hukum kontrak internasional

advertisement
HUKUM KONTRAK
INTERNASIONAL
Oleh
AGUS SUBROTO
DEFINISI
Tidak terdapat kesamaan, saling
berbeda antara satu dengan yang lain.
> Prof. Clive M. Schmitthoff  “...the body
that of rules governing commercial
relationship of a privat law nature
involving different nation”
>
Unsur-unsur
Hukum kontrak Internasional
Sekumpulan aturan yang mengatur
hubungan-hubungan
komersial
yang sifatnya hukum perdata,
Aturan-aturan
hukum tersebut
mengatur
perjanjian,
transaksi,
ataupun kontrak yang berbeda
negara.
Batasan
Hukum Kontrak Internasional
Wilayah hukumnya tidak termasuk
atau
terlepas
dari
Hukum
Internasional publik yang mengatur
hubungan-hubungan komersial 
misalnya
aturan-aturan
Hukum
Internasional
yang
mengatur
hubungan dagang dalam kerangka
GATT.
Rafiqul Islam
....
“ A
wide ranging, transnational,
commercial exchange of goods and
services between individual business
persons, trading bodies and states”
> Ruang lingkupnya sangat luas, karena
kajian bidang hukum ini sifatnya
transnasional.
Prinsip-prinsip dasar
Prinsip Dasar kebebasan berkontrak
Prinsip Dasar Pacta Sunt Servanda
Prinsip Dasar Penyelesaian Sengketa
Melalui Arbitrase
Prinsip Dasar kebebasan komunikasi
(Navigasi).
Prinsip Dasar
Kebebasan Berkontrak
Merupakan
prinsip
universal
dalam
hukum
kontrak
internasional, setiap sistemhukum
pada bidang hukum dagang
mengakui adanya kebebasan
para pihak ini untuk membuat
berbagai jenis kontrak.
Kebebasan itu meliputi kebebasan
untuk melakukan jenis-jenis kontrak
yang disepakati oleh para pihak.
Kebebasan dimaksud meliputi pula
kebebasan
memilih
forum
penyelesaian sengketa.
Kebebasan untuk memilih hukum
yang berlaku terhadap kontrak
Batasan
Kebebasan tersebut tidak boleh
bertentangan dengan undangundang,
kepentingan umum,
kesusilaan, kesopanan dan lainlain persyaratan yang ditentukan
undang-undang.
Prinsip Dasar
Pacta Sunt Servanda
Prinsip
yang
mensyaratkan
bahwa kesepakatan atau kontrak
yang telah ditandatangani harus
dilaksanakan dengan sebaikbaiknya (iktikad baik)
Prinsip ini bersifat universal
Prinsip Dasar
Penyelesaian sengketa melalui
Arbitrase
Dalam
perdagangan
Internasional prinsip penyelesaian
sengketa ini semakin umum
dipergunakan.
Dicantumkan dalam kontrakkontrak dagang Internasional.
Prinsip Dasar
Kebebasan Komunikasi
(Navigasi)
Kebebasan para pihak untuk berkomunikasi
untuk kepentingan dagang, dengan siapa
juga melalui berbagai cara/sarana navigasi
baik darat, laut, udara, atau sarana
elektronik.
> Kebebasan ini sangat esensial bagi
terlaksananya perdagangan Internasional;
karena itu aturan hukum Internasional
memfasilitasinya.
>
Eksistensi dan Tujuan
Hukum Kontrak Internasional
 Mewujudkan perdagangan Internasional yang stabil.
 Meningkatkan volume perdagangan
dunia
yang
menguntungkan bagi pembangunan ekonomi semua negara.
 Meningkatkan standar hidup umat manusia.
 Meningkatkan lapangan kerja.
 Mengembangan sistem perdagangan multilateral
 Meningkatkan pemanfaatan sumber-sumber kekayaan dunia
dan meningkatkan produk dan transaksi jual beli barang.
Subjek Hukum
Stakeholder
• Yang mampu
mempertahankan hak dan
kewajiban di hadapan badan
peradilan
Stakeholder
• Yang mampu dan berwenang
untuk merumuskan aturanaturan hukum di bidang
hukum kontrak internasional
Negara
Organisasi
Perdagangan
Internasional
Individu
• Peran Negara
• Imunitas Negara
• Organisasi Internasional Antar Pemerintah (Publik)
• Organisasi Internasional Non Pemerintah
• Perusahaan Multi Nasional
• Bank
Persoalan
Hukum Kontrak internasional
Pilihan Hukum
Most
caracteristic
connection
Proper law of
the contract
Lex loci
contractus
Lex loci
solutionis
Pilihan Hukum
Para pihak bebas untuk melakukan pilihan
hukum
Pilihan hukum tidak boleh menjelma menjadi
penyelundupan hukum; ia hanya boleh
berlangsung di bidang hukum kontrak
Lex loci contractus
Asas ini diterima secara umum
Suatu kontrak ditentukan oleh
hukum di mana kontrak tersebut
dilahirkan
Contract between absent
persons ?
Lex loci solutionis
Place of
performance
merupakan
penentu hukum
yang berlaku
Bagaimana jika
tempat
pelaksanaan
kontrak lebih dari
satu tempat ?
The proper law of the contract
Inggris menerapkan the proper law of
the contract sebagai titik taut penentu
untuk kontrak-kontrak Internasional 
Intention of the parties.
