Analisis Sistem Pengendalian Intern dalam

advertisement
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
Analisis Sistem Pengendalian Intern dalam Pemberian Kredit Mikro
Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuasri
1
Dhelia Dayu Anasthasia,
2
Nyoman Ari Surya Darmawan, S.E.,M.Si, Ak, 3 Desak Nyoman
Sri Werastuti, S.E., M.Si, Ak
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {[email protected] [email protected],
[email protected] }@undiksha.ac.id
Abstrak.
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuasri.
Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data dikumpulkan melalui
wawancara, observasi dan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik data
reduksi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Hasil analisis terhadap unsur-unsur sistem
pengendalian intern pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuasri.
menunjukkan bahwa sistem pengendalian internnya cukup baik, karena semua sudah
dilakukan analisis serta evaluasi kredit oleh petugas mantri sebelum memberikan kredit pada
calon nasabahnya. Sudah ada pemisahan tugas dan tanggungjawab dalam struktur
organisasinya, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik, serta praktik yang sehat
dalam melaksanakan fungsi tiap unit organisasi. (2) Pada BRI Unit Banyuasri setiap pemberian
kredit harus berdasarkan surat permohonan secara tertulis yang ditandatangani oleh pemohon.
Permohonan dituangkan dalam formulir permohonan kredit sesuai standar pada PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuasri .
Kata Kunci : Sistem Pengendalian Intern, Pemberian Kredit Mikro
Abstract
This research was aimed at identifying the intern controlling system in micro credit loan
in PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk unit Banyuasri. It was conducted in PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk unit Banyuasri. The research method was descriptive
qualitative research. The type of data which was used in the research was primary and
secondary data. The data was collected through interview, observation, and literature review.
The data was analyzed by using reduction data technique.
The result of the research was (1) The analysis of the factors of intern controlling
system in micro credit loan in PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk unit Banyuasri. It
presented that the intern controlling system was good because the credit analysis and
evaluation had been conducted by the staff before it was given to the customer. There was duty
and responsibility separation in the well organization structure, authorization system and
registration procedure. There was also good practice in conducting the function of each
organization unit. (2) In PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk unit Banyuasri, every loan
should be based on the written petition form which based on the standard of PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk unit Banyuasri.
Keywords : Intern Controlling System, Micro Credit Loan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
PENDAHULUAN
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk adalah salah satu lembaga perbankan
nasional yang sampai saat ini telah
menunjukkan
konsistensinya
dalam
melayani
nasabah-nasabahnya.
Bank
dengan layanan terbesar dan tersebar di
seluruh
Indonesia,
secara
berkesinambungan
terus
berupaya
meningkatkan layanan kepada nasabah,
baik layanan terhadap produk, jaringan
kerja, jaringan komunikasi, sumber daya
manusia, produk e-channel dan mobile
banking. Jaringan unit kerja yang
menjangkau
masyarakat
hingga
ke
pelosok-pelosok daerah, menumbuhkan
brand image positif BRI di mata
masyarakat. Masyarakat tidak segan lagi
untuk berkunjung ke bank dan menikmati
fasilitas layanan perbankan. BRI sebagai
lembaga penghimpun dana masyarakat
berupa simpanan dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat
berupa
pinjaman, terus berusaha meningkatkan
layanan kepada nasabah. Produk-produk
simpanan BRI seperti Simpedes, Britama,
Giro, Deposito disajikan secara lengkap
dengan sejumlah fasilitas e-channel dan
mobile banking. Begitu juga dengan produk
pinjaman BRI seperti Kupedes, KUR, Kredit
Multiguna, KPR,KKB,KKPE,dll disajikan
dengan suku bunga yang bersaing dengan
lembaga perbankan lainnya.
Dalam hal menyalurkan dana kepada
masyarakat
melalui
produk-produk
pinjamannya, BRI selalu mengacu pada
ketentuan suku bunga Bank Indonesia. Hal
ini dilakukan untuk upaya menjaga
konsistensi BRI di mata masyarakat. Kredit
adalah bagian dari kekayaan bank yang
diserahkan kuasa pengelolaannya kepada
penerima kredit. Kredit sebagai sumber
pendapatan terbesar bank, digunakan
untuk mendukung operasional perbankan
dan memperkuat struktur modal bank. Oleh
karena itu, dalam menyalurkan kredit
kepada masyarakat, BRI dibantu oleh
tenaga marketing. Tenaga – tenaga
marketing yang handal, akan melakukan
kajian dan analisa terhadap kondisi dan
kelayakan usaha nasabah baik dari segi
financial, legalitas, dan prospek terhadap
usaha nasabah. Analisa ini dibutuhkan
untuk menggali informasi, fakta, dan data
yang dinilai penting dan relevan dalam
pengambilan keputusan pemberian kredit.
