Opini Publik - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN MATA KULIAH
OPINI PUBLIK
BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
FIKOM
Humas
Tatap Muka
02
Kode MK
Disusun Oleh
MK10230
Helana Olii, MM
Novi Erlita, Sos.M.A
Abstract
Kompetensi
Petunjuk Penggunaan Template
Modul Standar untuk digunakan
dalam modul perkuliahan
Universitas Mercu Buana
Dosen Pengampu dapat menerapkan
dan menggunakan template modul
standar untuk modul-modul yang akan
dipergunakannya
Standarisasi Modul
Latar Belakang
POKOK BAHASAN :
RUANG LINGKUP OPINI PUBLIK
DESKRIPSI : Modul 2 menjelaskan karakter opini publik, pengertian opini publik, kelompok
sosial yang tak teratur.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS :
Setelah mempelajari modul 2 ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan karakter opini publik dari faktor psikologis, faktor sosial politik, faktor
budaya dan faktor media massa
2. Menjelaskan pengertian opini publik dan yang dikumpulkan dari faktor pemicu
munculnya opini publik, ciri-ciri opini publik, opini publik dan sikap manusia, opini publik
menurut beberapa bidang keilmuan
3. Menjelaskan kelompok sosial yang tidak teratur mengenai massa, crowd, audience
dilihat dari berbagai sorotan teori para ahli.
A. Karakter Opini Publik
Opini publik adalah pengumpulan citra yang diciptakan oleh proses komunikasi. Gambaran
tentang sesuatu akan menimbulkan banyak tafsir bagi para peserta komunikasi. Sesuatu
akan berbentuk abstrak atau konkret dan selalu bermuka banyak atau berdimensi jamak
karena adanya berbagai perbedaan penafsiran (persepsi) yang terjadi di antara peserta
komunikasi. Pergeseran citra pada opini publik ini tergantung pada siapa saja yang terlibat
dalam proses komunikasi. Setiap kali jaringan komunikasi berubah, opini publik juga
berubah. Perubahan opini publik merupakan “dinamika komunikasi”, sedangkan substansi
opini publik tidak berubah. Substansi tidak berubah karena ketika proses pembentukan opini
publik berlangsung, pengalaman dari peserta komunikasi itu telah terjadi.
‘13
2
Nama Mata Kuliah dari Modul
Opini Publik
Helena Olii, MM
Novi Erlita, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Redi Panuju (2002) menegaskan pergeseran yang terjadi dalam opini publik
disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Faktor Psikologis
Tidak ada kesamaan antara individu yang satu dengan lainnya, yang ada hanya
kemiripan yang memiliki banyak perbedaan. Perbedaan antarindividu yang meliputi hobi,
kepentingan, pengalaman, selera, dan kerangkan berpikir menjadikan setiap individu
berbeda bentuk dan cara merespon stimulus atau rangsangan yang menghampirinya.
Perbedaan faktor psikologis menyebabkan pemaknaan terhadap kenyataan yang sama bisa
menghasilkan penyandian yang berbeda-beda. Bisa saja output komunikasi tidak sama
dengan input komunikasi karena perbedaan beberapa unsur yang bekerja dalam seleksi
internal yang meliputi dimensi pemikiran (kognisi) dan dimensi emosi (afeksi).
Sebagian masalah mampu mengundang opini publik, sebagian lain tidak. Setiap
masalah mempunyai bobot yang berbeda-beda. Masalah bisa hilang begitu saja karena
publik tidak tertarik pada isu tertentu. Masalah bisa menyempit, bisa juga melebar karena
ada
kecenderungan
“hiper-realitas”
dalam
komunikasi.
Hiper-realitas
adalah
kecenderungan membesarkan sebagian fakta dan sekaligus menyembunyikan fakta yang
lain. Proses psikologis bisa menghasilkan pergeseran makna atas realitas tertentu. Itulah
sebabnya, dalam opini publik sering simbol verbal tidak berhubungan sama sekali dengan
kenyataan. Hal ini terjadi karena opini publik semata-mata merupakan hasil penyandian
individu-individu.
2. Faktor Sosiologi Politik
Opini publik terlibat dalam interaksi sosial. Berikut contoh-contohnya.
a. Opini publik menunjukkan citra superioritas
Siapa yang menguasai opini publik, maka ia akan mengendalikan orang lain.
