penggerak listrik pada rancang bangun dan uji - ANSN

advertisement
KE DAFTAR ISI
Bud; Sulistyo, dkk.
ISSN 0216 - 3128
/49
RANCANG BANGUN DAN UJI
FUNGSI
PENGGERAK
ELEKTRODA
PEMANAS
BUSUR
LISTRIK
P ADA
PEMBUATAN ZIRKON KARBIDA
Budi Sulistyo, Tundjung Indrati Yulianti
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
ABSTRAK
RANCANG BANGUN DAN WI FUNGSI PENGGERAK ELEKTRODA PEMANAS BUSUR LISTRIK
PADA PEMBUATAN ZIRKON KARBIDA. Telah dilakukan rancang bangun alat penggerak elektrode
Sistem pemanas
pada pemanas busur /istrik yang dapat beroperasi sampai mencapai suhu 2000 lie.
meggunakan elektrode graftt dengan diameter 6 mm. dengan arus /istrik sebesar 80 amper, dan tegangan 25
volt. Sebagai bahan tempat sampel atau umpan dibuat dari graftt. Supaya terjadi busur /istrik jarak
elektrode dari tempat sampel jaraknya 3 mm. Selama proses pemanasan elektrode selalu berkurang sebesar
I mm/menit. Alat ini dirancang untuk menggerakan elektrode. ke atas atau ke bawah dengan kecepatan I
mm/menit. Motor /istrik jenis AC sebagai penggeraknya dengan kekuatan 150 wall. dan menggunakan
trasmisi berbentuk u/ir.
ABSTRACT
DESIGN AND TRIAL RUN OF THE ELECTRODE ACTIVATOR FOR AN ELECTRIC ARC HEATER
AT THE MAKING OF ZIRCON CARBIDE. The design of the electretrode activator for an electric arc
heater operating up to the temperature of 2000 "C has been performed. The heater system uses graphite
electrode with the 6 mm for its diameter. 80 amperes for its electric current, 25 volt for its voltage. The
distance of electrode and sample is 3 mm for geiling electric bow made by. Was made by graffite. The
sampling port was made of graphite. The distance of the electrodefrom the sampling port is 3 mm in order
the electric arc occurs as the heating proceeder, the electrode always decrases as I mm/menite. This device
was designed for driving the electrode up and down with the minimum speed of / mm/minute.
The
electromotor of AC type as its activator with the power of /50 walls. and if used thread trasmision.
PENDAHULUAN
Perlunya
sediakan alat
untuk
menunjangdi penelitian'
di pemanas
bidang proses.
Tungku pemanas suhu tinggi di atas 1800 °C,
belum ada yang dapat digunakan.
Alat tersebut
sangat diperlukan untuk proses pembuatan bahan
dukung.
Untuk pengadaan alat yang baru sangat
tidak mungkin karena anggaran yang terbatas dan
harganya sangat mahal, mengingat keadaan tersebut
maka perlu dibuat atau diraneang bangun alat
tersebut yang akan diperlukan untuk penelitian.
Alat pemanas system busur listrik., diharapkan
sangat aplikatif untuk membuat pemanas pasir
zirkon
sehingga
dihasilkan
zirkon
karbida.
Pemanasan busur Iistrik terdiri dari tiga bagian,
yaitu : trafo pembangkit listrik, elektrode, dan krus
tempat pemanas.
a.
Trafo pembangkit listrik, mempunyai kapasitas
3400 watt, dengan tegangan 28 volt, dan arus
listrik sebesar 80 amper dengan arus bolak
. balik.
b. Elektrode untuk mengubah arus listrik menjadi
tenaga panas mempunyai ukuran panjang 30
em dan diameter 6 mm, terbuat dari karbon.
e. Krus sebagai
kutup negatif dan sekaligus
tempat pemanas,
terbuat dari graft, di
tempatkan sedemikian
rupa dan di isolasi
dengan batu tahan api setebal 5 - 7
em
supaya kedap udara.
Ukuran alat ini tergantung
dari besar
keeilnya transfomator,
sebagai sumber Iistrik.
