hubungan kejadian hiperemesis gravidarum dengan berat badan

advertisement
HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN
BERAT BADAN BAYI LAHIR PADA IBU BERSALIN DI
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS
JAYA BARU BANDA ACEH
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U’budiyah
Banda Aceh
Oleh:
RAUDHATUL JANNAH
NIM : 10010079
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM
STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH
TAHUN 2013
ABSTRAK
HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN
BERAT BADAN BAYI LAHIR PADA IBU BERSALIN DI
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS
JAYA BARU BANDA ACEH
Raudhatul Jannah 1 , Rahmayani 2
XII + 35 Halaman : 1 Gambar, 4 Tabel, 12 Lampiran
Latar Belakang : Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di puskesmas diketahui
bahwa jumlah ibu bersalin sebanyak 224 orang. Dari penelitian data awal didapatkan dari
5 orang responden yang mengalami Hiperemesis Gravidarum dan Berat Badan Bayi
Lahir. 2 diantaranya mengalami Hiperemesis Gravidarum dan Berat Badan Lahir Rendah
dan 3 diantaranya tidak mengalami Berat Badan Lahir Rendah. Berdasarkan
permasalahan dilapangan maka peneliti tertarik untuk melihat Hubungan Kejadian
Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui Hubungan Kejadian Hiperemisis Gravidarum
dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Jaya Baru Banda Aceh.
Metode Penelitian : Jenis penelitian menggunakan metode analitik dilaksanakan di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru dengan pendekataan Cross Sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang berjumlah 70 orang, pengambilan
sampel menggunakan tehnik total sampling.
Hasil Penelitian : Dari 70 responden yang mengalami Hiperemesis Gravidarum dan
Berat Badan Lahir Rendah sebesar 62.1% sedangkan dari 70 responden yang tidak
mengalami Hiperemesis Gravidarum dan Berat Badan Lahir Normal sebesar 80.5 %.
Kesimpulan dan Saran : Ada Hubungan Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan
Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda
Aceh. Hal ini dapat dilihat dari uji statistic chi-square dengann ilai p-value 0.001. Bagi
Responden diharapkan kepada responden agar mempersiapkan diri dalam menghadapi
kehamilan yang mengalami Hiperemesis Gravidarum Diwilayah Kerja UPTD Puskesmas
Jaya Baru Banda Aceh. Bagi Instutusi Hasil penelitan ini dapat digunakan sebagai acuan
pengetahuan mahasisiwi kebidanan dan menambah referensi perpustakan bagi STIKes
U’budiyah.
Kata Kunci
Sumber
: Berat Badan Bayi Lahir, Hiperemesis Gravidarum
: 10 dari buku ( 1998 – 2012 ) + 5 Internet.
Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah
Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah
1
2
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan
Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Banda Aceh,
November 2013
Pembimbing
( RAHMAYANI, SKM. M. Kes)
MENGETAHUI:
KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN
STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH
( NUZULUL RAHMI, SST )
PENGESAHAN PENGUJI
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji
Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Banda Aceh,
November 2013
Tanda Tangan
PEMBIMBING : RAHMAYANI, SKM, M.Kes
(____________________)
PENGUJI I
: RAHMADY, SKM
(____________________)
PENGUJI II
: NUZULUL RAHMI, SST
(____________________)
MENYETUJUI
MENGETAHUI
KETUA STIKES U’BUDIYAH
KETUA PRODI DIPLOMA III
BANDA ACEH
KEBIDANAN
(MARNIATI, M.Kes)
(NUZULUL RAHMI, SST)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T, dimana atas
rahmat dan hidayah-Nya peneliti telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini dengan judul “Hubungan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dengan
Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh”.
Penelitian Karya Tulis Ilmiah ini merupakan kewajiban yang harus di
laksanakan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Kebidanan
STIKes U’Budiyah.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini peneliti telah banyak menerima
bimbingan dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
melalui kata pengantar ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Ibu Rahmayani, SKM, M.Kes selaku pembimbing saya yang
telah banyak meluangkan waktu dan pemikiran dalam proses penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini dan tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dedi Zefrizal, S.T, Selaku Ketua Yayasan U’Budiyah Indonesia.
2. Ibu Marniati, M. Kes. Selaku Ketua STIKes U’Budiyah Banda aceh.
3. Ibu Nuzulul Rahmi, SST. Selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan STIKes
U’Budiyah Banda Aceh.
4. Maryani, SKM, M.Kes selaku pemimpin Di UPTD Puskesmas Jaya Baru.
5. Terima Kasih kepada pegawai UPTD Puskesmas Jaya Baru dan Seluruh
Pasien di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru khususnya untuk ibu –
ibu bersalin dengan Hiperemesis Gravidarum yang telah memberikan
informasinya tentang Berat Badan Bayi Lahir .
