File - Hendri Setiawan

advertisement
ALAT PENGOLAHAN TANAH PRIMER (BAJAK SINGKAL)
(Laporan Praktikum Mata Kuliah Alat dan Mesin Pertanian)
Oleh:
Hendri Setiawan
1314071028
LABORATORIUM DAYA, ALAT, DAN MESIN PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada budidaya tanaman pertanian, diperlukan beberapa tahap hingga pada
akhirnya mencapai proses panen dan proses pasca panen. Dalam proses-proses
tersebut yang merupakan proses awal adalah pengolahan lahan (soil tillage). Pada
proses ini berfungsi untuk menggemburkan tanah, menghilangkan kotorankotoran dan sampah pada tanah. Proses pengolahan lahan meliputi tahap
pembajakan dan penggaruan.
Seiring dengan semakin berkembangnya zaman, pengolahan tanah yang awalnya
dilakukan dengan cara konvensional, dengan menggunakan tenaga hewan ternak,
dapat berupa sapi ataupun kerbau. Sekarang, dengan semakin berkembangnya
teknologi, pengolahan dengan cara konvensional diganti dengan teknologi yang
lebih canggih. Traktor adalah mesin pertanian yang paling umum digunakan untuk
membajak lahan pertanian. Pada traktor, dapat digandeng dengan berbagai jenis
bajak sesuai dengan jenis tanah yang akan diolah.
1.2
Tujuan
a. Mahasiswa mengetahui macam-macam alat pengolahan tanah primer
(bajak singkal) maupun sekunder.
b. Mahasiswa mengetahui fungsi-fungsi dari bajak singkal.
c. Mahasiswa mampu menghitung kapasitas kerja bajak.
II.
2.1
TINJAUAN PUSTAKA
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah penyiapan tanah untuk penanaman dan proses
mempertahankannya dalam keadaan remah dan bebas dari gulma selama
pertumbuhan tanaman budidaya (Smith, 1990: 188).
Pengolahan tanah meliputi pekerjaan penyiapan/pengolahan lahan sehingga siap
ditanami. Pengolahan tanah secara umum dapat dibedakan menjadi pengolahan
tanah primer (pengolahan tanah pertama) dan pengolahan tanah sekunder
(pengolahan tanah kedua), meskipun pada kenyataannya pembedaan tersebut
kurang tegas (bisa saling tumpang tindih). Perbedaan antara pengolahan tanah
primer dan pengolahan tanah sekunder biasanya didasarkan pada kedalaman
pengolahan serta hasil olahannya. Pengolahan tanah pertama biasanya mempunyai
kedalaman olah yang lebih dalam (>15 cm ) dengan bongkah tanah hasil
pengolahan lebih besar, sedangkan pengolahan tanah kedua mengolah tanah lebih
dangkal (< 15 cm) serta hasil olahannya sudah halus dengan permukaan tanah
yang relatif rata (siap untuk ditanami) (Anonim, 2008).
Sifat fisik dan kimia tanah sangat erat hubunganya dengan jenis dan kondisi tanah
serta iklim setempat, dimana langsung atau tidak langsung sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman. Sifat tanah yang baik selain dipengaruhi oleh
bahan induk dan proses pembentukannya juga oleh tindakan pengolahan tanah.
Struktur, tekstur dan solum tanah mempengaruhi aerasi tanah, perkembangan atau
dalamnya perakaran dan perkembangan faktor biotis. Dari hal tersebut diatas
maka dalam budidaya tanaman masalah pengolahan tanah perlu mendapat
perhatian.(Sachez,1993)
Menurut intensitasnya, pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi tiga macam
yaitu : 1.No tillage (tanpa olah tanah). 2.Minimum tillage (pengolahan tanah
minimal, hanya pada bagian yang ditanami). 3.Maximum tillage (pengolahan
intensif pada seluruh lahan yang akan ditanami). (Sosroatmojo,1980) Fungsi tanah
yang primer menurut Haryadi (1988) adalah :1. Memberikan unsur-unsur mineral,
melayani baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempat persediaan. 2.
Memberikan air dan melayaninya sebagai perubahan. 3.Melayani tanaman sebagai
tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak. Untuk mendapatkan tanah yang
bagus, maka pengolahan tanah disesuaikan dengan kondisi lingkungan antara lain
; iklim, keadaan tanah, jenis tanaman dan saat tanam.
