Modul Sejarah dan Aliran Psikologi [TM11].

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Sejarah dan Aliran
Psikologi
Teori Psikoanalisa
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
11
Kode MK
Disusun Oleh
MK61001
Ainul Mardiah, M.Sc
Abstract
Kompetensi
Dalam perkuliah ini dibahas tentang
teori Psikoanalisa
.
Mahasiswa mampu memahami teori
Psikoanalisa
Teori Psikoanalisa
3 Aliran utama psikologi:
 Gelombang pertama : Psikoanalisa
 Gelombang kedua
: Behaviorisme
 Gelombang ketiga
: Eksistensial-Humanistik
SIGMUND FREUD
Sumbangan Utama teori Psikoanalisa
 Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar
 Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap
kepribadian di masa dewasa
 Teori psikoanalitik menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami
cara-cara yang digunakan oleh individu dalam mengatasi kecemasan dengan
mengandaikan adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk menghindari
luapan kecemasan
 Keterangan teori psikoanlitik telah memberikan cara-cara mencari keterangan dari
ketaksadaran
melalui
analisa
atas
mimpi-mimpi,
resistensi-resistensi,
dan
transferensi-transferensi
Konsep Utama teori Psikoanalisa
 Struktur kepribadian
Id:
demanding
child.
Berdasarkan
prinsip
kesenangan
Ego : traffic cop. Berdasarkan realita
Superego:judge. Berdasarkan hukum
 Pandangan tentang sifat manusia
Pesimistik: ditentukan oleh lima tahun pertama kehidupannya
Deterministik :motivasi-motivasi tak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongandorongan biologis dan naluriah (libido). Death instincts: dorongan berperilaku agresif--berasal dari dorongan yang tidak disadari ingin menyakiti diri sendiri ataupun orang
lain
Mekanistik: dipandang sebagai sistem energi, id, ego, superego
Reduksionistik (hasrat pada kesenangan dan menghindari kesakitan)
2015
2
Sejarah dan Aliran Psikologi
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Kesadaran dan ketidaksadaran
Ketidaksadaran menyimpan pengalaman-pengalaman, ingatan-ingatan, dan bahanbahan yang direpresi, keinginan dan motivasi yang tidak tercapai. Freud percaya
bahawa sebagian besar fungsi psikologis terletak di luar kawasan kesadaran. Proses
ketidaksadaran sangat mempengaruhi TL, yang menjadi akar dari gejala dan TL
neurotik
 Kecemasan
Kecemasasan
neurotik:
ketakutan
tidak
terkendalinya
naluri-naluri
yang
menyebabkan seseorang melakukan tindakan yang bisa mendatangkan hukuman
bagi dirinya (konflik id,ego, superego)
Kecemasan realistis: taraf kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman yang
datangnya dari luar
Kecemasan moral: ketakutan terhadap hati nurani sendiri
 Mekanisme-mekanisme pertahanan ego
Prinsip mekanisme pertahanan ego: menyangkal realitas dan beroperasi dari alam
bawah sadar. Tujuan dilakukannya pertahanan ego: membantu individu untuk bisa
mengatasi rasa cemas. Mekanisme pertahanan ego tidak mengapa digunakan
sesekali asal tidak jadi gaya hidup. Jenis-jenis mekanisme-mekanisme pertahanan
ego:
 Denial/ penyangkalan
 Proyeksi
 Fiksasi, terpaku pada satu tahap perkembangan
 Regresi
 Rasionalisasi
 Sublimasi
 Displacement
 Represi VS Supresi
 Formasi reaksi
 Introyeksi
 Kompensasi
 Perkembangan kepribadian
Pembentukan
kepribadian
seseorang
ditentukan
kehidupannya. 5 tahapan psikososial dan psikoseksual
2015
3
Sejarah dan Aliran Psikologi
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
oleh
5
tahun
pertama
 Fase Oral
 Terjadi sekitar usia 0 bulan-2 tahun
 Berpusat kepada pemuasan id di daerah oral