6. Teristimewa buat Papa dan Mama yang telah memberikan pengorbanan
baik material maupun do’a bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan
pendidikan Akademi Kebidanan.
7. Adik, Kakek, Nenek dan Keluarga Besar semuanya yang telah memberikan
do’a, dukungan dan semangat bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan
penelitian ini.
8. Untuk my beloved Fauzul Hazi yang telah banyak memberi motivasi dan
semangat sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.
9. Untuk Echa, Dara, Cutbit, Pipit, Ge Fha, dan Siti Julita yang telah banyak
bersusah payah membantu penelitian dalam membuat penelitian ini
sehingga dapat terselesaikan
10. Teman-teman seangkatan yang telah banyak membantu khususnya untuk
kelas IIIB angkatan 2010 sehingga selesainya penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, banyak kekurangan yang disebabkan oleh peneliti sendiri. Oleh sebab
itu peneliti senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak sangat
diharapkan untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya kepada Allah SWT
kita sepantasnya berserah diri, tiada satupun yang terjadi tanpa kehendaknya.
Akhirnya kepada Allah SWT kita sepantasnya berserah diri, tiada satupun yang
terjadi tanpa kehendaknya.
Banda Aceh, November 2013
Tertanda
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
ABSTRAK .....................................................................................................
PERNYATAAN PERSETUJUAN ...............................................................
PENGESAHAN PENGUJI ..........................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
i
ii
iii
iv
v
viii
x
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
D. Manfaat Penelitian ........................................................................
1
1
5
5
5
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................
A. Hiperemesis Gravidarum ..............................................................
B. Berat Badan Bayi Lahir ................................................................
7
7
14
BAB III KERANGKA KONSEP .................................................................
A. Kerangka Konsep .........................................................................
B. Definisi Operasional .....................................................................
C. Hipotesis .......................................................................................
20
20
21
21
BAB IV METODE PENELITIAN ..............................................................
A. Jenis Penelitian .............................................................................
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................
C. Populasi dan Sampel ....................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................
E. Pengolahan Data ...........................................................................
F. Analisa Data .................................................................................
23
23
23
23
24
25
25
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................
29
29
B. Hasil Penelitian .............................................................................
C. Pembahasan ...................................................................................
29
32
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................
B. Saran .............................................................................................
34
34
34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konsep .........................................................................
20
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Definisi Operasional ................................................................
21
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Hiperemisis Gravidarum Dengan Berat
Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh ...........................................
30
Distribusi Frekuensi Berat Badan Bayi Lahir Dengan Berat
Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh ...........................................
30
Hubungan Kejadian Hiperemisis Gravidarum Dengan Berat
Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh ...........................................
31
Tabel 5.2
Tabel 5.3
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Lembaran Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2
: Lembaran Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3
: Kuesioner
Lampiran 4
: Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 5
: Surat Selesai Pengambilan Data
Lampiran 6
: Surat Penelitian
Lampiran 7
: Surat Selesai Penelitian
Lampiran 8
: Master Tabel
Lampiran 9
: Spss Out Put ( Analisa Univariat )
Lampiran 10 : Spss Out Put ( Analisa Bivariat )
Lampiran 11 : Lembaran Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 12 : Biodata
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara global dikemukakan bahwa selama tahun 2000, terdapat 4 juta
kematian neonatus (3 juta kematian neonatal dini dan 1 juta kematian neonatal
lanjut). Hampir 99% kematian tersebut terjadi di negara berkembang.
Kematian tertinggi di Afrika (88 per seribu kelahiran), sedangkan di Asia
angka kematian perinatal mendekati 66 bayi dari 1.000 kelahiran hidup. Bayi
kurang bulan dan bayi berat lahir rendah adalah satu dari tiga penyakit utama
kematian neoantus diantaranyta adalah Hiperemesis Gravidarum (Rahayu,
2009)
Berdasarkan perkiraan organisasi
kesehataan dunia World
Health
Organization (WHO) hampir semua (98%) dari Lima juta kematian neonatal
terjadi di Negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada
priode neonatal dini. Umumnya terjadi karena Hiperemesis Gravidarum yang
menyebabkan Berat Badan lahir kurang dari 2500 gram. Menurut WHO 17%
dari 25 juta persalinan pertahun adalah Bayi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) dan hampir semua terjadi di Negara berkembang (Dinkes, 2009).
Angka kematian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah denan
daerah yang lain, yaitu berkisar antara 9% - 30%, hasil studi di 7 daerah
multicenter diperoleh angka BBLR dengan target rentang 2.1% - 17,2%.