Pengolahan tanah meliputi pekerjaan penyiapan/pengolahan lahan sehingga siap
ditanami. pengolahan tanah secara umum dapat dibedakan menjadi pengolahan
tanah primer (pengolahan tanah pertama) dan pengolahan tanah sekunder
(pengolahan tanah kedua), meskipun pada kenyataannya pembedaan tersebut
kurang tegas (bisa saling tumpang tindih). Contoh alat dan mesin pengolahan
tanah pertama adalah: bajak singkal, bajak piringan, bajak pahat (chisel plow),
rotavator atau rotary tiller, cangkul, dan lain-lain. Contoh alat dan mesin
pengolahan tanah kedua adalah: garu gerigi, garu pegas (spring tooth harrow),
garu piringan, rotavator, cangkul, dan berbagai macam alat pembentuk guludan
atau juringan (Anonim, 2009).
2.2
Macam-macam Bajak
Peralatan yang digunakan oleh petani pada pengolahan tanah primer adalah untuk
memotong, memecah dan membalik tanah sampai kedelaman dari 15 sampai 91
cm. Alat-alat tersebut yaitu :
1. Bajak Singkal (Mold Board Plow)
Bajak Singkal dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat
baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang berfungsi memotong
dan membalik tanah disebut botton, yang dibangun dari bagian-bagian utama,
yaitu : singkal (molg board), pisau (share) dan penahan samping (landside).
Ketiga bagian utama tersebut dipadukan pada bagian yang disebut frog. Unit ini
dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang penarik (beam). Hal tersebut
dapat ditunjukkan oleh gambar disamping:
2. Bajak Piringan (Disk Plow)
Bajak piringan diciptakan untuk mengolah tanah dengan kondisi yang sulit bagi
bajak singkal. Piringan dari bajak ini pada saat beroperasi dapat menggelinding
dan berputar, sehingga bukan telapak bajak yang harus meluncur sehingga
diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draff) yang terjadi.
Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper)
yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan juga
membantu dalam pembalikan potongan tanah. Gambar disamping menunjukkan
piringan bajak.
Keuntungan menggunakan bajak piringan yaitu :
a. Dapat bekerja di tanah keras dan kering.
b. Dapat untuk tanah-tanah yang lengket dan berdebu.
c. Dapat untuk tanah-tanah yang kasar, berbatu dan banyak perakaran.
d. Dapat untuk tanah-tanah yang gambut dan berseresah tebal.
e. Dapat untuk pembajakan yang dalam (Wijanto, 1996).
3. Bajak Rotary
Alat pengolah tanah yang terdiri dari beberapa pisau yang tertaut pada poros yang
berputar dari sumber tenaga traktor atau disambungkan dengan sumber daya putar
dari traktor (PTO), berfungsi mencacah dan menghancurkan tanah yang ringan
atau bongkahan tanah hasil pembajakan dengan bajak singkal atau bajak piringan
dimana lebar poros menentukan lebar pengolahan tanah (Badan Standardisasi
Nasional, 2009).
Macam-macam Garu
Pengolahan Tanah kedua dilakukan setelah pembajakan, istilah pengolahan tanah
kedua atau pengolahan tanah sekunder diartikan sebagai pengadukan tanah sampai
jeluk yang relatif tidak terlalu dalam. Alat-alat pengolah tanah kedua meliputi:
1. Garu (Harrow)
Merupakan peralatan yang dipergunakan untuk meratakan tanah, memecah
bongkahan tanah, mengaduk tanah dan mencegah serta membinasakan gulma, dan
sering juga dipergunakan untuk menutup biji. Berikut merupakan macam-macam
garu, yaitu:
a. Garu Piringan (Disk Harrow)
Garu piringan yang digunakan sebelum pembajakan untuk memotong sisa
tanaman yang tertinggal dipermukaan tanah dan menggemburkan tanah lapisan
atas sehingga paliran akan membentuk hubungan yang lebih baik dengan tapak
paliran sehingga mencegah terbentuknya ruang-ruang udara saat paliran dibalik.
Penggunaan setelah pembajakan untuk menggemburkan tanah dan menempatkan
tanah dalam keadaan yang lebih baik bagi benih. Tujuan lain adalah :
-
Menyiapkan lahan dalam keadaan siap tanam
-
Pendangiran tanah
-
Pemberaan
-
Menutup biji yang disebarkan dengan tanah. (Dian, 2010).
Pembajakan yang baik terdiri atas pembalikan dan pemerataan tanah, pembuatan
paliran yang bersih bulat seragam. Pembajakan memiliki peran penting dalam
pengolahan tanah, sehingga perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
-
Puncak paliran (furrow) sedikit bergerigi.
-
Tanah harus digemburkan dengan sempurna dari puncak sampai dasar
paliran.
