impelementasi kegiatan responsif gender kementan

advertisement
IMPLEMENTASI PROGRAM/KEGIATAN
RESPONSIF GENDER KEMENTERIAN
PERTANIAN
Disampaikan pada acara Rapat Koordinasi
Kegiatan Responsif Gender, tgl 22-23 Oktober
2013, Grand Aquila Bandung
ISI PAPARAN
POTENSI SUMBERDAYA PERTANIAN
PENTINGNYA PUG DAN PPRG
PELAKSANAAN PUG DI
KEMENTERIAN PERTANIAN
IMPLEMENTASI KEGIATAN
RESPONSIF GENDER KEMENTAN
POTENSI SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
I. PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
 Jumlah PNS sebanyak 20.806 orang dengan proporsi laki-laki 64,3 % dan
perempuan 35,7 %
 PNS dilihat berdasarkan pendidikan S2 dan S1 jumlah proporsi perempuan
hampir sama dengan laki-laki yaitu berkisas 45 % -47 %
 Jumlah pegawai dengan pendidikan Sarjana Muda maka jumlah perempuan
lebih banyak dari pada laki-laki dengan proporsi sebanyak 57 %
II. TENAGA PENYULUH

Jumlah tenaga penyuluh pertanian sebanyal 27.961 orang dengan proporsi
jumlah tenaga perempuan sebanyak 5.749 orang (20,6%) dan laki-laki sebesar
22.212 (79,4 %)
III. TENAGA KERJA

Jumlah tenaga kerja pertanian Tahun 2012 sebanyak 36,4 juta orang dengan
proporsi laki-laki sebanyak 22,48 juta orang (61,3 %) dan perempuan sebanyak
14,06 juta orang (38,7 %). Proporsi tenaga kerja sub sektor TP 43,7 %, Hort 8,5
%, Bun 36,2 % dan Nak 11,7 %.
ISU AKTUAL GENDER SEKTOR
PERTANIAN

Bagaimana menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri, serta
mampu memanfaatkan iptek dan sumberdaya lokal untuk
menghasilkan produk pertanian berdaya saing tinggi.

Bagaimana meningkatkan kontribusi pemuda/pemudi tani
dalam usaha pertanian dan pembangunan pedesaan ?
Bagaimana mengurangi keterlibatan pekerja anak di tingkat
usaha rumah tangga ?
Bagaimana
mengurangi
kesenjangan
gender
(Akses,
Partisipasi, Kontrol dan Manfaat), ketimpangan upah pekerja
antar jenis kelamin, kelompok usia, dan antar wilayah ?
Bagaimana merancang paket teknologi dan program
penyuluhan responsif gender ?



Bagaimana produktivitas tenaga kerja meningkat, sehingga
berdampak pada pencapaian Empat Target Sukses
ALUR PIKIR KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
KEBIJAKAN
NASIONAL
VISI & MISI PEMBANGUNAN
PERTANIAN
SDA
LINGKUNGAN
STRATEGIS
(Domestik & LN)
STRATEGI
EMPAT TARGET SUKSES
12 PROGRAM
PEMBANG. PERTANIAN
SDM
MODAL
1. SWASEMBADA & SWASEMBADA
BERKELANJUTAN
2. DIVERSIFIKASI PANGAN
TEKNOLOGI
3. NILAI TAMBAH, DAYA SAING &
EKSPOR
KELEMBA
GAAN
4. KESEJAHTERAAN PETANI
7 Gema Revitalisasi
1. Lahan
2. Perbenihan dan Pembibitan
KEGT KEGT KEGT
3. Infrastruktur dan Sarana
4. SDM
5. Pembiayaan Pertanian
6. Kelembagaan Petani
7. Teknologi dan Industri Hilir
PENDEKATAN:
1. KAWASAN
2. KESISTEMAN
3. KELEMBAGAAN
4. PEMBERDAYAAN
PENTINGNYA PUG DAN PPRG DALAM PEMBANGUNAN
PERTANIAN
KENAPA PERLU MEMASUKKAN PUG DALAM
PERENCANAAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
1. Terkait dengan peningkatan kapasitas sumberdaya
manusia pelaku pembangunan ( tenaga kerja
pertanian cukup banyak)
2. Ada perbedaan dalam kebutuhan, pengalaman,
aspirasi antara laki-laki dan perempuan
3. Melalui PUG akan tepat sasaran dalam memfasilitasi
pelaku pembangunan, teknik pelatihan yang
dibutuhkan, hasil penelitian sesuai dengan aspirasi
pelaku
Melalui PUG : - meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pemanfaatan sumber daya pemb pert
- Meningkatkan pendapatan keluarga
PEMAHAMAN TENTANG KEGIATAN RESPONSIF GENDER

Selama ini masih terjadi kesalahpahaman mengenai gender yang sering diartikan
pemberdayaan perempuan.

Kegiatan responsif gender sering diartikan kegiatan yang melibatkan jumlah
perempuan yang lebih banyak dalam kegiatan pembangunan.

