BAB V - Repository Universitas PGRI Yogyakarta

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah model
Visual Auditory Kinestethic (VAK) dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran Matematika kelas V SD 1 Pedes Sedayu Bantul
Tahun Ajaran 2015/2016. Kesimpulan tersebut diperoleh dari data penelitian
bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar pada setiap siklus. Pelaksanaan
prasiklus motivasi siswa mencapai 17,85% yang minimal telah termotivasi
dalam pembelajaran, kemudian dalam pelaksanaan siklus I mengalami
peningkatan menjadi 71,42%, dalam pelaksanaan siklus II juga mengalami
peningkatan menjadi 73,07% dan meningkat kembali pada siklus III sebesar
85,18%.
B.
Implikasi
Penerapan model pembelajaran Visual Auditory Kinestethic (VAK)
yang telah berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD 1 Pedes
tahun ajaran 2015/2016 dapat berimplikasi kepada berbagai hal. Penerapan
model pembelajaran Visual Auditory Kinestethic (VAK) dapat menjadikan
siswa lebih mampu menguasai pembelajaran karena memfokuskan pada gaya
belajar siswa yang bersifat Visual, Auditory, dan Kinestethic.
120
Siswa
121
lebih memanfaatkan alat indra yang dimiliki dalam pembelajaran dikelas
yang pada akhirnya membuat siswa akan lebih aktif.
Penelitian ini
berimplikasi
dapat
meningkatkan
kemampuan
penelitian untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan
model Visual Auditory Kinestethic (VAK). Implikasi dari penelitian ini juga
berimbas kepada siswa. Siswa menjadi optimis dan termotivasi untuk dapat
menguasai pembelajaran dan memanfaatkan alat indra yang dimiliki siswa.
Pelajaran Matematika yang dahulunya dinilai susah untuk dipahami, setelah
diadakan penelitian dengan model Visual Auditory Kinestethic (VAK) lebih
mudah dipahami. Siswa menjadi lebih percaya diri dalam mengikuti proses
pembelajaran dikelas serta tidak menganggap bahwa pembelajaran
Matematika susah, kepercayaan diri inilah yang menjadi modal awal siswa
lebih berprestasi.
C.
Saran
Saran yang dapat disampaikan setelah mengadakan penelitian tentang
penerapan model pembelajaran Visual Auditory Kinestethic (VAK) untuk
meningkatkan motivasi belajar antara lain:
1.
Bagi Siswa
Motivasi belajar yang telah meningkat dengan penerapan model
Visual Auditory Kinestethic (VAK) perlu ditingkatkan dengan cara
mempertahankan sistem belajar yang telah dilakukan.
122
2.
Bagi Guru
Model Visual Auditory Kinestethic (VAK) merupakan model
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Guru yang telah memperoleh pengalaman baru tentang sistem
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Visual
Auditory Kinestethic (VAK) perlu dipertahankan dan disosialisasikan
pada guru yang lainnya. Peneliti juga menyarankan bahwa tidak hanya
mata pelajaran Matematika saja yang menggunakan model Visual
Auditory Kinestethic (VAK) tetapi juga untuk mata pelajaran lain dapat
juga menggunakan model pembelajaran ini.
3.
Bagi Sekolah
Sekolah perlu mendukung berbagai kegiatan yang meningkatkan
kemampuan siswa dalam bidang akademis dan non akademis. Penelitian
tindakan kelas yang telah dilaksanakan oleh guru perlu ditindaklanjuti.
Sekolah perlu memfasilitasi berbagai penelitian yang dilakukan oleh
guru.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim Fathani. 2012. Matematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ali Alfatah, dkk. 2013. “Pembelajaran Matematika Model Quantum Teaching
dengan Modalitas Visual, Auditory, dan Kinestetik Berbantuan Software
Autocad”. Journal of Educational Research and Evaluation , 2 (1) (2013),
ISSN 2252 - 6420. (diunduh 10 Februari 2016).
Anissatul Mufarokah. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Teras.
Asep Mahfudz. 2012. Cara Cerdas Mendidik yang Menyenangkan Berbasis Super
Quantum Teaching. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Benny A. Pribadi. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Bobbi Deporter, dkk. 2012. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
Dale H. Schunk, dkk. 2012. Motivasi dalam Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Aplikasi. Jakarta: PT Indeks.
Dini Rosdiani. 2012. Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Djemari Mardapi. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes.
Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.
Esa Nur Wahyuni. 2010. Motivasi dalam Pembelajaran. Malang: UIN Malang
Press.
