homeostasis 11042010

advertisement
HOMEOSTASIS
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN
2010
1
Permasalahan
yg dihadapi hewan
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
• Lingkungan (faktor fisika dan kimia) senantiasa
berubah sepanjang waktu
• Sistem fisiologi dapat terganggu oleh perubahan
lingkungan eksternal yang berpengaruh
terhadap kondisi internal tubuh hewan dan
dapat menyebabkan kematian.
• Bagaimana hewan memelihara kondisi internal
tubuhnya??
2
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Udara panas
Air plasma
turun
Kelenjar saliva
memasok air
Mulut kering
Manusia
memelihara kesetimbangan
cairan tubuhnya
Haus
Minum
3
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Udara dingin
Air plasma
berlebih
Kelenjar adrenal
Aldosteron
Manusia
memelihara kesetimbangan
cairan tubuhnya
Retensi Na+
Osmolaritas
konstan
4
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Lingkungan Perairan
• Perubahan kondisi fisika dan kimia perairan
yang terjadi secara terus menerus merupakan
ancaman bagi kehidupan organisme yang
hidup didalam lingkungan tersebut.
• Perairan tawar, payau dan laut memiliki sifat
yang tidak sama. Perairan tawar bersifat lebih
encer dari konsentrasi cairan internal tubuh
internal hewan yang hidup dalam habitat air
tawar, sedangkan air laut bersifat lebih pekat
dibandingkan cairan tubuh internal.
5
Salinitas, suhu
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
• Kepiting bakau (Scylla serrata) akan hidup dengan baik jika
berada dalam kisaran salinitas 14-20 ppt, walaupun dapat
toleran pada salinitas 5 ppt dan 25 ppt.
• Suhu perairan juga senantiasa berubah dan suhu dalam
perairan tertentu dapat menjadi terlalu tinggi atau terlalu
rendah bagi proses fisiologi dalam tubuh.
• Sifat perairan sebagai kondisi lingkungan eksternal
berpengaruh terhadap kondisi lingkungan internal (Claude
Bernard menyebutnya milieu intérieur).
6
Homeostasis
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
• hewan air cenderung menjaga stabilitas lingkungan internalnya
agar organ, jaringan, sel dan molekul dalam tubuhnya
berfungsi normal.
• Kecenderungan untuk mengatur dan mempertahankan
stabilitas lingkungan internal, menurut Walter Canon (1929)
disebut homeostasis.
• Stabilitas lingkungan internal hewan air tersebut dijaga dengan
sistem pengendalian fisiologis. Meskipun kondisi (fisika &
kimia) eksternal fluktuasinya besar, kondisi (fisika & kimia)
internal tubuh hewan fluktuasinya kecil dan dijaga agar
7
senantiasa stabil
Kondisi eksternal
Fluktuasi kondisi eksternal - besar
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Fluktuasi kondisi internal – kecil, stabil
Waktu
Perubahan variabel fisika-kimia selama waktu tertentu.
Sistem regulasi fisiologis menjaga kondisi internal dalam
kisaran yang relatif kecil. Meskipun fluktuasi kondisi eksternal
besar, kondisi internal relatif konstan (Randall et al., 2002). 8
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
• Stabilitas lingkungan internal tubuh hewan air
harus senantiasa dijaga dalam kisaran yang
sempit, agar dapat hidup dengan baik dalam
habitatnya.
• Sel-sel dalam tubuh hewan air dijaga
sedemikian rupa sehingga tidak saja senantiasa
berada dalam suhu yang konstan, tetapi pH,
konsentrasi gula, tekanan osmotic, konsentrasi
ion dan sebagainya juga dalam kondisi konstan.
9
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
• Jadi, hewan air yang dapat lulus hidup dalam
lingkungan yang beragam dan berubah-ubah
mencerminkan kemampuan hewan tersebut
dalam menjaga stabilitas kondisi lingkungan
internalnya
• Hewan mampu menjaga homeostasis.
10
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
• Homeostasis merupakan konsep terpenting dalam sejarah
perkembangan biologi. Hal itu memberikan kerangka
konseptual guna menginterpretasikan berbagai data
fisiologis dalam tubuh hewan.