Masih ada anggapan salah mengenai anggaran Responsif Gender yang diartikan
anggaran yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan

Kegiatan yang responsif gender adalah bagaimana peran, tanggung jawab,
kebutuhan, permasalahan antara laki-laki dan perempuan yang dikelompokkan
menurut empat aspek yaitu: akses, kontrol, partisipatif dan manfaat dapat
diwujudkan secara adil dan seimbang antara laki-laki dan perempuan sehingga
fasilitas yng diberikan sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha (petani)
TUJUH PRASYARAT PELAKSANAAN PUG
No
KOMPONEN
‘1.
Komitmen
• Pejabat Pengambil keputusan (Peraturan tentang
Pelaksanaan PUG (di pusat & daerah)
2.
Kebijakan
• Adanya RPJMN/RPJMD yang responsif gender
• Renstra Kemtan/SKPD/OPD, juklak, juknis
3.
Kelembagaan
(Lembaga)
• Adanya Pokja PUG (termasuk focal point PUG)
• Adanya Rencana Tahunan Pokja PUG
• Adanya Laporan Tahunan Pokja PUG, forum data
4.
a. Sumberdaya
Manusia
• Tersedianya SDM yang telah mengikuti pelatihan/Capacity
Building PUG/PPRG
• Tersedianya SDM yang sudah mengikuti TOT fasilitator
PUG/PPRG
b. Sumberdaya
Anggaran
• Adanya alokasi anggaran untuk Capacity Building PUG/PPRG
• Adanya alokasi ARG
5.
Alat Analisis
Gender
• Alat analisis gender yang digunakan (GAP, Harvard dll)
• PPRG
6.
Data Gender
• Tersedianya Statistik Gender/Profil Gender/Data Terpilah
7.
Peran serta
Masyarakat
• Adanya lembaga masyarakat untuk mendukung pelaksanaan
PUG
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
RESPONSIF GENDER
1) Perencanaan dan penganggaran responsif gender merupakan dua
proses yang saling terkait dan terintegrasi yaitu Perencanaan
Responsif Gender dan Penganggaran Responsif Gender;
2) Perencanaan responsif gender adalah perencanaan yang
dilakukan
dengan
memasukkan
perbedaan-perbedaan
pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan
dan laki-laki dalam proses penyusunannya;
3)Anggaran responsif gender (ARG) adalah Anggaran yang
mengakomodasi kebutuhan, aspirasi,permasalahan laki-laki dan
perempuan pelaku pembangunan
PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER (ARG)
dalam PEMBANGUNAN PERTANIAN
1) Anggaran Responsif Gender bukanlah anggaran yang yang
terpisah untuk laki-laki dan perempuan;
2) Pola anggaran yang akan menjembatani kesenjangan peran
dan tanggung jawab laki-laki, perempuan serta kelompok lain;
3) Tidak berlaku sebagai dasar untuk meminta tambahan alokasi
anggaran;
4) ARG bukan berarti ada alokasi dana 50% laki-laki – 50%
perempuan untuk setiap kegiatan;
5) Adanya anggaran responsif gender tidak berarti adanya
penambahan dana yang dikhususkan untuk program ini;
6) Bukan berarti bahwa alokasi anggaran responsif gender
berada dalam program khusus pemberdayaan perempuan;
7) Tidak harus semua program/kegiatan perlu mendapat koreksi
agar menjadi responsif gender  ada juga yang netral gender.
8) Lebih ditujukan pada: Kegiatan yang mendukung prioritas
nasional, pemberdayaan masyarakat, pelatihan
PELAKSANAAN PUG DI
KEMENTERIAN PERTANIAN
Dasar Hukum
1.
Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaangender dalam pembangunan
2
3.
RPJMN 2010-2014,Renstra Kementan 2010-2014
PMK No. 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL (terkait
Gender Analysis Pathway (GAP), TOR dan Gender
Budget Statement (BGS)
(sebelumnya PMK 119/2009 dan PMK 104/2010)
4.
SK Mentan tentang Pembentukan Tim Koordinasi
Pengarusutamaan Gender (PUG) Kementerian
Pertanian. Sejak Tahun 2003
5.
SK Mentan N0.1/Kpts/OT.160/1/2013 2813 tentang
Pembentukan Tim Koordinasi Pengarusutamaan
Gender (PUG) Kementerian Pertanian.
6.
PP. No8/2008 dan Permendagri No.15/2008 tentang
pelaksanaan PUG didaerah
PELAKSANAAN PUG DARI TAHUN 2000
- 2012
Pelaksanaan PUG di Kementerian Pertanian telah dimulai sejak terbitnya
Inpres No.9 Tahun 2000 melalui Proyek-proyek Hibah Luar negeri seperti: (1)
Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Kecil (P4K), (2) Farmer
Empowerment Through Agricultural Technology and Information Project
(FEATI), (3) Agriculture Research Management (ARM) /The Participatory
Development of Agricultural Technology Project (PATTP), (4) Participatory
Integrated Development Agriculture in Rainfed (PIDRA) dan banyak lagi
proyek-proyek lainnya.