 Tugas perkembangan fase oral adalah memperoleh rasa percaya, yaitu percaya
kepada orang lain , dunia, dan diri sendiri
 Apabila anak tidak mendapatkannya maka akan terjadi gangguan pada tahap
perkembangan berikutnya yaitu permasalahan dalam berhubungan dengan orang
lain- gangguan interpersonal
 Contoh: mengunyah permen karet (agresif), merokok, makan yang berlebihan
(pasif)
 Fase Anal
 Usia 1 sampai dengan 3 tahun
 Toilet training, pengalaman pertama dalam disiplin
 Tugas perkembangan memperoleh kemandirian, kekuatan dan otonomi
 Sikap orang tua sangat dalam fase ini sangat berpengaruh kepada pembentukan
keperibadian
 Contoh: sangat rapi dan teratur(terlalu bagus) ceroboh, sembrono (gagal)
 Fase Falik
 Usia 3-6 tahun
 Aktivitas seksual dimulai dan menjadi intens. E.g. masturbasi
 Periode perkembangan nurani
 Jika orangtua menanamkan nilai moral yang berlebihan dapat menyebabkan
pengendalian superego yang berlebihan
 Anak-anak perlu menerima perasaan-perasaan seksualnya sebagai hal yang
alamiah dan belajar memandang tubuhnya secara sehat
 Gagal
dalam
fase
ini
dapat
menyebabkan
perasaan-perasaan
yang
membingungkan sehubungan dengan identitas peranan seksualnya
 Contoh: Oedipus complex,electra complex
 Fase Laten
 Usia 6-12 tahun
 Energi seksual menurun/ tidak begitu dominan digantikan dengan ketertarikan
pada keinginan untuk bersosialisasi
 Ditandai dengan tumbuhnya minat untuk mengeksplorasi hobi dan kegiatan baru
2015
4
Sejarah dan Aliran Psikologi
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Berhasil pada fase ini akan berdampak pada perasaan mampu dan inisiatif
 Gagal dalam fase ini berdampak pada rendahnya rasa percaya diri
 Fase Genital
 Dimulai usia 12-60 sampai seterusnya
 Tiap fase dibangun berdasarkan fase sebelumnya
 Fase ini seseorang harus bisa indpendent dari orang tuanya
 Fase ini seseorang harus bisa menghadapi dan menyelesaikan konflik
psikoseksual dari masa lalunya
 Fase ini berpusat pada genital, yang sifatnya konsensual dan dewasa, bukan
yang kekanak-kanakan. Jadi ada pergeseran dari cara mengekspresikannya tidak
lagi berbentuk insting tetapi lebih bersifat simbolis dan intelektual.contoh:
hubungan cinta, keluarga
 Contoh: impoten, ketidakpuasan dengan hubugan yang ada
CARL GUSTAV JUNG
Sejarah penuh dengan cerita pangeran atau pemegang tahta yang beradu pendapat dengan
raja atau penguasa lainnya. Contoh: cerita putrid salju, dimana anda mencoba menebak
bahwa putrid salju adalah orang yang baik dan selalu saja ada yang berusaha
mencelakakannya. Mengapa tema-tema seperti contoh di atas sangat mudah diingat?
Mengapa scenario-skenario seperti itu sangat mudah dibayangkan? Carl Jung percaya
bahwa kita semua dirancang untuk dapat melihat dan menerima kebenaran-kebenaran
tertentu bukan hanya karena apa yang telah dialami secara kolektif oleh nenek moyang dan
pendahulu kita. Kepercayaan ini memberikan landasan yang penting bagi teori kepribadian
yang dikemukakan oleh Jung.
 Latar Belakang Pendekatan Jung
1. Masa Kecil Jung
Carl Gustav Jung lahir pada Juli 1875 di Kesswill, Swiss. Ia tumbuh dalam keluarga
yang religious, ayahnya pendeta Paul Jung, adalah seorang pendeta Negara, dan
ibunya Emilie, adalah anak dari seorang pendeta. Teori kepribadian yang
dikemukakan oleh Jung bersifat unik, dan akarnya dapat ditelusuri hingga ke
pemikiran dan pengalaman masa kecilnya. Secara khusus, terdapat dua tema pokok
yang mencolok mengenai keyakinan masa kecil Jung, tema-tema ini nantinya
menjadi dasar teori kepribadian yang diajukannya.
