Psikologi Sosial Pertemuan 4

advertisement
Interpersonal Attraction
Interpersonal Attraction


Suatu hasrat dan keinginan individu untuk
mendekati individu lainnya sehingga
terbentuklah suatu pola hubungan yang lebih
menetap.
Sikap terhadap orang lain yang memiliki
rentang sangat suka hingga tidak suka
(Baron dan Byrne, 2004)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas IA



Kebutuhan untuk berafiliasi:  social
comparison, social exchange
Social comparison: evaluasi terhadap pikiran
perilaku kita yang dilakukan dengan cara
membandingkannya dengan apa yang
dimiliki orang lain (Leon Festinger , 1954)
Umumnya SC dilakukan terhadap individu yg
memiliki kesamaan dengan kita.
Social exchange: kita cenderung
mempertahankan suatu relasi dengan orang lain
yang kita persepsi menguntungkan bagi kita
(Kelley, 1959)  konsep hedonist.
 Biology: berkaitan dengan mekanisme di dalam
diri
 Bagaimana suatu rangsang direspon oleh sistem
syaraf pusat.
 pola kepribadian: ekstrovert dan introvert.



Hans Eysenck (1980)
menyatakan bahwa individu
ekstrovert lebih tertarik
membina hubungan dengan
orang lain dibanding individu
introvert.
Culture: individualist dan
collective
Characteristics of Situation and
Attraction



Close proximity fosters liking (Reiss, 1998)
Festinger (1950): kedekatan secara fisik
menentukan arah hubungan yang lebih
erat.
James Bossard (1932) menyatakan bahwa
dasar pilihan untuk menikahi seseorang
lebih terbentuk karena keinginan untuk
dekat secara fisik dengan calon
pasangannnya dibandingkan perasaan
cintanya.
Familiarity: keakraban, ketidakterasingan
 Konsep menurut Robert Zajonc (1968):
mere exposure hypothesis: kontak yang
berulang dengan objek sosial akan
meningkatkan ketertarikan.
 Schachter (1950’s): seseorang ketika
mengalami ketakutan, kecemasan
cenderung untuk berafiliasi dengan
individu lain yang memiliki keadaan yang
sama. (anxiety – affiliation effect)

Stereotype Interpersonal Attraction
Dalam budaya kolektif, stereotype yang ada lebih
dikaitkan dengan kompetensi sosial (Chen, 1997
dan Youngmee Kim, 1997)
 Daya tarik fisik jg mulai dirasakan sejak masa
anak-anak.
 Anak yg menarik secara fisik dipersepsi popular,
bersifat sosial, mudah untuk diasuh (Casey,
1996; Karraker, 1990; Longlois, 1983; Martinek,
1981)

Keadaan fisik merupakan informasi awal
ketika berinteraksi.
 Individu kemudian mulai memperhatikan
keadaan fisik (Mc Arthur, 1982).
 Physical attractiveness stereotype:
keyakinan yang mengatakan bahwa
individu yang menarik secara fisik memiliki
sifat kepribadian yang diinginkan secara
sosial, dan juga memiliki hidup yang lebih
bahagia daripada individu yang tidak
menarik secara fisik.

Daya Tarik Fisik


Kombinasi karakteristik yang dievaluasi
sebagai cantik atau tampan pada ujung yang
paling ekstrim dan tidak menarik pada ujung
yang lainnya (Baron dan Byrne, 2004)
Seorang guru akan lebih banyak memiliki
ekspektasi (expectation) terhadap peserta
didik yang dipersepsi memiliki daya tarik
fisik.
Apakah sterotype tersebut akurat?


