pajak penghasilan objek tertentu

advertisement
PAJAK
PENGHASILAN
OBJEK
TERTENTU
1.BUNGA DEPOSITO/TABUNGAN,
DISKON SBI DAN JASA GIRO
Deposito adalah deposito dengan nama dan
dalam bentuk apa pun, termasuk deposito
berjangka sertifikat deposito, dan deposito on
call, baik dalam rupiah maupun dalam valuta
asing yang ditempatkan atau diterbitkan oleh
bank. Obyek PPh ini adalah bunga deposito
dan tabungan, serta diskonto Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), termasuk bunga yang diterima
atau diperoleh dari deposito dan tabungan
yang ditempatkan diluar negeri melalui bank
yang didirikan di Indonesia atau cabang bank
luar negeri lndonesia.
Pengecualian atas bunga deposito/tabungan diskon SBI,
dan jasa giro adalah sebagai berikut:
1. Bunga deposito/tabungan diskon SBI dengan jumlah
deposito dan tabungan, serta diskon SBI tersebut tidak
melebihi Rp 7.500.000,00 dan bukan merupakan jumlah
yang di pecah-pecah.
2. Bunga dan diskonto yang diperoleh bank yang didirikan
di Indonesia atau cabang bank luar negeri diIndonesia.
3.Bunga deposito dan tabungan, serta diskon SBI yang
diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendirianya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan sepanjang dananya
diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal29 UU No.11 Tahun l992 tentang Dana
Pensiun.
4.Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah
dalam rangka kepemilikan rumah sederhana dan sangat
sederhana serta kaveling siap bangun untuk rumah
sederhana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk
dihuni sendiri.
Besarnya tarif PPh sebesar 20%
dari jumlah bruto dan bersifat final
apabila
penerima
penghasilan
adalah Wajib Pajak dalam negeri
dan Bentuk Usaha Tetap (BUT).
Jika penerima penghasilan adalah
Wajib Pajak luar negeri maka akan
dikenakan tarif sebesar 20% dari
jumlah bruto atau dengan tarif
berdasarkan
Perjanjian
Penghindaran
Pajak
Berganda
(P3B) dan bersifat final.
Pihak yang wajib memotong PPh terdiri dari:
1. Bank termasuk Bank Indonesia yang
membayarkan bunga deposito, tabungan, dan
diskonto SBI.
2. Bank dan dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan Menteri Keuangan yang menjual SBI atau
sertifikat deposito kepada pihak lain yang bukan
bank dan dana pensiun yang pendiriannya belum
disahkan oleh Menteri Kquangan.
3. Kantor pusat bank yang didirikan di Indonesia
atas bunga deposito dan tabungan yang
ditempatkan pada cabang di luar negeri melalui
bank yang didirikan di Indonesia.
4. Cabang bank luar negeri di Indonesia atas
bunga deposito dan tabungan yang ditempatkan di
luar negeri melalui cabang bank luar negeri
tersebut di Indonesia.
2.PENJUALAN SAHAM
PPh ini dikenakan atas penghasilan
yang diperoleh atau diterima orang
pribadi atau badan dari transaksi
penjualan saham, baik saham pendiri
maupun bukan saham pendiri di bursa
efek. Saham pendiri adalah saham yang
dimiliki oleh pendiri yang diperoleh
dengan harga kurang dari 90% dari
harga saham pada saat penawaran
umum perdana.
Termasuk dalam pengertian saham pendiri adalah:
1. Saham yang diperoleh pendiri dari kapitalisasi
agio yang dikeluarkan setelah penawaran umum
perdana.
2. Saham yang berasal dari pemecahan saham
pendiri.
Yang tidak termasuk saham pendiri adalah:
1. Saham yang diperoleh pendiri dari pembagian
dividen dalam bentuk saham.
2. Saham yang diperoleh pendiri setelah
penawaran umum perdana yang berasal dari
pelaksanaan hak memesankan efek terlebih dahulu
(HMETD or right issue), waran, obligasi, serta
konversi dan efek konversi lainnya.
3. Saham yang diperoleh pendiri perusahaan
reksadana.