Prinsip kerja alat ini adalah apabila kedua kutup ini
didekatkan pada jarak tertentu terjadi loneatan
listrik yang dikenal dengan busur listrik, busur
Iistrik ini yang dimanfaatkan sebagai sumber
pemanas, jarak busur listrik ini dipertahankan
jangan sampai sam bung dengan kedua kutub
terse but dan jangan sampai terlalu jauh karena
busur listrik akan hilang. Jauh dekatnya busur
Prosiding PPI - PDIPTN 2006
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Jull 2006
150
ISSN 0216 - 3128
listrik ini tergantung dari besar kecilny tegangan
listrik yang berasal dari sumber listrik. Luas dan
tebal isolator tergantung dari arus listrik yang
diberikan oleh trafo. Karena setiap saat elektrode
mengeluarkan
busur listrik ada sebagian dari
elektrodenya terkikis (termakan), sehingga akan
mempengaruhi jarak dari kutup positif dan negatif,
makin lama jaraknya akan semakin jauh yang
berakhir busur Iistrinya mati. Pada perancangan ini
yang dititik beratkan supaya busur Iistrik yang
terbentuk dapat stabil, karena jarak yang tetap.
Pada alat ini dibuat tempat yang bisa memegang
elektrode dan digerakkan turun pada yarak yang
tepat dan tetap.
Sebagai penggerak digunakan
motor listrik. Elektrode yang digerakkan, kutup
negatipnya sedangkan posisinya tetap.
Telah direkayasa dan dibuat suatu peralatan
untuk proses pemanasan suhu tinggi dengan tungku
busur Iistrik, dengan menggunakan elektroda graftt
sebagai elektroda pemanas untuk menimbulkan
busur.
Proses sebelumnya
elektrode masih
digerakkan secara manual/dengan gerakan tangan,
dan telah diuji cara untuk proses produksi dalam
skala laboratorium yang hasilnya masih perlu untuk
penyempurnaan alat.
Dengan perancangan ini
diharapkan
mengganti gerakan manual menjadi
gerakan mekanik, sehingga busur Iistrik yang
ditimbulkan akan lebih stab ii, dan diperoleh suhu
pemanasan yang lebih baik.
TATA KERJA
Alat Yang Digunakan
Motor Iistrik AC dengan tegangan 170 Volt,
kecepatan putar 70 rpm, tempat pegangan electrode
dan sekaligus tempat motor Iistrik, tiang sebagai
kedudukan pemegang elektrode, yang didalamnya
dan peralatan pendukung
yaitu dua roda gigi,
sebagai red user kecepatan dan roda gigi ulir
sebagai transmisi.
Tombol ON dan OFF, dan
tombol untuk ke atas dan ke bawah, kontaktor,
trasfomator tegangan dengan kapasitas 500 watt.
elektroda yang tetap. Adanya gerakan tetap
diharapkan tidak terjadi pemutusan busur listrik,
yang dapat menggangu proses pemanasan.
Pada
proses pemanasan menggunakan busur listrik, busur
yang terbentuk harus tetap artinya tidak terhenti
nyalanya. Sehingga diperlukan sistem penggerak
elektroda graftt dengan menggunakan motor listrik,
dengan kecepatan tetap, sehingga terbentuknya
busur selama proses berjalan tetap nyala.
A.I. Perhitungan
Alat
berat pemegang elektrode:
Bila obyek dengan berat W (kg) diangkat
melawan gravitasi untuk I meter (m) pada
kecepatan konstan, mengambil waktu t sekon (s),
kakas F dan daya diperlukan P adalah sebagai
berikut :
F = WI (kg.m)
P = Wilt (kg.m/s)
(J)
Karena lit adalah kecepatan v (m/s), jadi
P = Wv (kg.m/s)
(2)
Apabila satuan gravitasi dinyatakan
diubah dalam nilai MKS, maka
I (kg-m) = g (1) = 9,8 (J) (joule)
I (kg.m/s) = 9,8 (J/s) = 9,8 (W)
dalam kg.m
Akibatnya, persamaan (2) dapat diubah ke dalam
unit MKS sebagai berikut
P = 9,8 Wv (W)
(3)
Lebih lanjut, karena P adalah daya yang diperlukan
untuk kerja, bila eftsiensi mekanis tidak terhitung
eftsiensi motor adalah TJ (%), keluaran Pm motor
adalah sebagai berikut :
100
Pm
=
9,SWvx-(W)
17
100
= 9,SWvxIO·3x-(kW)
(4)
17
Akan tetapi, untuk menentukan keluaran motor
sebenarnya, perlu untuk diperhatikan kakas geser
yang berubah-ubah, kopel asut dan tegangan poros,
dan faktor keselamatan
dari rancangan
dan
produksinya.
1.