Yang harus diutamakan sebagai hukum
yang berlaku ialah hukum dari mana
kontrak tersebut mempunyai the most
real connection.
Yurisprudensi
Perkara Jacobs v. Van der Horst
Pertimbangan Hakim berkenaan
dengan hukum yang harus
diberlakukkan:
Kontraktan adalah orang Belanda
yang tinggal di Belanda.
Bahwa para pesero dari pihak lain
(suatu firma Inggris) juga orang-orang
Belanda;
 Bahwa
perjanjian
terjadi
karena
korespodensi yang sebagian dilakukan
di Nederland dan sebagian lagi
dilakukan
di
London,
namun
dilangsungkan
dengan
Bahasa
Belanda.
>
ahwa oleh karena objek perjajian
adalah barang-barang Belanda
yang diproduksi di Nederland dan
telah dibelinya di tempat tersebut
untuk
kemudian
dikirimkannya
kepada firma Jacobs & Moerman di
London,
maka
hukum
yang
diterapkan adalah Hukum Belanda.
> B
The most characteristik
connection
 Jika para pihak tidak memilih hukum
apa yang harus diterapkan
untuk
kontrak-kontrak Internasional, maka
akan berlakulah hukum dari negara
mana kontrak yang bersangkutan
memperlihatkan the most characteristic
connection.
 Perlu dicari apa yang dinamakan
sebagai center of gravity.
Yang harus dicari adalah apakah
arti sosiologis atau bagaimana
fungsi
kontrak
yang
bersangkutan, dan dengan sistem
hukum manakah kontrak ini dinilai
secara functionnel adalah am
engsten verbunden.
Kompetensi Hakim
Jurisdiction,
Internationale,
Zuztandigkeit.
Hukum Acara Perdata Indonesia 
Woonplaats, Actor sequitur forum
rei, werkelijk verblijf, forum actoris,
desverkiezende.
 Pasal 6 sub 8 Rv mengatur
mengenai dagvaarding
dagvaarding
Mereka yang tinggal di luar negeri dapat
digugat
di
Indonesia,
menurut
ketentuan Pasal 6 sub 8 Rv tersebut.
 Dalam hal ini harus didalilkan bahwa
tergugat tidak mempunyai tempat
tinggal yang dikenal di dalam wilayah
Indonesia.
>
Saat ini Rv sudah tidak berlaku lagi.
Berdasarkan kebutuhan praktik, Rv
dijadikan sebagai pedoman dalam
hal-hal HIR/RBg ternyata kurang
mencukupi untuk merealisasikan
ketentuan-ketentuan hukum materiil
(verwerkelijking van het materieel
recht)
>
Pilihan forum
 Pada umumnya para pihak mempunyai
kebebasan untuk memilih forum.
 Mereka bisa menyimpang dari kompetensi
relatif dengan memilih hakim lain.
 Tidak diperkenankan untuk menjadikan suatu
peradilan menjadi berwenang bilamana
menurut kaidah-kaidah hukum intern negara
yang bersangkutan hakim tidak berwenang.
Pada civil or commercial matters para
pihak dapat mengadakan persetujuan
tentang
choise of court
untuk
mengadili perkara yang telah atau
akan terjadi.
Pilihan forum terbuka untuk perkaraperkara perdata atau dagang yang
bersifat
internasional,
dengan
pengecualian:
a. Status atau kewenangan orangorang atau persoalan hukum
keluarga (family law) , termasuk
kewajiban atau hak-hak pribadi
atau finansial antara orang tua dan
anak-anakatau antara suami-isteri.
b. Persoalan tentang alimentasi.
c. Persoalan warisan.
d.
Persoalan
faillisement
dan
homologasi
atau acara-acara
serupa yang menangkut sahnya
tindakan-tindakan
seorang
Debitur.
e. Hak-hak atas benda-benda tak
bergerak.
Resume
 Dalam hukum kontrak Internasional titik
taut penentu yang terutama ialah
pilihan hukum yang telah dilakukan oleh
para pihak.
 Apabila para pihak tidak menentukan
pilihan hukum, timbul pertanyaan
hukum
manakah
yang
harus
diterapkan ?
Dalam hubungannya dengan hal ini
muncul teori “lex loci contractus”
Teori tersebut menghadapi kesulitan
ketika terdapat keadaan “contract
between absent person”, para
pihak yang secara phisik tidak
bertemu, namun menggunakan
media komunikasi modern ?
>
Lex loci solution dikemukakan
untuk
mengatasi
persoalan
tersebut, namun ternyata teori ini
juga menimbulkan kesulitan baru
ketika dihadapkan pada realita
penyerahan barang dilakukan di
tempat tempat yang berbeda ?
Negara-negara
Anglo
Saxon
mengedepankan
teori
“the
proper law of the contract” yang
lebih mengutamakan kepada
hukum dari negara dengan mana
kontrak
yang
bersangkutan
mempunyai
the most real
connection.
 The most characteristic connection
merupakan teori yang menempatkan
titik taut penentu pada apa yang
dinamakan center of gravity
 Prof. Sudarga Gautama berpendirian
bahwa
the most characteristic
connection
pilihan
utama
untuk
diterapkan, manakala para pihak tidak
menetukan pilihan hukum.
Sekian
Terima
kasih
Download