2015
5
Sejarah dan Aliran Psikologi
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tema yang pertama adalah keyakinan bahwa pada kenyataannya ia memiliki dua
kepribadian yang berbeda: (1) ia adalah anak seperti yang orang lain anggap dan (2)
ia adalah seorang pria terpelajar dan bijaksana dari abad lalu. Jung adalah anak
yang interovert dan lebhi suka menarik diri, yang sering menghabiskan waktunya
dengan bermain sendiri dan merenung. Ia sering duduk di sebuah batu besar di
kebunnya dan memfokuskan pada dua ide: ia adalah seorang anak laki-laki yang
sedang duduk di atas sebuah batu dan ia adalah sebuah batu yang diduduki oleh
seorang anak laki-laki. Kemampuannya untuk memiliki sudut pandang sebagai
sebuah batu memberikannya gagasan bahwa ia mungkin saja merupakan makhluk
yang memiliki satu bentuk. Pemikiran ini tampaknya diperkuat oleh ayah temanya
yang menghukumnya karena kelakuannya yang buruk. Pada saat Jung dimarahi, ia
kesal karena ayah temannya itu memperlakukkan dirinya seperti itu. Jung merasa
dirinya adalah orang penting dan terhormat yang seharusnya dihargai dan dikagumi.
Pada saat yang sama, ia juga menyadari bahwa dirinya adalah anak yang nakal dan
sedang ditegur oleh orang yang lebih dewasa. Dari situlah Jung menyadari
sepenuhnya tentang kepribadiannya.
Tema kedua, yang juga berhubungna, dari masa kecil Jung adalah visi dan mimpi
yang sering ia alami, yang bukan sekedar kebetulan belaka, namun justru
merupakan komunikasi yang berharga dari alam mistis. Gagasan ini kemudian akan
membentuk dasar konsepnya mengenai ketidaksadaran kolektif. Ketika ia berusia
sekitar 10 tahun, Jung membua sendiri sebuah manekin kecil dari kayu yang
didandaninya dengan pakaian buatannya sendiri, menyembunyikannya di loteng
bersama dengan sebuah batu yang telah dicat. Memikirkan tentang manekin dan
batu bercat yang disembunyikan itu menyenangkan hati Jung dan entah bagaimana
kadang mampu menenangkan Jung saat ia tertekan. Ia juga menuliskan pesan
bersandi pada secarik kertas yang diselipkan di dalam manekinnya.
2. Awal Mula Teori Jung
Ketika mengerjakan penelitian untuk bukunya, Jung membaca “batu jiwa” (terletak di
dekat Arlesheim) dan beberapa arca dewa kuno yang monumental. Saat membaca
tulisan itu, Jung dengan mudah membentuk gambaran mental mengenai batu dan
arca/patung tersebut karena benca-benda itu sangat mirip dengan batu bercat dan
manekin yang ia miliki saat ia kecil. Ia tidak pernah melihat gambar objek tersebut
sebelumnya ataupun membaca mengenai benda-benda itu (ia juga memeriksa
perspustakaan ayahnya untuk memastikan hal ini), namun ia membuat benda-benda
itu untuk dirinya sendiri semasa kecil. Peristiwa itu membuat Jung berpikir bahwa
2015
6
Sejarah dan Aliran Psikologi
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ada elemen psikis tertentu yang diteruskan dari generasi ke generasi melalu alam
tidak sadar.
Jung mempelajari kedokteran di University of Basel dan di sinilah ia mulai tertarik
degan dunia psikiatrik. Ia lulus pada tahun 1900, tahun yang sama dengan
dipublikasikannya buku Freud yang berjudul Interpretation of Dreams. Jung
membaca buku ini dan ia memulai korespondensinya dengan Freud pada tahun
1906. Keduanya saling mengagumi, dan pada April 1907, jelas terlihat bahwa Freud
telah memilih Jung sebagai penerus tradisi psikoanalisisnya.