Menentukan arus nominal motor jenis rotor
sangkar untuk motor induksi I fasa dengan
daya (P) sebesar 155 watt.
2.
In =
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Perancangan
Bud; Sulistyo, dkk.
746.P
(5)
17·V.COSrp
Pada perancangan ini, adalah melengkapi
peralatan sebagai tahap untuk penyempurnaan
sistem penggerak elektroda graftt, yang dapat
diusahakan
dengan gerakan manual/penggerak
dengan tangan, diganti dengan gerakan mekanik
motor Iistrik, agar didapatkan kecepatan gerakan
dengan In adalah arus nominal motor (A), 746
sarna dengan 1 HP (watt), P daya motor
(kilowatt), 1'/ efesiensi motor, V tegangan jalajala (volt), dan CDS (jJ faktor kerja. Sehingga
dari persamaan 5, In dapat dihitung sebagai
berikut :
Proslding PPI • PDIPTN 2006
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Jull 2006
ISSN 0216 - 3128
Bud; Sulistyo, dkk.
In=
3.
746xO,155
O,85xl00xO,8
0,00005 m/detik.
,,= 85% maka gaya (F)
dan Daya (P) yang diperlukan :
=1,7A
F = W.I (kg.m) = 20xO,4 = 8 kg.m
(6)
p = W. V (kg.m/det)
(7)
= 20xO,00005 = 0,00 I kg.m.det
apabila satuan gravitasi dinyatakan dalam
kg.m diubah dalam nilai MKS, maka :
I kg.m = gravitasi (g) J = 9,8 Ooule)
I kg.m/s = 9,8 (J/s) = 9,8 W. Persamaan (7)
diubah ke dalam unit MKS, sebagai berikut :
Faktor keamanan I, \.In = I, Ix 1,7= 1,87 A
A.2. Menentukan
Pembebanan
Daya yang diperlukan
Konstan
Untuk pengangkatan
151
Untuk
obyek (ke atas)
Beban yang diterima motor adalah beban yang
bersifat aksial yaitu beban tekan dan tarik,
motor digunakan
untuk menaikkan
dan
menurunkan beban yang beratnya konstan
yaitu beban obyek W = 20 kg diangkat
melawan gravitasi setinggi 40 em (0,4 m)
dengan keeepatan V· = 3 mm/menit atau
= 9,8x20xO,00005 = 0,0098 kw
= 9,8 Watt
P adalah daya yang diperlukan untuk kerja,
bila '7 mekanik tidak terhitung '7 motor adalah
'7 (%). Keluaran Pm motor adalah :
P
= 9,8
W. V
Pm = 9,8 WV.IOO (watt) = 9,8.WV.10-3•IOO (kilowatt)
17
17
= 9 8x20xO 005xl 0-3 100 = (9,8x20xO,005xl 0-3 xl 00) - 0 115kW
,
,
0,85
0.85
P motor = 0,115 kW, motor yang ada adalah = 155
Tekanan vertikal dinyatakan dengan W satuannya
newton, sehingga daya keluaran motor Pm, harus
bisa mengatasi keempat point diatas.
Hubungan antara perputaran dari kopel,
daya dan beban yang diperlukan untuk menjalankan
beban pada perputaran yang normal, dan berubahubah disebut karakteristik perputaran kopel dari
beban. Bila keluaran normal (kW/Pm) motor dan
rpm diketahui atau ada pada name plate, maka
besamya kopel beban penuh (kgm) dapat dihitung
dengan persamaan ( 8 ) sebagai berikut :
Disamping itu faktor yang menghambat gerakan
dapat dianalis sebagai berikut :
I. Permukaan
kontak antara obyek terjadi
gesekan (antara roda gigi dan bantalan)
2. Perbedaan tekanan atmosfer menimbulkan
3.
4.
daya penyerapan
Daya adhesifterjadi antara obyek
Permukaan kontak antara obyek terpengaruh
tekanan vertikal karena berat dari benda dan
gravitasi bumi (g=9,8
'
0,155 kW
wa//=
m/s2).
k ope I be banpenu h =~~~~~~~~~-x
keluaran nominal (kW)
putaran beban penuh (ppm)
97411r
.I .\ (8.)