Guna
menghindari
terjadinya
penyimpangan atau untuk menjamin
pengembalian
kredit
oleh
peminjam
dibutuhkan pengendalian intern kredit yang
mana tujuan pengendalian intern dapat
menjaga pengelolaan kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan dapat mendorong
efisiensi
untuk
mematuhi
kebijakan
manajemen.
Pengendalian intern merupakan suatu
sistematika yang dibuat oleh suatu
organisasi atau badan usaha yang
tujuannya
untuk
mencapai
cita-cita
perusahaan. Dengan adanya sistem
pengendalian intern yang baik akan
menciptakan keuntungan dalam suatu
kegitan usaha. Dengan adanya sistem
pengendalian membuat segala aktivitas
dapat dikontrol dangan baik karena sistem
pengendalian intern merupakan kebijakan
dan struktur sebagai tambahan terhadap
pengendalian sistem akuntansi yang telah
diciptakan
oleh
manajemen
dengan
keyakinan bahwa tujuan perusahaan akan
tercapai,. Menurut Mulyadi (2008), Sistem
pengendalian intern meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasi untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong
efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen. Berdasarkan SE
No.5/22/DPNP, dengan terselenggaranya
sistem pengendalian intern yang memadai
dalam
bidang
perkreditan,
berarti
menunjukkan sikap kehati-hatian dalam
lembaga tersebut. Sistem pengendalian
intern yang efektif dapat membantu
pengurus ataupun pegawai Bank BRI
menjaga aset yang dimilikinya, menjamin
tersedianya pelaporan keuangan dan
manajerial
yang
dapat
dipercaya,
meningkatkan kepatuhan lembaga terhadap
ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku, serta mengurangi
risiko terjadinya kerugian, penyimpangan
dan pelanggaran aspek kehati-hatian.
Terselenggaranya sistem pengendalian
intern pada Bank BRI yang handal dan
efektif menjadi tanggung jawab dari
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
pengurus pada Bank BRI. Pentingnya
peran
pengendalian
intern
dalam
perusahaan, yaitu untuk mengetahui
apakah pengendalian intern yang ada dapat
berjalan dengan efektif seperti yang
diharapkan manajemen.
Dari hal tersebut diatas, dengan
sistem pengendalian intern yang baik,
kecurangan yang mungkin akan terjadi
dapat diminimalisasi, seperti pemberian
kredit, dari Bank BRI khusus ditujukan
untuk masyarakat menjadi pertimbangan
dari pengurus BRI agar nantinya kredit
yang diberikan oleh pihak BRI dapat
meminimalkan tingkat kerugian pada
perusahaan tersebut. Analisa pemberian
kredit akan bermuara pada upaya untuk
mengurangi resiko yang kemungkinan
terjadi pada saat proses berjalannya kredit.
Analisa kredit mikro dapat ditinjau dari dua
sisi, yaitu analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif. Analisa kualitatif yaitu penilaian
atau penggalian informasi calon debitur
yang berkaitan dengan 6C (Character,
Capacity, Capital, Condition, Collateral, dan
Constrains). Dalam tahapan ini, tenaga
marketing akan menggali informasi calon
nasabah yang dapat menggambarkan
kondisi karakter, kemampuan bayar,
kecukupan modal usaha, kondisi usaha
dikatkan dengan lingkungan sekitar baik sisi
Jenis Data
LABA / RUGI
Jumlah
Pendapatan on
Balance Sheet
Jumlah Biaya on
Balance Sheet
Laba (Rugi) on
Balance Sheet
Jumlah
Pendapatan off
Balance Sheet
Jumlah Biaya off
Balance Sheet
Laba (Rugi) off
Balance Sheet
Laba (Rugi) on off
Balance Sheet
PINJAMAN
pesaing maupun daerah pemasaran, dan
penilaian terhadap agunan calon debitur.
Sedangkan,
analisa
kuantitatif
yaitu
penilaian dan penyajian hasil wawancara
dalam angka atau nominal omset usaha
nasabah. Sehingga diperoleh kemampuan
nasabah untuk mengembalikan kredit yang
diberikan oleh BRI.
