PENERAPAN TEAM TEACHING PADA

advertisement
PENERAPAN TEAM TEACHING PADA PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DI SMP ISLAM AL-MA’ARIF 01 SINGOSARI
KABUPATEN MALANG
Yuni Dwi Utami1
Wahyudi Siswanto2
E-mail: [email protected]
Universitas Negeri Malang, jalan Semarang 5 Malang
Abstract : this research aimed to describe the stages, the effectiveness, problem and
problem solved of weakness in the team teaching indonesia studies at SMP Islam AlMa’arif 1 Singosari. Research used qualitative method especially describtive reseach
method. Had four reseach result 1) preparation of team teaching is, preparing, doing, and
evaluated, 2) effectivity looked at prepared of learning do it together, managed class
sesion , and evaluated, 3) the weakness is domination in a teached, and unclear
administration, 4) the suggestion to solved the weakness is give a motivation the students,
make a deal together time, confirmed answer and cooperate coordinator
Keywords : team-taeching, learning and teaching of Indonesia language
ABSTRAK : Tujuan penelitian ini mendeskripsikan tahap pelaksanaan, efektivitas,
hambatan dan cara mengatasi hambatan dalam pelaksanaan team teaching pada
pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Islam Al-Ma’arif 01 Singosari. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Terdapat empat
hasil penelitian (1) tahap pelaksanaan team teaching adalah persiapan, pelaksanaan, dan
evaluasi, (2) evektivitas terlihat dari perencanaan pembelajaran disusun bersama,
pemanfaatan jam pelajaran, adanya evaluasi, (3) hambatan yang ditemui adalah
pendominasian dalam mengajar, sulit mengatur waktu, siswa mendapat penjelasan yang
berbeda, ketidakjelasan dalam administrasi, (4) upaya untuk mengatasi hambatan adalah
memberikan motivasi kepada siswa, menyepakati waktu bersama, mengkonfirmasi
jawaban, dan membentuk koordinator.
Kata Kunci: team teaching, pembelajaran bahasa Indonesia
Selama ini pada umumnya model pembelajaran yang dikembangkan di
sekolah cenderung dilakukan secara individu, pengelolaan pembelajaran menjadi
tanggung jawab guru yang bersangkutan secara individual, baik dalam
merencanakan, melaksanakan, maupun menilai pembelajaran siswa, ketika
dihadapkan dengan tuntutan kurikulum yang sangat kompleks dan kondisi nyata
yang kurang kondusif, guru seringkali menjadi tidak berdaya dan memiliki
keterbatasan untuk dapat mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Terkait dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan, dewasa ini mulai
banyak dibicarakan alternatif pemecahannya. Salah satu topik yang menarik untuk
1
Yuni Dwi Utami adalah mahasiswa Sastra Indonesia Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra
Indonesia dan Daerah, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 2012.
2
Wahyudi Siswanto adalah dosen Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.
dibahas adalah mengenai team teaching yang muncul sebagai bentuk alternatif
pemecahan guna mengatasi kurang efektifnya pembelajaran.
Team teaching dapat menjadi alternatif untuk memenuhi beban mengajar
24 jam dalam satu minggu, sebagaimana tuntutan yang terdapat dalam PP no 74
tahun 2008 Bab IV pasal 52 ayat 2 tentang Beban Kerja guru, terutama bagi
sekolah yang memiliki rasio jumlah guru dengan siswa yang tidak seimbang.
Team teaching adalah pembelajaran yang dilakukan oleh lebih dari satu
orang guru, dimana satu sama lain saling melengkapi untuk memenuhi tujuan
pembelajaran yang diinginkan, sehingga akan lebih mudah untuk melakukan
pembelajaran pada siswa dan suasana kelas akan lebih terkontrol karena setiap
guru melaksanakan tugasnya masing-masing. Jika salah satu guru melakukan
kesalahan dalam menyampaikan materi atau ada sesuatu yang kurang dalam
menjelaskan materi maka guru yang lain dapat membenarkan kesalahan atau
menambahkan kekurangan tersebut.
Fokus penelitian ini meliputi empat hal. Pertama, bagaimana tahap-tahap
pelaksanaan team teaching. Kedua, bagaimana efektivitas pelaksanaan team
teaching. Ketiga, hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan team teaching.