• Evolusi homeostasis dan sistem fisiologis yang memelihara
homeostasis tersebut merupakan faktor penting agar
hewan dapat hidup baik dalam lingkungan yang sesuai
guna mendukung proses fisiologis, maupun dalam
lingkungan yang kurang sesuai bagi proses kehidupan.
11
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
Fenomena pemeliharaan lingkungan internal
tubuh hewan yang disebut homeostasis ini
dilakukan oleh semua spesies hewan,
secara terus menerus.
12
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
• Pemeliharaan lingkungan internal tubuh hewan
meliputi mekanisme fisiologi berbagai organ dan
mencakup proses fisiologi pada level sel.
• Organisme uniseluler yang hidup di habitat
perairan juga menunjukkan homeostasis.
• Protozoa dapat hidup dalam lingkungan air
tawar dan lingkungan lain yang lebih buruk
karena konsentrasi garam, gula, asam amino
dan bahan terlarut lainnya diregulasi oleh
permeabilitas selaput sel, pengangkutan aktif
dan mekanisme lainnya.
13
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
• Permeabilitas selaput, transport aktif
memelihara kondisi intraseluler untuk
senantiasa berada dalam batas-batas yang
sesuai untuk kebutuhan metabolik sel.
• Kondisi homeostasis dalam sel dan didalam
tubuh organisme multiseluler dijaga dengan
proses umpan balik (feedback).
14
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
Umpan balik
• Didalam proses umpan balik, informasi indrawi
tentang variabel suhu atau pH misalnya,
digunakan untuk mengendalikan proses dalam
sel dan jaringan serta organ yang berpengaruh
terhadap level variabel tersebut.
• Homeostasis diregulasi dengan umpan balik
negatif.
15
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
Umpan balik negatif
• Sebagai gambaran tentang umpan balik negatif
adalah dengan mengamati bekerjanya
thermostat yang dipasang dalam akuarium
untuk menjaga agar suhu air dalam akuarium
tersebut berada pada suhu yang diinginkan.
• Bilamana suhu air medium lebih rendah dari
suhu yang diinginkan, sensor memberikan
informasi agar pemanas memanaskan medium.
16
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
• Jadi pengaturan suhu tubuh membutuhkan
“thermostat” yang informasinya harus diberikan
pada sistem pengendali suhu.
• Jika informasi yang sampai pada sistem
pengendali suhu adalah bahwa suhu tubuh lebih
rendah dari yang semestinya, maka sistem
pengendali akan meningkatkan suhu tubuh
sampai kondisi semestinya dan pemanasan
berhenti sampai terjadinya penurunan suhu
lebih rendah dari yang semestinya.
17
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
• Pada mamalia yang senantiasa
mempertahankan suhu tubuh konstan,
meningkatnya suhu tubuh menghasilkan respon
yang mengembalikan suhu tubuh sebagaimana
kondisi yang semestinya.
• Jadi, umpan balik negatif mengarahkan pada
stabilitas sistem fisiologis. Hal ini merupakan
kebalikan dari sistem umpan balik positif dimana
perubahan awal suatu variable menghasilkan
perubahan lebih lanjut.
18
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
Umpan balik positif
• Peran umpan balik positif dalam pemeliharaan
homeostasis sangat kecil.
• Contoh umpan balik positif adalah proses
pembekuan darah.
• Mekanisme umpan balik positif berperan dalam
memelihara volume darah yang beredar dalam
tubuh agar senantiasa konstan.
19
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
• Mekanisme umpan balik positif dalam
mengendalikan fungsi fisiologis pada hewan
dapat berbahaya.
• Misalnya, suhu tubuh mamalia meningkat, jika
gangguan awal ini kemudian mengalami umpan
balik positif maka hasilnya adalah peningkatan
suhu tubuh lebih lanjut yang tentunya berbahaya
bagi hewan tersebut.
20
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
• Contoh lain umpan balik positif adalah pada
fungsi saraf.