Kemampuan bayar inilah yang
digunakan BRI sebagai pedoman dalam
pemberian kredit mikro. Selain untuk
mengetahui kemampuan bayar nasabah,
analisa kuantitatif juga digunakan untuk
menyajikan
kondisi
keuangan
calon
nasabah melalui neraca keuangan. Analisa
kredit mikro yang dilakukan oleh tenaga
marketing BRI akan menunjukkan kualitas
kredit.
Kualitas
pinjaman
dapat
digambarkan melalui laporan kolektibilitas
pinjaman. Masing- masing kolektibilitas
akan membentuk cadangan biaya PPAP
(Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif)
yang tentunya akan mengurangi laba
perusahaan. Kolektibilitas pinjaman dapat
dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu
Performance
Loan
(PL)
dan
Non
Performance Loan (NPL). Sebagai bahan
acuan penulis dalam melakukan penelitian,
maka disajikanlah laporan perkembangan
unit BRI Unit Banyuasri sebagai berikut
DES-2011
DES-2012
DES-2013
3,292,294,633.76
4,004,854,760.03
4,962,607,519.90
2,908,857,231.91
3,225,459,176.62
2,987,829,691.34
383,437,401.85
779,395,583.41
1,974,777,828.56
758,700,331.26
971,080,354.42
943,691,200.82
68,146,449.45
68,430,874.70
123,374,241.54
690,553,881.81
902,649,479.72
820,316,959.28
1,073,991,283.66
1,682,045,063.13
2,795,094,787.84
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
(SALDO)
Sisa Pinjaman
(Rp)
- Kupedes (OS Saldo)
- KUR Mikro (OS
- Saldo)
- Briguna Mikro
(OS - Saldo)
KUPEDES
10,201,873,695.00 14,040,585,258.00
Realisasi
Kumulatif
Realisasi Bulan
Laporan
- Realisasi Bulan
Laporan - Kupedes
- Realisasi Bulan
Laporan - KUR
Mikro
- Realisasi Bulan
Laporan - Briguna
Mikro
DPK (Rupiah)
- DPK Kupedes
(Rupiah)
- DPK KUR Mikro
(Rupiah)
- DPK Briguna
Mikro (Rupiah)
NPL (Rp = KL + D
+ M)
- NPL Kupedes
(Rp = KL + D + M)
- NPL KUR Mikro
(Rp = KL + D + M)
- NPL Briguna
Mikro (Rp = KL + D
+ M)
Sisa Tunggakan
Realisasi DH
Bulan Laporan
PH Bulan
Laporan - Kupedes
PH Bulan
Laporan - KUR
Mikro
PH Bulan
Laporan - Briguna
Mikro
21,088,089,856.00
5,855,642,666.00
7,720,474,208.00
11,224,970,663.00
3,443,543,129.00
3,934,290,073.00
5,784,645,682.00
902,687,900.00
2,385,820,977.00
4,078,473,511.00
0.00
0.00
0.00
79,593,659,000.00 93,052,159,000.00
113,228,659,000.00
858,500,000.00
1,254,500,000.00
1,365,000,000.00
693,500,000.00
663,500,000.00
823,000,000.00
165,000,000.00
551,000,000.00
442,000,000.00
0.00
40,000,000.00
100,000,000.00
0.00
515,772,500.00
653,537,985.00
0.00
235,105,900.00
373,698,484.00
0.00
280,666,600.00
279,839,501.00
0.00
0.00
0.00
147,196,403.00
113,988,267.00
78,635,067.00
125,060,053.00
97,904,367.00
74,095,650.00
22,136,350.00
16,083,900.00
4,539,417.00
0.00
0.00
0.00
81,906,275.00
83,785,650.00
46,265,609.00
30,554,400.00
5,975,500.00
29,749,858.00
7,598,300.00
0.00
8,877,200.00
22,956,100.00
5,975,500.00
20,872,658.00
0.00
0.00
0.00
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
PH Kumulatif
Tahun Berjalan
PEMASUKAN &
SISA DH
Pemasukan
Pokok (Kumulatif)
PEMASUKAN DH
350,259,600.00
273,000,190.00
189,711,715.00
52,983,170.00
172,977,029.00
214,004,459.00
689,623,197.00
65,459,400.00
20,969,180.00
Pemasukan
Pokok - Kupedes
Pemasukan
Pokok - KUR Mikro
Pemasukan
Pokok - Briguna
Mikro
Pemasukan
Bunga (Kumulatif)
Pemasukan Klaim
KUR
Sisa DH
2,330,906.00
31,361,000.00
3,100,000.00
687,292,291.00
34,098,400.00
17,869,180.00
0.00
0.00
0.00
18,135,867.00
67,911,581.00
74,868,976.73
0.00
0.00