Keempat, bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam
pelaksanaan team teaching pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Islam AlMa’arif 01 Singosari Kabupaten Malang.
METODE
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian deskriptif. Pendekatan kualitatif dipilih karena data yang diperoleh
berupa data tuturan atau kata-kata tertulis (Moleong, 2005:4). Sementara itu,
penelitian deskripstif dipilih karena sesuai dengan fokus penelitian, yaitu
mendeskripsikan pelaksanaan team teaching pada pembelajaran bahasa Indonesia.
Lokasi penelitian berada di SMP Islam Al-Maarif 01 Singosari Malang
tepatnya di Jalan Ronggolawe nomor 19 Singosari Kabupaten Malang. Penentuan
lokasi penelitian ini didasarkan karena SMP Islam Al-Maarif 01 Singosari Malang
telah menggunakan model pembelajaran team teaching pada mata pelajaran
bahasa Indonesia.
Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru bahasa Indonesia,
dan para siswa di SMP Islam Al-Ma’arif 01 Singosari Kabupaten Malang. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data hasil wawancara berupa data verbal efektivitas, faktor
penghambat, dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam
pelaksanaan team teaching pada pembelajaran bahasa Indonesia. Data hasil
observasi berupa data verbal proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan model
team teaching.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada
saat wawancara berlangsung peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban
yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis belum
memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap
tertentu sampai diperoleh data yang dianggap akurat dan dapat dipercaya.
Setelah data yang diperoleh dari hasil wawancara dan catatan lapangan terkumpul
maka data dianalisis ke dalam empat tahap. Pertama, mendeskripsikan data hasil
wawancara dan observasi. Kedua, mengklasifikasikan data ke dalam tahap
pelaksanaan team teaching, efektivitas pelaksanaan team teaching, hambatan yang
dihadapi dalam team teaching dan upaya untuk mengatasi hambatan tersebut.
Pada tahap ini juga dilakukan kodefikasi untuk mempermudah peneliti dalam
menganalisis data. Ketiga, menyajikan data dengan teks naratif sesuai dengan
fokus penelitian. Keempat, penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan yang
dimaksud adalah usaha peneliti untuk mencari makna data yang telah
dikumpulkan sehingga diperoleh kesesuaian antara hasil analisis dengan fokus
penelitian.
Pengujian keabsahan data dilakukan dengan tiga cara. Pertama,
membandingkan data yang diperoleh dari wawancara dengan data yang diperoleh
dari observasi. Kedua, mendiskusikan data dengan ahli dan teman sejawat.
Ketiga, mengkaji ulang bahan pustaka.
HASIL
Berdasarkan analisis data disajikan empat hasil penelitian. Pertama, tahaptahap pelaksanaan team teaching pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP
Islam Al-Ma’arif 01 Singosari Malang diawali dengan melakukan persiapan
sebelum pembelajaran yaitu, menyusun RPP, merencanakan metode
pembelajaran, dan pembagian peran secara bersama. Setelah melakukan persiapan
guru dalam team teaching melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan
peran masing-masing, pada akhir pembelajaran team teaching melakukan
evaluasi kepada siswa, setelah pembelajaran selesai guru team teaching
melakukan evaluasi di luar kelas mengenai tanggapan pembelajaran, ketepatan
metode pembelajaran, sikap dan antusias siswa.
Kedua, efektivitas pelaksanaan team teaching pada pembelajaran bahasa
Indonesia di SMP Islam Al-Ma’arif 01 Singosari Malang (a) persiapan:
perencanaan pembelajaran disusun bersama, metode pembelajaran dipilih dan
ditetapkan bersama; (b) pelaksanaan: memberikan pertanyaan pembuka agar
siswa termotivasi untuk belajar sebelum pelajaran dimulai, mengkondisikan kelas
agar team teaching yang bertugas memberikan materi fokus, siswa terlihat aktif
dan suasana menjadi tenang, dan tidak ada jam pelajaran yang kosong karena ada
lebih dari satu orang guru; (c) evaluasi: evaluasi siswa dilakukan dengan
pembuatan soal dan merencanakan metode evaluasi agar informasi dan data yang
diperoleh lebih lengkap dan hasil penilaian yang dilakukan juga objektif; evaluasi
guru dilaksanakan setelah selesai pelajaran dilakukan bersama guru team teaching
dan diharapkan dapat memperbaiki kualitas pembelajaran kedepannya.