123
124
Fadjar Shadiq. 2014. Pembelajaran Matematika Cara Meningkatkan Kemampuan
Berpikir siswa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hamzah B. Uno. 2015. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamzah B. Uno, dkk. 2011. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta:
Bumi Aksara.
Herawati Susilo, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana
Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang:
Bayumedia Publishing.
Heruman. 2013. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Hoeda Manis. 2010. Learning is Easy Tip dan Panduan Praktis agar Belajar Jadi
Asyik, Efektif, dan Menyenangkan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Miftahul Huda. 2014. Model-Model Pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Muhammat Rahman dan Sofan Amri. 2014. Model Pembelajaran ARIAS
Terintegratif. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT Refika Aditama.
Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Ni Md. Ayu Purwandari, dkk. 2014. “Model Experiential Learning Bernuansa
VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) Berpengaruh terhadap Hasil Belajar
IPA Kelas V SD Gugus Letkol Wisnu”. Jurnal Mimbar PGSD Universitas
pendidikan Ganesha. Vol 2, No 1, Tahun 2014. (diunduh 25 Februari 2016).
125
Oemar Hamalik. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2012. Cara Menggunakan dan Memaknai
Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.
Rudi Hartono. 2014. Ragam Model Mengajar yang Mudah diterima Murid.
Jogjakarta: Diva Press.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
S. Kemmis and R. McTaggart. 1988. The Action Research Planner. Australia:
Deakin University Press.
Sardiman A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Saur Tampubolon. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soetarno Joyoatmojo. 2011. Pembelajaran
Membelajarkan. Surakarta: UNS Press.
Efektif
Pembelajaran
yang
Sondang P. Siagian. 2012. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sri Mulyani. 2015, “Pendekatan Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic
(VAK) untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika
(Pecahan) Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Sribit Tahun Pelajaran
2014/2015”. Jurnal Magistra, No 94, Th. XXVII Desember 2015, ISSN
0215-9511. (diunduh 10 Februari 2016).
Susi Andrianty. 2015, “Penerapan Style VAK (Visual, Auditorial, dan Kinesthetik)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 SMA Negeri Olahraga
Provinsi Riau”. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Volume
4, No 1, April 2015, ISSN 2303-1514. (diunduh 25 Februari 2016).
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
________. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
________. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Sunarti dan Selly Rahmawati. 2014. Penelitian dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: CV Andi Offset.
Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Wina Sanjaya. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kencana.
LAMPIRAN
126
SURAT IJIN PENELITIAN
127
128
129
SURAT KETERANGAN MELAKUKAN
UJI COBA INSTRUMEN
130
131
SURAT KETERANGAN
MELAKUKAN PENELITIAN
132
133
PRA SIKLUS
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
SIKLUS I
145
SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Pengantar
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.
Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
matematika yang kuat sejak dini.
Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 tahun atau 7 tahun,
sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget (Heruman, 2013: 1), mereka berada pada
fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak dalam fase ini adalah
kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika,
meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja
sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, megelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan
hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Materi yang akan disampaikan kali ini yaitu mengenai mengidentifikasi
sifat-sifat bangun ruang. Dalam proses pembelajaran untuk materi tersebut
tentunya guru telah membuat rancangan pembelajaran yang memiliki peran
penting dalam ketercapaian suatu Kompetensi Dasar (KD) yang diharapkan,
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal. Untuk
menyampaikan materi tersebut kepada siswa, guru akan menggunakan metode
ceramah, metode-metode lain yang akan mendukung proses penyampaian materi
diantaranya yaitu dengan metode tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, Problem
Solving, dan penugasan.
146
Metode ceramah dipakai yaitu dengan pertimbangan agar siswa secara
langsung mendapat teori tentang materi tersebut dari guru, sehingga akan menjadi
lebih mengerti materi yang disajikan. Yang tentunya juga dilengkapi metode lain
seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu metode Problem Solving yang
bermanfaat untuk menambah pemahaman siswa karena siswa secara langsung
terlibat aktif dalam pembelajaran dan tidak hanya mendengan penjelasan dari guru
saja. Penggunaan metode-metode lain seperti diskusi kelompok, tanya jawab, dan
penugasan yang tentunya akan sangat mendukung kegiatan belajar mengajar,
sehingga pembelajaran Matematika diharapkan dapat lebih optimal.
Model yang digunakan yaitu model Visual Auditory Kinestethic (VAK).