“Menguasai” bersifat dinamis dan relatif. Artinya, publik akan cenderung berpihak pada
kelompok atau individu yang memiliki keterdekatan hubungan. Contoh : Dalam MTQ
Nasional yang diselenggarakan tiap dua tahun sekali, Kalimantan Barat selalu keluar
sebagai juara I baik dewasa maupun anak-anak. Media massa membicarakan prestasi
Kalimantan Barat dan bahkan mewawancara narasumber dari wilayah itu. Publikasi positif
oleh media massa menguntungkan wilayah Kalimantan Barat. Bahkan masyarakat
Kalimantan Barat di Jakarta pun ikut merasakan dampak publikasi positif oleh media
tersebut.
‘13
3
Nama Mata Kuliah dari Modul
Opini Publik
Helena Olii, MM
Novi Erlita, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh lain : Di universitas X di Makassar selalu terjadi baku-hantam antar
mahasiswa dari fakultas yang berbeda. Masing-masing kelompok merusak gedung fakultas
lain. Kejadian ini selalu diliput oleh media massa, terutama televisi. Muncullah opini publik
negatif yang bukan hanya terhadap mahasiswa Universitas X di Makassar, bahkan terhadap
warga Sulawesi Selatan yang berada di luar propinsi.
b. Opini publik menunjukkan keikutsertaan individu ke kejadian tertentu
Melalui keikutsertaan ke dalam opini publik, individu merasa terwakili keberadaannya.
Melalui opini publik, individu juga merasa sebagai bagian dari masyarakatnya.
c. Opini publik berhubungan dengan citra, rencana, dan operasi (action)
Kenneth R. Boulding (1969) menyatakan citra, rencana, dan operasi merupakan
matriks dari tahap-tahap kegiatan dalam situasi yang selalu berubah. Matrik perilaku sangat
tergantung pada citra. Opini publik memberi inspirasi bagaimana individu dalam kelompok
bertindak agar terhindar dari pencitraan yang buruk. Contoh : Partai X sedang menurun
popularitasnya karena banyak tokohnya terlibat skandal moral. Kondisi yang negatif ini perlu
diklarifikasi, apakah citra yang negatif disebabkan oleh persoalan faktual yang ada atau
apakah banyak informasi dari organisasi itu yang perlu dijelaskan. Jika opini publik terhadap
organisasi tertentu cenderung negatif, operasi/kegiatan organisasi tersebut cenderung
menuai kecurigaan.
d.Opini publik sesuai dengan kemauan banyak orang
Opini publik cenderung sesuai dengan kemauan banyak orang. Karena itu, banyak
orang berlomba memanfaatkan opini publik sebagai argumentasi atas berbagai keputusan.
Dalam alam demokrasi, kebenaran normatif dapat digeser oleh kebenaran menurut “banyak
orang”. Keputusan yang didasarkan pada dominasi opini publik belum tentu selaras dengan
norma dan etika sosial yang berlaku. Contoh : Salah satu pulau di Kepulauan Seribu akan
dilokalisir menjadi tempat penjudian. Rencana pemerintah daerah tersebut disetujui banyak
orang. Akan tetapi, kelompok agama tidak membenarkan lokalisasi judi, bahkan judi adalah
haram hukumnya.
‘13
4
Nama Mata Kuliah dari Modul
Opini Publik
Helena Olii, MM
Novi Erlita, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
e. Opini publik identik dengan hegemoni ideologi
Jika kelompok atau pemerintahan ingin tetap terus berkuasa, maka mereka harus
mampu menjadikan ideologi kekuasaan menjadi dominan melalui opini publik.
3. Faktor Budaya
Budaya mempunyai pengertian yang beragam. Budaya adalah seperangkat nilai
yang digunakan mengelola, memelihara hidupnya, menjaga dari gangguan internal maupun
eksternal, dan mengembangkan kehidupan manusia. Nilai-nilai yang terhimpun dalam
sistem budaya itu oleh individu dijadikan identitas sosialnya atau dijadikan ciri-ciri
keanggotanya di komunitas budaya tertentu.