Angka ini lebih besar dari target BBLR yang di tetapkan pada sasaran program
perbaikan gizi menuju Indonesia sehat 2010 yakni maksimal 7% (Pantiawati,
2010).
Salah satu dampak dari Hiperemesis Gravidarum di Provinsi Aceh pada
tahun 2009 adalah BBLR dengan presentase 0.56% dari jumlah kelahiran
hidup yang ditimbang sedangkan pada tahun 2008 adalah 0.49%.
Kehamilan merupakan hal yang fisiologi. Namun kehamilan yang normal
dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan untuk menapis adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksi dini
adanya komplikasi/penyakit yang mungkin hamil muda. Tanda-tanda bahaya
kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam
keadaaan bahaya (Kusmiyati,2008)
Pada ibu hamil,
terutama pada trimester I sering timbul gejala mual
(nausea) dan muntah (emesis gravidarum) merupakan gejala yang wajar.
Biasanya terjadi pada pagi hari (Morning sickness), tetapi dapat pula timbul
pada saat siang dan malam. Perasaan mual terjadi karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Gejala - gejala ini kurang
lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung
selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah ini terjadi 60% – 80%
primigravida dan 40% - 60% multigravida. Satu dari seribu wanita hamil
gejala-gejala ini menjadi lebih berat yang di sebut Hipermesis Gravidarum
(Prawirohardjo, 2007).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari – hari karena keadaan
umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Manuaba, 2004)
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidras.
sehingga cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi. Mual dan muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat
menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim. Pada tingkat
yang lebih berat hiperemesis dapat mengancam jiwa ibu dan janin sehingga
pengobatan perlu segera diberikan. (Winkjasastro, 2005).
Hiperemesis gravidarum dapat dideteksi dan dicegah pada masa kehamilan
dengan cara pemeriksaan kehamilan secara teratur dengan penanganan yang
baik hiperemesis dapat teratasi dengan memuaskan. (Prawirohardjo, 2007).
Penyebab hiperemesis gravidum belum diketahui secara pasti, perubahanperubahan anatonik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh
kekuranagan vitamin. Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada
mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar
HCG, faktor organik karena masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal
dan perubahaan
metabolik, faktor psikologis keretakkan rumah tangga,
kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala yang sering
terjadi pagi 60% - 80% primigravida dan 40% - 60% multigravida. Mual
muntah biasanya terjadi pada pagi hari. Rasa mual biasanya mulai pada
minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan ke empat, namun
sekitar
12%
ibu
hamil
masih
mengalaminya
sampai
9
bulan
(Khaidirmuhaj,2009).
Beberapa dampak lain dari terjaadinya kondisi hiperemesis gravidarum
pada wanita hamil menurut Mochtar (2001) yaitu dapat terjadi pendarahan
berupa bercak pada otak, pendarahan sub endokardial pada jantung, pucatdegenerasi pada tubuli kontorti ginjal dan kemungkinan adanya hepar pada
tingkat ringan. Penanganan yang dapat dilakukan pada kondisi tersebut salah
satunya dengan cara memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan
kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan rasa takut dan menghilangkan
faktor psikis .
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di puskesmas diketahui
bahwa jumlah ibu bersalin sebanyak 224orang. Dari penelitian data awal
didapatkan dari 5 orang responden yang mengalami Hiperemesis Gravidarum
dan Berat Badan Bayi Lahir. 2 diantaranya mengalami Hiperemesis
Gravidarum dan Berat Badan Lahir Rendah, dan 3 diantaranya tidak
mengalami Berat Badan Lahir Rendah. Berdasarkan permasalahan di lapangan
maka peneliti tertarik untuk melihat Hubungan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas perumusan masalah dalam
penelitian bagaimana adalah Adakah hubungan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan kejadian Hiperemisis Gravidarum dengan
Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Jaya BaruBanda Aceh.
D. Manfaat Penelitian
1. sBagi Responden
Sebagai pengalaman untuk menambah wawasan dan meningkatkan
pengalaman ibu hamil tentang Hiperemesis Gravidarum denganBerat
Badan Bayi Lahir.
2. Bagi UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan masukan bagi
pengelola KIA untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu bersalin
tentang hiperisemesis gravidarum
3. Bagi Instutusi Pendidikan STIKes U’Budiyah
Hasil penelitan ini dapat digunakan sebagai asuhan pengetahuan
mahasisiwi kebidanan dan menambah referensi perpustakan bagi STIKes
U’Budiyah.
4. Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman berharga dalam rangka menambah wawasan
pengetahuan serta pengembangan diri, khususnya dalam bidang penelitian
lapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hiperemesis Gravidarum
1. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita
hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari sehingga keadaan umumnya
menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana wanita tidak dapat
menyesuaikan dengan keadaan mual dan muntah yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I, sehingga pekerjaan sehari-hari menjadi
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk (Prawirohardjo, 2005).