Karakteristik model VAK meliputi visual, auditori, dan kinestetik. Visual dengan
belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Visual adalah bahwa belajar
harus menggunakan alat indra mata melalui mengamati, menggambar,
mendemonstrasikan, membaca, gunakan media dan alat peraga. Auditori, belajar
dengan berbicara dan mendengar. Auditori bermakna bahwa belajar haruslah
menyimak, mendengar, berbicara, presentasi, memberikan pendapat, gagasan,
menanggapi dan beragumentasi. Kinestetik dengan belajar bergerak dan berbuat.
Model pembelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan
memperhatikan ketiga hal tersebut.
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
Untuk SD/MI Kelas 5
5
162
163
164
165
Kompetensi Dasar
Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa
Indikator
Bentuk Soal
6.2 Mengidentifikasi  Mengidentifikasi sifat-sifat bangun Tertulis
sifat-sifat
bangun ruang
ruang
 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang
 Mendiskusikan
sifat-sifat
bangun
ruang
 Memahami
bangun
dengan sifat-sifatnya
ruang
sesuai
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
Kompetensi Dasar
Kisi-kisi Lembar Penilaian
Indikator
Bentuk Soal
6.2 Mengidentifikasi  Mengidentifikasi sifat-sifat bangun Tertulis
sifat-sifat
bangun ruang
ruang
 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang
 Mendiskusikan
sifat-sifat
bangun
ruang
 Memahami
bangun
dengan sifat-sifatnya
ruang
sesuai
176
177
178
179
KUNCI JAWABAN
Sifat-sifat Bangun Ruang
Jumlah rusuk
Jumlah titik sudut
8
9
No.
1
Bangun Ruang
Prisma tegak segi
empat
Jumlah sisi
6
2
Prisma tegak
segitiga
Limas segi empat
Limas segitiga
Tabung
Kerucut
Bola
5
6
9
5
4
3
2
1
5
6
0
0
0
8
4
2
1
0
3
4
5
6
7
180
KISI-KISI OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
VISUAL AUDITORY KINESTETHIC (VAK)
No.
1
Aspek Pengamatan
Aktifitas
guru
Indikator
selama Membuka
pembelajaran
dengan Pembelajaran
menggunakan
model Penggunaan
pembelajaran
Visual Metode
Auditory
(VAK)
Kinestethic Ketepatan Materi
Penguasaan
No Item
Jumlah Item
1
2
2
5
3
3
4
2
5
2
6
3
Materi
Penilaian
dan
Refleksi
Faktor Penunjang
Total
17
181
182
183
SIKLUS II
184
SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Pengantar
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.
Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
matematika yang kuat sejak dini.
Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 tahun atau 7 tahun,
sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget (Heruman, 2013: 1), mereka berada pada
fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak dalam fase ini adalah
kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika,
meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja
sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, megelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan
hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Materi yang akan disampaikan kali ini yaitu mengenai unsur dan sifat
bangun. Kemudian yang akan dibahas antara lain tentang jaring-jaring bangun
kubus dan balok dan menggambar jaring-jaring kubus dan balok. Dalam proses
pembelajaran untuk materi tersebut guru telah membuat rancangan pembelajaran
yang memiliki peran penting dalam ketercapaian suatu Kompetensi Dasar (KD)
yang diharapkan, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal.
Untuk menyampaikan materi tersebut kepada siswa, tentunya guru akan
menggunakan metode ceramah, metode-metode lain yang akan mendukung proses
185
penyampaian materi diantaranya yaitu dengan metode tanya jawab, diskusi,
pemberian tugas, Problem Solving, dan penugasan.
Metode ceramah dipakai yaitu dengan pertimbangan agar siswa secara
langsung mendapat teori tentang materi tersebut dari guru, sehingga akan menjadi
lebih mengerti materi yang disajikan. Yang tentunya juga dilengkapi metode lain
seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu metode Problem Solving yang
bermanfaat untuk menambah pemahaman siswa karena siswa secara langsung
terlibat aktif dalam pembelajaran dan tidak hanya mendengan penjelasan dari guru
saja. Penggunaan metode-metode lain seperti diskusi kelompok, tanya jawab, dan
penugasan yang tentunya akan sangat mendukung kegiatan belajar mengajar,
sehingga pembelajaran Matematika diharapkan dapat lebih optimal.
Model yang digunakan yaitu model Visual Auditory Kinestethic (VAK).