Ketiga, hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan team teaching pada
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Islam Al-Ma’arif 01 Singosari Malang
adalah: (a) dari segi guru: terjadinya pendominasian di dalam mengajar, adanya
rasa bosan, sulitnya mengatur waktu untuk diskusi dalam persiapan dan evaluasi;
(b) dari segi siswa: mendapatkan penjelasan yang berbeda dari guru team
teaching; (c) dari segi administrasi: terjadi ketidak jelasan dalam penanggung
jawab administrasi. Keempat, upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan
dalam pelaksanaan team teaching pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP
Islam Al-Ma’arif 01 Singosari Malang adalah: (a) segi guru: jika terjadi
pendominasian di dalam mengajar guru berinisiatif untuk mengingatkan dan
menggantikan mengajar, jika terjadi rasa bosan maka team teaching berinisiatif
untuk memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa agar aktif dalam proses
pembelajaran, sulitnya mengatur waktu untuk diskusi diatasi dengan memilih dan
menyepakati waktu bersama; (b) dari segi siswa: jika mendapatkan penjelasan
yang berbeda dari team teaching diatasi dengan mengonfirmasi kejelasan
informasi pada keduanya; (c) ketidakjelasan penanggung jawab secara
administrasi diatasi dengan membentuk koordinator team teaching.
PEMBAHASAN
Tahap-Tahap Pelaksanaan Team Teaching
Tahap-tahap pelaksanaan team teaching pada pembelajaran bahasa
Indonesia di SMP Islam Al-Ma’arif diawali dengan merencanakan proses
pembelajaran yaitu, dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran,
menentukan metode pembelajaran, dan pembagian peran yang semuanya
dilakukan secara bersama, setelah tahap perencanaan selesai barulah team
teaching melakukan proses pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan peran
masing-masing, di akhir pembelajaran team teaching memberikan soal evaluasi
kepada siswa. Setelah proses pembelajaran berakhir team teaching mengadakan
evaluasi di luar kelas mengenai proses pembelajaran.
Menurut Sudjana (2005:86) hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan model pembelajaran team teaching salah satunya adalah harus
adanya program pembelajaran yang disusun bersama oleh team tersebut, sehingga
benar-benar jelas dan terarah sesuai dengan tugas masing-masing guru dalam
team tersebut. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Islam Al-Maarif 01
Singosari sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai guru dalam team teaching
terlebih dahulu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara bersamasama. Dilanjutkan dengan merencanakan metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pembelajaran nanti di dalam kelas. Sebagaimana menurut
Artiningsih (2008:37) RPP harus disusun secara bersama-sama oleh setiap guru
yang tergabung dalam team teaching. Selain merencanakan RPP, metode yang
digunakan pada pembelajaran team teaching juga harus direncanakan bersamasama oleh anggota team teaching.
Setelah perencanaan dilaksanakan, dilakukan pembagian peran dan
tanggung jawab secara jelas dalam team teaching, pembagian peran dan tanggung
jawab masing-masing guru harus dibicarakan secara jelas ketika merencanakan
proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar ketika proses pembelajaran
berlangsung di dalam kelas, mereka tahu peran dan tugasnya masing-masing.
Pendapat ini sesuai dengan Artiningsih (2008:38) yang menyatakan bahwa
pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing guru harus dibicarakan
secara jelas ketika merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan,
agar ketika proses pembelajaran berlangsung mereka tahu peran dan tugasnya
masing-masing. Setelah semua persipan mengajar selesai, barulah kegiatan belajar
mengajar dapat dilaksanakan oleh team teaching.
Dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas team teaching
mengkondisikan kelas dan melakukan presensi serta megisi jurnal mengajar,
kemudian menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan menyampaikan garis
besar dari materi tersebut untuk dipelajari. Pendapat ini seperti yang dikemukakan
oleh Mulyasa (2006:84) hal yang harus dilakukan untuk memusatkan diri
sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan dalam membuka pelajaran adalah
menghubungkan materi yang telah dipelajari dihubungkan dengan materi yang
akan disajikan pada pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan
tujuan yang akan dicapai serta garis besar materi yang akan dipelajari.