{n:g/m/
pada motor penggerak ini, mempunyai kopel beban penuh sebagai berikut :
kopel beban penuh
A.3. Perancangan
Transmisi
Sistem
Mekanik
dan
Sistem penggerak elektroda memerlukan
transmisi untuk pemindahan daya dan putaran dari
motor listrik. Dalam pemilihan transmisi diperlukan
pertimbangan teknik yang memenuhi persyaratan
dan efisiensi, diantaranya adalah bahwajarak antara
poros motor dan poros beban eukup dekat, dan
0,115
=--x
170
974 = 0,888 kg/m
dipasang secara horisontal sejajar, maka dipilih
transmissi roda gigi lurus (spur gear), karena
transmisi dengan roda gigi mempunyai banyak
keuntungan, diantaranya
: Bebas slip, dapat
digunakan untuk pemindahan daya dari ukuran
kecil maupun yang sangat besar yang dapat
digunakan pad a putaran penggerak maupun beban
yang tinggi, sedang ataupun putaran rendah.
PrQ:iI~lng PPI • PDIPTN Z006
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Jull 2006
-
ISSN 0216 - 3128
152
Pada perencanaan
ini adalah motor listrik
dipasang secara sejajar mendatar dengan poros
beban.
Jarak antara kedua poros (a) adalah 65
mm, dengan putaran motor penggerak (nJ) adalah
170 rpm,
koefisien transmisi (z) adalah 2,5, dan
modul roda gigi (M) adalah 1,5.
Dengan menggunakan persamaan ( 9 ) dan ( 10 )
(men it)berikut :
(mm)
dapat dihitung sebagai
,- (1 + i).M
Z-~
2
-
(10)
(1 + i)M
Z 2 = ---2.65.2,5 = 61 (dibuat 60)
(1 + 2,5).1,5
dari perhitungan di atas didapat bahwa Z, = 24 dan
= 60.
Perbandingan transmisi
Z2
i = Z2 = ~ = ~
d,
= 60 = 2,5
nl
24
Dalam hal ini Z adalah : jumlah roda gigi.
n : kecepatan putar
Dengan mengetahui Z, = 24, Z2 = 60, n, = 170 rpm,
maka nilai n2 dapat dicari dengan persamaan (I I)
n2
ZI·nl
=-Z2
(II)
20
23
40
15
35
10
Waktu pemanasan
Elektroda tennakan
515
=---=68rpm
60
"("
per ban d'mgan transmlSI
rata-rata
elektroda
tennakan
= 2,6
Sehingga perlu dibuat perancangan
transmisi
sebagai berikut :
•
Putaran motor (nJ) = 170 rpm, (n2) = 70 rpm
•
Jumlah roda gigi (ZJ) = 24 buah, jumlah gigi
(Z2) = 60 buah
•
Diameter roda gigi 1 (da = 38 mm, diameter
roda gigi 2 (d2) = 90 mm, dan kecepatan
penggerak elektroda adalah 3 mm/menit. Jika
perbandingan roda gigi cacing dan ulir cacing
sebagai roda gigi reduksi (perbandingan poros
dan roda gigi) adalah 60 : 1 (artinya 60 putaran
ulir merubah posisi mur 4 mm).
Jadi 1 putaran roda gigi (Z2)
1
Z2 = 68 xs
(12)
1
Z2
24.170
n2
Tabel 1. Hasil
pengamatan
dari
percobaan
pendahuluan,
data awal pemanasan
pasir zirkon, tegangan listrik 25 volt,
arus listrik 80 amper.
Kecepatan
mm/menit.
2.a.i
ZI
kecepatan rata rata (v) penggerak elektroda adalah
3 mmlmenit, seperti pada tabel berikut ini. tabel.l.
(9 )
Z 1=---2.65
= 24,76",,24
(1 + 2,5).1,5
Z _
Bud; Sulistyo, dkk.
=
-x4mm=O,058
68
perubahan mur pad a waktu 1 menit (60 detik) =
0,058x60 = 3,53 mm
170 = 2,5
'I = -n2 = -nl 68
38mm
I
--;---I
L-/
.