Feingold (1992): tidak ada hubungan yang
signifikan antara daya tarik fisik dengan
karakter kepribadian yang positif terutama
dikaitkan dengan inteligensi, dominasi dan
kesehatan mental.
Stereotype ini akan lebih diperkuat dengan
self-fulfilling prophecy.
Apakah
mau
Apakahkalian
kalian mau
jadi
sepertiini….?
ini ?
jadi seperti
Perbedaan fungsi tubuh secara
gender



Perempuan memiliki tubuh yang
berfungsi sebagai object of beauty
(Posavac, 1998).
Laki-laki memiliki tubuh yang berfungsi
sebagai instrumen aksi.
Maka orientasi untuk berafiliasi antara
laki dan perempuan berbeda

Harrison (1977): kaum
lesbian lebih tidak
memperhatikan daya tarik
fisik pasangannya
dibadingkan kaum gay.
Masalah Yang Timbul Karena
Interaksi Sosial



Kecemasan Sosial: suatu pengalaman
emosional yang tidak menyenangkan
yang disebabkan oleh evaluasi terhadap
kualitas hubungan interpersonal (Leary
dan Kolawski, 1995).
Kecemasan ini akan menghindarkan diri
individu tersebut dari interaksi sosial.
Dampak lbh jauh adalah isolasi sosial.
Loneliness: konsekuensi dari isolasi sosial,
memiliki jaringan sosial yang kecil dan
tidak memuaskan dalam kaitannya dengan
hubungan interpersonal yang intim,
kegagalan hasrat untuk terlibat dalam
jaringan sosial.- (Marangoni, 1989).
 Recovery dari loneliness harus melibatkan
diri anda secara aktif (Anderson, 1994).
 Atribusi yang lebih sehat adalah atribusi
eksternal.

CINTA
Proses yang mengubah perasaan saling
menyukai menjadi tingkat keakraban dan
keintiman yang lebih tinggi disebut
penetrasi sosial.
Penetrasi sosial mencangkup keluasan dan
kedalaman.
Keluasan berarti jumlah bidang kehidupan
dan kepribadian pasangannya yang
terlibat dalam hubungan mereka, dan
kedalaman mengacu pada tingkat sejauh
mana pasangan itu mengenal dan berbagi
hal-hal yang berkaitan dengan kepribadian
Self disclosure/Penyikapan Diri




Hal yang pokok dalam penetrasi sosial adalah
adanya penyingkapan diri (self-disclosure)
timbal balik.
Setiap orang harus mengungkapkan dirinya
pada pasangannya sedikit demi sedikit, dan hal
ini bisa merupakan suatu proses yang rumit.
Pada awal hubungan terdapat suatu norma
membalas yang kuat, yaitu pada saat seorang
mulai menyingkapkan hal-hal mengenai
dirinya, pasangannya tersebut dengan
sendirinya akan melakukan hal yang sama.
Dengan cara ini, kepercayaan tertanam dan
keintiman terbentuk. Penelitian menunjukkan
bahwa penyikapan diri ini sangat penting.
Social penetration theory
 Suatu relasi berkembang berdasarkan semakin
terbukanya diri individu (self –disclosure) (Altman,
dan Dalmas Taylor, 1973).
 Biasanya suatu relasi diawali dengan self
disclosure reciprocity.
 Depenetration: terjadi ketika suatu hubungan
yang intim/dekat dirasakan mengecewakan
sehingga muncul disengagement. Indikator:
berkurangnya minat terhadap informasi pasangan,
mengurangi topik pembicaraan, hurt dan
accusation (lack of trust)
Cultural differences in self
disclosure
• North Americans cenderung disclose
terhadap masyarakat di luar dirinya
daripada budaya kolektif.
• Namun hal ini tidak berarti bahwa North
Americans memiliki kualitas keintiman
yang lebih baik dibanding budaya kolektif
(Sanders, 1991 dan Ting-Toomey, 1991)
yang ada hanyalah orientasi individualistik
dan kolektivisme.
• Western is more open than eastern
karena mereka percaya bahwa
kemampuan mengungkapkan siapa
diri kita merupakan bagian dari
kompetensi sosial (Russel dan Yik,
1996).
• Di negara-negara timur seperti Korea,
jepang, dan China keterampilan oral
verbal bukan suatu hal yang bernilai.


Di negara Asia perilaku nonexpressive sangat dihargai sebagai
perilaku yang mengusung tata
kesopanan (Russel dan Yik, 1996).
Ekspresi komunikasi dalam budaya
kolektif lebih menekankan pada non
verbal communication.
Heterosexes vs. same sex



Intimacy seringkali hanya dipersepsi milik
hubungan heteroseksual. Kenyataannya
sekarang lebih banyak intimacy terjadi pada
same sex.
Laki-laki cenderung lebih terbuka secara
emosional terhadap sesama jenisnya
(Monsour, 1997).
Laki-laki yang sudah memiliki ikatan dengan
lawan jenis ternyata lebih terbuka dengan
perempuan lain dibandingkan terhadap
pasangannya (Wright dan Scanlon, 1991).