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana seorang ibu memuntahkan
segala apa yang dimakan dan yang diminum sehingga berat badan sangat turun,
turgor kulit kurang, timbul aseton dalam kencing ( Manuaba, 1998)
2. Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti.
Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :
a.
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,
mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
b.
Masuknya vili kharialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik.
c.
Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
d.
Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah
tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, serta takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi
hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
3. Patologi
a. Hati
Pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan
degenerasi lemak tanpa nekronis, degenerasi lemak tersebut terletak
sentrilobuler.
b. Jantung
Jantung menjadi lebih kecil dari pada biasanya dan beratnya atrofi, ini
sejalan dengan lamanya penyakit.hsdddddddddddddddddddd
c. Otakbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb
Ada kalanya terdapat bercak-bercak pendarahan pada otak dan
kelainan seperti pada ensefalopati wernicle dapat dijumpai.
d. Ginjalmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ginjal tampak pucat dan generasi lemak dapat ditemukan pada
tabulikonturti.
4. Tanda dan Gejala
Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam
3 (tiga) tingkatan, yaitu :
a. TingkatnImmmmmmmsefsdvgdhtfsdfgsdertmmmsdfvsfgdefgfgdfg
Mual terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita,
ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan
merasa nyeri pada epigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit,
tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering
dan mata cekung.
b. TingkatnIIismdfvjkmsjdvjkjdksjJKjhfurks.aihdjfbjk.liahye.ajkdajnd
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang,
lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadangkadang naik dan mata sedikit ikterik, berat badan turun dan mata menjadi
cekung, tekanan darah turun, hemokonsentrasi, oligouria dan konstipasi.
Aseton tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai aroma yang
khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
c. TingkatnIIIJSDHKHBVCSHDVCJHKSHDVBJKSDJKSBCVKJV
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat tensi
menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang dikenal
sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia dan
perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan
adanya payah hati.
5. Diagnosa
Diagnosas Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus
ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus,
sehingga mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis Gravidarum yang
terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat
mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera
diberikan.JJ
6. PenatalaksanaanMSDVCSDFDVF
a. Obat-obatanKJSHDGCVJKHYJSHDGJHSGJDHJHJSDHJHD
Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang
dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan
seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik
seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.
b. IsolasiJSKDJKJSHKJGKJHGJGJHGJHGJGHGJHGJGJHGGG
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter
dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita. Sampai
muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan makan atau
minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala
akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
c. TerapinPsikologikJKSDKJUSKDHGKJSGDKGKSGDKGKSDJ
Perlu
diyakinkan
kepada
penderita
bahwa
penyakit
dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
d. CairannParenteralSDKJKSJDBGKJGSKGKGKGKJGKGKJG
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter
sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin
B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat
diberikan pula asam amino secara intravena.
e. PenghentiannkehamilanSJHDJHGJSDVJHUGIKJUGSKLDJUJ
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik,
manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi,
ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan
pertimbangan gugur kandungan diantaranya :
1. GangguannkejiwaanjkjkjbgkjgkjgkjgkjgkjgkjkjgkkjgkjgkjjHJH
a. Delirium
b. Apatis,nsomnolennsampainkomakiswdckjubgksjdsk
c. Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle
2. GangguannpenglihatandgbdgfdfJKJCFBVJKBKSBJVBKSDJ
a. Pendarahanbretina`
b. Kemunduran penglihatan
3. Gangguan fatalJKSJDKVBHSKJDVMJHVMSHDVC
a. Hatibdalambbentukbikterus
b. Ginjalbdalambbentukbanuria
c. Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
d. Tekanan darah menurun
7. Diet Hiperemesis Gravidarum
a. Tujuan
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti
persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur
memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
b. Syarat
Diet
hiperemesis
gravidarum
memiliki
beberapa
syarat,
diantaranyanadalah:
1. Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total
2. Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total
3. Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
4. Makanan
diberikan
dalam
bentuk
kering,
pemberian
cairan
disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
5. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan
diberikan sering dalam porsi kecil
6. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan
pada makan malam dan selingan malam
7. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
c. Macam-macambDiet
Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu:
1. DietbHiperemesisbI
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis
gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong
bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak
diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada
diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak
diberikan dalam waktu lama.
2. DietbHiperemesisbII
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet
diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan
bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat
pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan
energi.
3. DietbHiperemesisbIII
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis
gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan
minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini
mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
a. Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
1. Roti panggang, biskuit, crackers
2. Buah segar dan sari buah
3. Minuman botol ringan (coca cola, fanta, limun), sirup, kaldu tidak
berlemak, teh dan kopi encer
b. Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah
makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu
tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang
mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga
tidakbdianjurkan.