Tahun 2000 merupakan tahun awal pelaksanaan Pengarusutamaan Gender
di Kementerian Pertanian. Pilot proyek PUG ini terus dilanjutkan melalui
berbagai kegiatan sosialisasi ditingkat Pusat dan daerah, pelatihan, seminar
maupun rencana aksi di lapangan dan pendampingannya melalui kegiatan
Desa Model PUG
Tahun 2003 telah dibentuk Tim Koordinasi PUG lingkup Kementerian
Pertanian dan ditindaklanjuti dengan terbentuknya POKJA PUG
 Penyusunan panduan PUG : 1) PUG dalam
Pembangunan Pertanian; 2) Panduan Umum PUG
dalam Rencana Aksi, 3) Penyusunan Modul dan
Pelatihan Alur kerja Analisis; 4) Pengintergrasian Isu
Gender ke dalam Perencanaan dan Penganggaran
Pembangunan Pertanian; 5) Penyusunan Model
Penanggulangan Kemiskinan Responsif Gender
Pedesaan (PUAP) dll.
Pelatihan peningkatan Capacity Buiding Pokja PUG
Workshop PUG lingkup Kementan dan lintas sektor
Koordinasi pelaksanaan PUG lingkup pertanian dan
lintas sektor
Koordinasi penyusunan Gender Analisis
Pathway(GAP), Gender Budget Statement(GBS) dan
Term Of Reference (TOR) untuk kegiatan yang
responsif gender
IMPELEMENTASI KEGIATAN
RESPONSIF GENDER KEMENTAN
TAHAPAN PENERAPAN PPRG DALAM PROGRAM/KEGIATAN/ OUTPUT
KEGIATAN
I.
TAHAP PERENCANAAN
1) Memilih program/kegiatan /output kegiatan yang akan dianalisa menjadi
kegiatan responsif gender. Pemilihan program didasarkan pada pada tiga
katagori, yaitu: a) Pilih program strategis yg punya daya ungkit tinggi dlm
mengurangi kesenjangan gender (prioritas nasional mis. Ketahanan pangan);
b)Pilih program yg mendukung pencapaian MDG’s (Kemiskinan); c)Pilih program
yg melibatkan masyarakat (pemberdayaan)
2) Melakukan Analisa Gender. Memilih metode yang digunakan sebagai alat
dalam menganalisis adanya kesenjangan gender melalui empat faktor utama :
akses, kontrol, partisipatif dan manfaat.
3) Sektor Pertanian menggunakan metode Gender Analisys Pathway (GAP)
melalui 3 tahap dan 9 langkah
4) Menyusun Gender Budget Statement (GBS) sebagai syarat PMK 93/2010. yang
merupakan dokumen memperlihatkan bahwa output kegiatan telah responsif
terhadap isu gender dan biaya yang dialokasikan untuk menangani masalah
kesenjangan gender. Hasil analisa GAP dimasukkan dalam Form GBS.
5) Menyusun Term Of Reference (TOR) responsif gender , isi Tor harus sinkron
dengan hasil analisa gender dalam GAP dan GBS
II. TAHAP PELAKSANAAN
1) Pengorganisasian kelompok tani, kebutuhan kelembagaan keuangan
2)
3)
4)
5)
Identifikasi jenis usaha /kegiatan pengembangan usahatani kelompok
Penetapan jenis kegiatan dalam pengembangan usahatani.
Penyusunan Rencana kerja dan rencana biaya serta sumber pembiayaannya
Dalam pelaksanaan kegiatan untuk menggali permasalahan,isu kesenjangan (akses,
kontrol , partisipatif dan manfaat) digunakan metode patisipatif ( Participatory Rapid
Appraisal/PRA)
6) identifikasi tentang profil kegiatan anggota keluarga dengan check- list antara lain daftar
kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing anggota keluarga .
III. TAHAP PEMANTAUAN
Suatu kegiatan obsevasi pengendalian pelaksanaan kegiatan responsif gender, yang
dilakukan : 1) untuk melihat perkembangan pelaksanaan kegiatan; 2) mengidentiifikasi
permasalahan dilapangan agar dapat diantisipasi sedini mungkin,; 3) apakah input telah
sesuai dengan rencana; 4) apakah output telah tercapai, dan tindakan-tindakan yang
diperlukan.
Prinsip pemantauan : dilakukan secara terus menerus, menjadi umpat balik terhadap
perbaikan progran/kegiatan, berguna bagi organisasi, bersifat objektif, berorientasi pada
peraturan yang berlaku dan tujuan program
IV. TAHAP EVALUASI
1) Menilai sasaran sumberdaya (input) yang digunakan;
2) Sasaran proses pelaksanaan
3) Sasaran Kinerja Output serta Outcome (hasil) dari pelaksanaan PPRG.
Prinsip Evaluasi : terencana, relevan, objektif, terukur, berkesinambungan, spesifik
layak dan menyeluruh
Penyusun
an Renja
K/L
Output
kegiata
n
Identifikasi
level output
kegiatan
yang
responsif
gender
Alat
Bantu
Analisis:
GAP
1. Identifikasi
kesenjangan
TOR
GBS
RAB
RK
AK/
L
(akses,
partisipasi, ,
kontrol,manfaat)
2. Permasalahan
gender
3. Merancang
kegiatan
Tiga Tahap
Sembilan
Langkah
DIP
A/
POK
Jukla
k/
Jukni
KEGIATAN KEMTAN RESPONSIF GENDER TAHUN 2013-2014
No.
