hubungan usia dan penyakit penyerta terhadap kualitas hidup

advertisement
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan
Ikatan Apoteker Indonesia 2016
e-ISSN : 2541-0474
HUBUNGAN USIA DAN PENYAKIT PENYERTA TERHADAP
KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI
PUSKESMAS KOTAGEDE 1 YOGYAKARTA
Imaniar Noor Faridah*, dan Venty Dewintasari
1
Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
*Corresponding author email: [email protected]
Abstrak
Latar belakang: Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi yang rutin dalam jangka
panjang sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien. Beberapa faktor dapat mempengaruhi kualitas
hidup pasien diantaranya adalah faktor usia dan adanya penyakit penyerta.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara usia dan penyakit penyerta terhadap kualitas hidup pasien diabetes
mellitus tipe 2 di Puskesmas Kotagede 1 Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional deskriptif dan menggunakan pendekatan cross
sectional di Puskesmas Kotagede 1 Kota Yogyakarta pada periode Februari-Maret 2016. Adapun kriteria inklusi
penelitian ini yaitu pasien dengan usia lebih dari 18 tahun, terdiagnosa diabetes mellitus dan menjalani rawat jalan di
Puskesmas Kotagede 1, bersedia mengikuti penelitian, tidak buta huruf, dan tidak tuli. Alat pengukuran kualitas hidup
menggunakan kuisioner Diabetes Quality Of Life Clinical Trial Questionnaire (DQLCTQ). Terdapat 52 pasien di
Puskesmas Kotagede 1 yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 52 pasien, tidak ada hubungan yang bermakna antara
usia dengan kualitas hidup yang terlihat dari nilai signifikansi 0.096 (p>0.05). Hal yang sama juga terlihat pada analisis
hubungan antara adanya penyakit penyerta dengan kualitas hidup, dimana tidak ada hubungan yang bermakna antara
penyakit penyerta dengan kualitas hidup dengan nilai signifikansi 0.167 (p>0.05).
Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara usia dan
penyakit penyerta dengan kualitas hidup pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas Kotagede 1 Yogyakarta.
Kata kunci: diabetes mellitus, kepatuhan, DQLCTQ
1. PENDAHULUAN
Diabetes mellitus merupakan suatu
penyakit kronik yang kompleks dan membutuhkan
pengobatan yang terkontrol untuk mencapai kadar
gula darah yang stabil. Diabetes mellitus
merupakan suatu penyakit kronik yang dapat
menimbulkan efek yang mendalam pada kualitas
hidup pasien baik aspek fisik, sosial, maupun
psikologis. Pada penelitian jangka panjang
diketahui bahwa dampak psikososial dari diabetes
merupakan satu dari lima prediktor terkuat yang
menyebabkan kematian pada pasien diabetes, lebih
kuat daripada aspek klinis maupun psikologis
(Garratt, 2002).
Kualitas hidup dari pasien diabetes
mellitus perlu diperhatikan sebagai hasil akhir dari
suatu penatalaksanaan terapi diabetes mellitus.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasien
dengan diabetes memiliki kualitas hidup yang
rendah dibandingkan dengan orang yang tidak
memiliki penyakit kronis, tetapi memiliki kualitas
hidup yang lebih baik dibandingkan dengan orang
yang memiliki serius penyakit kronik lainnya.
Kualitas hidup yang baik berhubungan dengan
adanya dukungan sosial yang baik, self-efficacy
yang baik, olahraga, derajat pendidikan,
pendapatan, dan adanya penyakit komplikasi (AlMaskari M., 2011).
Banyak faktor yang mempengaruhi
kualitas hidup diantaranya seperti usia pasien,
durasi dan tipe diabetes mellitus, adanya
komplikasi atau penyakit penyerta, dan pendidikan
pasien. Usia diketahui memiliki korelasi dengan
kepatuhan dan kualitas hidup seseorang. Pada
penelitian yang dilakukan di Omani pada pasien
diabetes mellitus tipe 2 menunjukkan hasil bahwa
pasien dengan usia kurang dari 40 tahun memiliki
skor kepatuhan yang signifikan dibandingkan
dengan usia lebih dari 40 tahun, begitu pula dengan
total skor kualitas hidup (Al-Maskari M., 2011).
123
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan
Ikatan Apoteker Indonesia 2016
e-ISSN : 2541-0474
Adanya penyakit penyerta juga dapat
mempengaruhi pada kualitas hidup pasien. Salah
satu dimensi dari kualitas hidup adalah dimensi
kesehatan fisik, dimana mencakup aktivitas yang
dilakukan oleh pasien sehari-hari, ketergantungan
pasien terhadap penggunaan obat, mobilitas pasien,
adanya rasa sakit dan perasaan nyaman, dan hal
tersebut berhubungan dengan kualitas hidup pasien
(Fitriana & Ambarini, 2012). Sehingga apabila
adanya penyakit tambahan lain selain diabetes
mellitus, akan berpengaruh terhadap kualitas hidup
dari pasien itu sendiri.