97,574,922.00
1,021,118,486.00
1,081,663,832.00
1,013,912,856.00
692,559,685.00
657,914,612.00
529,971,736.00
319,075,597.00
414,266,016.00
474,457,916.00
9,483,204.00
9,483,204.00
9,483,204.00
- Sisa DH Kupedes
- Sisa DH - KUR
Mikro
- Sisa DH Briguna Mikro
Dari tabel diatas terlihat bahwa baki
debet tunggakan kredit baik DPK, NPL dan
DH masih sangat tinggi. Sehingga
perusahaan akan mengeluarkan banyak
biaya
PPAP
yang
tentunya
akan
berpengaruh
pada pencapaian
laba
perusahaan. Oleh karena itu, penulis ingin
membahas “Analisis Sistem Pengendalian
Intern dalam Pemberian Kredit Mikro pada
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Unit Banyuasri”.
Menurut Mulyadi (2008:150) adalah
suatu jaringan yang dibuat menurut pola
yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan
pokok perusahaan. Menurut Mulyadi
(2008:163) sistem pengendalian intern
meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk
menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan dipatuhinya
kebijakan manajemen. Pengendalian intern
akuntansi yang merupakan bagian dari
sistem pengendalian intern, meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuranukuran yang dikoordinasikan terutama
untuk menjaga kekayaan organisasi dan
mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi. Pengendalian intern akuntansi
yang baik akan menjamin keamanan
kekayaan para investor dan kreditur yang
ditanamkan dalam perusahaan dan akan
menghasilkan laporan keuangan yang
dapat dipercaya. Pengendalian intern
administratif meliputi struktur organisasi,
metode
dan
ukuran-ukuran
yang
dikoordinasikan terutama untuk mendorong
efisiensi
dan
dipatuhinya
kebijakan
manajemen.
Menurut Amir Abdi Jusuf (2000:263),
prosedur pengendalian intern yang baik itu
terdiri dari atas beberapa hal sebagai
berikut :
1. Pengawasan
tugas
yang
cukup
memadai meliputi :
a. Pemisahan pemegang aktiva dari
akuntansi.
b. Pemisahan
otoritas
transaksi
pemegang
aktiva
yang
bersangkutan.
c. Pemisahan tanggung jawab operasi
dan tanggung jawab pembukuan.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
d. Pemisahan
tugas
dalam
pemrosesan dan elektronik.
2. Otoritasi yang pantas atas transaksi dan
aktivitas.
3. Dokumen dan catatan yang memadai.
4. Pengendalian fisik atas aktiva dan
pencatatan
5. Pengecekan
independen
atas
pelaksanaan.
Menurut Committee of Sponsoring
Organizations of the Tradeway atau COSO
(Baidaie, 2005:100) yang meliputi unsurunsur pokok pengendalian intern adalah:
1. Lingkungan
pengendalian
(control
environment), suasana organisasi yang
mempengaruhi kesadaran penguasaan
(control consciousness) dari seluruh
pegawainya. Lingkungan pengendalian
ini merupakan dasar dari komponen lain
karena menyangkut kedisiplinan dan
struktur.
2. Penaksiran resiko (risk assestment),
adalah proses mengidentifikasi dan
menilai resiko-resiko yang dihadapi
dalam mencapai tujuan. Setelah
teridentifikasi,
manajemen
harus
menentukan
bagaimana
mengelola/mengendalikannya.
3. Aktivitas
pengendalian
(control
activities),
adalah
kebijakan
dan
prosedur yang harus ditetapkan untuk
meyakinkan manajemen bahwa semua
arahan telah dilaksanakan. Aktivitas
pengendalian ini diterapkan pada
semua
tingkat
organisasi
dan
pengolahan data.
4. Informasi dan komunikasi (information
and communication), dua elemen yang
dapat
membantu
manajemen
melaksanakan tanggung jawabnya.