Atas penghasilan yang diperoleh
dari transaksi penjualan saham,
akan dikenakan PPh dengan tarif
sebesar 0,1% dari jumlah bruto
nilai transaksi penjualan. Khusus
untuk pemilik saham pendiri,
dikenakan tambahan PPh sebesar
0,5% dari jumlah bruto nilai
transaksi
penjualan,
kecuali
penjualan saham pendiri oleh
perusahaan modal ventura atas
penyertaan
modal
kepada
perusahaan pasangan usahanya
3.PENJUALAN OBLIGASI
Objek pengenaan pajak dari penjualan obligasi
adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh
orang pribadi atau badan atas transaksi obligasi
yang diperdagangkan dan atau di laporkan di bursa
efek. Dari transaksi penjualan obligasi, akan
diperoleh penghasilan yang dapat berupa
keuntungan modal (capital gain), bunga, atau
diskonto. Capital gain merupakan selisih lebih nilai
konversi obligasi yang dapat dipertukarkan dengan
saham (convertible bond) di atas nilai buku obligasi
tersebut pada saat terjadi pertukaran. Bunga
merupakan tingkat keuntungan yang dijanjikan oleh
penerbit obligasi kepada pembeli. Diskonto
merupakan selisih antara nilai nominal yang
dibayar oleh pembeli.
Pajak atas penghasilan dari transaksi obligasi yang
diperdagangkan di bursa efek dikenakan pajak dengan
tarif 20% bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan BUT atau
sesuai ketentuan P3B yang berlaku bagi Wajib pajak
luar negeri dengan dasar pengenaan pajak (DPP)
sebagai berikut:
Bunga obligasi dengan Kupon:
Jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan
obligasi
Diskonto obligasi dengan Kupon:
Selisih harga jual pada saat transaksi atau nilai nominal
pada saat jatuh tempo diatas harga perolehan obligasi
Diskonto obligasi tanpa bunga
Selisih harga jual pada saat transaksi atau nilai nominal
pada saat jatuh tempo diatas harga perolehan obligasi.
4.PENYERAHAN HADIAH UNDIAN
Hadiah undian adalah hadiah dengan nama
dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau
diperoleh orang pribadi atau badan, yang
pemberiannya melalui undian.
Yang tidak termasuk dalam pengertian hadiah
undian yang dikenakan Pajak Penghasilan
adalah sebagai berikut:
1.Hadiah
langsung
dalam
penjualan
barang/jasa sepanjang diberikan kepada
semua pembeli atau konsumen akhir tanpa
diundi.
2.Hadiah yang diterima langsung oleh
konsumen akhir pada saat pembeliaan barang
atau jasa.
Pajak Penghasilan atas hadiah undian
dikenakan tarif PPh sebesar 25% dari jumlah
penghasilan bruto dan bersifat final.
Pemungut PPh atas hadiah undian adalah
penyelenggara undian,baik orang pribadi
atau badan, kepanitiaan,organisasi, maupun
penyelenggara dalam bentuk apa pun yang
telah mendapatkan izin dari pihak yang
berwenang,termasuk
pengusaha
yang
menjual barang/jasa yang memberikan
hadiah dengan cara diundi, misalnya bank,
supermarket, perusahaan, panitia penarikan
undian, dan sebagainya.
5.PERSEWAAN TANAH DAN
BANGUNAN
Objek
pengenaan Pajak Penghasilan adalah
penghasilan yang diterima atau diperoleh orang
pribadi atau badan dari persewaan tanah dan/atau
bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun,
apartemen, kondominium, gedung perkantoran,
rumah kantor, toko, rumah toko, gudang dan
industri.
PPh yang dikenakan adalah sebesar l0% dari
jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau
bangunan, serta bersifat final.Jika penyewa dan
yang menyewakan Wajib Pajak Badan dalam
negeri atau Bentuk Usaha Tetap dan Wajib Pajak
Orang Pribadi dalam negeri.
6.PENYERAHAN JASA
KONSTRUKSI
Jasa konstruksi meliputi jasa perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan yang produk
akhirnya berupa bangunan.
Jasa
perencanaan
konstruksi
adalah
pemberian jasa perencanaan dalam pekerjaan
konstruksi.
Jasa
pelaksanaan
konstruksi
adalah
pemberian jasa pelaksanaan fisik pekerjaan
konstruksi.
Jasa
pengawasan
konstruksi
adalah
pemberian jasa pengawasan pelaksanaan fisik
pekerjaan konstruksi.
Objek
pengenaan
pajak
adalah
penghasilan berupa imbalan yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak
yang
bergerak
di
bidang
jasa
pelaksanaan konstruksi dan Wajib Pajak
badan yang bergerak di bidang usaha
jasa perencanaan konstruksi, jasa
pengawasan konstruksi yang memenuhi
kualifikasi sebagai usaha kecil sesuai
dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh
lembaga yang berwenang serta yang
mempunyai nilai pengadaan sampai
denganR p 1.000.000.000,00.