Pengelolaan kelas juga dilakukan oleh team teaching untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif dan mengendalikannya apabila terjadi gangguan
dalam pembelajaran. Seperti pendapatnya Mulyasa (2006:91) bahwa pengelolaan
kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran
yang kondusif dan dapat mengendalikannya jika terjadi suatu gangguan di dalam
pembelajaran. Sehingga dengan pengelolaan kelas tersebut diharapkan dapat
tercapai tujuan pembelajaran yang aktif, inofatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan biasanya disebut dengan istilah (PAIKEM).
Pada tahap akhir proses kegiatan belajar mengajar, team teaching menarik
kesimpulan mengenai materi yang telah disampaikan, kemudian team teaching
mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan
keefektifan pembelajaran yang telah disampaikan. Hal ini seperti pendapatnya
Mulyasa (2006:84) menyatakan bahwa menutup pelajaran yang dilakukan oleh
guru digunakan untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman siswa
terhadap materi yang telah dipelajari, serta mnegakhiri kegiatan pembelajaran
dengan menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari (kesimpulan
bisa dilakukan oleh guru, oleh siswa atas permintaan guru, dan guru bersama
siswa menyimpulkan), kemudian menutup pelajaran dapat dilakukan dengan
mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan
keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, team teaching mengadakan
evaluasi membahas bagaimana sikap dan antusias siswa di dalam kelas,
bagaimana dengan metode yang diajarkan apakah sudah sesuai atau tidak dan
apakah diperlukan perbaikan lagi. Kegiatan evaluasi dilakukan untuk
memperbaiki kualitas kegiatan belajar mengajar selanjutnya. Hal ini sesuai
dengan pendapatnya Wardani (2001:32) menyatakan bahwa melakukan evaluasi
diri bagi team teaching untuk melihat apa yang sudah dilakukan pada waktu
pembelajaran serta masalah apa saja yang dihadapi pada pembelajaran. Dalam hal
ini team teaching harus mampu melakukan evaluasi secara jujur, sehingga
masalah-masalah yang dialami dapat diungkapkan dan dapat dipecahkan bersama
sehingga kegiatan belajar mengajar selanjutnya dapat ditingkatkan.
Efektivitas Pelaksanaan Team Teaching
Evektivitas pelaksanaan team teaching dapat dilihat dari proses persiapan
yaitu, adanya kerjasama dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,
metode pembelajaran dipilih dan ditetapkan bersama. Pada tahap pelaksanaan
team teaching memberikan rangsangan kepada siswa untuk lebih aktif, adanya
pengondisian kelas, dan pemanfaatan jam pelajaran secara maksimal. Pada tahap
evaluasi siswa pembuatan soal, bentuk, dan metode evaluasi ditentukan bersamasama. Setelah pembelajaran berakhir team teaching melakukan evaluasi proses
pembelajaran secara keseluruhan di luar kelas.
Sesuai dengan pendapat Asmani (2010:64) bahwa efektivitas program
pembelajaran dengan sistem team teaching tergantung pada kinerja para guru
yang terlibat dalam team teaching. Sedangkan kinerja tersebut merupakan hasil
dari pemahaman mereka terhadap konsep dasar tentang strategi team teaching.
Berdasarkan temuan penelitian di atas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan team
teaching di SMP Islam Al-Ma’arif 01 Singosari Malang berjalan dengan efektif.
Hal ini dapat dilihat dari strategi yang diterapkan saat persiapan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran.