Manajemen harus membangun sistem
informasi yang efektif dan tepat waktu.
Hal tersebut antara lain menyangkut
sistem akuntansi yang terdiri dari caracara dan perekaman (records) guna
mengidentifikasi,
menggabungkan,
menganalisa,
mengelompokkan,
mencatat dan melaporkan transaksi
yang timbul serta dalam rangka
membuat
pertanggung
jawaban
(akuntabilitas) aset dan utang-utang
perusahaan.
5. Pemantauan (monitoring), suatu proses
penilaian sepanjang waktu atas kualitas
pelaksanaan pengendalian internal dan
dilakukan perbaikan jika dianggap perlu.
Menurut IAI (2004) “pengendalian intern
terdiri dari lima komponen yang saling
berkaitan”, yaitu:
1. Lingkungan pengendalian
2. Penaksiran resiko
3. Aktivitas pengendalian
4. Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan
Selanjutnya membahas tentang kredit,
Menurut Muchdarsyah Sinungan (1993:2)
kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh
suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi
tersebut akan dikembalikan lagi pada suatu
masa tertentu yang akan datang disertai
dengan suatu kontra prestasi berupa
bunga.
Adapun
unsur-unsur
yang
terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
kredit adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan yaitu suatu keyakinan
pemberi kredit bahwa kredit yang
diberikan akan benar-benar diterima
kembali pada periode tertentu dimasa
yang akan datang.
2. Kesepakatan,
disamping
unsur
kepercayaan, di dalam kredit juga
mengandung unsur kesepakatan antara
pihak pemberi kredit dan pihak
penerima kredit.
3. Jangka waktu, setiap kredit diberikan
memiliki jangka waktu tertentu, jangka
waktu
ini
mencakup
masa
pengembalian kredit yang disepakati.
4. Resiko, adanya suatu tenggang waktu
pengambilan akan menyebabkan suatu
resiko tidak tertagih atau kredit macet.
5. Balas jasa, merupakan keuntungan atas
pemberian suatu kredit yang disebut
dengan bunga.
Menurut Lukman Dendawijaya dalam
Buku Manajemen Perbankan, (2000 : 92),
terdapat beberapa prinsip-prinsip penilaian
kredit yang sering dilakukan yaitu dengan
analisis 6C dan studi kelayakan.
Pada Bank Rakyat Indonesia ada
yang disebut dengan Pembiayaan Mikro
Menurut Microcredit Summit (1997) dalam
Ashari (2006:147) definisi kredit mikro yaitu
“Programmes extend small loans to very
poor for self-employment projects that
generate income, allowing them to care for
themselves and their families” atau
“Program pemberian kredit berjumlah kecil
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
kepada warga miskin untuk membiayai
kegiatan
produktif
yang dia kerjakan
sendiri agar menghasilkan pendapatan,
yang
memungkinkan
mereka
peduli
terhadap diri sendiri dan keluarganya.”
Bank yang menjadi salah satu instrumen
dalam mensukseskan kredit mikro ini
adalah Bank Rakyat Indonesia. Sebab di
dalam perkembangannya BRI mampu
menjadi salah satu bagian dari sebuah
“laboratorium keuangan mikro dunia”. Jasa
Bri di dalam menyalurkan Kredit Usaha
Rakyat (KUR) telah berkembang dan
menjadi penyalur terbesar yang ada di
Indonesia. Syarat umum KUR Mikro BRI
1. Individu
tersebut
minimal
sudah
menjalankan usahanya selama 6 bulan,
serta belum pernah menerima kredit
dari pihak lain.
2. Usaha yang dijalankan adalah usaha
produktif tetapi belum bankable.
3. Dana bisa digunakan untuk kebutuhan
modal kerja atau modal investasi,
namun tidak untuk konsumtif Individu
dapat menerima KUR walaupun sedang
menerima kredit konsumtif.
4. Melampirkan dokumen pribadi seperti
KTP dan KK
5. Melampirkan surat keterangan usaha
yang berasal dari desa
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah rencana
dari
struktur
penelitian
yang
menggambarkan proses dan hasil riset
sedapat mungkin menjadi valid, obyektif,
efisien dan efektif. Dalam penelitian yang
dilakukan, penulis akan merancang kajian
teoritis dan kajian empiris yang berkaitan
dengan penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit
Banyuasri. Penelitian ini bertujuan untuk
menjawab
rumusan
masalah
dalam
penelitian dan juga turut menentukan tujuan
penelitian yang ingin dicapai, sehingga
rancangan penelitian diperlukan dalam
melaksanakan penelitian dari tahap awal
hingga sampai pada tahap pelaporan hasil.
