oleh undang-undang diberi status badan
hukum
 Perseroan:


Badan Hukum
Wadah perwujudan kerjasama para
pemegang saham
Persekutuan Modal:

Modal dasar perseroan yang sesungguhnya
terbagi atas sejumlah saham yang dapat
dipindah-tangankan.

Sekalipun pemilik saham hanya satu orang,
konsep perseroan tetap valid karena Perseroan
tidak bubar melainkan tetap berlangsung
sebagai subyek hukum (Persero (BUMN
berbentuk Perseroan Terbatas) dapat dimiliki
oleh negara 100%
Pendirian Perseroan
 Perjanjian
antara Pendiri disatu pihak dan
Perseroan di pihak lain.
 Pendiri berhak menerima saham dan
sekaligus berkewajiban untuk melakukan
penyetoran penuh atas saham yang
diambilnya.
 Terjadi hubungan keanggotaan antara
Pendiri disatu pihak dan Perseroan
dipihak lainnya.
Pendirian Perseroan
 Perjanjian
para pendiri
 Dinyatakan dalam akta Notaris yang
dibuat dalam bahasa Indonesia

Akta Pendirian Perseroan memuat Anggaran
Dasar Perseroan
 Disahkan
oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
Anggaran Dasar
 Merupakan
hukum positif dan mengikat
semua pemegang saham, anggota Direksi
dan anggota Dewan Komisaris.
 Tetap memperhatikan UU PT
 Tidak dapat dikesampingkan oleh
siapapun (termasuk RUPS yang diambil
dengan suara bulat)
RAPAT UMUM PEMEGANG
SAHAM
 Berwenang


untuk:
Menentukan pengurus Perseroan (Direksi)
Menentukan Dewan Komisaris yang bertugas
untuk mengawasi serta memberi nasehat
kepada Direksi
 Hanya
pemegang saham yang
mempunyai hak suara
Direksi
 Organ
yang mewakili Perseroan selaku
subyek hukum mandiri
Perseroan adalah sebab keberadaan Direksi
Mengabdi kepada kepentingan Perseroan
(semua pemegang saham) bukan hanya
satu atau beberapa pemegang saham.
Bukan wakil pemegang saham
Wakil perseroan atau subyek hukum mandiri
Tugas dan wewenang Direksi
 Mengatur
dan menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan usaha Perseroan
 Mengelola kekayaan Perseroan
 Mewakili Perseroan di dalam dan di luar
(Pengadilan)
Piercing the Corporate Veil
 Terbatasnya
saham
tanggung jawab pemegang
Dewan Komisaris
 Pengawasan
atas kebijakan pengurusan
yang dijalankan oleh Direksi demi
kepentingan perseroan
 Memberi nasehat pada direksi
 Bukan wakil pemegang saham
 Berhak meminta segala keterangan dari
Direksi dan Direksi wajib memberikan
Dewan Komisaris
 Kewenangan
Represif: berhak untuk
menghentikan untuk sementara anggota
DIreksi dengan menyebutkan alasannya
 Setara dengan Direksi
 Tanggung jawab internal : RUPS Tahunan
 Tanggung jawab eksternal : Ps 115 UUPT
Ps 115 UUPT

Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan
atau kelalaian Dewan Komisaris dalam
melakukan pengawasan terhadap pengurusan
yang dilaksanakan oleh Direksi dan kekayaan
Perseroan tidak cukup untuk membayar seluruh
kewajiban Perseroan akibat kepailitan tersebut
setiap anggota Dewan Komisaris bertanggung
jawab secara tanggung renteng ikut
bertanggung jawab dengan anggota Direksi atas
kewajiban yang belum dilunasi.
Penggabungan

Perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu
Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri
dengan Perseroan lain yang telah ada yang
mengakibatkan aktiva dan passiva dari
Perseroan yang menggabungkan diri beralih
karena hukum kepada Perseroan yang
menerima penggabungan dan selanjutnya
status badan hukum Perseroan yang
menggabungkan diri berakhir karena hukum
Peleburan
 Perbuatan
hukum yang dilakukan oleh dua
Perseroan atau lebih untuk meleburkan
diri dengan cara mendirikan satu
Perseroan baru yang karena hukum
memperoleh aktiva dan passiva dari
Perseroan yang meleburkan diri dan
status badan hukum Perseroan yang
meleburkan diri berakhir karena hukum
Pengambilalihan
 Perbuatan
hukum yang dilakukan oleh
badan hukum atau orang perseorangan
untuk mengambil saham Perseroan yang
mengakibatkan beralihnya pengendalian
atas perseroan tersebut.
Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan
 Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan
adalah komitmen Perseroan untuk
berperan serta dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
Perseroan sendiri, komunitas setempat,
maupun masyarakat pada umumnya.
Perseroan Terbuka
 Perseroan
Publik atau Perseroan yang
melakukan penawaran umum saham,
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan di bidang pasar
modal.
Perseroan Publik
 Perseroan
yang memenuhi kriteria jumlah
pemegang saham dan modal disetor
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan di bidang pasar
modal.
Pemisahan
 Perbuatan
hukum yang dilakukan oleh
Perseroan untuk memisahkan usaha yang
mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva
Perseroan beralih karena hukum kepada 2
(dua) Perseroan atau lebih atau sebagian
aktiva dan pasiva Perseroan beralih
karena hukum kepada 1 (satu) Perseroan
atau lebih.
Pasal 3 UUPT
(1) Pemegang
saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas
 perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab
atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimiliki.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku apabila:
 a. persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak
terpenuhi;
 b. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak
 langsung dengan itikad buruk memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan
 pribadi;
 c. pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan
 hukum yang dilakukan oleh Perseroan; atau
 d. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak
 langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan,
 yang mengakibatkan kekayaan Perseroan menjadi tidak cukup untuk
 melunasi utang Perseroan.
Pasal 6
 Perseroan
didirikan untuk jangka waktu
terbatas atau tidak terbatas sebagaimana
ditentukan dalam anggaran dasar.
Pasal 7
(1) Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau
lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam
bahasa Indonesia.
(2) Setiap pendiri Perseroan wajib mengambil
bagian saham pada saat Perseroan didirikan.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak berlaku dalam rangka Peleburan.
(4) Perseroan memperoleh status badan hukum
pada tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri
mengenai pengesahan badan hukum
Perseroan.
(5) Setelah Perseroan memperoleh status badan
hukum dan pemegang saham
 menjadi kurang dari 2 (dua) orang, dalam jangka
waktu paling lama 6 (enam)
 bulan terhitung sejak keadaan tersebut
pemegang saham yang bersangkutan
 wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada
orang lain atau Perseroan
 mengeluarkan saham baru kepada orang lain.
(6)Dalam hal jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) telah dilampaui,
pemegang saham tetap kurang dari 2
(dua) orang, pemegang saham
bertanggung jawab secara pribadi atas
segala perikatan dan kerugian Perseroan,
dan atas permohonan pihak yang
berkepentingan, pengadilan negeri dapat
membubarkan Perseroan tersebut.
(7) Ketentuan yang mewajibkan Perseroan
didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih
 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan
ketentuan pada ayat (5), serta ayat (6) tidak
berlaku bagi :
 a. Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh
negara; atau
 b. Perseroan yang mengelola bursa efek,
lembaga kliring dan penjaminan, lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga
lain sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
tentang Pasar Modal.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL dan LINGKUNGAN
Pasal 74
(1)
Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di
bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam
wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan.
(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban
Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan
sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajaran.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL dan LINGKUNGAN
Pasal 74
(3) Perseroan yang tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 142
(1) Pembubaran Perseroan terjadi:
a. berdasarkan keputusan RUPS;
b. karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan
dalam anggaran dasar telah berakhir;
c. berdasarkan penetapan pengadilan;
d. dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan
putusan pengadilan niaga yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit
Perseroan tidak

cukup untuk membayar biaya kepailitan
e. keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang; atau
f. karena dicabutnya izin usaha Perseroan
sehingga mewajibkan Perseroan melakukan
likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
Download