Hambatan yang Ditemui dalam Pelaksanaan Team Teaching
Roestiyah (2008:96) berpendapat bahwa sistem regu atau team teaching
tidak pernah lepas dari kekurangannya. Adapun hambatan yang dialami dalam
penerapan team teaching di SMP Islam Al-Ma’arif 01 Singosari dapat dijelaskan
sebagai berikut. Dari segi guru (1) Team teaching merupakan kerja tim yang
gurunya lebih dari satu orang guru dan setiap guru mempunyai pemikiran yang
berbeda atau memiliki kemampuan yang berbeda pula, maka di dalam kelas
memungkinkan terjadi suatu dominasi di dalam mengajar. Hal ini sesuai dengan
pendapatnya Wardani (2001:23) bahwa tidak semua guru mampu berperan
sebagai anggota tim yang kompak. Sering terjadi anggota tim ingin menonjolkan
diri sendiri sehingga patnernya diabaikan. (2) Team teaching adalah model
mengajar yang dilakukan oleh lebih dari satu guru sehingga tidak mungkin jika
semua guru team teaching memberikan materi bersamaan, pasti team teaching
tersebut mempunyai peran sendiri-sendiri yang sudah dibagi bersama sebelum
mengajar di kelas siapa yang bertugas memberikan materi dan siapa yang
bertugas mengkondisikan kelas. Anggota team teaching yang tidak bertugas
memberikan materi kadang kalanya timbul rasa bosan di kelas karena tidak ada
kegiatan lain yang harus dilakukan. (3) Sulitnya mengatur waktu untuk
melaksanaan diskusi dalam persiapaan dan evaluasi.
Dari segi siswa, ketidaksamaan pemahaman dan pengetahuan team
teaching tentang materi pembelajaran sehingga seringkali membuat siswa
kebingungan ketika mendapatkan penjelasan yang berbeda. Dari segi siswa,
ketidaksamaan pemahaman dan pengetahuan team teaching tentang materi
pembelajaran sehingga seringkali membuat siswa kebingungan ketika
mendapatkan penjelasan yang berbeda.
Dari segi administrasi, pada lembaran RPP terdapat satu penanggung
jawab, sedangkan penyusunan RPP dilaksanakan secara bersama-sama sehingga
terjadi ketidakjelasan penanggung jawab secara administrasi. Demikian pula
dengan penyerahan nilai siapa yang bertanggung jawab atas masih belum jelas.
Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Hambatan dalam Pelaksanaan
Team Teaching
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan team
teaching pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Islam Al-Ma’arif 01
Singosari jika terjadi pendominasian di dalam mengajar maka team teaching
saling mengerti dan berinisiatif untuk mengingatkan atau instruksi kepada team
teaching yang memberikan materi untuk menggantikan mengajar di depan kelas.
Guru dalam team teaching di SMP Islam Al-Ma’arif 01 Singosari jika
mengalami rasa malas atau bosan maka berinisiatif sendiri untuk menghilangkan
rasa malas atau bosan tadi, misalnya dengan berkrliling ke bangku-bangku siswa
untuk memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa, bertanya kepada siswa
apakah ada yang ditanyakan atau kurang dimengerti tentang materi yang
disampaikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Roestiyah (2008:96) yang
mengemukakan bila guru yang tidak sedang mendapat giliran memberikan materi
tidak memanfaatkan waktu lebih lanjut, bahkan menggunakan waktu senggangnya
untuk hal-hal yang tak berguna, maka team tersebut hanya berjalan dengan alasan
penghematan administratif saja, hal itu sangat tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Sulitnya mengatur waktu untuk melaksanaan diskusi diatasi oleh team
teaching dengan memilih dan menyepakati waktu bersama untuk mendiskusikan
perangkat dan segala keperluan sebelum pembelajaran. Asmani (2010:91)
mengemukakan bahwa kerjasama merupakan prasyarat mutlak dalam meraih
kesuksesan pembelajaran metode team teaching. Namun jika dalam
pelaksanaannya sulit dilakukan kerjasama maka dilakukan kiat-kiat khusus.
Ketidaksamaan pemahaman dan pengetahuan antara anggota team
teaching membuat siswa memperoleh jawaban yang berbeda dapat diatasi dengan
mengonfirmasi kejelasan jawaban pada keduanya. Sehingga team teaching dapat
menyamakan pemahaman dengan berdiskusi. Sudjana (2005:86) mengemukakan
bahwa setiap anggota dalam satu regu harus memiliki pandangan atau pengertian
yang sama. Ketidakjelasan dalam penanggung jawab secara administrasi dapat
diatasi dengan membentuk koordinator dalam team teaching agar kedepannya
tidak terjadi kesalahpahaman dalam penanggung jawab penyusunan RPP atau
penilaian.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan data dan temuan penelitian yang kemudian dilakukan kajian
secara teoritis, dapat ditarik empat kesimpulan. Pertama, tahapan pelaksanaan
team teaching pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Islam Al Maarif 01
Singosari adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara bersama,
merencanakan metode pembelajaran yang akan digunakan secara bersama, dan
melakukan pembagian peran serta tanggung jawab secara jelas. Setelah tahap
persiapan selesai barulah kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan. Pada
akhir pembelajaran dilakukan evaluasi siswa, sedangkan evaluasi untuk guru
dilakukan di luar jam pelajaran.
