breakthrough bank_harfi hambani_essai bri 2015

advertisement
BREAKTHROUGH BANK RAKYAT INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN
EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT
Harfi Hambani Fakultas Ekonomi dan Bisnis Studi Pembangunan Universitas Mataram Jln. Majapahit
Mataram Telp. 631935, 644671, Fak 631802
[email protected]
I.
PENDAHULUAN
Untuk membangun bangsa ini menjadi maju dan sejahtera dibutuhkan dana
yang sangat besar. Selama ini, pemerintah selalu mengalami kesulitan dana untuk
bisa membangun infrastruktur, memajukan pendidikan, meningkatkan kesehatan,
mengentaskan kemiskinan, dan berbagai program lainnya yang menunjukkan
pemerintah memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang sangat berat untuk
diselesaikan. Oleh karenanya dibutuhkan strategi yang terintegrasi dan terkoordinasi
antar pelaku ekonomi dari sisi pemerintah, swasta dan cendikiawan yang disebut
dengan KPS (kerja Sama Perintah dan Swasta) yang pada akhirnya akan berdampak
domino dengan menerapkan sistem trickle down effect. Sejatinya, sistem ini sudah
diformulasikan terlebih dahulu dalam alquran surat Al-Abaqoroh ayat 215 yang
artinya :
Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan.
Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan
kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin
dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja
kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha
Mengetahuinya.
Firman diatas merupakan asal mula ilmu yang akhirnya di adopsi menjadi ilmu
trickle down effect yang dapat mensejahterakan bangsa dari level atas hingga paling
bawah. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari ikhtisar ayat, jadilah manusia yang
berkecukupan, milikilah perekonomian jauh di atas rata-rata. Maka saat kekayaanmu
lebih dari cukup, berikanlah sebagian kekayaanmu pada orang tuamu, kerabat
terdekat, anak yatim, orang miskin dan ibnu sabil (Ridwan, 2012).
Atas dasar inilah, penulis merekomendasikan bahwa prasyarat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran
serta masyarakat dengan optimalisasi potensi perbankan yang pada akhirnya trickle
down effect terwujud. Sejatinya, perbankan adalah pelaku yang menjadi pemain
dalam menumbuh kembangkan perekonomian sehingga bukan hal yang mustahil
untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif dengan terobosan baru yang
termuktakhir dan menitikberatkan perhatian pada sustainable economic growth.
Page 1
Alasan prinsip perbankan sebagai tumpuan pembangunan adalah sektor perbankan
merupakan agen pembangunan (agent of development) yang memiliki fungsi sebagai
intermediasi keuangan yakni lembaga yang melakukan kegiatan penghimpunan dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Disamping itu, perbankan
merupakan agen kepercayaan (agent of trust) mengingat prinsip-prinsip pengelolaan
bank yakni kepercayaan (fiduciary principle) dan prinsip kehati-hatian (prudential
principle) (Tanuwidjaya et.AL, 2005).
II.
ISI
Breakthrough Bank BRI
PT. Bank BRI (persero) Tbk salah satu perusahaan milik pemerintah yang
dinobatkan sebagai perusahaan nasional yang paling profitable oleh forbes
internasional. Hal demikian ditunjukkan dari 10 perusahaan indonesia masuk
kedalam 2000 perusahaan paling untung di dunia dengan menempati ranking teratas,
sehingga merupakan keistimewaan Bank BRI telah ditunjuk oleh perserikan bangsabangsa menjadi laboratorium atau kiblat studi keuangan mikro dunia dan penyalur
kredit usaha rakyat KUR terbesar.