Sumber informasi utama dari penelitian ini
adalah PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Unit Banyuasri. Jenis data
yang
digunakan dalam penelitian ini
berupa data primer dan data sekunder.
Data Primer dalam penelitian ini adalah
data primer diperoleh dari wawancara
kepada pihak Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk Unit Banyuasri. Data
sekunder diperoleh secara tidak langsung
dari obyek penelitian, berupa data dari
dokumen yang dimiliki PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk Unit Banyuasri
Metode pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah
metode wawancara, metode observasi, dan
metode studi pustaka. Pengolahan data
yang dilakukan menggunakan metode
analisis deskriptif kualitatif. Deskriptif
kualitatif yaitu mengolah data dengan lebih
banyak
mengumpulkan
data
dan
menguraikannya secara menyeluruh dan
sesuai dengan permasalahan yang sedang
diteliti, sehingga akan diperoleh suatu hasil
dari pengolahan data yang disebut hasil
penelitian. Lokasi penelitian pada penelitian
ini adalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Unit Banyuasri.
Populasi dalam penelitian ini adalah
neraca dari tahun 2012-2013 pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit
Banyuasri. Sedangkan sampel adalah
sebagian
dari
populasi
yang
karakteristiknya akan diteliti (Wirawan,
2001:110). Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan variable analisa pemberian
kredit mikro yang dilakukan oleh PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit
Banyuasri , dalam hal ini PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Unit Banyuasri
berupaya mengurangi resiko salah saji
maupun kredit macet pada saat berjalannya
kredit mikro dengan cara analisa yang
tepat dan sesuai dengan kondisi nasabah
dan mampu meningkatkan laba perusahaan
dari tahun ke tahun.
Sebab,
jika
pemberian
kredit
dilakukan dengan analisa yang baik serta
adanya pemantauan yang tepat, maka
kemungkinan
salah
saji
ataupun
permasalahan yang ada pada saat
berjalannya pemberian kredit
akan
berkurang. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi dan studi pustaka.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setiap putusan pemberian kredit
kepada seorang debitur /calon debitur
harus berdasarkan kepada analisis dan
evaluasi yang menyeluruh terhadap seluruh
kebutuhan Kreditnya, baik yang telah
diberikan dan atau akan diberikan oleh BRI
Unit sesuai permohonan debitur sepanjang
tidak melebihi batas maksimum Kredit yang
ditetapkan untuk Kredit usaha (Modal Kerja,
Kredit Investasi ). Dengan demikian setiap
pejabat Pemrakarsa sejak awal prakarsa
wajib
mencari
informasi
selengkaplengkapnya mengenai Kredit yang sudah
dinikmati debitur dan atau Kredit yang akan
dinikmati debitur.
Pemberian Kredit pada dasarnya
selalu berhadapan dengan risiko, yaitu
kemungkinan terjadinya kredit bermasalah
yang mengakibatkan tidak terbayarnya
kembali Kredit, yang dapat mengakibatkan
kerugian finansil bagi BRI. Risiko atas
pemberian Kredit pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu
risiko bisnis dan risiko non-bisnis, dengan
penjelasan sebagai berikut :
A. Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah risiko pemberian
Kredit yang timbul semata-mata disebabkan
oleh faktor yang murni bersifat bisnis.
Meskipun pemberian Kredit telah benarbenar didasarkan pada prinsip kehati-hatian
dan asas-asas perkreditan yang sehat serta
didukung oleh itikad baik para pejabat
kredit, namun kemungkinan timbulnya
kredit bermasalah tetap ada, mengingat
risiko kredit tidak dapat sepenuhnya
dihilangkan. Risiko kredit dapat berasal dari
debitur, dampak ekonomi sacara makro,
bencana alam, maupun faktor-faktor lain
yang bersifat force majeur.
Apabila kredit bermasalah timbul, namun
telah dilakukan hal-hal seperti :
1. Telah dilakukan analisis 5 C’s
secara lengkap dan benar.
2. Itikad dari seluruh pejabat Pemutus
dalam memutus Kredit benar-benar
baik dan semata-mata hanya untuk
kepentingan BRI.
