Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk

advertisement
Analisis Selisih Biaya Standar
Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk
Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko
Roti dan Kue Selama Bulan
Februari 2016
Nama
NPM
Jurusan
Pembimbing
: HANA RIZKI APRILIANI
: 23213866
: S-1 Akuntansi
: Mulatsih, SE., MM
LATAR BELAKANG
Persaingan
perusahaan
yang semakin
ketat
Perusahaan harus
mampu membuat
perencanaan dan
pengendalian
biaya produksi
Biaya
seharusnya
mengumpulkan
biaya standar
guna
perhitungan
selisih
Ranti Toko Roti
dan Kue
RUMUSAN MASALAH, BATASAN
MASALAH & TUJUAN PENELITIAN
Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil perhitungan dari selisih antara biaya bahan baku standar, biaya tenaga
kerja standar dan biaya overhead pabrik standar dengan biaya-biaya sesungguhnya ?
2. Apa saja faktor penyebab terjadinya selisih antara biaya standar dengan biaya
sesungguhnya ?
Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah yaitu pada laporan produksi selama bulan Februari 2016
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik untuk
jenis kue bolu caramel pada Ranti Toko Roti dan Kue dengan model dua selisih (twoway model) .
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil perhitungan biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja
standar dan biaya overhead pabrik standar dengan biaya-biaya sesungguhnya.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan adanya selisih antara biaya
standar dengan biaya sesungguhnya.
METODE PENELITIAN
1.
Objek Penelitian
Ranti Toko
Beralamat di Pondok Timur Blok B No. 19. Bekasi Timur– Bekasi .
2.
Data/Variabel
Data biaya produksi bolu caramel bulan Februari 2016.
3.
Metode Pengumpulan Data
Studi Lapangan dan Studi Kepustakaan.
4. Teknik Analisis
Dalam penulisan ilmiah ini alat analisis yang digunakan adalah model dua selisih (the
two-way model) .
PEMBAHASAN
I. Biaya Bahan Baku
Data Biaya Bahan Baku Standar
No
Bahan Baku
Hst
1.
Tepung Terigu Rp
2.
Telur
3.
Data Biaya Bahan Baku Sesungguhnya
Kst
No
Bahan Baku
Hs
8.000
220 Kg
1.
Tepung Terigu Rp
Rp
21.000
270 Kg
2.
Telur
Gula
Rp
14.000
330 Kg
3.
4.
Soda Kue
Rp
22.000
15 Kg
5.
Mentega
Rp
16.000
150 Kg
6.
Susu
Rp
10.000 510 Kaleng
Ks
7.000
200 Kg
Rp
22.000
250 Kg
Gula
Rp
13.000
325 Kg
4.
Soda Kue
Rp
19.000
12 Kg
5.
Mentega
Rp
12.000
120 Kg
6.
Susu
Rp
8.500 500 Kaleng
Perhitungan Selisih Biaya Bahan Baku
SH = (Hst – Hs) x Ks
SK = (Kst – Ks) x Hst
Model Dua Selisih
Selisih Biaya Bahan Baku Januari 2016
No
Hst
Bahan Baku
1.
2.
3.
4.
5.
Tepung Terigu
Telur
Gula
Soda Kue
Mentega
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
6.