Bukan tanpa alasan, Bank BRI mendapatkan keistimewaan apresiasi yang
merupakan impact dari kinerja para stakehouder. Direktur utama Bank BRI Sofyan
Basir menyatakan dalam detikNews, kunci utama keberhasilan Bank BRI adalah
pihaknya fokus pada pangsa pasar utama (segmen) yakni pemberdayaan ekonomi
rakyat, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Selain itu, dalam sumber yang
sama menyatakan fokus pada perluasan dan pengaturan jaringan dan akses pelayanan
kepada masyarakat. Hal demikian bukan sekedar wacana tapi merupakan statement
untuk berkomitmen yang menjadi landasan atau backbone tumbuh kembangkannya
Bank BRI. Statement tersebut dicerminkan dalam tindakan dengan capaian atau
predikat sebagai bank yang memiliki laba US $ 2 Miliar. Selain itu, dalam beberapa
tahun terakhir Bank BRI pun memperoleh penghargaan sebagai salah satu dari 50
perusahaan terhebat Asia (Asian forbes 50 dalam detik.com). Dengan Kantor BRI
unit berjumlah 4.251 yang melayani jasa perbankan di rural area dan pulau terpencil
untuk micro banking dan total jaringan online realtime BRI berkisar 3.450. BRI unit
yang telah online pun dimaksudkan untuk pelayanan masyarakat urban area dan sub
urban. Kondisi ini memperlihatkan bahwa BRI adalah bank komersial yang selalu
mengutamakan kepuasaan nasabah dari seluruh tingkatan status.
Dalam proses pengembangan bisnis Bank BRI untuk mewujudkan corporate
performance excellence untuk menghadapi persaingan global menerapkan tiga model
pengembangan. Pertama; Pengembangan bisnis di bidang kredit yang fokus pada
Page 2
pembiayaan UMKM dan kredit usaha besar yang diutamakan untuk BUMN dan
sektor swasta khususnya agribisnis, infrastruktur, dan sektor-sektor usaha lain yang
produktif (ESDM, minyak dan gas, telekomunikasi). Kedua; Mobilisasi dana untuk
meningkatkan kualitas layangan sehingga mampu meningkatkan perolehan DPK
sebagai sarana pertumbuhan. Ketiga; Pengembangan produk untuk menciptakan
produk dan aktivitas baru guna menunjang pertumbuhan bisnis. Dengan inovasi
tersebut menunjukkan bahwa kebijakan BRI mampu mendukung program nasional
yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
(Anonim, 2014).
Tantangan dan Peluang
Indonesia memiliki 250 juta penduduk yang tersebar dari sabang sampai merauke,
dari mingas sampai pulau rote. Sekitar 11,6 % termasuk kelompok masyarakat
miskin. Dengan keterbatasan akses informasi, infrastruktur terbatas, dan pendidikan
belum merata, akses terhadap institusi keuangan juga belum menyeluruh. Disamping
itu, informasi mengenai layanan institusi keuangan formal masih sangat terbatas.
Berdasarkan data Global Financial Incklusion index-Bank Dunia 2011, baru sekitar
20 % penduduk Indonesisa berusia di atas 15 tahun yang memiliki akun/rekening di
lembaga keuangan formal. Adapun yang memiliki simpanan di lembaga keuangan
baru sekitar 15 % dari jumlah penduduk Indonesia yang berusian di atas 15 tahun.
Padahal, indonesisa adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi cukup diperhatikan
saat ini. Dengan perkiraan bank dunia 5,6 % produk domestik bruto akan tumbuh,
menunjukkan setiap 1 % angka pertumbuhan ekonomi yang mampu menyerap
300.000 tenaga kerja yang artinya bisa menjadi pintu dalam melepas jeretan
kemiskinan (Kaum Muda Membaca Indonesia, 2012). Jika rata-rata pertumbuhan
ekonomi sebesar 6 % pertahun, maka dalam 4-5 tahun, pengangguran di indonesia
bisa kita hapuskan.