Walaupun semuanya berjalan lancar pada awalnya, Jung percaya bahwa tujuan dan
motivasi individu sama pentingnya dengna dorongan seksual dalam menentukan
jalan hidup seseorang. Ia meyakini adanya arketipe universal (symbol-simbol
emosional), yang berulang kali ia temukan dalam wawancara dengan pasienpasiennya. Jika Freud menyakini bahwa kepribadian biasanya sudah terbentuk pada
pertengahan masa kanak-kanak, Jung lebih suka melihat kepribadian dalam konteks
tujuan dan orientasi masa depannya. Pada akhirnya, celah antara dua pilar
pemikiran psikologis ini berkembang hingga perpisahan menjadi satu-satunya
jawaban. Mereka berpisah pada tahun 1913, setelah Jung menarik diri dengan
menyendiri di rumahnya, menyepi dan melakukan introspeksi yang berlangsung
selama beberapa tahun. Selama masa tersebut, Jung menganalisa dirinya sendiri,
ingin mengetahui komponen individu dan pskisnya. Ketika periode tersebut berakhir,
ia semakin teguh memegang pendiriannya bahwa prinsip utama dai teorinya itu
benar-benar valid. Untuk membedakan teorinya dengan apa yang telah diungkapkan
oleh teori psikoanalisis Freud, ia menyebut teorinya psikologi analisis.
 Psikologi Analisis Jung
Menurut teori Jung, pikiran atau psikis terbagi menjadi tiga bagian: (1) ego sadar (2)
ketidaksadaran personal, dan (3) ketidaksadaran kolektif
Ego sadar.
Ego yang dikemukakan oleh Jung ini sangat mirip dengan ego yang
diajukan oleh Freud dalam hal cakupan dan artinya, yaitu aspek dari kepribadian yang
disadari ditambah dengan perasaan akan diri (Jung percaya bahwa identitias personal
ini, atau ego, berkembang ketika individu berusia sekitar empat tahun).
Ketidaksadaran personal. Komponen pikiran kedua yang dikemukakan oleh Jung,
ketidaksadaran personal (personal unconscious), berisikan pemikiran-pemikiran dan
perasaan-perasaan yang bukan merupakan bagian dari kesadaran saat ini, akan tetapi
sesungguhnya masih tetap dapat diakses. Ketidaksadaran personal ini berisi pemikiran2015
7
Sejarah dan Aliran Psikologi
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pemikiran dan dorongan-dorongan yang tidak penting pada masa kini, seperti halnya
pemikiran dan dorongan yang ditekan secara aktif karena sifatnya yang mengancam
ego. Sebagai contoh: ketika anda berada di salah satu kuliah psikologi, anda tidak akan
berpikir mengenai kencan anda semalam. Informasi tersebut tidak ditekan ke bawah
sadar, hanya saja saat itu sedang tidak diperlukan atau tidak relevan dengan kondisi
yang ada. Rekan yang duduk di samping anda mungkin memiliki rasa benci dan dendam
yang mendalam kepada saudara kandungnya karena persaingan di masa lalu, namun
dibesarkan di keluarga yang sangat menjunjung tinggi rasa cinta pada keluarga. Orang
tersebut mungkin menekan dendam yang dirasakannya karena ia ingin keluarganya
melihat dirinya sebagai orang yang “baik”. Kedua pemikiran dan dorongan tersebut oleh
Jung dianggap sebagai bagian dari ketidaksadaran personal.
Jung juga memandang ketidaksadaran personal mencakup materi masa lalu
(retrospektif) dan masa depan (prospektif). Pemikiran ini berkembang dari observasi
Jung terhadap para pasiennya yang mengalami mimpi yang berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa dan persoalan-persoalan masa depan. Hal ini bukan berarti bahwa
mereka “melihat” masa depan, namun lebih bahwa mereka merasakan hal-hal yang
mungkin akan terjadi. Pada akhirnya, Jung percaya bahwa ketidaksadaraan personal
ada untuk mengimbangi ide-ide dan sikap-sikap sadar, yaitu jika pandangan sadar
seseorang hanya melihat satu sisi, ketidaksadaran personal mungkin akan melihat sudut
pandang yang sebaliknya melalui mimpi atau cara lain, sebagai usaha untuk
mengembalikan keseimbangan yang dimaksud.