Alat ukur untuk menguji kualitas hidup
adalah berupa kuisioner. Kuisioner untuk menilai
kualitas
hidup
dapat
bermacam-macam,
diantaranya berupa kuisioner general dan kuisioner
untuk spesifik penyakit tertentu. Diabetes Quality
Of Life Clinical Trial Questionnaire (DQLCTQ)
merupakan suatu kuisioner untuk pengukuran
kualitas hidup yang spesifik pada penyakit diabetes
mellitus, baik IDDM maupun NIDDM (Shen,
1999). Kuisioner DQLCTQ terdiri dari 8 domain
yakni fungsi fisik, energi, tekanan kesehatan,
kesehatan mental, kepuasan pribadi, kepuasan
pengobatan, efek pengobatan, dan frekuensi gejala
penyakit, untuk menilai kualitas hidup pasien
diabetes melitus (Hartati, 2003).
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara usia dan
penyakit penyerta terhadap kualitas hidup pasien
diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kotagede 1
Yogyakarta.
2. BAHAN DAN METODE
Penelitian
ini
dirancang
secara
observational deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Pengukuran kualitas hidup dilakukan
pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan
menggunakan kuisioner DQLCTQ (Diabetes
Quality Of Life Clinical Trial). Penelitian ini
dilakukan di Puskesmas Kotagede 1 Yogyakarta
pada bulan Februari-Maret 2016.
Subjek penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus tipe 2
yang diterapi rawat jalan di Puskesmas Kotagede 1
Yogyakarta pada bulan Februari-Maret 2016, yang
memenuhi kriteria inklusi dan secara suka rela
berpartisipasi atau ikut dalam penelitian ini.
Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu
laki-laki atau perempuan usia > 18 thn, didiagnosa
oleh dokter menderita DM tipe 2, melakukan terapi
rawat jalan di puskesmas Kotagede 1 Yogyakarta,
bersedia
mengisi
lembar
kuisioner
atau
diwawancarai dan mengisi lembar persetujuan
untuk penelitian (informed consent), pasien tidak
buta huruf, dan pasien tidak tuli. Sedangkan pasien
masuk dalam kriteria eksklusi jika pasien diketahui
memiliki gangguan mental atau kendala bahasa
yang dapat mengganggu jalan nya penelitian dan
pada saat pengisian kuisioner diperoleh hasil
kuisioner yang tidak lengkap.
Alat yang digunakan pada penelitian ini
yaitu kuisioner DQLCTQ (Diabetes Quality Of Life
Clinical Trial Questionare) yang mencangkup 8
aspek penilaian, diantaranya fungsi fisik, energi,
tekanan kesehatan, kesehatan mental, kepuasan
pribadi, kepuasan pengobatan, efek pengobatan,
dan frekuensi gejala.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini
meliputi data demografi pasien, serta data kuisioner
DQLCTQ. Dari data kuisioner DQLCTQ kemudian
dilakukan perhitungan rata-rata kualitas hidup baik
pada usia ( kurang dari 60 tahun dan lebih dari 60
tahun), dan kualitas hidup pada ada atau tidak adanya penyakit penyerta yang dimiliki oleh pasien.
Untuk melakukan analisis hubungan antara usia
dan penyakit penyerta dilakukan analisis statistik
menggunakan uji T berpasangan dimana dilakukan
pengujian tersebut pada data yang terdistribusi
normal.
3. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, terdapat 52 pasien
yang masuk ke dalam kriteria inklusi penelitian.
Dari penelitian ini diperoleh sebanyak 13 orang
laki-laki (25%) dan 39 orang (75%) perempuan,
dengan distribusi usia yaitu 26 pasien (50%)
berusia kurang dari 60 tahun dan 26 pasien lainnya
(50%) berusia lebih dari 60 tahun. Berdasarkan
penyakit penyerta, pasien dikelompokkan menjadi
pasien yang memiliki penyakit penyerta dan pasien
yang tidak memiliki penyakit penyerta, dimana
pasien yang memiliki penyakit penyerta yaitu
sejumlah 36 pasien (69.23%), sedangkan pasien
yang tidak memiliki penyakit penyerta yaitu
sebanyak 16 pasien (30.77%). Penyakit penyerta
yang dialami oleh pasien selain diabetes mellitus
yaitu hipertensi, kolesterol, asam urat, dan stroke.
Data demografi pasien dapat dilihat pada Tabel 1.