3. Telah dilakukan pengecekan atas
kelengkapan
dan
kebenaran
dokumen secara hati-hati dan
sempurna.
4. Telah dilakukan pengawasan atas
pencairan Kredit dengan sempurna.
5. Telah dilakukan monitoring Kredit
(sebagai kelanjutan dari proses
pencairan Kredit), secara benar dan
sungguh-sungguh
dan
dapat
dibuktikan
secara
administratif
(misalnya dengan LKN), maka risiko
yang timbul dari kredit bermasalah
tersebut dikategorikan sebagai risiko
bisnis.
B. Risiko Non Bisnis
Risiko non bisnis adalah risiko yang timbul
sebagai
akibat
tidak
dilakukannya
pemberian Kredit berdasarkan prinsip
kehati-hatian dan azas-azas pemberian
kredit yang sehat serta adanya itikad tidak
baik dari pejabat kredit yang terkait dengan
proses pemberian Kredit. Risiko non bisnis
menjadi tanggung jawab secara pribadi
pejabat kredit yang bersangkutan. Pejabat
kredit yang bersangkutan dapat dikenakan
sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Proses putusan kredit meliputi
rangkaian proses pemberian kredit, yang
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Prakarsa dan Permohonan Kredit
Proses pemberian kredit diawali
dengan memperhatikan PS dan KRD,
serta penetapan RPT dan strategi
pencapaian
RPT
berupa
Calon
Peminjam Potensial (CPP), kemudian
dilanjutkan
dengan
pendaftaran
permohonan Kredit. Secara garis besar
proses prakarsa dan permohonan kredit
terdiri atas tahapan saat pendaftaran
dan setelah pendaftaran. Hal-hal yang
harus diperhatikan saat pendaftaran
adalah :
1. Pendaftaran
di
Kantor
BRI
Unit/Teras BRI.
2. Petugas BRI Unit yang melayani
Pendaftaran permohonan kredit
adalah Customer Service
2. Urutan Kegiatan kegiatan yang harus
dilakukan Customer Service pada saat
pendaftaran adalah :
a. Customer
Service
memeriksa
kelengkapan
berkas
calon
debitur/debitur lama antara lain
b. Copy tanda bukti diri (KTP, SIM atau
surat keterangan identitas lainnya
yang masih berlaku).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
c. Surat Ijin Usaha atau keterangan
usaha dari kepala desa/lurah (atau
copy KTP saja bagi Kredit yang
relatif kecil, yang diatur dengan
ketentuan tersendiri).
d. Tanda bukti pemilikan agunan.
e. Tanda bukti pelunasan Kredit yang
lalu (untuk debitur lama).
Setelah Mantri menerima berkas
SKPP dari Customer Service, maka
berdasarkan disposisi Kaunit, Mantri
melakukan
pemeriksaan
lapangan
berdasarkan SKPP debitur/calon debitur
tersebut untuk mendapatkan data-data
yang diperlukan dan menganalisis melalui
aplikas LAS. Analisis tersebut didasarkan
aspek-aspek yang tercakup dalam 6 C’s
meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1)
Character
Character adalah keadaan watak dan sifat
dari calon debitur, baik dalam kehidupan
pribadi
maupun
dalam
lingkungan
usahanya.
2)
Capacity
Capacity adalah kemampuan yang dimiliki
calon debitur untuk membuat rencana dan
mewujudkan rencana tersebut menjadi
kenyataan, khususnya terkait dengan
kemampuan pengeloaan usaha diantaranya
kemampuan dalam memproduksi dan
memasarkan barang yang dihasilkan,
mencari pelanggan, mengelola keuangan
secara efektif dan efisien dan kemampuan
lainnya terkait dengan pengelolaan usaha
guna memperoleh laba yang diharapkan.
3)
Capital
Adalah dana yang dimiliki calon debitur
untuk
menjalankan dan memelihara
kelangsungan usahanya. Adapun penilaian
terhadap capital adalah untuk mengetahui
keadaan permodalan, sumber-sumber dana
dan penggunaannya.
4)
Condition
Adalah keadaan sosial ekonomi
suatu
saat
yang
mungkin
dapat
mempengaruhi maju mundurnya usaha
calon debitur.
5)
Agunan / Collateral
Agunan adalah barang-barang yang
diserahkan calon debitur sebagai agunan
kredit. Agunan yang diserahkan oleh calon
debitur, merupakan second way out.