Kedua, efektivitas pelaksanaan team teaching yang dilaksanakan pada
pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Islam Al-Ma’arif 01 Singosari dapat
dilihat dari persiapan: perencanaan pembelajaran disusun secara bersama. Dari
pelaksanaan: memberikan rangsangan kepada siswa agar lebih aktif pada saat
pembelajaran, mengkondisikan kelas apabila siswa membuat gaduh, pemanfaatan
jam pelajaran. Dari evaluasi: evaluasi siswa berkaitan dengan pembuatan soal
evaluasi dan merencananakan metode evaluasinya, yang semuanya dilakukan
bersama-sama dengan partner team teaching sehingga hasil penilaian yang
dilakukan objektif, evaluasi guru dilakasanakan setelah kegiatan belajar mengajar
berakhir untuk memperbaiki kualitas pembelajaran ke depannya.
Ketiga, hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan team teaching pada
pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Islam Al-Ma’arif 01 Singosari Kabupaten
Malang adalah: Dari segi guru ditemukan tiga hambatan, yaitu terjadinya
pendominasian di dalam mengajar, adanya rasa bosan pada anggota team teaching
yang tidak ikut memberikan materi pembelajaran, serta sulitnya mengatur waktu
untuk melaksanaan diskusi dalam persiapaan dan evaluasi. Dari segi siswa,
ketidaksamaan pemahaman dan pengetahuan team teaching tentang materi
pembelajaran sehingga seringkali membuat siswa kebingungan ketika
mendapatkan penjelasan yang berbeda. Dari segi administrasi, terjadi
ketidakjelasan penanggungjawab RPP dan penyerahan nilai.
Keempat, upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam
pelaksanaan team teaching pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Islam AlMa’arif 01 Singosari adalah: Dari segi guru jika terjadi pendominasian di dalam
mengajar maka team teaching tadi saling mengerti dan berinisiatif sendiri dengan
mengingatkan, jika mengalami rasa malas atau bosan team teaching tersebut
berinisiatif untuk menghilangkan bosan dengan berjalan mengelilingi bangkubangku siswa untuk memberikan motivasi kepada siswa dan bertanya apakah ada
yang tidak dimengerti tentang materi yang disampaikan, sulitnya mengatur waktu
untuk diskusi diatasi dengan memilih dan menyepakati waktu bersama. Dari segi
siswa, ketika mendapati penjelasan yang berbeda dari team teaching diatasi
dengan mengonfirmasi jawaban pada keduanya. Dari segi administrasi, ketidak
jelasan penanggungjawab administrasi dapat diatasi dengan membentuk satu
koordinator dalam penyusunan RPP dan penilaian.
Saran
Berdasarkan temuan penelitian diajukan empat saran. Pertama, sekolah
hendaknya memonitoring pelaksanaan team teaching untuk mengetahui
kekurangan dan kendala yang dihadapi. Kedua, guru team teaching hendaknya
terus meningkatkan keterampilan mengajar, memiliki hubungan kerja yang kuat,
mempunyai rasa saling percaya terhadap patner team teaching, dan harus
memahami peran masing-masing di dalam kelas. Ketiga, siswa diharapkan untuk
turut berperan aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Keempat, bagi peneliti
lain diharapkan penelitian ini bisa dijadikan bahan referensi dan menjadi bahan
koreksi bagi penyempurnaan penelitian yang peneliti lakukan, sehingga penelitian
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR RUJUKAN
Artiningsih, Y. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Asmani, J.M. 2010. Pengenalan Dan Pelaksanaan Lengkap Micro Teaching Dan
Team Teaching. Jogjakarta: Diva Press..
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Beban Kerja Guru. 2008.
Jakarta: Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan.
Moleong, L.J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, N. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Wardani, I. 2001. Team Teaching. Jakarta: Universitas Terbuka.
Download