Para budayawan di Indonesia pernah menggagas nilai-nilai yang seharusnya
dikembangkan bangsa Indonesia ke depan. Misalnya, mereka membedakan budaya
Indonesia dari budaya Jawa dan Batak. Untungnya, dalam masyarakat kita masing-masing
kelompok budaya sudah dibekali nilai-nilai toleransi sehingga perbedaan-perbedaan hanya
terkumpul dalam opini publik, tetapi tidak meledak ke dalam konflik terbuka.
Selanjutnya dalam buku Redi Panuju (2002), James Lull menerangkan teori “meme”
atau memetics yang dikembangkan sebelumnya oleh Richard Brodie (1996). Menurut
Brodie, meme adalah suatu unit informasi yang tersimpan di benak seseorang, yang
memengaruhi kejadian di lingkungannya sedemikian rupa sehingga tertular ke benak orang
lain. Kebebasan menggunjingkan orang lain (ngerumpi) menyebabkan informasi cepat
tersebar luas dan inilah bagian yang kurang baik bagi meme.
Masyarakat kita adalah masyarakat tradisional yang didasari semangat gotong
royong dan kekeluargaan. Ciri masyarakat tersebut menyebabkan jaringan sosial makin
besar peranannya dalam menyebarluaskan informasi. Masyarakat kita juga menyenangi
gosip, isu, atau rumor (desas-desus), sehingga gejala “meme” cepat menjadi kelipatan
reproduksi yang menembus jaringan-jaringan sosial yang terisolir. Kerja reproduksi meme
menyebabkan terjadinya interaksi antara tradisi dan etika. Interaksi itu bermuara ke tataran
opini publik.
‘13
5
Nama Mata Kuliah dari Modul
Opini Publik
Helena Olii, MM
Novi Erlita, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Faktor Media Massa
Menurut Meyer, yang dikutip Redi Panuju, interaksi antara media dan institusi
masyarakat menghasilkan produk berupa isi media (media content). Oleh audience, isi
media diubah menjadi gugusan-gugusan makna. Apakah yang dihasilkan dari proses
penyandian pesan itu, menurut Meyer, sangat ditentukan oleh norma yang berlaku dalam
masyarakatnya, pengalaman individu yang lalu, kepribadian individu, dan selektivitas
penafsiran.
B. Pengertian Opini Publik
Istilah opini publik mengacu ke setiap pengumpulan pendapat yang dikemukakan individuindividu. Menurut Santoso Sastropoetro (1990), istilah opini publik sering digunakan untuk
menunjuk ke pendapat-pendapat kolektif sejumlah besar orang.
Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak
merupakan kesatuan. Menurut definisi, publik adalah sejumlah orang yang mempunyai
minat, kepentingan, atau kegemaran yang sama. Publik melakukan interaksi secara tidak
langsung melalui alat-alat komunikasi, pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus,
surat kabar, radio, televisi, dan film. Alat-alat penghubung ini memungkinkan publik
mempunyai pengikut yang lebih luas dan lebih besar jumlahnya.
Menurut William Albiq (Santoso S. 1990), opini publik adalah jumlah dari pendapat
individu-individu yang diperoleh melalui perdebatan dan opini publik merupakan hasil
interaksi antar individu dalam suatu publik. Emory S. Bogardus dalam The Making of
Public Opinion mengatakan opini publik adalah hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan
diskusi yand dilakukan di dalam masyarakat yang demokratis. Opini publik bukan
merupakan jumlah seluruh pendapat individu-individu yang dikumpulkan.
1. Faktor Pemicu Munculnya Opini Publik
Bernard Hennessy (1990) dalam buku Pendapat Umum, mengemukakan lima
faktor munculnya pendapat umum (opini publik) :
a. Ada isu (presence of an issue). Harus terdapat konsensus yang sesungguhnya, opini
publik berkumpul di sekitar isu tertentu. Isu dapat didefinisikan sebagai situasi
kontemporer yang mungkin tidak terdapat kesepakatan, paling tidak ada unsur
kontroversi terkandung di dalamnya, dan isu mengandung konflik kontemporer.