6)
Constrains
Constrains
merupakan
faktor
hambatan atau rintangan berupa faktorfaktor yang terjadi pada pemberian kredit
mikro tersebut
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan pada peneliitian ini, pada BRI
Unit Banyuasri setiap pemberian kredit
harus berdasarkan surat permohonan
secara tertulis yang ditandatangani oleh
pemohon. Permohonan dituangkan dalam
formulir permohonan kredit sesuai standar
pada BRI. Penanganan pendaftaran
permohonan kredit di BRI dilakukan oleh
Deskman atau Customer Service. Pada
tahap ini dimana dokumen persyratan kredit
yang berupa laporan keuangan nasabah
dibuat oleh pihak bank secara estimasi
berdasarkan hasil wawancara pihak bank
dengan nasabah untuk nantinya akan
digunakan sebagai acuan untuk prospek
usaha nasabah.
Pengumpulan informasi yang meliputi
kegiatan lapangan untuk mengetahui
kebenaran
data
yang
disampaikan
pemohon kredit dilakukan oleh Mantri
selaku petugas marketing. Rangkaian
prosedur tersebut berada di bawah
pengawasan
Kepala
Unit.
Namun
pengumpulan informasi nasabah tersebut
cenderung ditekankan pada barang jaminan
yang digunakan oleh nasabah untuk
memperoleh kredit dari pada prospek
usaha yang dibiayai oleh kredit.
Persetujuan pencairan kredit setelah
formulir IPK (Instruksi Pencairan Kredit)
ditandatangani oleh Kepala Unit dan
setelah dilakukan pemeriksaan pemenuhan
dan kelengkapan dokumen diisyratkan di
dalam putusan kredit.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan penulis dapat mengajukan
saran yaitu sebaiknya BRI meningkatkan
penerapan prinsip kehati-hatian yang telah
ditetapkan pada prosedur pemberian
kreditnya dari prosedur permohonan kredit
sampai dengan prosedur penyelamatan
kredit bermasalah. Tindakan ini merupakan
salah satu upaya bank untuk mengurangi
resiko kredit macet.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No.1 Tahun 2015)
Sebaiknya BRI juga meningkatkan
analisis
terhadap
prospek
usaha
nasabah,,karena
usaha
nasabah
merupakan sumber pemasukan bagi
nasabah untuk dapat melunasi kredit
berikut bunganya. Pihak BRI seharusnya
melakukan pembinaan kepda nasabah
yang mulai menunggak dalam pembayaran
kredit, ini dikarenakan untuk mengantisipasi
kedepannya agar kredit tersebut tidak
menjadi kredit macet.
DAFTAR PUSTAKA
Amir Abdi Jusuf , 2000. Akuntansi
Keuangan Lanjutan di Indonesia,
Jakarta : Salemba Empat
Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Baidaie, M.Chatim, 2005. Corporate
Governance dan Kebijakan Audit.
Edisi Revisi. Yayasan Pendidikan
Internal Audit. Jakarta : Institut
Pendidikan dan Pelatihan Audit dan
Manajemen
Boynton,W.C, Johnson,R.N, Kell, G.W.
(2003). Modern Auditing. (edisi 7).
Jakarta : Erlangga
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/1
2/pengertian-lembaga-keuanganmikro-lkm.html (Online, diakses tgl
18 November 2014)
IAI, 2004. Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta : Salemba Empat
Indrianto dan Supomo, 2009. Metodelogi
Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi
dan Manajemen. Edisi Keempat.
Yogyakarta : BPFE
Kasmir, 2008. Bank & Lembaga Keuangan
Lainnya. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Kuncoro
dan
Suhardjono,
2002,
Manajemen Perbankan (Teori dan
Aplikasi), Edisi Pertama, Penerbit
BPFE , Yogyakarta
Lukman Dendawijaya. 2000. Manajemen
Perbankan.
Cetakan
Pertama.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Muchdarsyah Sinugan, 1993. Manajemen
Dana Bank, Jakarta : PT. Bumi
Aksara
Mulyadi, 2008. Sistem Akuntansi, Edisi
ketiga, Cetakan keempat. Jakarta :
Salemba. Empat
Sugiono,
2008.
Metode
Penelitian
Kuantitatif Klualitatif Dan R&D.
Bandung : Alfabeti
Wirawan., 2009. Evaluasi Kinerja Sumber
Daya Manusia. Jakarta : Salemba
Empat
Download