~ i~"-.I
!i
65
Gambar I. Perbandingan transmisi dan jarak
poros dua roda gigi
Dari data percobaan awal, sebelum transmisi
ini dibuat dan elektroda masih digerakkan dengan
tangan. Dari data percobaan peleburan didapatkan
b. tnirseciernpat
Gambar 2. Sistem mekanik dan transmisi pada
peralatan penggerak elektroda
Prosiding PPI - PDIPTN 2006
Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006
en it)
IlIllI1
dU,
ISSN 1121(,- .H2H
.\'/111,\'(1'11,
8. Uji Fungsi
Dari data pengujian
dan
didapatkan hasil sebagai berikut :
B.l. Pengujian
8eban
Penggerak
pengukuran
Elektroda
tanpa
Tabel 2. Data keeepatan rata-rata (v,) penggerak
elektroda (turun), pada skala, tegangan
100 V, dengan arus 0,4 A.
Waktu
28
3542 Jarak
ditempuh
3,5
3,5
11,75
22,8
17,5
5,6
5,8
5,7
5,8
Keeepatan
(mm/menit)
yang
No.
I
1.1'.1
penggerak, sehingga didapatkan parameter yang
tepat untuk meneapai hasil yang optimal. Dari data
dan pengamatan, bahwa daerah optimal untuk
batang penggerak elektroda adalah : pada titik
minimallbatas bawah adalah 15 em dari titik nol.
Untuk titik maksimallbatas
atas adalah skala
penggaris 45 em. Pada batas atas itu bila motor
dipaksa dijalankan melewati garis daerah titik
bawah dan titik atas tersebut, maka penyangga dan
ulir akan terjadi getaran dan ulir transmisi bergerak
turun dengan eepat, yang bisa mengakibatkan
patahnya batang elektroda. Hal ini disebabkan
karena pada pemasangan ulir transmisi an tara
pemasangan di atas dan di bawah tidak terpusat
(center), sehingga berakibat roda gigi dipaksa
mendesak
batang
yang
tidak
sejajar
dan
mengakibatkan motor bekerja lebih berat.
B.2. Pengujian
Kecepatan rata-rata
= 5,28 mm/menit
Pada pengujian ini, elektroda grafit belum
dipasang pad a batang penggerak. Pereobaan ini
bcrtujuan untuk mengetahui kinerja mesin dan
kendali motor, serta untuk mengetahui keeepatan
batang penggerak elektroda seeara naik dan turun,
dan melihat arus dan tegangan yang dipakai. Selain
itu, juga hal-hal yang terjadi pada batang
Tabel3.
Pengujian
keeepatan elektrode termakan
Paniane Eleketrode
50
40
70
80
70
25cm
Arus
60
25
24
78
76
0.0548
74
72
90
100
27
110
28
67
80
69
0.6043
0,275
26,0
0,1747
0,3914
26,5
0,3484
0,4246
24,5
0,2302
0,0477
0,1412
0,02875
0,2162
(Amper)
(Volt)
25,5
0,1330
0,5079
0,559
0,842
Tegangan
(mm/menit)
(mm/menit)
Skala pada
Dari data pereobaan (Tabel. 3.) dapat
disimpulkan bahwa, pada skala 70 A dan 80 A
putaran/kecepatan
penggerak eJektroda dengan
elektroda
yang
termakan
untuk
peleburan
putarannya bisa mendekati sinkron, sehingga mulai
tidak terjadi konduksi, juga dihasilkan pemanasan
dan berat sampel yang paling efektif.
Tetapi pada skala 90 - 110 A, pada proses
pemanasan/peleburan,
pada
saat
pemanasan
berlangsung terdapat semburan bunga api yang
sangat putih dan kuat yang mendorong sampel
dengan Sampel
Pereobaan ini bertujuan untuk mengetahui
skala ampere pad a trafo agar didapatkan keeepatan
yang sesuai, juga arus pada proses pemanasan yang
tepat agar dihasilkan berat sampel yang maksimal.
Pereobaan ini menggunakan IImpan seberat 5 gram,
yang terdiri dari 75% pasir zirkon dan 25% karbon.
Pada pereobaan ini menggunakan skala trafo
bervariasi yaitu skala 40, skala 50, skala 60, skala
70, skala 80, skala 90, skala 100, dan skala 110.
(mm/detik),
terhadap
besar arus yang terpasang
15 em
keluar ke segala arah. Hal terse but terlihat pad a
tumpahan sampel keluar dari tempatnya, serta
silikat yang terpisah dari pasir zirkon, menyebar
dan menempel
cukup tebal pada seluruh
permukaan krus, hal ini disebabkan arus Iistrik
Penyebab
yang cukup besar (90 sId 100 A).
terjadinya konduksi pada proses pemanasan adalah
kecepatan elektroda termakan tidak seimbang dan
arus Iistrik yang dibutuhkan, berakibat elektroda
dan kutup negatip menempel, terjadilah hubung
singkat
(short) antara katoda dan anoda,
Prosldina PPI - PDIPTN 2006
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006
154
ISSN 0216 - 3128
mengakibatkan
batang elektroda menjadi membara
Budi Sulistyo, dkk.