‘13
6
Nama Mata Kuliah dari Modul
Opini Publik
Helena Olii, MM
Novi Erlita, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Ciri publik (nature of public). Harus ada kelompok yang dikenal dan berkepentingan
dengan persoalan itu.
c. Pilihan yang sulit (complex of preference). Faktor ini mengacu ke totalitas opini para
anggota masyarakat tentang suatu isu.
d. Pernyataan opini (expression of opinion). Berbagai pernyataan bertumpuk di sekitar isu
tertentu. Pernyataan biasanya disampaikan melalui kata-kata yang diucapkan atau
dicetak dan sewaktu-waktu melalui gerak-gerik, kepalan tinju, lambaian tangan, dan
tarikan napas panjang.
Doop berbicara megenai opini publik “internal” dan “tersembunyi”. Apabila publik tidak
berkenan dengan isu tertentu, opini “tidak diungkapkan”. Itulah opini publik yang internal.
Mengenai opini publik yang tersembunyi, Doop mengemukakan opini ini mengacu ke sikap
rakyat mengenai isu tertentu yang tidak menggugah atau memengaruhi perilakunya.
e. Jumlah orang yang terlibat (number of person involved). Opini publik mensyaratkan
besarnya (size) masyarakat yang menaruh perhatian terhadap isu tertentu. Definisi ini
mempertanyakan secara baik sekali berapa jumlah itu dan merangkumnya ke dalam
ungkapan “sejumlah orang penting”. Definisi itu mengesampingkan isu-isu kecil yang terkait
dengan pernyataan-pernyataan individu yang tidak begitu penting.
2. Ciri-ciri Opini Publik
Astrid (1975) menyatakan opini publik bersifat umum dan disampaikan oleh
kelompok (sosial) secara kolektif dan tidak permanen. Istilah “publik” mengacu ke kelompok
manusia yang berkumpul secara spontan dengan syarat-syarat :
a. menghadapi persoalan tertentu;
b. berbeda opini mengenai persoalan tertentu dan berusaha mengatasinya;
c. mencari jalan keluar melalui diskusi. Di sini publik belum terbentuk dan belum
terorganisir. Karena setiap publik memiliki persoalan yang menuntut perhatian maka
dengan sendirinya terbentuk banyak publik. Jika bicara mengenai “publik”, kita akan sulit
menentukan “What the public wants”. Sebagai komunikator, kita harus mengetahui
keinginan komunikan. Misalnya, bagaimana cara penyebaran informasi yang sesuai
dengan keinginan mereka.
‘13
7
Nama Mata Kuliah dari Modul
Opini Publik
Helena Olii, MM
Novi Erlita, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Opini Publik dan Sikap Manusia
Astrid (1975) dalam bukunya “Pendapat Umum” meninjau opini publik dari segi
psikologi sosial menurut Leonard W. Doob, opini publik mempunyai hubungan yang erat
dengan sikap manusia, yaitu sikap pribadi atau sikap kelompok. Doob selanjutnya
mengatakan bahwa opini publik adalah sikap pribadi seseorang ataupun kelompok.
Sebagian sikap ditentukan oleh pengalaman dan oleh kelompoknya. William McDougall dan
Otto Friedman keduanya berpendapat antara opini publik dan sikap pribadi manusia ada
hubungan yang erat. Masyarakat membentuk pengalaman pribadi tiap individu. Kemudian
pengalaman pribadi menentukan sikap dan opini individu ketika menghadapi persoalan
tertentu. Kumpulan individu membentuk sikap dan opini publik.
4. Opini Publik menurut Beberapa Bidang Keilmuan
a. Opini publik dari segi Sosiologi. Emory S. Bogardus menyatakan opini publik
berpengaruh besar pada politik. Bogardus juga berpendapat opini publik menjadi pilar
bagi bidang hukum. Misalnya, kekuatan peraturan perundang-undangan bergantung
pada dukungan yang diberikan melalui opini publik. Sikap atau opini publik tertentu
terhadap suatu masalah akan menentukan seberapa legitimate peraturan hukum yang
dihasilkan, yang tertulis maupun tidak tertulis.
b. Opini Publik dari segi ilmu Komunikasi. Komunikasi mengenai soal-soal tertentu dalam
bentuk tertentu kepada orang-orang tertentu akan memberi efek tertentu pula.