Problems common occur in
heterosexual relationship deal with:
romantic/sexual desires with men
most experience the problems. (Buss
dan Recheck, 2001)
Men view sex sebagai cara terutama
untuk memperoleh keintiman (Buss
dan Hethon, 2001).
Physical touching
Terjadi pada tingkat intimasi yang
tinggi.
 Dan lebih diekspresikan oleh laki-laki.
 Sebagai simbol tanda hasrat seksual
(Var de Lergga, 1999).

Hubungan-Hubungan
Pribadi-Antarpribadi
28
Hubungan-Hubungan Personal
•
•
•
•
•
•
•
•
Mengapa Kita Membutuhkan Hubungan-Hubungan
Personal?
Mengapa Kita Lebih Menyukai Orang Tertentu
Dibandingkan Yang Lain?
Teori-Teori Mengenai Hubungan Personal
Keterbukaan Diri (Self-Disclosure)
Adult Romantic Attachment – Love
Kepuasan dan Komitmen
Konflik
Perlukah Ketrampilan Dalam Berhubungan Dengan
Orang Lain?
Rubiana Soeboer/ Social Psychology/
Untar/ 2004
29
Manusia Butuh Berafiliasi
Manusia merupakan social animal
Kita menghabiskan
hampir seluruh waktu hidup kita
dengan
berhubungan dengan orang lain
Mengapa?
Hasrat untuk berafiliasi
Hasrat untuk berhubungan dengan orang lain
Rubiana Soeboer/ Social Psychology/
Untar/ 2004
30
Mengapa Kita Butuh Berafiliasi?
Kebutuhan Berafiliasi:
Mengatasi rasa takut, kesepian
Distraction Hypothesis: Orang yang mengalami
ketakutan berafiliasi dengan yang lain untuk
menghilangkan persoalan yang dihadapinya
Social Comparison Theory: Kecenderungan manusia
untuk membandingkan dirinya dengan yang mereka
yang berada dalam situasi yang sama.
Manusia ingin bersama orang lain yang dapat
membantu mereka mengartikan secara jelas
mengenai sesuatu yang sedang terjadi
31
Mengapa Makhluk Hidup Membutuhkan
Attachment/Keintiman?
32
Mengapa Kita Membutuhkan Attachment?
•
•
Penjelasan biologis:
attachment merupakan
kebutuhan biologis
alamiah pada setiap
makhluk hidup
Teori belajar:
attachment terbentuk
karena reward (attached
dengan mereka yang
memberikan rasa aman,
nyaman, perlindungan)
33
Attachment
Memberikan rasa aman
Memberikan petunjuk/ bimbingan
Aman
Pola Attachment
Antara Anak dan
Orangtuanya
Menghindar/ Berjarak
Ambivalen/ Cemas
34
Manfaat Hubungan-Hubungan Sosial
Attachment
Integrasi Sosial
Manfaat HubunganHubungan Sosial
Perasaan Berharga
Ada tempat untuk bertumpu
Ada bimbingan
Memberikan perlindungan
35
Rasa Kesepian
Kuantitatif:
Kita muingkin tidak
memiliki teman
atau sedikit teman
daripada yang
kita butuhkan
Kualitatif:
Kita mungkin merasa
bahwa hibungan kita
hanya superficial
atau kurang memuaskan
dibandingkan dengan
apa yang kita harapkan
Kesepian Emosional
Perubahan
Hidup
Kesepian Sosial
36
Siapa Berisiko Mengalami Kesepian?
•
•
•
•
Perubahan dalam Kehidupan: Pindah rumah, pekerjaan,
berpisah
Anak-anak yang orangtuanya bercerai
Hidup bersama tanpa menikah
Para remaja dan dewasa awal
Rasa Kesepian
Harga Diri Rendah
Interaksi Sosial Rendah
37
Mengapa Kita Lebih Menyukai Orang Tertentu
Dibandingkan Yang Lain?
 Proximity
 Familiarity
 Similarity
 Karakteristik Pribadi:
 Pribadi yang hangat
 Kompeten