Ketidaksadaran Kolektif.
Komponen ketiga dari psikis, oleh Jung disebut sebagai
ketidaksadaran kolektif (collective unconscious). Mungkin yang paling controversial
adalah fakta bahwa ketidaksadaran kolektif ini melibatkan tingkat yang lebih dalam dari
ketidaksadaran dan dibentuk oleh symbol emosional yang sangat kuat yang disebut
sebagai arketipe (archetype). Gambaran ini sudah dikenal oleh banyak orang dan
telah terbentuk sejak awal mula kehidupan. Arketipe-arketipe ini berasal dari reaksireaksi emosional nenek moyang kita terhadap peristiwa-peristiwa yang terus menerus
berulang, seperti terbit dan tenggelamnya matahari, perubahan musim, dan hubungan
interpersonal yang terus menerus muncul seperti hubungan ibu dan anak. Adanya
arkatipe atau pola-pola emosi tertentu mempengaruhi kita untuk berperilaku danlam cara
yang terprediksi terhadap stimulus yang umum. Jung mendeskripsikan banyak arketipe
yang berbeda-beda, seperti arketipe pahlawan, orang tua yang bijak, yang seccara jelas
muncul dalam film-film seperti Star Wars. Berikut jenis arkatipe yang dikemukakan oleh
Jung.
2015
8
Sejarah dan Aliran Psikologi
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Animus dan Anima. Animus (elemen pria dari seorang wanita) dan Anima
(Elemen wanita dari seorang pria). Arketipe animus secara tidak langsung
menyatakan bahwa setiap wantia memiliki sisi maskulin dan membenarkan
pengetahuan bawaan mengenai arti dari seorang pria; arkaetipe anima
menyatakan secara tidak langsung sisi feminine dari seorang pria dan
pengetahuan mengenai arti seorang wanita yang dimiliki oleh setiap pria.
2. Persona dan Bayangan/Shadow.
Dua arketipe yang saling berlawanan ini
menunjukkan perbedaan antara penampilan luar dan diri kita yang sebenarnya.
Arketipe persona (bahasa latin untuk “topeng”) memperlihatkan sisi yang kita
tampilkan pada orang lain, yang dapat diterima oleh lingkungan sosial. Walaupun
tiap persona, jika dilihat dari luar, bersifat idiosinkratik, arketipe itu sendiri
merupakan gambaran ideal bagaimana seseroang dilihat oleh orang lain, yang
dimodifikasi oleh usaha unik masing-masing individu untuk mencapai tujuannya.
Sebaliknya, arketipe bayangan (shadow archetype) merupakan sisi gelap dan
sisi yang tidak diterima dari kepribadian seseorang-motif dan kehendak yang
memalukan, yang lebih baik tidak kita aki pada orang lain. Impuls negtif ini
mendorong dilakukannya perilaku dan pemikiran yang tidak diterima oleh
lingkungan sosial, seperti halnya keinginan-keinginan yang tidak diterima dari id
yang dapat memancing perilaku yang memalukan.
3. Arketipe ibu (mother archetype) biasanya mewujudkan generativitas dan
fertilitas. Arketipe ini mungkin dibangkitkan oleh figure ibu yang sebenarnya
(misalnya ibu atau nenek seseorang) ataupun perlambangan figure ibu
(misalnya: gereja). Sebagai tambahan, arketipe ibu ini dapat bersifat baik atau
jahat, atau bahankan keduanya, seperti halnya seorang ibu yang sebenarnya.
4. Arketipe pahlawan (hero archetype) menjabarkan dorongan yang baik dan
kuat yang berpegang melawan musuh untuk menyelamatkan orang lain dari
bahaya dan kejahatan. Kebalikan dari arketipe ini adalah artikel iblis (demon
archtype), yang termanifestasi dalam bentuk kekejaman dan kejahatan.