Demikian halnya jika pertumbuhan bisa diarahkan pada ekonomi padat karya yang
menyerap banyak tenaga kerja. Ekonomi akan tumbuh secara inklusif, bisa dinikmati
semua kalangan masyarakat sehingga akan mengeliminasi kemiskinan. Faktanya,
selama ini ekonomi kita dibangun secara exclusive. Di dominasi oleh pemodal.
Sektor usaha yang padat modal dan teknologi seperti sektor finansial, migas,
pertambangan, telekomunikasi, dan teknologi informasi. Sektor ini, rentan dengan
terimbas krisis. Berangkat dari hal tersebut, kelas menengah harus mulai
diprioritaskan untuk pengembangannya yang telah terbukti kuat dalam menghadapi
krisis dan mimiliki kontribusi cukup besar dalam perekonomian.
Dengan segala data kelebihan dan kekurangan itu, indonesia adalah pasar bagi
industri. Tidak hanya industri gadget, pakaian bermerek, tetapi indonesia juga
Page 3
menjadi pasar bagi industri keuangan. Dari produk perbankan yang paling sederhana,
seperti simpanan dari pihak ketiga (DPK), indonesia menjadi pasar yang
menjanjikan. Belum lagi produk perbankan lain, seperti kredit, yang menghasilkan
pendapatan bunga bagi bank. Pada juni 2013, bank umum membukukan pendapatan
dari kredit yang disalurkan kepada pihak ketiga sebesar Rp. 153, 735 triliun.
Padahal, pasar indonesia masih sangat terbuka untuk kredit, apapun segmenya. Bisa
kredit konsumer, ritel, korporasi, bahkan usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM). Segmen UMKM saat ini sudah mulai diminati bank-bank yang beroperasi
di indonesia karena marginnya cukup menguntungkan. Indonesia juga menjadi pasar
yang empuk untuk produk perbankan lain, seperti transaksi pembayaran. Produk
kartu kredit, kartu debit dan anjungan tunai mandiri (ATM), serta kartu prabayar
terus meningkat seiring dengan meningkatnya literasi keuangan masyarakat. Dengan
alat pembayaran elektronik itu, transaksi menggunakan uang tunai berkurang.
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Dengan manisnya pasar indonesia, siapkah perbankan indonesia menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)? Secara umum, MEA dimulai 2015. Khusus
untuk sektor keuangan, dimulai tahun 2020. Konsekuensi mea adalah pelintasan dan
hubungan yang semakin terbuka di antara negara-negra anggota ASEAN. Dengan
demikian, tenaga kerja dibidang perbankan bisa masuk dari singapura ke indonesia
atau sebaliknya dan seterusnya antar anggota ASEAN. Sebelum membayangkan itu
terjadi, coba kita bandingkan sebentar aset perbankan indonesia dengan bank-bank
lain di ASEAN. Aset kita kalah jauh. Sebuah bank asal singapura memiliki aset
sekitar 300 miliar dolar singapura atau Rp. 2.700 triliun. Nyaris menyamai aset 14
bank umum tebesar di indonesia. Dengan kemampuan yang lebih besar, bank bisa
lebih ekspansif.
Sebenarnya, ASEAN berupaya menyetarakan kemampuan bank untuk bisa saling
berlaga di kawasan tersebut. Salah satunya melalui penetapan syarat bank
berkualifikasi ASEAN. Melalui kesepakatan multilateral, semua bank yang akan
berekspansi ke negara lain di wilayah ASEAN harus memenuhi syarat yang
ditetapkan. Namun, BI juga berupaya agar-agar bank di wilayah asean berlaku dan
diperlakukan setara. Misalnya, apabila saat ini sudah ada bank berkualifikasi
ASEAN dari negara lain masuk ke indonesia, bank dari negara itu tidak boleh masuk
lebih dulu ke indonesia selama bank berkualifikasi ASEAN dari indonesia belum
masuk ke negara itu.