124
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan
Ikatan Apoteker Indonesia 2016
e-ISSN : 2541-0474
Tabel 1. Data Karakteristik Demografi Pasien dan Skor DQLCTQ
Karakteristik
Usia
< 60
> 60
Penyakit Penyerta
Ada Penyakit Penyerta
Tidak ada Penyakit Penyerta
*Uji T berpasangan
Berdasarkan analisis dari kuisioner DQLCTQ,
kuisioner
DQLCTQ
berisi
pertanyaanpertanyaan yang menyangkut 8 domain yaitu
fungsi fisik (physical function), energy
(energy/fatigue), tekanan kesehatan (health
distress), kesehatan mental (mental health),
kepuasan pribadi (satisfaction), kepuasan
pengobatan (treatment satisfaction), efek
pengobatan (treatment flexibility), dan frekuensi
gejala penyakit (frequency of symptoms). Skor
keseluruhan (total) antara 0 (kualitas hidup
rendah) sampai 100 (kualitas hidup tinggi).
Kualitas hidup baik apabila mempunyai skor >
75. Dan dikatakan rendah atau kurang baik
apabila skor < 75. Skor tersebut di dapatkan dari
Jumlah pasien
(%)
Skor
DQLCTQ
p Value
26 (50)
26 (50)
77.259
74.412
0.096*
36 (69.23)
16 (30.77)
75.047
77.612
0.167*
nilai rata-rata ke delapan domain tersebut dimana
diperoleh nilai rata-rata kualitas hidup pada
pasien dalam penelitian ini yaitu 75.84 + 6.15
(Tabel 2).
Pada tabel 2 diperoleh hasil bahwa
terdapat 5 domain yang masuk dalam kategori
baik yaitu pada domain fungsi fisik (physical
function), tekanan kesehatan (health distress),
kesehatan mental (mental health), kepuasan
pengobatan (treatment satisfaction), dan
frekuensi gejala penyakit (frequency of
symptoms). Sedangkan 3 kategori lainnya
termasuk dalam kategori kurang baik karena
memiliki skor dibawah dari skor rata-rata
delapan domain.
Tabel 2. Data Skoring Kualitas Hidup Tiap Domain Menggunakan Kuisioner DQLCTQ
Domain Kualitas hidup
Rata-Rata ± SD Kategori kualitas hidup
Fungsi Fisik (phisical function)
76.15 ± 17.95
Baik
Energi (energy)
72.92 ± 10.99
Kurang baik
Tekanan kesehatan (health distress)
79.15 ± 9.68
Baik
Kesehatan mental (mental health)
78.08 ± 9.91
Baik
Kepuasan pribadi (satisfaction )
73.66 ± 6.57
Kurang baik
Kepuasan pengobatan (treatment satisfaction ) 81.62 ± 11.14
Baik
Efek pengobatan (treatment flexibility )
68.56 ± 8.76
Kurang baik
Frekuensi gejala (frequency of symtoms)
76.54 ± 13.15
Baik
Jumlah
606.69 ± 49.22
Rata-Rata
75.84 ± 6.15
Berdasarkan analisis statistika yang dilakukan,
diketahui bahwa tidak ada perbedaan angka
kualitas hidup yang bermakna antara usia kurang
dari 60 dan usia lebih dari 60. Hal tersebut dapat
dilihat pada tabel 1 yang ditunjukkan dengan
nilai p value 0.096 (p > 0.05). Hal yang sama
juga terlihat pada hubungan antara keberadaan
penyakit penyerta, diketahui bahwa tidak ada
125
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan
Ikatan Apoteker Indonesia 2016
e-ISSN : 2541-0474
perbedaan yang bermakna pada angka kualitas
hidup pasien antara ada atau tidak adanya
penyakit penyerta yang ditunjukkan dengan nilai
p value 0.167 (p > 0.05).
4. KESIMPULAN
Pada penelitian ini menunjukkan hasil
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
usia dan penyakit penyerta dengan kualitas hidup
pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas
Kotagede 1 Yogyakarta.
2.
3.
4.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini tidak terlepas dari peran
serta beberapa pihak yang telah membantu
jalannya penelitian ini. Termasuk diantaranya
responden yang telah berperan serta dalam
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Maskari M., Al-Shookri A., Al-Adawi S.,
Lin K., 2011, Assessment of Quality of Life
in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus in
5.
Oman, Saudi Med J 2011; Vol. 32 (12):
1285-1290.
Fitriana, N.A., & Ambarini, T.K., 2012,
Kualitas hidup pada penderita kanker serviks
yang mengalami pengobatan radioterapi,
Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan
Mental, Juni, 1, 2, 123-129.
Garrratt,A.M., Schmidt L., Fitzpatrick R.,
2002, Patient-assessed health outcome
measures for diabetes : a structured review,
Diabet. Med. 19, 1-11 (2002)
Hartati, T., 2003, Kualitas Hidup Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 Perbandingan
Antara Penderita Kadar Gula Darah
Terkendali dan Tidak Terkendali, Tesis,
Fakultas Pascasarjana Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta
Shen, W., James, G., Kotsanos, William, J.,
Huster, Susan, D., et al., 1999, Development
and Validation of The Diabetes Quality of
Life
Clinical
Trial
Questionnaire,
MedicalCare, 37, 4.
126
Download