Susu
Rp
Kst
(1)
8.000
21.000
14.000
22.000
16.000
(2)
220 Kg
270 Kg
330 Kg
15 Kg
150 Kg
510
10.000
Kaleng
Jumlah
Hs
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Ks (Kg)
SH
(3)
7.000
22.000
13.000
19.000
12.000
(4)
[(1)-(3)]*(4)
200 Kg Rp
200.000
250 Kg Rp (250.000)
325 Kg Rp
325.000
12 Kg Rp
36.000
120 Kg Rp
480.000
500
5.000
Rp
750.000
Kaleng
Rp
SK
[(2)-(4)]*(1)
Rp 160.000
Rp 420.000
Rp
70.000
Rp
66.000
Rp 480.000
Rp
100.000
1.541.000 Rp 1.296.000
II.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Data Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar
Tenaga Kerja
6
JKSt
1344 jam
TUSt
Rp 5.500
Data Biaya Tenaga Kerja Lanagsung Sesungguhnya
Tenaga Kerja
JKSt
TUSt
6
1134 jam
Rp 6.500
Kapasitas
Normal
1.440
Perhitungan Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
Model Dua Selisih
STU= (TUSt – TUS) x JKS
SEU = (JKSt – JKS) x TUSt
Selisih Tarif Upah BTKL
TUSt
Rp 5.500
TUS
RP 6.500
JKS
1134
STU
Rp (1.134.000)
Selisih Efisiensi Upah BTKL
JKSt
1344
JKS
1134
TUSt
Rp 5.500
SEU
Rp 1.155.000
III. Biaya Overhead Pabrik
Data BOP Standar
BOP Variabel
BOP Tetap
TOTAL BOP
Rp
Rp
4.820.000
324.500
Rp
5.144.500
BOP Sesungguhnya
BOP Variabel
BOP Tetap
TOTAL BOP
Rp
Rp
3.657.500
324.500
Rp
3.982.000
Tarif Biaya Overhead Pabrik Perjam
•
Total BOP
= BOP yang Dianggarkan
Jam Kerja Standar
= Rp 5.144.500 = Rp 3.828/jam
1.344 jam
•
BOP Variabel
= BOP Var. yang Dianggarkan
Jam Kerja Standar
= Rp 3.982.000 = Rp 2.963/jam
1.344 jam
•
BOP Tetap
= BOP Tetap yang Dianggarkan
Jam Kerja Standar
= Rp 324.500
1.344 jam
= Rp 241/jam
Perhitungan Selisih Biaya Overhead Pabrik
Model Dua Selisih
ST = BOPss –((KN x TTSt) – (KPst x TVSt))
SV = (KN –KPSt) x TTSt
Selisih BOP
SELISIH TERKENDALI
BOP Sesungguhnya
Rp
3.982.000
BOP Tetap Pada KN
Rp 241 x 1.440
Rp
347.040
BOP Var Sesungguhnya
Rp
3.634.960
BOP variabel Pada JKSt
Rp 2.963 x 1.344
Rp
3.982.272
SELISIH TERKENDALI
Rp
347.312
SELISIH VOLUME
Jam Tenaga Kerja Pada KN
1.440
Jam Tenaga Kerja Standar
1.344
SELISIH VOLUME
(96)
Tarif BOP Tetap
Rp
241
SELISIH VOLUME
Rp
(23.136)
Perlakuan Terhadap Selisih
A.
Harga Pokok Penjualan Standar
Harga Pokok Penjualan Standar
BBB Standar
Rp
19.880.000
BTKL Standar (Rp 5.500 x 1.344)
Rp
7.392.000
BOP Standar (Rp 3.828 x 1.344 )
Rp
5.144.500
Total Harga Pokok Penjualan Standar
Rp
32.416.500
Harga Pokok Penjualan Standar per unit :
Rp
32.416.500
1000 unit
=
Rp 32.416
Laporan L/R Ranti Toko Roti dan Kue
Penjualan 750 Pcs @ Rp 45.000
Harga Pokok Penjualan Standar
LABA BRUTO STANDAR
SELISIH LABA
Harga Bahan Baku
Rp 1.857.000
Kuantitas Bahan Baku
Rp
1.296.000
Efisiensi Upah
Rp
1.155.000
Terkendali
Rp
347.312
TOTAL SELISIH LABA
SELISIH RUGI
Tarif Upah
Rp (1.134.000)
Volume
Rp
(23.136)
TOTAL SELISIH RUGI
LABA BERSIH
Rp 33.750.000
Rp 32.416.500
Rp 1.333.500
Rp 4.655.312
Rp (1.110.864)
Rp 3.677.948
Kesimpulan
1. Berdasarkan perhitungan pada biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik terdapat selisih biaya standar dengan biaya sesungguhnya.
Perhitungan biaya bahan baku terdapat selisih menguntungkan. Biaya tenaga kerja
langsung pada selisih tarif upah yang merugikan, sedangkan selisih efisiensi upah
terjadi selisih yang menguntungkan. Biaya overhead pabrik selisih yang
menguntungkan pada selisih terkendali, sedangkan pada selisih volume terdapat selisih
merugikan.
2. Faktor yang menyebabkan menyebabkan terjadinya selisih biaya bahan baku
disebabkan karena bahan baku standar lebih besar daripada bahan baku sesungguhnya.
Memang terjadi kenaikan harga bahan baku tetapi bahan baku standar yang dipakai
masih lebih besar daripada kenaikan tersebut. Sedangkan selisih yang terjadi pada biaya
tenaga kerja langsung disebabkan karena karyawan mampu mengefisiensikan waktu
dalam mengerjakan pekerjaannya. Sedangkan yang terjadi pada biaya overhead pabrik
disebabkan karena biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih rendah dibanding pada
jam standar. Selain itu karena perusahaan pada jam kerja standar belum mampu
melebihi jam kerja normal, sehingga terdapat volume produksi yang tidak terpakai.
TERIMA KASIH
Download