 Dayatarik Fisik
 Perbedaan Seks dalam Memilih Pasangan
 Fatal Attraction
38
Teori-Teori Mengenai Hubungan Personal
Teori Saling Ketergantungan (Thibaut &
Kelley):
- Reward and Cost
- Mengevaluasi Hasil
- Mengkoordinasikan Hasil
- Pertukaran yang Adil
- Melampaui Pertukaran
Teori Keseimbangan Kekuasaan (Huston)
- Mengukur Keseimbangan Kekuasaan
39
Keterbukaan Diri (Self-Disclosure)
Self-Disclosure dan Perkembangan
Hubungan
Self-Disclosure, Rasa Menyukai, dan
Timbalbalik
Konsekuensi Buruk Self-Disclosure
Budaya dan Self-Disclosure
Gender dan Self-Disclosure
40
Adult Romantic Attachment – Love
Cinta romantis merupakan proses biologis
yang dirancang oleh evolusi agar
terjadi attachment antarpasangan
dalam rangka menyiapkan diri menjadi
orangtua dari bayi yang akan membutuhkan
perawatan yang dapat diandalkan
(Hazan & Shaver, 1987)
41
Secure Adults
Adult Romantic
Attachment
Avoidant Adults
Anxious/ Ambivalent
Adults
42
Love
Apakah Anda mau menikah tanpa cinta?
Romantic Love
Possessive Love
Best Friends Love
Pragmatic Love
Altruistic Love
Game Playing Love
43
Perilaku Cinta
• Mengatakan “Aku Cinta Padamu” dan pernyataan verbal
•
•
•
•
•
•
lainnya yang mengandung afeksi
Ekspresi fisik yang menyatakan cinta: memeluk, mencium
Keterbukaan diri secara verbal
Mengkomunikasikan secara nonverbal perasaan-perasaan
yang mengungkapkan kebahagiaan dan relaksasi
Memberikan tanda-tanda secara material: memberikan
hadiah, tanda mata
Memberikan tanda-tanda secara nonmaterial: menunjukkan
minat terhadap aktivitas orang yang dicintai, respek
terhadap pendapatnya, memberikan dukungan
Menunjukkan kesediaan untuk toleran dan bersedia
berkorban untuk memelihara hubungan tersebut
44
A Triangular Theory of Love
Intimacy
Liking
Companionate
Love
Romantic
Love
Consummate Love
Empty
Love
Fatuous Love
Passion
Komitmen
45
Kepuasan dan Komitmen
Aspek Fundamental
Hubungan-Hubungan
Personal
Kepuasan
Komitmen
46
Dayatarik positif: Komitmen lebih tinggi apabila
kepuasan tinggi (dedikasi pribadi)
Prinsip moral dan nilai-nilai:
Prinsip bahwa kita harus tetap mempertahankan
Hubungan (dedikasi moral)
Komitmen
Hambatan, daya negatif yang akan menimbulkan
Risiko bila kita memutuskan hubungan
(constraint commitment)
47
Ketersediaan Alternatif
Komitmen
Perhitungan Investasi
Perhitungan cost-rendah:
Tetap bersama meskipun
kepuasan rendah
(empty-shell relationships)
48
Konflik
Konflik merupakan proses yang terjadi pada saat
seseorang ikutcampur masuk ke dalam tindakan
orang lain
Tiga Kategori Umum Konflik:
Perilaku spesifik
Norma-norma dan aturan-aturan
Disposisi pribadi
49
Membahayakan hubungan
Mengakibatkan:
• Sikap bertahan/ pembenaran diri
• Keras kepala,
• Menarik diri dari hubungan
• Ancaman fisik dan kekerasan
Konflik
Membangkitkan
Emosi
• Kesempatan untuk menjernihkan
ketidaksepakatan
• Merubah harapan mengenai hubungan
mereka
• Menemukan kedalaman perasaan
satu sama lain
• Memperbaiki hubungan/
usaha-usaha baru untuk
menciptakan hubungan
yang memuaskan
50
Download