-
Masing-masing paliran harus lurus dari ujung ke ujung lahan yang rata.
-
Setiap paliran balik sedikit lebih tinggi dan segala macam seresah
tertimbun dengan sempurna.
-
Garis besar paliran harus pada satu titik tanpa patahan dan cekungan.
-
Semua seresah harus terbenam empurna di sudut kanan paliran yang lebih
rendah.
-
Paliran haris sepenuhnya seragam.
-
Kedalaman semua paliran harus sama, yang berlanjut dengan kedalaman
yang seragam.
-
Alur buntu harus bebas dari semua seresah.
-
Jalur yang tak terpecah tidak boleh dibiarkan di antara paliran dalam
pembajakan menurut kontur (garis tinggi) (Dahono, 1997).
III.
3.1
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum Mata kuliah Alat dan Mesin Pertanian yang berjudul Alat Pengolahan
Tanah Primer (Bajak Singkal) ini dilaksanakan pada hari rabu, 11 Maret 2015
pukul 08:00 – 10:00 WIB. Tempat paktikum yaitu di Laboratorium Daya, Alat
dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.
3.2
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah meteran, buku tulis, pena, dan
alat penghitung.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bajak singkal.
3.3
Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir praktikum adalah sebagai berukut:
Dibuka pratikum oleh asisten dosen
Dijelaskan macam – macam bajak oleh asisten dosen
Dijelaskan bagian – bagian dari bajak singkal beserta fungsinya
Dilakukan pengukuran bajak singkal meliputi panjang, lebar, dan tinggi
Dicatat hasil pengukuran
Ditutup praktikum oleh asisten dosen
IV.
4.1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengukuran
Adapun hasil pengukuran dari praktikum ini bisa dilihat pada tabel dibawah ini:
Dimensi Volume Singkal
Nilai
Alat
Bajak
Panjang
Lebar
Tinggi
185 cm
85 cm
105 cm
Dimensi Pembajakan
Nilai
Alat
Bajak
4.2
Pembahasan
4.2.1
Langkah Praktikum
Panjang
Lebar
120 cm
65 cm
Pada praktikum kali ini yang berjudul Pengenalan Alat Pengolahan Tanah Primer
(Bajak Singkal) kita akan melakukan pengukuran terhadap alat pengolahan tanah
primer dan dalam hal ini kita menggunakan bajak singkal. Dalam praktikum ini
pengukuran mencakup dimensi volume singkal dan dimensi pembajakan. Pada
awal praktikum kita harus menyediakan alat dan bahan terlebih dahulu. Setelah
alat dan bahan sudah ada, langsung dilakukan pengukuran. Pengukuran sendiri
untuk dimensi pembajakan meliputi panjang dan lebarnya. Sedangkan untuk
dimensi volume singkal meliputi panjang, lebar dan tingginya. Untuk pengukuran
volume singkal garis terluar diambil dari sisi paling luar bajak. Sedangkan untuk
pengukuran pembajakan diukur dari ujung mata bajak.
Pada pengukuran pembajakan tidak mengikuti arah mata bajak tetapi mengikuti
arah pembajakan. Dari pengukuran diatas didapat hasil pengukuran volume
singkal yaitu 185 cm x 85 cm x 105 cm. Sedangkan untuk pengukuran
pembajakan dihasilkan 120 cm x 65 cm.
4.2.2
Fungsi Bajak Singkal
Fungsi dari bajak singkal sendiri pada umumnya sebagai pengolahan tanah
sebelum ditanami tanaman. Namun secara terperinci yaitu untuk memotong,
membalikkan, memecahan tanah serta pembenaman sisa-sisa tanaman kedalam
tanah. Bajak singkal sendiri dalam susunannya dibuat miring sedemikian rupa
dikarenakan memiliki fungsi sebagai pemblik tanah setelah dipotong oleh mata
bajak.
Bajak singkal terbagi menjadi dua golongan yaitu:
1. Bajak singkal satu arah. Artinya pada saat melakukan pengolahan tanah
hanya membalikkan tanah satu arah saja.
2. Bajak singkal dua arah yaitu bajak yang pada saat melakukan pembajakan
akan membalikkan tanah ke dua arah yaitu kanan dan kiri.
Dari kedua jenis bajak singkal tersebut, yang akan dibahas adalah bajak singkal
satu arah. Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah
dan sangat baik untuk membalik tanah.