Komunikasi untuk membahas persoalan tertentu akan menghasilkan interpretasi dan
pernyataan tertentu. Dengan demikian, ditemukan unsur aktualitasnya. Komunikasi
memungkinkan kita membawa persoalan kepada orang-orang yang kompoten untuk
memperoleh tanggapan atau umpan balik. Penekanan pada aktualitas komunikasi ini
sama dengan pendapat Leonard W. Doob mengenai opini publik, yaitu opini publik
adalah aktual (actual public opinion).
Persamaan opini harus muncul agak layak dinilai sebagai opini publik. Doob
menekankan bahwa pada opini publik, opininya harus telah dinyatakan atau actual (public)
opinion. Mengapa opini harus dinyatakan sebelum dapat dinilai ? Karena sesuatu yang
belum dinyatakan dan belum disampaikan belum dapat dianggap sebagai proses
komunikasi, karena baru merupakan proses dalam diri manusia yang bersangkutan. Irish
‘13
8
Nama Mata Kuliah dari Modul
Opini Publik
Helena Olii, MM
Novi Erlita, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dan Prothro mengatakan opini yang dinyatakan telah mengalami proses komunikasi yang
disebut opinion. Opini yang belum dinyatakan masih merupakan sikap (attitude).
C. Kelompok Sosial yang Tidak Teratur
Dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok yang merupakan kelompok teratur seperti
lembaga, keluarga, dan kelompok formal lainnya. Namun, ada juga terdapat kelompok yang
tidak teratur seperti massa, publik, crowd, mob, audience, dll. Kelompok yang tidak teratur
ini terkumpul di tempat tertentu, misalnya para demonstran, kelompok penonton sepak bola.
Ada juga kelompok yang terkumpul di tempat tertentu, misalnya pendengar siaran radio,
penonton televisi, pembaca surat kabar.
Kelompok yang tidak teratur itu mempunyai ciri-ciri tersendiri. Untuk menangani
kelompok yang teratur maupun yang tidak teratur, yang terkumpul di tempat tertentu atau
tidak terkumpul di tempat tertentu, digunakan metode pendekatan atau cara komunikasi
sendiri-sendiri.
1. Massa
Beberapa ahli menyorot pengertian massa.
a. Bouman
Menurut Bouman, massa adalah manusia dengan jumlah besar yang secara
kebetulan muncul secara bersama-sama. Massa merupakan golongan dengan anggota
yang besar jumlahnya. Kadang-kadang massa merupakan gerombolan pendengar atau
penonton yang besar yang pada umumnya tidak masuk ke organisasi tertentu. Massa
memiliki ikatan dan persamaan jiwa pada tingkatan yang rendah. Selanjutnya, Bouman
mengemukakan dalam kesendirian kepercayaan seseorang menjadi menurun. Sebaliknya,
di dalam massa, emosi/perasaan orang naik. Akibatnya, tidak jarang massa bertindak keji
secara bersama-sama dan tidak ada seorang pun yang bertanggung jawab atas kekejian
itu.
Contohnya, pada bulan Maret, April, dan Mei 2006, di Jakarta para aparat disibukkan
dengan mengendalikan para demonstran pro-reformasi yang menyeleweng dari cita-cita
semula. Mereka justru bertindak keji dan merusak. Kekejian itu meluas hingga ke daerah
lain. Sampai-sampai para demo membakar dan merusak kantor pemerintah dan bangunan
utama di daerah itu.
‘13
9
Nama Mata Kuliah dari Modul
Opini Publik
Helena Olii, MM
Novi Erlita, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Herbert Blumer
Blumer mengemukakan cirri-ciri massa sebagai berikut :
1) Massa terdiri dari orang-orang yang berasal dari segala lapangan dan tingkat kehidupan.