UCAP AN TERIMA KASIH
dan trafonya berbunyi dengung.
Penentuan
B.3. Pengujian
Elektroda
Tabel 4. Pengujian
elektroda
Arus
I
Jarak
penentuan
jarak
Mati
mati
I termakan
Kecepatan (mm/detik)
elektroda
25
24
26
Tegangan
2,643
3,69
2,576
3,2
2,78
3,62
(V)
Keterangan:
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Tukiman, mahasiswa STTN, Yogyakarta
dan semua pihak yang telah membantu terwujutnya
makalah dan alat tersebut.
II
DAFT AR PUST AKA
1.
LUSTMAN,
BAND
KERZE,
F, The
Metallurgy of Zirconium, Mc GrawHill, Book
Company Inc., New York, (1955).
2.
MILLER, G.L., The Metallurgy of Rarer
Metals, Butterworths Scientific, Publications,
(I957).
3.
BUm
SULISTYO,
SUNARDJO,
DWIRETNANI SUDJOKO, PRISTI
HARTATI, Pengruh Waktu dan Tegangan Listrik
pada Pemanasan Pasir
Zirkon
Prosiding
Pertemuan dan Presentasi I1miah, Penelitian
Dasar I1mu
Pengetahuan
dan Teknologi
Nuklir, P3TM-BA TAN, Yogyakarta, (2005).
4.
SUMANTO, Mesin Listrik Arus Bolak Balik,
Motor Sinkron dan Motor Induksi, Adi Offset,
Yogyakarta, edisi I, (1993).
J = panjang elektroda 24 em
1J = panjang elektroda J 5 em
Pengujian
pertama
dilakukan
dengan
menggunakan elektroda standart yang masih baru
dengan panjang (p) = 24 cm dan diameter (d) = 6
mm. Pengujian
kedua dengan menggunakan
elektroda dengan panjang (p) = 15cm dan diameter
(d ) = 6 mm. Dari data hasil percobaan, didapat :
untuk panjang elektroda I (24cm) dan panjang
elektroda II (15cm) pad a permulaan pemanasan,
baik elektroda I maupun II terjadi busur listrik yang
lebih
lama.
Dari kejadian
tersebut
dapat
disimpulkan,
bahwa panjang elektroda
tidak
mempengaruhi arus dan waktu pad a proses busur
listrik, atau perbedaan tahanan antara elektroda
dengan panjang standart (24 cm) dan panjang IS
cm sangat kecil, sehingga untuk proses pemanasan,
lebih baik digunakan elektroda
dengan panjang
standart, supaya tidak cepat mengganti elektroda.
KESIMPULAN
a.
b.
c.
d.
e.
Berhasil dibuat sistem kendali konvensional
penggerak elektroda.
Berhasil dirakit alat tersebut pada pemanas
busur listrik yang dibuat sebelumnya yaitu satu
peralatan untuk proses pemisahan zirkonium
dengan silikon pada pasir zirkon.
Telah berhasil diuji coba dalam keadaan tanpa
sampel, untuk mengetahui sistem kerja, baik
sistem
kelistrikan,
isolasi
dan
sistem
mekaniknya.
Telah berhasil diuji coba untuk proses
pemanasan dengan berat umpan 5 gram dengan
variasi arus, waktu dengan hasil kecepatan
penggerak
elektroda
mendekati kecepatan
sinkron.
TANYAJAWAB
Subroto
Dengan input motor 170 rpm dirubah menjadi
2,6
mm/menit
(out-put)
saja,
dengan
perbandingan itu apakah motor tidak timbul
panas yang berlebihan,
mohon
informasi
perbandingan in-put dengan out-put nya ?
Budi Sulistyo
- Perbandingan keeepatan yang aman adalah 2/3
sampai dengan 1.0 dalam perancangan
ini
perbandingan 60 : 30 atau 2 : I tidak masuk
perbandingan. tetapi karena prosesnya tidak
lebih dari 60 menU, timbulnya panas masih
diabaikan.
Besamya arus pada regulator transformator,
berpengaruh terhadap cepat dan lambatnya
elektroda grafit termakan.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006
Pustek,Akselerator dan Proses Bahan· BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006
KE DAFTAR ISI
Download