pembiasaan yang buruk akan membentuk sosok manusia

advertisement
kebudayaan dan kegiatan pembiasaan. Pembiasaan adalah alat
pendidikan. Bagi anak yang masih kecil, pembiasaan sangat penting.
Karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu aktivitas akan menjadi
milik anak di kemudian hari.
Pembiasaan yang baik akan membentuk
sosok manusia yang berkepribadian yang baik pula. Sebaliknya,
pembiasaan yang buruk akan membentuk sosok manusia yang
berkepribadian yang buruk pula (Djamarah, 2002: 72). Berdasarkan
pembiasaan itulah anak terbiasa menurut dan taat kepada peraturan-
peraturan yang beralaku
di
sekolah dan masyarakat,
setelah
mendapatkan pendidikan pembiasaan yang baik di sekolah pengaruhnya
juga terbawa dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sampai dewasa
nanti.
Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah dan kadangkadang membutuhkan waktu yanglama untuk menanamkan nilai-nilai
anti korupsi melalui pembiasaan pada anak-anak Tetapi sesuatu yang
sudah menjadi kebiasaan sukar pula untuk mengubahnya. Karena itu
adalah penting, pada awal kehidupan anak, menanamkan nilai-nilai anti
korupsi melalui kebiasaan-kebiasaan yang baik dan jangan seklai-kali
mendidik anak berdusta, tidak disiplin, menyontek dalam ulangan dan
sebagainya.
e)
Model Gabungan
Model gabungan berarti menggunakan gabungan antara model
terintegrasi dan di luar pembelajarun secara bersama-sama. penanaman
nilai lewat pengakaran formal terintegrasi bersama dengan kegiatan di
luar pembelajaran. Model ini dapat dilaksanakan baik dalam kerja sama
dengan
tim oleh guru maupun dalam kerja sama
dengan pihak luar
sekolah.
Keunggulan model ini adalah semua guru terlibat dan bahkan dapat dan
harus belajar dari pihak luar untuk mengembangkan diri dan siswa.
Anak mengenal nilai-nilai hidup untuk membentuk mereka baik secara
r
inform ativ dan diperkuat dengan pengalaman
me
lalui
ke giatan-ke giatan
yang terencana dengan baik.
Kelemahan model
ini
adalah menuntut keterlibatan banyak pihak,
banyak waktu untuk koordinasi, banyak biaya dan kesepahaman yang
mendalam, terlihat apabila melibatkan pihak luar sekolah. Selain itu,
tidak semua guru mempunyai kompetensi dan keterampilan
untuk
menanamkan nilai-nilai anti korupsi.
E. Penutup
Pendidikan antikorupsi pada prinsipnya adalah menggunakan metode
yang melibatkan seluruh aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
serta
kecerdasan sosial. Maka pemahaman konsep, pengenalan konteks, reaksi dan
aksi menjadi bagian penting dari seluruh metode pendidikan nilai-nilai
antikorupsi. Metode atau cara penyampaian nilai-nilai antikorupsi ini juga
penting karena dengan cara penyampaian yang tidak tepat, tujuan yang akan
dicapaijuga sulit diperoleh. Supayatujuan yang akan dicapai dapat diperoleh,
dalam penyampaian nilai-nilai antikorupsi, harus digunakan cara-cara yang
menarik dan disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa.
Dengan demikian, pedoman model Pendidikan Antikorupsi dalam
kurikulum Perguruan Tinggi Agama Islam ini dapat dijadikan acuan dan
dasar untuk pelaksanaan pendidikan antikorupsi
di lembaga -
lembaga
Perguruan Tinggi Agama Islam.
Direktur Jenderal Pendidikan
Islam
Prof. Dr. Nur Syam, M.Si
10
Download