B. Berat Badan Bayi Lahir
Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir
(Linda, 2012).
a. Pengertian
Berat lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1 jam
pertama setelah lahir.
b. Macam – macam
Berat badan lahir bayi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
1) Berat Badan Lahir Rendah jika berat kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi.
2) Berat Badan Lahir Normal bila berat antara 2500 – 4000 gram
3) Bayi Besar bila berat badan lahir lebih dari 4000 gram
c. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Berat Badan Bayi Lahir
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor melalui
suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut:
1) Umur Ibu Hamil
Umur ibu erat kaitanya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah
umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, dan dua sampai
empat kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita
yang cukup umur (Linda, 2012).
Pada umur yang masih muda, perkembangan organ - organ reproduksi
dan fungsi fisiologinya belum optimal.Selain itu emosi dan kejiwaanya
belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum
dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi
komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang
dilahirkan akan semakin ringan (Linda, 2012).
Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan
diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya. Mengingat
mulai usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak
peranakan, atau penyakit degenerative pada persendian tulang belakang
dan panggul. Kesulitan lain kehamilan diatas usia 35 tahun ini yakni bila
ibu ternyata mengidap penyakit seperti diatas yang ditakutkan bayi lahir
dengan membawa kelainan (Linda, 2012).
Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil,
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda
perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi 12
dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua
perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah
dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan
energi
yang cukup
guna
mendukung
kehamilan
yang sedang
berlangsung. (Linda, 2012).
Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting terhadap
derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi, maka sebainya
merencanakan kehamilan pada usia antara 20-30 tahun (Linda, 2012).
2) Umur kehamilan
Umur kehamilan dapat menentukan berat badan janin, semakin tua
kehamilan maka berat badan janin akan semakin bertambah. Pada umur
kehamilan 28 minggu berat janin ± 1000 gram, sedangkan pada
kehamilan 37 – 42 minggu berat janin di perkirakan mencapai 2500 –
3500 gram (Linda, 2012).
Kehamilan preterm maupun postterm mempengaruhi berat lahir bayi,
semakin lama kehamilan berlangsung sehingga melampaui usia aterm,
semakin besar kemungkinanya bayi yang akan dilahirkan mengalami
kekurangan nutrisi dan gangguan kronis (Linda, 2012).
3) Status Gizi Hamil
Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung (Linda, 2012).
Mual Muntah yang ibu akan berpengaruh terhadap Status gizi pada
trimester pertama akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio
pada masa perkembangan dan pembentukan organ – organ tubuh
(organogenesis). Pada trimester II dan III kebutuhan janin terhadap zat –
zat atus gizi semakin meningkat jika tidak terpenuhi, plasenta akan
kekurangan zat makanan sehingga akan mengurangi kemampuannya
dalam mensintesis zat – zat yang dibutuhkan oleh janin. Untuk
mengetahui status gizi ibu hamil tersebut, dapat menggunakan beberapa
cara antara lain : dengan memantau pertambahan berat badan selama
hamil, mengukur lingkar lengan atas (LLA). Dan mengukur kadar Hb.
Selain itu gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka
pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran
antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu
hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan
adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas
(LLA) selama kehamilan (Linda, 2012).
Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai penambahan berat
badan yang rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai resiko paling
tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR.Sehingga ibu hamil harus
mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 kg atau 20% dari berat
badan sebelum hamil (Linda, 2012). Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil
juga sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Seorang ibu hamil
dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinya dibawah 11 gr/dl.
Data depkes RI diketahui bahwa lebih dari 50% ibu hamil menderita
anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah resiko menambah bayi
berat lahir rendah (BBLR), resiko perdarahan sebelum pada saat
persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika
ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Linda, 2012).
Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan
oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta
terhadap janin (Linda, 2012).
4) Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan
kehamilan
bertujuan
untuk
mengenal
dan
mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga
kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu dan
bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui
apabila terjadi gangguan / kelainan pada ibu hamil dan bayi yang
dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan (Linda,
2012).
5) Kehamilan ganda
Pada kehamilan kembar dengan distensi uterus yang berlebihan dapat
menyebabkan persalinan premature dengan BBLR. Kebutuhan ibu untuk
pertumbuhan hamil kembar lebih besar sehingga terjadi defisiensi nutrisi
seperti anemia hamil yang dapat menggangu pertumbuhan janin dalam
rahim (Linda, 2012).