ESELON I
1.
Ditjen TP
2.
Ditjen Horti
KEGIATAN
OUTPUT KEGIATAN
Penguatan Perlindungan Tanaman dari SL-PHT Tanaman Pangan
Gangguan OPT dan DPI
Pengembangan Sistem Perlindungan
SL-PHT Hortikultura
Tanaman Hortikultura
3.
Ditjen Bun
Dukungan Perlindungan Perkebunan
SL-PHT Perkebunan
5.
Ditjen PKH
Penjaminan Pangan asal Hewan yang
Aman dan Halal serta Pemenuhan
Persyaratan Produk Hewan Non
Pangan
Fasilitas Penataan Kios
Daging
6.
Ditjen P2HP
Penyelenggaraan SL-P2HP
SL-PPHP
7.
Ditjen PSP
Pengelolaan air Untuk Pertanian
Pengembangan Irigasi
partisipatif Responsif
Gender
8.
Ditjen PSP
Pilot Project Pengembangan Optimasi
Lahan responsif Gender (Konservasi
lahan)
9.
Badan
Ketahanan
Pangan
Pengembangan Ketersediaan dan
Penanganan Kerawanan Pangan
Pengembangan Optimasi
Lahan responsif Gender
(Konservasi lahan) pada
wilayah DAS
Pengembangan Desa
mandiri Pangan
TAHUN 2013
Vol/lokasi
Rp.Juta)
2500 unit/ 32
50,000.0
prov
17,006.8
761 keltan/33
TAHUN 2014
Vol/lokasi
(Rp.Juta)
2.500 Unit
52,225.0
32 Prop
660
20,038.8
prop
114 keltan,23
prop,53kab
Kios Daging
18 Prop
10,543.3
6,915.3
Kios Daging
33 Prop
9,900.0
175 keltan
8,900.0
keltan
6,827.5
750 paket 32
Prop
75,000.0
500 pkt
10,000.0
10 paket
5 Prop
2.800 desa
500.0
194
5 Prop
116,806.0 1929 Desa/450
Kab 33 Prop
17,629.5
140.0
115,165.0
KEGIATAN KEMTAN RESPONSIF GENDER TAHUN 2013-2014
No.
ESELON I
KEGIATAN
OUTPUT KEGIATAN
9. Badan
Ketahanan
Pangan
Pengembangan Ketersediaan dan
Penanganan Kerawanan Pangan
Pengembangan Desa
mandiri Pangan
10. BPPSDMP
Pemantapan Sistem Pelatihan
Pertanian
Pelatihan Non Aparatuir
yang mengikuti Pelatihan
agribisnis
11. Badan Litbang Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Rumah Pangan Lestari
Pertanian
Inovasi Teknologi Pertanian
Keterangan: SL-PHT= Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu
TAHUN 2013
Vol/lokasi
Rp.Juta)
1929 Desa/450
Kab 33 Prop
18.928
TAHUN 2014
Vol/lokasi
(Rp.Juta)
115,165.0 1162 33 Prop
33,690.0
89,149.2
994 Lokasi 33
Prop
65,800.0 994 Lokasi 33
Prop
178,560.8
TOTAL = Rp.
427,924.5 TOTAL = Rp.
197,457.8
Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu
(SL-PHT) Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan
1. Komoditas Tanaman Pangan: padi, jagung, kedelai.
2. Komoditas Hortikultura: buah-buahan, Sayuran Tanaman Hias
(anggrek), rimpang (jahe, kunyit dan kencur).
3. Komoditas Perkebunan: kakao, lada, kopi, kapas, teh dan Jambu
mete.
PRINSIP DASAR SL-PHT:
1. Ada peserta (laki-laki dan perempuan) serta pemandu lapang
2. sekolah di lapangan dan peserta mempraktekkan/ menerapkan
secara langsung di lahan/di lapangan.
3. mempunyai kurikulum, evaluasi dan sertifikat tanda lulus,
4. Ada pre-test, kontak belajar, pertemuan pekanan/mingguan, field,
dan post-test
SL-PHT RESPONSIF GENDER:
• Kegiatan ini sangat berkaitan dengan pelestarian lingkungan,
peningkatan produksi/produktivitas dan kesehatan manusia.
• Terdapat peran, tanggungjawab dan kewajiban antara laki-laki
dan perempuan (dalam hal: akses, partisipasi, kontrol dan
manfaat)
DESA MANDIRI PANGAN (DEMAPAN)
1. Merupakan satu komponen Pengembangan Ketersediaan
Pangan dan Penanganan Kerawanan Pangan dalam mengurangi
jumlah penduduk rawan pangan
2. Dirancang multi-years Empat Tahun yaitu: (a) tahap persiapan,
(b) penumbuhan, (c) pengembangan dan (d) kemandirian
KEGIATAN DEMAPAN dilakukan melalui PROSES PEMBERDAYAAN:
1) pelatihan;
2) pendampingan dan
3) peningkatan akses untuk pengembangan kerjasama partisipatif
inklusif, kapasitas individu, kapasitas kelembagaan masyarakat,
sosial dan ekonomi serta ketahanan pangan
DEMAPAN RESPONSIF GENDER:
• Kegiatan ini berkaitan dengan mengatasi rawan pangan dan
pemberdayaan masyarakat
• Anggota terdiri dari laki-laki dan perempuan yang didalmnya
terdapat peran, tanggungjawab dan kewajiban masing-masing.