Atas penghasilan dari penyerahan jasa konstruksi, akan
dikenakan pajak dengan tarif:
1.Sebesar 2% dari jumlah bruto, untuk penghasilan yang
diterima Wajib Pajak penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi dengan kualifikasi usaha kecil.
2. Sebesar 3% dari jumlah bruto, untuk penghasilan
yang diterima Wajib Pajak penyedia jasa pelaksanaan
yang punya kualifikasi usaha dan tidak termasuk usaha
kecil
3.Sebesar 4% dari jumlah bruto, untuk penghasilan yang
diterima Wajib Pajak penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi, yang tidak memiliki kualifikasi usaha dan
penyedia jasa perencanaan dan pengawasan konstruksi
yang memiliki kualifikasi usaha.
4.Sebesar 6% dari jumlah bruto, untuk penghasilan yang
diterima Wajib Pajak penyedia jasa perencanaan dan
pengawasan konstruksi yang tidak memiliki kualifikasi
usaha
7.DIVIDEN ORANG PRIBADI
Wajib pajak orang pribadi
yang
mendapatkan
dividen dikenakan pajak
penghasilan final sebesar
10% dari penghasilan
Dividen.
8.PENGHASILAN ATAS
PENJUALAN TANAH DAN
BANGUNAN
Wajib pajak dikenakan
pajak sebesar 5% dari
total harga penjualan
tanah dan bangunan.
9.PELAYARAN ATAU
PENERBANGAN LUAR NEGERI
Wajib Pajak perusahaan pelayaran atau penerbangan luar
negeri adalah perusahaan pelayaran atau penerbangan yang
berkedudukan di luar negeri, yang melakukan usaha melalui
Bentuk Usaha Tetap (BUT). Pajak Penghasilan dikenakan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dari pengangkutan
orang dan/atau barang yang dimuat dalam satu pelabuhan ke
pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di
Indonesia ke pelabuhan luar negeri. Penghasilan tersebut tidak
termasuk pengangkutan orang dan/atau barang dari pelabuhan
luar negeri ke pelabuhan lndonesia.
Besarnya PPh bagi Wajib Pajak perusahaan pelayaran
dan/atau penerbangan luar negeri adalah 2,64% dari
peredaran bruto. Peredaran bruto bagi Wajib Pajak
perusahaan pelayaran atau penerbangan luar negeri adalah
semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai
uang yang diterima atau diperoleh dari pengangkutan orang
dan atau barang yang dimuat dari pelabuhan di Indonesia ke
pelabuhan luar negeri.
10.JASA PENERBANGAN DALAM
NEGERI
Wajib Pajak penerbangan dalam negeri adalah
perusahaan penerbangan yang berkedudukan di
Indonesia yang memperoleh penghasilan berdasarkan
perjanjian carter. Objek pengenaan pajak ini adalah
penghasilan yang diterima atau diperoleh dari
pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dari
satu pelabuhan ke pelabuhan lain diindonesia dan dari
pelabuhan indonesia ke pelabuhan luar negeri.
Besarnya PPh bagi Wajib Pajak perusahaan
penerbangan dalam negeri adalah 1,8 % dari peredaran
bruto. Penghasilan bruto yang dimaksud adalah semua
imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak berdasarkan
perjanjian carter dari satu pelabuhan lain diindonesia
dan/atau dari pelabuhan indonesia ke pelabuhan luar
negeri.
11.JASA PELAYARAN DALAM
NEGERI
Wajib Pajak pelayaran dalam negeri adalah
perusahaan pelayaran yang berkedudukan di
Indonesia
yang
memperoleh
penghasilan
berdasarkan perjanjian carter. Objek pengenaan
pajak ini adalah penghasilan yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak atau yang bersangkutan
orang dan/atau barang, termasuk penghasilan
orang penyewa kapal yang dilakukan dari:
1.Pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan lain ke
Indonesia
2.Pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan diluar
indonesia
3.Pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan
lainnya di luar Indonesia
Besarnya PPh bagi Wajib Pajak
perusahaan
pelayaran
dalam
negeri adalah 1,2% dari peredaran
bruto. Penghasilan bruto yang
dimaksud adalah semua imbalan
atau nilai pengganti berupa uang
yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak berdasarkan perjanjian carter
dari satu pelabuhan ke pelabuhan
lain di Indonesia dan/atau dari
pelabuhan
di
indonesia
ke
pelabuhan di luar negeri.
Download