Karakteristik model VAK meliputi visual, auditori, dan kinestetik. Visual dengan
belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Visual adalah bahwa belajar
harus menggunakan alat indra mata melalui mengamati, menggambar,
mendemonstrasikan, membaca, gunakan media dan alat peraga. Auditori, belajar
dengan berbicara dan mendengar. Auditori bermakna bahwa belajar haruslah
menyimak, mendengar, berbicara, presentasi, memberikan pendapat, gagasan,
menanggapi dan beragumentasi. Kinestetik dengan belajar bergerak dan berbuat.
Model pembelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan
memperhatikan ketiga hal tersebut.
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
Untuk SD/MI Kelas5
5
198
199
200
201
Kompetensi Dasar
6.3Menentukan
jaring-jaring
Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa
Indikator
 Menentukan
bangun Tertulis
ruang kubus dan balok
berbagai bangun  Menjelaskan
ruang sederhana
jaring-jaring
Bentuk Soal
jaring-jaring
bangun
ruang kubus dan balok
 Memahami
jaring-jaring
bangun
ruang kubus dan balok
 Menggambar
jaring-jaring
ruang kubus dan balok
bangun
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
Kompetensi Dasar
6.3Menentukan
jaring-jaring
Kisi-kisi Lembar Penilaian
Indikator
 Menentukan
bangun Pilihan ganda
ruang kubus dan balok
berbagai bangun  Menjelaskan
ruang sederhana
jaring-jaring
Bentuk Soal
jaring-jaring
bangun
ruang kubus dan balok
 Memahami
jaring-jaring
bangun
ruang kubus dan balok
 Menggambar
jaring-jaring
ruang kubus dan balok
bangun
212
213
214
215
216
217
218
KUNCI JAWABAN
1.
C
2.
C
3.
D
4.
B
5.
C
6.
A
7.
D
8.
B
9.
A
10. B
219
KISI-KISI OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
VISUAL AUDITORY KINESTETHIC (VAK)
No.
1
Aspek Pengamatan
Aktifitas
guru
Indikator
selama Membuka
pembelajaran
dengan Pembelajaran
menggunakan
model Penggunaan
pembelajaran
Visual Metode
Auditory
(VAK)
Kinestethic Ketepatan Materi
Penguasaan
No Item
Jumlah Item
1
2
2
5
3
3
4
2
5
2
6
3
Materi
Penilaian
dan
Refleksi
Faktor Penunjang
Total
17
220
221
222
SIKLUS III
223
SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Pengantar
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.
Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
matematika yang kuat sejak dini.
Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 tahun atau 7 tahun,
sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget (Heruman, 2013: 1), mereka berada pada
fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak dalam fase ini adalah
kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika,
meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja
sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, megelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan
hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Materi yang akan disampaikan kali ini yaitu mengenai simetri lipat suatu
bangun. Kemudian yang akan dibahas antara lain menentukan banyaknya simetri
lipat suatu bangun. Dalam proses pembelajaran untuk materi tersebut guru telah
membuat rancangan pembelajaran yang memiliki peran penting dalam
ketercapaian suatu Kompetensi Dasar (KD) yang diharapkan, sehingga proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal. Untuk menyampaikan materi
tersebut kepada siswa, tentunya guru akan menggunakan metode ceramah,
metode-metode lain yang akan mendukung proses penyampaian materi
224
diantaranya yaitu dengan metode tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, Problem
Solving, dan penugasan.
Metode ceramah dipakai yaitu dengan pertimbangan agar siswa secara
langsung mendapat teori tentang materi tersebut dari guru, sehingga akan menjadi
lebih mengerti materi yang disajikan. Yang tentunya juga dilengkapi metode lain
seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu metode Problem Solving yang
bermanfaat untuk menambah pemahaman siswa karena siswa secara langsung
terlibat aktif dalam pembelajaran dan tidak hanya mendengan penjelasan dari guru
saja. Penggunaan metode-metode lain seperti diskusi kelompok, tanya jawab, dan
penugasan yang tentunya akan sangat mendukung kegiatan belajar mengajar,
sehingga pembelajaran Matematika diharapkan dapat lebih optimal.
Model yang digunakan yaitu model Visual Auditory Kinestethic (VAK).
Karakteristik model VAK meliputi visual, auditori, dan kinestetik. Visual dengan
belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Visual adalah bahwa belajar
harus menggunakan alat indra mata melalui mengamati, menggambar,
mendemonstrasikan, membaca, gunakan media dan alat peraga. Auditori, belajar
dengan berbicara dan mendengar. Auditori bermakna bahwa belajar haruslah
menyimak, mendengar, berbicara, presentasi, memberikan pendapat, gagasan,
menanggapi dan beragumentasi. Kinestetik dengan belajar bergerak dan berbuat.