• Analisis gender terkait: akses, partisipasi, kontrol dan manfaat
SL-PPHP, PIP DAN PELATIHAN NON APARATUR
1. Kegiatan Sekolah Lapang-Pengolahan Pemasaran Hasil
Pertanian (SL-PPHP), Pengembangan Irigasi Partisipatif (PIP)
maupun pelatihan teknis pertanian bagi non aparatur pada
prinsipnya sama dengan kegiatan responsif gender lainnya.
2. Fokus pada upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan
gender dalam pelaksanaan program/ kegiatan.
• Kegiatan responsif gender ini berkaitan dengan pendampingan
dan pemberdayaan masyarakat
• Terdapat pembagian peran dan tugas dari masing-masing
anggota kelompoktani (laki-laki dan perempuan)
• Analisis gender terkait: akses, partisipasi, kontrol dan manfaat
PROGRAM KERJA KEGIATAN RESPONSIF GENDER
2013
• Koordinasi, Advokasi lingkup Kementerian Pertanian, lintas Sektor dan
lingkup pertanian didaerah
• Penyusunan Panduan data terpilah tenaga kerja pertanian laki-laki dan
perempuan (Aparat dan Petani) pusat dan daerah
• Sosialisasi PUG/ ARG dilingkup Kementerian Pertanian Pusat dan daerah
• Penyusunan Panduan pengelolaan Kegiatan Responsif Gender Tahun 2013
• Koordinasi pelaksanaan 10 (sepuluh) kegiatan responsif gender
• Menyusun Panduan monev pada tingkat kebijakan
• Melakukan kajian pengembangan metode analisis gender dengan studi
kasus Desa Mandiri Pangan dan SL-PHP
• Workshop penerapan metode multi Demensional scaling (MDS) dan
Dynamic Modelling pada kegiatan pertanian
• Rapat koordinasi (RAKOR) PUG pusat dan daerah lingkup Pert
• Pemantauan dan Evaluasi sepuluh kegiatan Responsif Gender
PENGORGANISASIAN PENGELOLAAN PUG KEMENTAN
TATA HUBUNGAN KERJA/KELEMBAGAAN
Tim Koordinasi dan Pokja PUG
MENTERI PERTANIAN
BADAN LITBANG
DITJEN TEKNIS
BPPSDMP
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Pokja PUG
GUBERNUR
Provinsi
BPTP
DINAS TEKNIS
BAKORLUH
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Pokja PUG
BUPATI/WALIKOTA
Kab/Kota
PENELITI
----------
DINAS TEKNIS
Kecamatan
KCD/MANTRI TANI/
PENDAMPING
Desa/kelurahan
/PENDAMPING
BAPPELUH
BPP
KELOMPOK TANI
TUGAS PROVINSI DALAM PELAKSANAAN PUG
a. Membentuk Pokja PUG Lintas SKPD lingkup
pertanian Provinsi
b. Menyusun Juklak dengan
mengacu pada
Panduan dan Pedoman Teknis PUG dari Pusat
c. Mengkoordinasikan
perencanaan
dan
penyusunan Gender Budget Statement (GBS)
lingkup Provinsi yang akan diusulkan dan
dibahas tingkat Eselon I Kementan
d. Melaksanakan koordinasi pembinaan (sosialisasi
dan advokasi)PUG kepada aparatur di lingkup
SKPD lingkup Pertanian Kabupaten/Kota.
e. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pengelolaan kegiatan
responsif gender di
lingkup Provinsi dan melaporkannya kepada: (1)
Kepala Dinas/Badan lingkup pertanian Provinsi,
dan (2) Direktur Jenderal/Kepala Badan lingkup
Kementan (online email)
TUGAS KAB/KOTA DALAM PELAKSANAAN PPRG
a) Membentuk Pokja PUG Lintas SKPD lingkup
pertanian Kab/kota
b) Menyusun Juknis dengan mengacu pada Juklak
Provinsi dan Panduan Pusat dan data terpilah
c) Mengkoordinasikan perencanaan dan penyusunan
Gender Budget Statement (GBS) lingkup
Kabuaten/Kota yang akan diusulkan dan dibahas
di tingkat Provinsi.
d) Melaksanakan koordinasi pembinaan (sosialisasi
dan advokasi) PUG kepada kelompok tani/
Gapoktan.
e) Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pengelolaan kegiatan responsif gender di lingkup
Kabupaten/Kota dan melaporkannya kepada : (1)
Kepala Dinas/Badan lingkup pertanian Kab/Kota,
dan (2) Kepala Dinas/Badan lingkup pertanian
MEKANISME PELAPORAN KEGIATAN RESPONSIF GENDER
BERBASIS WEBSITE
WEBSITE PUG
KEMENTERIAN PERTANIAN
Tingkat Pusat
pug.deptan.go.id
Sekretariat
PUG Roren
Pokja
Eselon I
Pokja
Eselon I
Tingkat Provinsi
Pokja
Eselon I
SKPD
Lingkup
Pertanian
Provinsi
Tingkat Kab/kota
SKPD
Lingkup
Pertanian
Kab/Kota
Petugas
lapangan/pen
damping
Petani/
kelompok
tani/gapoktan
Petugas
lapangan/pen
damping
Petani/
kelompok
tani/gapoktan
Petugas
lapangan/pen
damping
Petani/
kelompok
tani/gapoktan
Pokja
Eselon I
KENDALA DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN RESPONSIF GENDER
 Pemahaman yang masih keliru terhadap Gender
 Masih kurangnya komitmen pelaksanaan Gender
 PUG masih dominan pada aspek knowledge saja dan
masih lemah dalam IMPLEMENTASI kegiatan
 Belum optimalnya koordinasi pengelolaan kegiatan
responsif gender antara pusat, provinsi dan
Kabupaten/Kota
 Perlu bekal yang cukup bagi Pelaksana untuk
mengimplementasikan Gender sesuai sosekbud setempat
 Panduan pengelolaan kegiatan responsif gender di
lapangan belum tersosialisasi sampai ke daerah
 Perlunya pendampingan /pengawalan di lapangan
 Sistem monevlap secara online belum dipahami oleh
pengelola kegiatan di daerah
 Perlu penyebaran informasi dan komunikasi secara cepat
UPAYA TEROBOSAN TERKAIT PPRG Tahun 2012
Buku PANDUAN PENGELOLAAN KEGIATAN
RESPONSIF GENDER
Maksud dan Muatan:




Sebagai acuan pengelola
kegiatan dan keltan/gapoktan
sasaran
Panduan dengan bahasa
sederhana dan menjadi bestpractices di lapangan
Bersifat lebih operasional dan
sejalan dengan karakteristik 8
kegiatan pilot-proyek
Analisis Gender disederhanakan
dalam bentuk chechk-list
tahapan kegiatan, analisis aspek:
akses, partisipasi, kontrol dan
manfaat, (sebab-sebab dan
dampak), skor sederhana
PANDUAN SISTEM MONEV DAN PELAPORAN KEGIATAN
RESPONSIF GENDER BERBASIS WEBSITE
Tujuan dan muatan:




Sebagai acuan petugas evaluator
dan pelaporan, serta
keltan/gapoktan sasaran.
Pelaporan dapat disajikan
dengan cepat, murah, praktis,
lengkap, dan terkini.
On-line berbasis website
langsung dari lapangan/
pendamping/ kab ke provinsi
/pusat dan interaktif.
Format pelaporan sederhana,
dimodifikasi/ disempurnakan
sesuai responsif gender (data
terpilah dan checklist tahapan
kegiatan)
LAPORAN KINERJA DAN TIPOLOGI KELOMPOKTANI
SASARAN KEGIATAN RESPONSIF GENDER
Tujuan dan muatan:





Memberi gambaran prototype
mainstreaming gender (tipologi
kelompoktani sasaran kegiatan
responsif gender) yang beragam.
Memperkaya wawasan dan
pengetahuan keberagaman aspek
gender sesuai subsektor,
agroecosystem, karakteristik sosial,
ekonomi, budaya setempat.
Menyajikan pola/teknis pengelolaan
usahatani berdasarkan local
wisdom.
Memanfaatkan beberapa metode
analisis gender (AHP, GAP, dan
analisis diskriptif) dalam
pembangunan pertanian.
Menyajikan progres kinerja kegiatan
BUKU STATISTIK TENAGA KERJA SEKTOR
PERTANIAN TAHUN 2012
Berisikan Data Terpilah (Lakilaki dan Perempuan) menurut
Subsektor:
 Tenaga Kerja Sektor
Pertanian dan Non
Pertanian
 Tenaga Kerja Pertanian
Berdasarkan Tingkat
Pendidikan, Kelompok
Umur, Status Pekerjaan
Utama, Angkatan Kerja,
Pengganguran.
WEBSITE PUG KEMENTAN
(www.deptan.go.id/pug)
PENERIMAAN PENGHARGAAN ANUGERAH
PARAHITA EKAPRAYA (APE)
Contoh-contoh Hasil
Evaluasi KEGIATAN
RESPONSIF GENDER
Contoh : KEG. DEMAPAN di KAB. PINRANG - SULSEL
Tabel : Data Kelompok Tani dan Pelaksanaan Usaha Kegiatan Desa Mapan
pada Desa Malongi – longi, Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang
No
1
Kelompok
Sipatuo Satu
Tahun
berdiri
2008
Jumlah anggota
Laki-laki
Perempuan
1
Jenis Usaha
17
Budidaya Padi
dan Palawija
Penjualan
Sembako
2
Sipatuo Dua
2008
4
19
3
Siparapek Satu
2008
11
19
4
Siparapek Dua
2008
2
16
5
Macoli Loloe
2008
17
5
Peternakan
Ayam Petelur
-
19
Menjual
Sembako dan
Sayuran
35
95
6
Malongi – longi
Total
2008
Budidaya Padi
Budidaya Padi
dan Jagung
Lanjtan- Kab Pinrang
Tabel
No.