Kompleks
Bagi Jung, kompleks (complex) merupakan sekelompok perasaan, pemikiran, dan ide
yang emosional, yang berkaitan dengan tema tertentu (seperti: krisi identitas yang dialami
seseorang). Kekuatan dari kompleks-kompleks ini ditentukan oleh libido,atau “nilai” dari
kompleks tersebut. Ingat bahwa definisi Jung mengenai libido berbeda dari definisi yang
Freud ajukan, karena Jung mendefinisikan libido sebagai energi psikis umum yang tidak
selalu harus berhubungan dengan hal-hal seksual.
2015
9
Sejarah dan Aliran Psikologi
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jung membuktikan pertanyaannya mengenai adanya kompleks ini dengan tes asosiasi
kata yang ia ciptakan. Ia memberikan pada kliennya daftar kata, mengaturnya dalam
susunan yang ia yakini merupakan skema urutan yang paling optimal, dan kliennya diminta
merespons setiap kata dengan cara menyatakan kata yang pertama kali terpikirkan oleh
mereka. Jung dan rekan-rekannya akan menghitung banyaknya waktu yang diperlukan oleh
kliennya untuk merespon (jeda yang terjadi mengindikasikan adanya abnormalitas atau
konflik tertentu), kecepatan nafas, respons kulit terhadap listrik, dan ingatan melalui tes
ulang. Dari sini ia mengidentifikasi kata-kata tertentu yang menghasilkan rangsangan emosi,
dan dengan penggalian lebih lanjut, kata-kata tersebut kadang dapat digunakan untuk
mengetahui sifat dasar dari kompleks yang dimaksud. Yang menarik, metode yang hampir
sama sekarang telah digunakan di psikologi kognitif. Jung percaya bahwa keprtibadian
dibentuk dari dorongan-dorongan yang saling bertentangan yang terus menerus berada
dalam keadaan tarik-menarik satu dengan yang lain, dan oleh karena itu membentuk
keseimbangan tertentu (pada orang yang sehat). Akan tetapi akhirnya, Jung menyimpulkan
bahwa tes asosiasi kata tidak dapat membedakan dengan tepat antara perasaan yang
berhubungan dengan peristiwa-peristiwa actual, dan Jung pun pada akhirnya meninggalkan
metode ini.
Fungsi dan Sikap
Jung mengemukakan empat fungsi pikiran: (1) Menginderai (sensing): apakah ada sesuatu
disana? (2) Berpikir (thinking): Apa yang ada di sana? (3) Merasa (feeling): apa arti benda
tersebut? (4) Berintuisi (Intuiting): dari mana asalnya dan kemana perginya? . Berpikir dan
merasa dianggap sebagai fungsi rasional oleh Jung karena meliputi penilaian dan
pertimbangan. Sebaliknya, menginderai dan berintuisi dianggap tidak rasional karena tidak
melibatkan penalaran sadar dalam prosesnya. Walaupun semua fungsi ini ada di tiap
individu, salah satu fungsi tersebut pasti mendominasi.
Sebagai tambahan dari keempat fungsi tersebut, Jung mendeskripsikan dua sikap utama:
ekstroversi dan introversi. Istilah –istilah ini umum digunakan belakangan ini namun
dimengerti sebagai dua kutub yang saling berlawanan pada dimensi yang sama, alih-alih
sebagai dua konstruk yang berlawanan dan terpisah seperti yang Jung pikirkan. Seperti
fungsi, ekstroversi dan introversi ada di tiap individu, namun salah satunya akan lebih
dominan daripada yang lain. Orang ekstrovert mengarahkan libidonya pada hal-hal di luar
dirinya, sedangkan orang introvert lebih berfokus ke dalam diri. Kombinasi dari dua sikap ini
dengan keempat fungsi tadi menghasilkan delapan kemungkinan tipe kepribadian. Ambil
contoh seorang yang memilik fungsi dominan meras (feeling) dan sikap dominan
ekstroversi, maka kecenderungan “merasa (feeling)” orang ini akan lebih mengarah ke luar.