Model pembelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan
memperhatikan ketiga hal tersebut.
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
Untuk SD/MI Kelas 5
5
238
239
240
Kompetensi Dasar
6.3Menyelidiki
sifat-sifat
Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa
Indikator
 Mengidentifikasi simetri lipat suatu Tertulis
bangun
kesebangunan dan  Menyebutkan banyaknya simetri lipat
simetri
Bentuk Soal
suatu bangun
 Memahami simetri lipat suatu bangun
 Menjelaskan banyaknya simetri lipat
suatu bangun
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
Kompetensi Dasar
6.3Menyelidiki
sifat-sifat
Kisi-kisi Lembar Penilaian
Indikator
 Mengidentifikasi simetri lipat suatu Tertulis
bangun
kesebangunan dan  Menyebutkan banyaknya simetri lipat
simetri
Bentuk Soal
suatu bangun
 Memahami simetri lipat suatu bangun
 Menjelaskan banyaknya simetri lipat
suatu bangun
251
252
253
254
KISI-KISI OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
VISUAL AUDITORY KINESTETHIC (VAK)
No.
1
Aspek Pengamatan
Aktifitas
guru
Indikator
selama Membuka
pembelajaran
dengan Pembelajaran
menggunakan
model Penggunaan
pembelajaran
Visual Metode
Auditory
(VAK)
Kinestethic Ketepatan Materi
Penguasaan
No Item
Jumlah Item
1
2
2
5
3
3
4
2
5
2
6
3
Materi
Penilaian
dan
Refleksi
Faktor Penunjang
Total
17
255
256
257
DOKUMENTASI
258
Foto kegiatan pra siklus
Kegiatan pembelajaran di kelas V
Foto kegiatan pembelajaran di kelas V
259
Foto kegiatan siklus I pertemuan pertama
Siswa memperhatikan dan mendengarkan guru saat menjelaskan materi
(visual dan auditory)
Siswa mengerjakan LKS
260
Foto kegiatan siklus I pertemuan kedua
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru (kinestethic)
Siswa mengisi lembar angket motivasi belajar
261
Foto kegiatan siklus II pertemuan pertama
Siswa memperhatikan guru menjelaskan materi (visual dan auditory)
Siswa diminta guru untuk mengamati dengan membongkar kotak bekas yang
merupakan jaring-jaring kubus dan balok (visual dan kinestehic)
262
Guru meminta siswa yang aktif maju kedepan
Siswa yang aktif mendapatkan reward dari guru
263
Foto kegiatan siklus II pertemuan kedua
Siswa mengerjakan tugas dengan arahan dari guru
Siswa mengisi lembar angket motivasi belajar
264
Foto kegiatan siklus III pertemuan pertama
Siswa melipat kertas agar membentuk garis sumbu simetri (kinestethic)
Siswa menempel hasil kerja di papan tulis (kinestethic)
265
Foto kegiatan siklus III pertemuan kedua
Siswa mengerjakan tugas mengamati daun yang memiliki simetri lipat
(visual dan kinestethic)
Kelompok mempresentasikan hasil diskusi kedepan kelas (kinestethic)
266
ANGKET MOTIVASI BELAJAR
SISWA UJI COBA
267
268
269
270
271
272
ANGKET MOTIVASI
BELAJAR SISWA
273
274
275
276
277
LEMBAR PENGESAHAN VALIDASI
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
C. Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa
No
Indikator
1
Percaya
Diri
2
3
4
5
Relevansi
Minat dan
Perhatian
Siswa
Penilaian
Kepuasan
Aspek-aspek yang diamati
Siswa percaya diri
Siswa bertanya
Pengalaman belajar meningkat
Keinginan mendalami lebih jauh
materi yang dipelajari
Siswa semangat dan antusias
mengikuti pembelajaran
Matematika
Saat pembelajaran berlangsung
siswa diam dan memperhatikan
Siswa paham dengan materi yang
diajarkan guru
Siswa mampu mengerjakan
soal-soal
Siswa mempunyai keinginan
untuk mengikuti pembelajaran
Siswa puas mengikuti
pembelajaran
Jumlah Butir
Butir (+)
1, 16
Butir (-)
11
6,
21
12, 22, 24
20
2
7
8
13
3
17, 23, 25
14, 26
4
18
9, 27
5
15
10
19
14
13
303
304
Download