: Akses Responden terhadap pelaksanaan program Desa
Mapan
Uraian Kegiatan
Yang Mengakses
(%)
Laki – Laki
Perempuan
1
2
3
4
Jadi Anggota Kelompok
Hadir di pertemuan
Ikut Penyuluhan
Mendapatkan Pengetahuan
dan Keterampilan
5
10
-
100
95
90
100
5
Kesempatan mendapatkan
pinjaman
Kesempatan menjadi
pengurus
10
90
15
85
6
Lanjutan- Pinrang
Tabel : Akses Partisipasi terhadap pelaksanaan program Desa Mapan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Jenis Pekerjaan
Partisipasi dalam usaha kelompok
Memilih jenis usaha kelompok
Memilih tempat usaha
Menentukan skala usaha
Membuat rencana usaha
Menentukan pembiayaan usaha
Membagi tugas/peran dalam usaha
kelompok
Mengelola pendapatan kelompok
Membeli sarana usaha kelompok
Mengelola usaha kelompok
Menjual hasil usaha kelompok
Membagi hasil usaha kelompok
Menghadiri pertemuan rutin
Menghadiri pelatihan oleh pendamping
Tingkat Partisipasi (%)
Laki-Laki
25
25
25
50
50
50
Perempuan
75
75
75
50
50
50
40
60
15
25
50
30
15
15
85
75
50
70
100
85
85
Lanjutan – kab pinrang
Tabel Komposisi laki-laki dan perempuan dalam kepengurusan pada 6 (Enam)
Kelompok
Desa Mapan di Desa Malongi – longi, Kecamatan Lanrisang,
Kabupaten Pinrang
No
Jabatan
Laki – Laki
Perempuan
Jumlah
%
Jumlah
%
1
Ketua
2
33
4
67
2
Sekretaris
2
33
4
67
3
Bendahara
-
-
6
100
Lanjutan –Kab Pinrang
Kegiatan dalam Pemilihan Jenis Usaha (Kontrol)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Keputusan dalam Hal
Menerima bantuan
Memilih jenis usaha
Memilih tempat usaha
Menentukan skala usaha
Membuat rencana usaha
Menentukan pembiayaan usaha
Membagi tugas
Menggelola keuangan
Membeli sarana produksi
Menjual produk
Menggunakan hasil
Yang Menentukan (%)
Laki-Laki
20
5
10
10
10
10
10
5
20
25
-
Perempuan
80
95
90
90
90
90
90
95
80
75
-
Lanjutan- kab Pinrang
Perolehan Manfaat Kegiatan Desa Mapan oleh Responden
No
1
2
3
4
5
6
Perolehan Manfaat
Akses modal
Akses pasar
Kesempatan berusaha
Peningkatan pendapatan
Peralatan usaha *)
Peningkatan Kapasitas
SDM/Pelatihan
Yang Menikmati Manfaat
Langsung (%)
Laki-Laki
Perempuan
30
25
25
10
-
70
75
75
90
-
1. Provinsi Jawa Timur
Kabupaten
Nama Kelompok Tani
Jumlah anggota Kelompok
Ketua Kelompok
Desa/ Kecamatan
Kegiatan
KEGIATAN AGRIBISNIS PADI
A.
:
:
:
:
:
:
Pasuruan
Kelompok P3A Jaya Makmur
67 Org (laki - laki : 48 org & perempuan : 19 org)
Nurhadi
Sungikulon/Pohjentrek
Pengelolaan Irigasi Partisipatip (PIP)
Laki-laki
(%)
Perempuan
(%)
2
3
PARTISIPASI
Perencanaan letak dan layout serta
pembiayaan
Sebagai pengurus P3A
Pembangunan Saluran
4
Memperbaiki Saluran yang Bocor
80
20
5
Mengatur penggunaan air (membuka/
menutup pintu air) ke saluran kuarter
70
30
60
50
66,00
40
50
34,00
50
50
50
50
70
50
50
30
60
40
50
50
60
40
55,71
44,29
1
6
7
Pembersihan saluran tersier dan kuarter
Perawatan dan pemeliharaan Saluran
Rata - rata
B.
AKSESIBILITAS
Akses untuk mendapatkan bantuan kegiatan
PIP
Sosialisasi tentang pelaksanaan PIP
Pemanfaatan air irigasi
Pelatihan Kelompok tani
Pengaturan pola tanam (pola gilir
pemanfaatan air)
1
2
3
4
5
6
7
Field day pemanfaatan air (diskusi lapangan)
Studi banding ke wilayah lain yang berhasil
(Cross visit)
Rata - rata
60
40
72
70
28
30
Keterangan
Keterlibatan perempuan cendrung hanya
mengantarkan makanan dan minuman krn sifat
pekerjaan gotong royong
Pekerjaan ini lebih sering dilakukan pada
malam hari dan lebih cendrung ditangani lakilaki
Lanjutan .............