Akan tetapi, hal yang paling sederhana dari kesiapan menghadapi MEA adalah
kesadaran tentang luasnya pasar indonesia. Jauh-jauh hari, seorang bankir senior di
indonesia menegaskan akan bermain di pasar dalam negeri. Preseiden direktur
Page 4
sebuah bank swasta ini menyadari bahwa bank-bank dari negara lain tergoda untuk
masuk ke indonesia dan menggarap pasar disini. Namun, apakah semua bankir dan
bank di indonesia menyadari besarnya daya tarik pasar di sini? Jika ya, tentu akan
berupaya meningkatkan daya saing. Bukan hanya kalah dalam hal kemampuan,
melainkan juga kalah dalam stategi. Jika lalai, bukan tak mungkin kita akan menjadi
tamu di negeri sendiri.
III. KESIMPULAN
Menelaah peluang ekonomi indonesia, penulis optimis dengan desain
otptimalisasi pertumbuhan yang berkelanjutan dan terintegrasi secara desentralisasi
melalui meningkatkan peran perbankan yang sejatinya sebagai lembaga intermediasi,
akan terbukti prediksi berbagai lembaga internsional seperti bank dunia, standar
Chartered Bank atau IMF, jika indonesia akan menjadi salah satu kekuatan utama
ekonomi dunia ada tahun 2030 atau paling lambat 2050. Telah banyak variabelvariabel yang memperkuat optimisme itu, utamanya sektor keuangan atau perbankan
khususnya bank rakyat indonesia yang memiliki dedikasi besar dalam melayani
semua level masyarakat. Oleh karenanya, semua elemen bangsa harus mempersiakan
diri untuk berkontribusi menjadi pemain utama, bukan sekedar menjadi follower.
Page 5
DAFTAR PUSTAKA
Tanuwidjaya, Titin Tjintawati, et al. Analisis industri dan persaingan perbankan di
Indonesia. 2005. PhD Thesis. Universitas Gadjah Mada.
BANK, B. R. I.; BANK, B. C. A.; BANK, B. N. I. BAB I PENDAHULUAN
Sugiarto, Agus. Membangun Fundamental Perbankan yang Kuat. Bank Indonesia,
Jakarta, 2004.
Antasari, Arga Satria. Pengaruh Penggunaan Internet Banking Terhadap Kepuasan
Nasabah (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang
Bontang). Jurnal Administrasi Bisnis, 2013, 1.2.
Yudha, Arcaya; Nurcahyanto, Herbasuki; Widowati, Nina. Penerapan Budaya
Organisasi (Studi Kasus Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Cabang Dago Bandung). Journal of Public Policy and Management Review,
2013, 2.3: 1-10.
Alfarisy, Muhammad Farid, et al. Studi Empiris Mengukur Tingkat Persaingan
Industri Perbankan Pasca Penerapan Program Arsitektur Perbankan Indonesia
(API). 2015. PhD Thesis. Universitas Gadjah Mada.
Masita, Gracia; Subekti, Imam. Determinan Efisiensi Perbankan Di Indonesia
Berdasarkan Data Envelopment Analyis (DEA).Jurnal Ilmiah Mahasiswa
FEB, 2014, 2.2.
Adityantoro, Y. Widi Kurnia; Rahardjo, Shiddiq Nur. Faktor–Faktor Yang
Mempengaruhi Profitabilitas Corresponding author PERBANKAN DI
Indonesia. Diponegoro Journal of Accounting, 2013, 634-645.
http://www.academia.edu/9226720/PERAN_BRI_DALAM_MEMBANGUM_EKO
NOMI_BERBASIS_AGRIBISNIS_YANG_TANGGUH_and_KOMPEKOM
PE
http://m.detik.com/news/read/2012/04/24/010004/18899688/727/
http://iwan-share-materi.blogspot.com/2012/05/peran-bank-dan-lembaga-keuanganmikro.html?m=1
http://gunawanridwan.blogspot.com/2012/03/islamic-version-of-trickle-downeffects. html?m=1
Page 6
Download