6) Penyakit Saat Kehamilan
Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi
lahir diantaranya adalah Diabetes mellitus (DM), cacar air, dan penyakit
infeksi TORCH. Penyakit DM adalah suatu penyakit dimana badan tidak
sanggup menggunakan gula sebagaimana mestinya, penyebabnya adalah
penkreas tidak cukup produksi insulin / tidak dapat gunakan insulin yang
ada. Akibat dari DM ini banyak macamnya diantaranya adalah bagi ibu
hamil bisa mengalami keguguran,bayi lahir mati, bayi mati setelah lahir,
(kematian perinatal) karena bayi yang dilahirkan terlalu besar, menderita
edem dan kelainan pada alat tubuh bayi (Linda, 2012).
Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit infeksi
yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan herpes. Keempat jenis
penyakit ini sama bahayanya bagi ibu hamil yaitu dapat mengganggu
janin yang dikandungnya. Bayi yang dikandung tersebut mungkin akan
terkena katarak mata, tuli, Hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ
tubuh seperti jantung, paru-paru, dan limpa). Bisa juga mengakibatkan
berat bayi tidak normal, keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput
otak, radang iris mata, dan beberapa jenis penyakit lainnya (Linda, 2012).
BAB III
KERANGKA KONSEP
A.Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka Konsep penelitian ini sesuai dengan teori Rohmah 2004, Mual
muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan
muda, terutama ditemukan pada pada primigravida, kehamilan ganda, dan mola
hidatidosa. Hiperemesis berarti suatu keadaan dimana pasien hamil muda
mengalami mual-muntah yang berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan si
ibu sehari-hari.Hiperemesis gravidarum dapat juga menyebabkan berat badan
lahir rendah, maka kerangka konsep dapat dikembangkan sebagai berikut:
Variabel independent
Variabel Dependent
Hiperemsis Gravidarum
Berat Badan Bayi Lahir
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
B.Defenisi Operasional
No
Variabel
Variabel Dependent
Definisi
Operasional
Cara Ukur
Alat
Ukur
Hasil
Ukur
Skala
Ukur
1
Berat Badan Kelahiran
Bayi Lahir
bayi
Variabel Independent
1
Hiperemesis Mual muntah
Gravidarum
di pagi hari
yang dialami
ibu sehingga
mengalami
dehidrasi.
Melihat data Melihat
pada buku data
KIA
pada
buku
KIA
BBLR Ordin
yaitu
al
kurang
dari
2500
gr
BBLN
yaitu
antara
2500
gr
–
4000
gr
Menyebarkan
Angket
Ya x ≥ Ordin
38.2
al
Tidak
x
≤
38.2
Kuesio
ner
C. Hipotesis
1. Ha
: Ada hubungan antara hiperemesis garvidarum dengan berat badan
bayi lahir
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah Analitik dengan menggunakan pendekatan cross
secctional yaitu variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian
ini dikumpulkan dalam waktu bersamaan untuk mengetahui Hubungan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum Terhadap Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu
Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1.Tempat
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja UPTDPuskesmas Jaya Baru Banda
Aceh.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2013 s/d 04 September
2013.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang telah
melahirkan dengan usia bayi 0 sampai 1 tahun di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh yang berjumlah 224 orang.
2. Sampel
Tehnik pengambilan sampel dengan metode total samping yaitu seluruh
populasi dijadikan sebagai sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus yang dikemukan oleh slovin (Notoatmodjo, 2003 )
yaitu :
= 70
D. Tehnik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data Primer diperolah langsung dari responden melalui penyebaran
kuesioner penelitian.
2. Data Sekunder
Data
sekunder
diperoleh
dari
Puskesmas
Lampoh
Dayauntuk
mengetahui kejadian hiperemesis gravidarum dengan berat badan bayi lahir.
E. Pengolahan Data
Menurut Budiarto (2001) pengolahan data merupakan proses yang
sangat penting dalam penelitian. Oleh karena itu,harus dilakukan dengan
baik dan benar.
1. Editing yaitu kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir
kuesioner sehingga jawaban sudah lengkap, jelas, relevan, dan
konsisten.
2. Coding yaitu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka/bilangan.
3. Tabulating yaitu data yang telah dikumpulkan ditabulasi dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi.
4. Analysis yaitu data yang sudah dikumpulkan dan di-entry, dianalisis
dengan menggunakan uji statistik.