KEGIATAN AGRIBISNIS PADI
C.
1
2
3
4
5
6
D.
1
2
3
4
5
6
7
KONTROL DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Dalam menentukan dan pemanfaatan dana
bantuan kegiatan PIP
Kontrol/ pengaturan penggunaan sumber
daya air irigasi
Penentuan teknologi penggunaan varietas
dan teknologi budidaya yang sesuai dengan
ketersedian air
Pengaturan teknologi hemat air (intermiten
irigation atau kontinue irigation)
Pengaturan pemanfaatan air irigasi sesuai
periode pengolahan tanah, penyiangan,
pemupukan sampai padi bunting
Pengaturan pemanfaatan air menjelang panen
(perlu pengeringan lahan agar mudah
dipanen)
Rata - rata
MANFAAT
Siapa yang lebih mendapatkan manfaat dari
bantuan untuk kegiatan PIP
Pemanfaatan air untuk tanaman padi musim
hujan/ Bina padi
Pemanfaatan air untuk tanaman palawija dan
sayuran
Pemanfaatan air yang terbuang untuk usaha
perikanan darat (kondisi tergenang)
Pemanfatan air untuk rumah tangga (MCK),
terutama sumber air tanah yang bersih
Siapa yang lebih mendapatkan manfaat dari
peningkatan pendapatan petani, dari hasil
produktivitas yang meningkat, kualitas hasil
(off-farm) juga meningkat melalui PIP
Keterampilan sumberdaya petani dalam
pengelolaan irigasi melalui pelatihan
manajemen dan teknologi
Rata - rata
Laki-laki
(%)
Perempuan
(%)
50
50
60
40
70
30
80
20
75
25
60
40
65,83
34,17
50
50
50
50
40
60
90
10
20
80
50
50
60
40
51,43
48,57
Keterangan
Berdasarkan Kearifan lokal, Laki2 50 ribu
perhari dan perempuan 35 perhari
Dalam usaha perikanan lebih banyak diminati
laki-laki
REKAPITULASI HASIL TABULASI DATA SEGREGASI GENDER PADA KEG PIP
KEGIATAN : PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIP (PIP)
1 Kelompok P3A Jaya Makmur
PARTISIPASI
AKSES
KONTROL MANFAAT RATA - RATA
KETERANGAN
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
(%) (%) (%)
(%) (%) (%)
(%) (%)
(%)
(%)
66.00 34.00 55.71 44.29 65.83 34.17 51.43 48.57 59.74 40.26
2 Kelompok Tani Peternak Sari Limbah
62.86 37.14 55.71 44.29 65.00 35.00 50.71 49.29 58.57 41.43
3 Kelompok Tani Bunga Mawar
71.14 28.86 60.00 40.00 65.00 35.00 51.43 48.57 61.89 38.11
No.
TOTAL RATA - RATA
66.67 33.33 57.14 42.86 65.28 34.72 51.19 48.81 60.07 39.93
Monitoring SLPHT di Kelompok Tani Siap Membangun, Desa
Saharai, Kec. Rantau Badau, Kab. Barito Kuala, Kalimantan Selatan
pada tanggal, 26 April 2012
Pertemuan
Usia Peserta
Pendidikan
Komp. Gender
: ke-4
: 20 – 40 tahun
: SD, SLTP, dan SLTA
: 21 orang laki-laki,
4 orang perempuan
Tingkat kehadiran : 96 %
Waktu belajar
: 07.00 – 12.00
07.00 – 09.00 pengamatan agro-ekosistem (ae)
19.00 – 10.00 menggambar hasil pengamatan ae
10.00 – 10.30 diskusi kelompok kecil untuk persentasi
10.30 – 12.00 presentasi masing-masing kelompok
Pengamatan agro-ekosistem
Pertemuan ke-4
•.
Penjelasan Petugas Pusat
Pertemuan ke-4
Menggambar hasil
pengamatan ae
Pertemuan ke-4
Penjelasan Petugas Provinsi
Pertemuan ke-4
Lampiran 5.
Monitoring SLPHT di Kelompok Tani Rukun Sentosa, Desa P. Atas,
Kec. Sambutan, Kota Samarinda, Kalimantan Timur
pada tanggal, 17 Juli 2012
Pertemuan
Usia Peserta
Pendidikan
Komp. Gender
: ke-9
: 27 – 53 tahun
: SD, SLTP, dan SLTA
: 17 orang laki-laki,
8 orang perempuan
Tingkat kehadiran : 100 %
Waktu belajar
: 07.00 – 12.00 (jadwal standar)
•.
Menggambar Hasil Pengamatan agro-ekosistem
pertemuan ke-9
Pengamatan agro-ekosistem
pertemuan ke-9
KEGIATAN PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIF
(PIP)
Pelatihan PRA tenttang Pembangunan/ Rehab Jaringan Irigasi
Sekolah lapang P3A
53
Terima Kasih
Download