• Jika terdapat rangsang pada sel syaraf akan
menyebabkan perubahan permeabilitas selaput
yang memungkinkan adanya aliran ion sodium
(Na+) masuk kedalam neuron. Aliran masuk ion
Na+ pada fase awal terjadinya potensial aksi
menghasilkan respon depolarisasi yang
menyebabkan aliran masuk ion Na+ lebih lanjut.
21
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
• Sistem umpan balik terdiri atas reseptor, pusat integrasi
dan efektor.
• Reseptor mendeteksi perubahan lingkungan, baik
lingkungan eksternal dimana hewan itu hidup (misalnya
perubahan suhu lingkungan) atau lingkungan internalnya
(misalnya pH intraseluler).
• Reseptor banyak jumlahnya dan masing-masing hanya
dapat memantau aspek lingkungan tertentu.
• Fungsi reseptor adalah mengkonversi perubahan
lingkungan yang terdeteksi menjadi potensial aksi yang
dikirim melalui sistem saraf ke pusat integrasi.
22
Feedback system
Rangsang
Receptor
Neuron afferent
Pusat
integrasi
Neuron efferent
Effector
Response
23
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
• Pusat integrasi terletak di otak atau sumsum tulang
belakang - berperan “membandingkan” informasi tentang
suatu variabel yang diterima oleh reseptor dengan tingkat
variabel yang semestinya.
• Hipotalamus merupakan pusat integrasi pengendalian
temperatur tubuh mamalia. Berdasarkan informasi yang
diterima oleh reseptor untuk perubahan suhu
(termoreseptor), hipotalamus memutuskan respon yang
tepat yang harus dimulai untuk mengembalikan suhu tubuh
pada level yang semestinya.
24
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
• Respon disebabkan oleh aksi efektor, yang
dirangsang melalui jalur saraf motor (efferent).
• struktur yang menghasilkan respon biologi
adalah efektor.
• Respon tersebut dapat meliputi aktivasi otot,
saraf dan endokrin.
25
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Feedfroward
• Selain mekanisme feedback, metode fisiologis
lain yang terpenting untuk mengendalikan
kondisi internal hewan adalah feedforward
• Untuk mengurangi gangguan fisiologis, hewan
menunjukkan perilaku yang mencegah
terjadinya gangguan tersebut, jadi feedforward
merupakan aktivitas antisipatif.
• Contohnya, sambil makan biasanya hewan
minum juga.
26
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Feedforward
• Masuknya pakan kedalam meningkatkan
osmolaritas isi saluran pencernaan yang dapat
menyebabkan hilangnya air dari cairan tubuh
(melalui osmosis), mengakibatkan dehidrasi dan
kesetimbangan osmotik terganggu.
• Segera setelah makan atau sambil, umumnya
hewan minum air untuk mengurangi gangguan
homeostasis cairan tubuh.
• Perilaku menghindari makanan yang
menyebabkan muntah membantu hewan untuk
memelihara homeostasis.
27
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Homeostasis
Conformer dan Regulator
• Jika hewan air dipaparkan dalam lingkungan
yang mengalami perubahan (misalnya
perubahan salinitas medium, perubahan
kandungan oksigen terlarut, perubahan suhu
medium, dll.), maka hewan tersebut dapat
memberikan respon konformitas atau regulasi.
• Perubahan lingkungan eksternal dapat
menginduksi perubahan internal tubuh hewan
sesuai dengan kondisi eksternal
28
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Conformer
• Hewan yang memungkinkan kondisi internalnya
berubah bilamana menghadapi variasi
lingkungan eksternal disebut konformer
(conformer).
• Suhu tubuh ikan akan rendah ketika berada
dalam perairan yang dingin dan akan tinggi
ketika berada dalam perairan yang hangat.
• Jadi, tiap sel dalam tubuh ikan tersebut harus
mengatasi pengaruh perubahan suhu eksternal.
29
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Osmoconformer
• Berbagai hewan air tidak dapat memelihara
konsentrasi osmotik cairan internal tubuhnya jika
salinitas mediumnya berubah-ubah.