F. Analisa Data
Setelah dilakukan pengolahan data maka analisis data yang akan dilakukan
dengan menggunakan program komputer yaitu program Statistical Program For
Social Science (SPSS) versi 16.00 yang akan dilakukan secara statistik
Analitik. Analisis data yang dilakukan meliputi :
1. Analisia Univariat
Analisa Univariat dilakukan terhadap tiap – tiap variabel dari hasil
penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi dan presentase dari tiap variabel ( Notoatmodjo, 2005) kemudian
ditentukan presentase ( p ) dengan menggunakan Rumus sebagai berikut :
P=
Keterangan :
P = Presentase
f = frekuensi yang teramati
n = Jumlah sampel
2. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat merupakan hasil dari variabel independen yang diduga
mempunyai hubungan dengan variabel dependen. Analisa yang digunakan
adalah tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa di lakukan analisa statistik
dengan menggunakan uji data chi- square test pada tingkat kemaknaanya
adalah 95 % (P<0,05), sehingga dapat diketahui ada tidaknya hubungan
yang bermakna secara statistik dengan menggunakan program perhitungan
uji chi- square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan bila P lebih kecil dari
alpha (P<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, menunjukkan ada
hubungan
bermakna
antara
variabel
dependent
dengan
variabel
independent.
Untuk mengukur hubungan atau pengaruh antara variabel bebas dengan
variabel terikat, dan dilakukan analisa dengan menggunakan tabel silang
yang dikenal dengan Baris X Kolom (B x K) dengan derajat kebebasan
(df) yang sesuai. Skor diperoleh dengan menggunakan metode statistic Chi
– Square Test (X2) dengan rumus sebagai berikut Budiarto (2002)
X2 = ∑
Keterangan :
0 = Frekuensi Observasi
∑ = Frekuensi Harapan
Bila pada tabel contingency 3 x 2 terdapat nilai frekuensi harapan
(expected frequensi) kurang dari 20%, maka di lakukan marjer sel
(grouping) atau pengabungan sel menjadi 2 x 2 dengan derajat kebebasan
(df) yang sesuai. Jika setelah dilakukan pengabungan sel sehingga
membentuk tabel conyingecy 2 x 2 dan masih terdapat nilai frekuensi
harapan kurang dari 5, maka akan dilakukan upaya koreksi dengan
menggunakan formula Yate’s Correction, yaitu :
X2 = ∑
Adapun ketentuan yang dipakai dalam uji statistic ini adalah :
1. Ho di terima, jika X2 dihitung < X2 tabel atau p – value ≥ α (0.05)
artinya tidak ada hubungan antara variabel yang diteliti dengan
terjadinya berat badan lahir pada ibu bersalin di wilayah kerja
UPTD puskesmas Jaya Baru
2. Ho ditolak, jika X2 dihitung > X2 tabel atau p – value < α (0,05)
artinya ada hubungan antara variabel yang di teliti terjadinya berat
badan lahir pada ibu bersalin di wilayah kerja UPTD puskesmas
Jaya Baru.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Lampoh Daya merupakan Puskesmas yang baru diresmikan
pada tanggal 06 April 2006, Secara demografi Puskesmas Lampoh Daya
berada di Desa Lampoh Daya Kecamatan Jaya Baru yang terletak lebih
kurang 6 km dari pusat kota Banda Aceh, Dengan luas wilayah kerja 383,20
Ha. Kecamatan Jaya baru berbatasan dengan :
1. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Peukan Bada
2.Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Darul Imarah
3.Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Banda Raya
4.Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Meuraxa
Puskesmas Lampoh Daya mempunyai wilayah kerja yang mencakup
sembilan desa di kecamatan jaya baru dengan jumlah kepala keluarga 7.330
dan jumlah 26.177 penduduk jiwa.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru. Dari
data yang di kumpulkan terdapat 70 orang sampel ibu bersalin dengan usia bayi
0 – 1 tahun di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru. Dta yang di
kumpulkan melalui kuesioner dan observasi. Data dari hasil penelitian ini akan
di sajikan dalam bentuk distribusi frekuensi yaitu sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
a. Hiperemesis Gravidarum
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Hiperemesis Pada Ibu Bersalin
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru
No Hiperemesis Gravidarum Frekuensi Presentasi
1
Ya
29
41.4
2
Tidak
41
58.6
Total
70
100
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2013
Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa, dari 70 orang responden,
yang mengalami Hiperemesis Gravidarum yaitu 29 orang (41.4%)
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru
No
BeratBadanBayiLahir
Frekuensi
Persentasi
1
BBLN
44
62.9
2
BBLR
26
37.1
70
100
Sumber : Data Sekunder Diolah Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 5.2 diatas dapat dilihat dari 70 orang responden,
mayoritas Berat Badan Bayi LahirNormal sebanyak 62.9% (44 orang).