Artinya, secara umum, orang tersebut akan mudah memiliki teman, cenderung untuk
2015
10
Sejarah dan Aliran Psikologi
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mencolok, dan mudah dipengaruhi oleh emosi orang lain. Akan tetapi jika sikap utamanya
adalah introversi, kecenderung “merasa (feeling)” orang itu akan disalurkan melalui
introspeksi dan tersibkkan dengan pengalaman dalam diri, yang mungkin akan orang lain
aggap sebagai bentuk ketidakacuhan atau sikap “dingin”-dan dinilai sebagai orang yang
kurang memiliki perasaan. Jadi, anda dapat melihat bahwa fungsi dominan tertentu akan
memberikan cirri tersendiri yang sangat berbeda jika dipasangkan dengan salah satu dari
dua sikap yang ada, dan menghasilkan delapan kategori atau tipe kepribadian yang sangat
berbeda. Tipologi-tipologi ini mendasari salah satu bentuk inventori kepribadian- MyersBriggs Type Indicator (MBTI).
Yang paling penting, Jung adalah orang yang menantang Freud dan menciptakan konsep
dasar yang baru mengenai motivasi dan ego, dan memberikan kesempatan bagi
berkembangya pendekatan-pendekatan lain. Perlu diperhatikan juga bahwa kemauan Jung
untuk memberikan perhatian apda aspek-aspek yang bersifat spiritual dan msitis dari
kepribadian memiliki peran penting apda berkembangnya pendekatan eksistensialismehumanisme.
2015
11
Sejarah dan Aliran Psikologi
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Alwisol.(2008). Psikologi Kepribadian(edisi revisi).Malang:UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang
Baron,R.A
&
Byrne,D.(2004).
ketujuh).Jakarta.Erlangga
Psikologi
Sosial,Jilid
1(terjemahan)(edisi
Berstein, A. D., Panner, A. L., Clarke Stewart, A., Roy, J.E. (2012). Psychology, 9th edition.
Belmont,CA:wadsworth Group/Thomson Learning.
Ciccarelli,S.K
&
International,inc.
White,J.N
(2009).
Psychology(2nd
ed.).New
Jersey:Pearson
Feist,G.J & Rosenberg,E.L (2010). Psychology. Making Connection. New York:The
McGraww-Hill Companies.
Friedman, S. H., Schustack, W. M. (2008). Kepribadian, teori klasik dan riset modern (edisi
ketiga, jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Kadras, P. E. (2014). History of psychology: the making of a science. United State.
Wadsworth Cengange Learning
Lilienfeld, O. S., Lynn, J. S., Namy, L.L., Woolf.J. N. (2011). Psychology from inquiry to
understanding, 2nd edition. Boston: Pearson Education Inc
Papalia,D.E.,Old,S.W.,Feldman,R.D.(2008).
Jakart:Kencana Prenada Group.
Psikologi
Perkembangan(terjemahan).
Passer,M.W & Smith,R.E.(2008). Psychology.The Science of Mind and Behavior. New York:
The McGraww-Hill Companies.
Psi letter. (2014). Retrieved September 8, 2014, from http://en.wikipedia.org/wiki/Psi_(letter)
Psychology symbol (2014). Retrieved September 8, 2014, from http://www.all-aboutpsychology.com/psychology-symbol.html
Sarwono,S.W.(2008). Berkenalan dengan Aliran-Aliran Dan Tokoh-Tokoh Psikologi.
Jakarta:PT.Bulan Bintang.
Sarwono, S.W.(2012). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta. PT. RajaGrafindo Pers.
Schafer,W.(2000). Stress Management for Wellnes (4th ed.) Belmont,CA:wadsworth
Group/Thomson Learning.
Wade,C.,Travis,C.(2008).Psikologi,Jilid
Jakarta:Erlangga.
1,
2(terjemahan)(edisi
kesembian).
Waiten, W. (2010). Psychology themes and variation, 8th edition. Belmont,CA:wadsworth
Group/Thomson Learning.
2015
12
Sejarah dan Aliran Psikologi
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Wothman,C.,Loftus,E.,Weaver,C. (1999). Psychology (5th ed.).New York:The McGraww-Hill
Companies.
Wade, C., Travris, C. (2007). Psikologi, edisi ke Sembilan. Jakarta: Indonesia. Erlangga
2015
13
Sejarah dan Aliran Psikologi
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download