• Bintang laut, Asterias, adalah hewan
osmokonformer (osmoconformer) yang cairan
internal tubuhnya dengan cepat mencapai
kesetimbangan dengan air laut yang
mengelilinginya.
• Hewan ini meningkatkan konsentrasi cairan
tubuh jika berada dalam air bersalinitas tinggi
dan menurunkan cairan tubuhnya bilamana
berada dalam air bersalinitas rendah.
30
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Oxyconformer
• Cacing Annelida yang bersifat oksikonformer
(oxyconformer), yakni hewan yang laju konsumsi
oksigennya menyesuaikan dengan ketersediaan O2
terlarut di lingkungan eksternalnya.
• Jika Annelida berada dalam lingkungan perairan
yang kaya akan oksigen, maka konsumsi oksigennya
meningkat,
• sebaliknya jika hewan tersebut berada dalam
lingkungan yang kandungan oksigen terlarutnya
rendah, konsumsi oksigennya menurun.
31
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Conformer
Batas perubahan eksternal bagi hewan
konformer dipengaruhi oleh toleransi jaringan
tubuhnya terhadap perubahan internal yang
disebabkan oleh adanya perubahan lingkungan
eksternal.
32
Nilai variabel
lingkungan internal
(a) Konformer
Garis konformitas
(b) Regulator
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Zona stabilitas
dimana
homeostasis
dipertahankan
Nilai variable lingkungan eksternal
Hewan konformer (a) menyesuaikan kondisi internal
tubuhnya dengan kondisi lingkungan eksternal, sedangkan
hewan regulator (b) mempertahankan stabilitas internal
meskipun kondisi eksternalnya berubah.
33
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Conformer
Garis konformitas
hubungan antara nilai lingkungan
eksternal (misalnya salinitas,
kandungan O2 terlarut, dll) dengan
nilai internal (garis yang tidak putusputus) berupa garis lurus dengan
kemiringan 1. Bilamana hewan tidak
dapat menghasilkan respon fisiologi
atau respon lain yang diperlukan
untuk mengatasi perubahan
eksternal, maka nilai internalnya
bergantung dengan nilai
eksternalnya, menyerupai “garis
konformitas” (garis putus-putus). 34
Regulator
grafik hubungan antara nilai variable
eksternal dengan nilai internal
menunjukkan bahwa hewan regulator
dapat mempertahankan stabilitas
internal dalam kisaran lingkungan
eksternal yang luas. Garis konformitas
dibuat sebagai pembanding. Pada
lingkungan yang ekstrim, hewan
regulator tidak dapat meregulasi
kondisi internal dan terpaksa menjadi
konformer. Lebar zona stabilitas
dipengaruhi oleh spesies dan variabel
lingkungan yang dihadapinya
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Zona stabilitas
dimana homeostasis
dipertahankan
35
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Regulator
• Hewan air yang termasuk regulator
menggunakan mekanisme perilaku,
biokimia maupun fisiologis untuk
senantiasa menjaga kondisi internal
tubuhnya ketika berada dalam kondisi
lingkungan eksternal yang berubah,
sehingga senantiasa dalam keadaan
homeostasis.
36
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Osmoregulator
• Hewan yang bersifat osmoregulator
memiliki konsentrasi cairan internal tubuh
lebih tinggi dari konsentrasi mediumnya
ketika berada dalam perairan dengan
salinitas rendah, sebaliknya konsentrasi
carian tubuhnya lebih rendah dari
konsentrasi mediumnya ketika berada
dalam salinitas tinggi.
37
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
Oxyregulator
• Oksiregulator yang meliputi hampir semua
vertebrata senantiasa mempertahankan level
konsumsi oksigen walaupun kandungan oksigen
terlarut dalam mediumnya mengalami
penurunan.
• Jika kandungan oksigen terlarut di mediumnya
menurun terus sampai batas minimumnya,
hewan air dapat teraklimasi menjadi conformer.
Setelah teraklimasi, maka konsumsi oksigennya
menurun manakala kandungan oksigen terlarut
di lingkungan eksternalnya rendah.
38
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIAN ANDA
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN
2010
39
Download