Massa merupakan masyarakat yang sifatnya heterogen;
2) Massa tidak saling mengenal satu sama lain (anonym);
3) Pada massa, tidak terdapat interaksi antar-anggota dan tidak ada pertukaran
pengalaman. Mereka terpisah satu sama lain sehingga mempunyai sedikit kesempatan
untuk “milling” seperti yang ada pada crowd. Di sini, milling atau perputaran berarti para
individu berputar dan berkeliling tidak tertentu dan tanpa tujuan yang nyata;
4) Massa memiliki dalam ikatan organisasi yang sangat longgar atau bahkan tidak
mempunyai organisasi secara jelas. Akibatnya, massa tidak mampu bertindak secara
teratur dan terarah seperti yang terdapat dalam crowd.
c. Dr. Gerhart D. Wiebe
Wiebe, ahli psikologi dari Columbia Broadcasting System (CBS) di AS menambah
uraian Herbert Blumer sebagai berikut. “Dilihat dari segi psikologis, massa tidak
menunjukkan status tertentu dalam masyarakat atau tidak memiliki hubungan tertentu. Akan
tetapi, massa menunjukkan secara jelas jumlah orang yang sangat banyak”.
d. Prof. Dr. C.A. Mennicke
Mennicke membagi massa menjadi dua jenis, yaitu massa abstrak dan massa
konkret. Massa abstrak adalah sejumlah atau sekumpulan manusia yang sama sekali belum
mempunyai ikatan yang berupa kesatuan norma, emosi, motif, dan kepentingan. Mereka
berkumpul atau bergerombol menjadi satu sebagai akibat adanya dorongan yang sama.
Mungkin dorongan berupa kebutuhan akan perhatian, memiliki kepentingan yang sama,
atau memiliki nasib yang sama. Dorongan itu membuat mereka berkerumun atau
berkumpul. Karena dorongan belum begitu kuat, sewaktu-waktu mereka mungkin masih
dapat bubar atau membubarkan diri.
Massa konkret adalah sekelompok manusia yang sudah terikat oleh sejumlah norma
tertentu, mempunyai ikatan batin, atau memiliki ikatan motif tertentu. Dengan kata lain,
massa konkret mempunyai :
‘13
10
Nama Mata Kuliah dari Modul
Opini Publik
Helena Olii, MM
Novi Erlita, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1) Ikatan batin, solidaritas, emosi, rencana kerja, atau program.
2) Persamaan norma. Mereka mempunyai norma sendiri karena selalu berkumpul.
3) Struktur yang jelas. Di sini sudah terbentuk organisasi dengan pimpinan yang tetap,
pembagian kerja, serta tujuan yang pasti.
4) Potensi yang dinamis. Karena mempunyai bentuk konkret, massa merupakan gerakan
atau mempunyai fungsi gerakan. Misalnya, gerakan Pramuka dan gerakan Pemuda.
e. Gustave Le Bon
Le Bon memberikan ciri-ciri massa sebagai berikut :
1) Massa adalah kumpulan banyak orang, yang berjumlah ratusan atau ribuan orang.
2) Mereka berkumpul dan saling berhubungan hanya untuk sementara waktu.
3) Mereka mempunyai minat atau kepentingan bersama yang juga sementara waktu.
‘13
11
Nama Mata Kuliah dari Modul
Opini Publik
Helena Olii, MM
Novi Erlita, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR BACAAN
Panuju, Redi (2002), Relasi kuasa Negara media massa dan public (Pertarungan
Memenangkan Opini Publik dan Peran dalam Transformasi Sosial), Yogyakarta, Pustaka
Pelajar. (hlm. 1-19)
Sastropoetro, Santoso (1990). Pendapat Publik, Pendapat Umum dan Pendapat Khalayak
dalam Komunikasi Sosial. Bandung, Remaja Rosdakarya. (hlm. 41-42, 49-53)
Susanto, Astri. (1975). Pendapat Umum. Bandung, Karya Nusantara. (hlm. 80-90)
Hennessy, Bernard. (1990). Edisi keempat. Pendapat Umum. (terjemahan) Jakarta.
Erlangga. (hlm. 4-8; hlm.101-102)
Sunarjo, Djoenaesih S (1984) Opini Publik. Yogyakarta, Liberty (hlm. 3-21)
Nurudin, (2001) Komunikasi Propaganda, Bandung. Remaja Rosdakarya. (hlm. 3-10; hlm.
63-64)
Sumber ilustrasi :
http://infogsbi.blogspot.com
http://blogs.usyd.edu.au
http://rdar.wordpress.com
‘13
12
Nama Mata Kuliah dari Modul
Opini Publik
Helena Olii, MM
Novi Erlita, MA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download