2. AnalisaBivariat
Tabel 5.3
Hubungan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan
Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Jaya Baru Banda Aceh
Berat Badan bayi Lahir
Uji
Jumlah
Hiperemesis
No
BBLN
Statistik
BBLR
Gravidarum
1
Ya
F
%
F
%
F
%
11
37.9
18
62.1
29
100
0.000
2
Tidak
33
Jumlah
44
80.5
8
26
19.5
41
100
70
Berdasarkan table 5.3 diatas diketahui bahwa dari 70 responden yang
mengalami Hiperemesis Gravidarumdan Berat Badan Lahir Rendah sebsar 62.1%
sedangkan dari 70 respondenyang tidak mengalami Hiperemesis Gravidarum dan
Berat Badan Lahir Normal sebesar 80.5 %.
Setelah dilakukan uji statistic dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% di peroleh nilai p value 0,000 yang berarti lebih kecil
dari α- value (0.005). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh.
C. Pembahasan
Hubungan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi
Lahir
Berdasarkan table 5.3 diatas diketahui bahwa dari 25 responden yang
mengalami hiperemesis gravidarum, dan Berat Badan Lahir Rendah sebsar
64% sedangkan dari 25 respondenyang tidak mengalami Hiperemesis
Gravidarum dan Berat Badan Lahir Normal sebesar 84%.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
berat badan bayi lahir 100% di peroleh nilai p-value 0.001 berarti lebih besar
dari α – value (0.05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu
Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh.
Penelitian sejenis yang peneliti temui adalah penelitian yang dilakukan
Juminten Saimin, IMS. Murah Manoe(2004) dengan judul penelitian
“hubungan antara berat badan lahir dengan status gizi ibu berdasarkan ukuran
lingkar lengan atas “.
Didapatkan ada Hubungan Antara Hiperemesis
Gravidarum Dengan Nberat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh (p-value = 0. 170)
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana wanita tidak dapat
menyesuaikan dengan keadaan mual dan muntah yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I, sehingga pekerjaan sehari-hari menjadi
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk (Prawirohardjo, 2005).
Berat lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1jampertama
setelah lahir (Linda, 2012)
Berat Bayi Lahir Rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi (IDAI, 2004)
Peneliti beramsusi bahwa hiperemesis gravidarum mempengaruhi hubungan
berat badan bayi lahir, sebabmual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
yang sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari dapat memperburuk keadaan
umum ibu.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ada hubungan Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada
Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh. Hal ini
dapat dilihat dari uji statistik chi-square dengan nilai p-value 0.000 yang berarti
lebih kecil dari α-value 0.05.
B. Saran
1. Bagi Responden
Diharapkan kepada responden agar mempersiapkan diri dalam menghadapi
kehamilan yang mengalami Hiperemesis Gravidarum Diwilayah Kerja UPTD
Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh.
2. Bagi UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh
Diharapkan agar karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu bahan
masukan bagi pengelola KIA untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu
bersalin tentang Hiperisemesis Gravidarum
3. Bagi Instutusi Pendidikan STIKes U’Budiyah
Hasil penelitan ini dapat digunakan sebagai asuhan pengetahuan mahasisiwi
kebidanan dan menambah referensi perpustakan bagi STIKes U’Budiyah.
4. Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman berharga dalam rangka menambah wawasan
pengetahuan serta pengembangan diri, khususnya dalam bidang penelitian
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto Eko, 2001. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan
Masyarakat, buku kedokteran EGC: Jakarta
Dinkes, 2009 WHO, http://www.Google.com. di akses pada tanggal 15 Juli 2013
Hidayat Alimul, 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis
Data, Salemba medika: Jakarta
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2004. Bayi Berat Lahir Rendah, Dalam :
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak Edisi 1. Jakarta
Khaidirmuhaj, 2009. Askep Nifas Dengan Perdarahan Post Partum,http:/
Blogspot.com di akses pada tanggal 12 januari 2013
Kusmiyati, 2008 Komplikasi Dalam kehamilan, PT Rineka Cipta: Jakarta
Linda, 2012. Bidan delima, http://bidankudelima.blogspot.com. di akses pada
tanggal 15 juli 2013
Manuaba, 2004. Ilmu Kebidanan Dan Penyakit Kandungan Dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC
Mochtar, 1998. Sinopsisi Obstetri. Delfi Lautan. Penerbit Buku Kedokteran
Jakarta : EGC
Notoadmojo soekidjo, 2005 Metodelogi Penelitian. PT Rineka Cipta: Jakarta
Prawirohardjo Sarwono, 2005. Ilmu Kandungan, Yayasan Bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta
Prawirohardjo Sarwono, 2007. Ilmu Kandungan, Yayasan Bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta
Rahayu, 2009. Angka Kematian Bayi, http://google.com, diakses pada tanggal 20
Juli 2013
Rohmah. 2004. Hiperemesis gravidarum, http://www.Google.com. di akses
pada tanggal 15 Juli 2013
Winkjasastro, 2005. Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Yayasan bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjdo : Jakarta
Download