4.2.3
Bagian Bajak Singkal Beserta Fungsinya
Dibawah ini adalah bagian-bagian dari bajak singkal beserta fungsinya:
1. Mata bajak yaitu bagian yang digunakan untuk memotong tanah.
2. Penyatu (frog) yaitu bagian untuk menyatukan tiga bagian utama yaitu
moldboar, share, dan landside.
3. Batang penarik (beam): batang yang dihubungkan dengan penarik bajak
singkal.
4. Rangka (frame) yaitu bagian rangka dari bajak singkal.
5. Land wheel: berfungsi untuk mengatur kedalaman sehingga kedalamannya
konstan. Land wheel letaknya di samping.
6. Singkal (mold board): Singkal adalah bagian yang menerima lempengan
tanah dan membalik serta memecahkan lempengan tanah tersebut.
V.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum iniadalah:
1. Bajak singkal digolongkan menjadi dua yaitu bajak singkal satu arah dan
bajak singkal dua arah.
2. Bagian-bagian dari bajak singkal yaitu mata bajak, penahan samping,
penyatu, batang penarik, rangka, land wheel, singkal, wing of share.
3. Ukuran luas pembajakan bervariasi tergantung banyaknya bottom atau
bajak dalam satu rangka.
4. Bajak singka memiliki fungsi pembajakan yang cocok untuk tanah jenis
apapun.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Pengantar Mata Kuliah Mesin Peralatan Pertanian.
http://teknoperta.wordpress.com/2008/09/18/pengantar-mk-mesinperalatan-pertanian-2/. Diakses pada tanggal 2 Maret 2015 pukul 17:15
WIB.
Anonim, 2009. Mesin pertanian. http:// Rizaltekpert's Blogspot.com. Diakses
tanggal 2 Maret 2015 pukul 14:00 WIB.
Badan Standardisasi Nasional, 2009. Traktor Roda Dua-Unjuk Kerja dan Cara
Uji.http://pphp.deptan.go.id/download/layanan_informasi/mutu_dan_stan
darisasi/sni-sni_tanaman_pangan/31146_sni_0738-2010.pdf. Diakses
pada 2 Maret 2015 pukul 17:25 WIB.
Dahono, 1997. Pengolahan Tanah dengan Traktor Tangan. Jakarta: Bagian
Proyek Pendidikan Kejuruan Teknik IV
Dian, 2010. Alat dan Mesin Pengolah Tanah. http://dianberkata.blogspot.com
/2010/05/alat-dan-mesin-pengolahan-tanah.html. Diakses pada tanggal 2
Maret 2015 pukul 17:45 WIB.
Haryadi, M.M. Sri Setyati. 1988. Pengantar Agronomi. PT Gramedia,Jakarta.
Sanchez, Pedro A. 1993. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Penerbit ITB,
Bandung.
Smith, H. P. dan Wilkes, L. H. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani (Edisi
keenam). Texas: Gadjah Mada University Press.
Sosroatmodjo, P.L.A. 1980. Pembukaan Lahan dan Pengolahan Tanah.
Penunjang Pembangunan Nasional, Jakarta.
Wijanto, 1996. Memilih, Merawat, dan Menggunakan Traktor Tangan. Jakarta:
Penebar Swadaya.
LAMPIRAN
Kapasitas Lapang Teoritis (KLT)
Rumus dari KLT adalah:
KLT = 0,36 ( V x Lp )
Keterangan:
KLT
= Kapasitas Lapang Teoritis (Ha/Jam)
V
= Kecepatan Rata-rata (m/detik)
Lp
= Lebar Pembajakan rata-rata (m)
Kapasitas Lapang Efektif (KLE)
Rumus dari KLE adalah:
KLE = L/Wk
Keterangan:
KLE
= Kapasitas Lapang Efektif (Ha/Jam)
L
= Luas Lahan Hasil Olahan (Ha)
Wk
= Waktu Kerja (Jam)
Efisiensi Lapang (EFF)
Rumus dari EFF adalah:
EFF = (KLE/KLT) x 100%
Keterangan:
EFF
= Efisiensi Lapang (%)
KLT
= Kapasitas Lapang Teoritis (Ha/Jam)
KLE
= Kapasitas Lapang Efektif (Ha/Jam)
Slip Roda Traksi (Si)
Rumus dari Si adalah:
Si = (1 – (Sb/So)) x 100%
Keterangan:
Si
= Slip Roda Traksi (%)
So
= Jarak Tempuh Traktor Tanpa Beban Dalam 5 Putaran Roda
Traksi (m)
Sb
= Jarak Tempuh Trakor Saat Pengolahan Tanah Dalam 5 Putaran
Roda Traksi (m)
Contoh Soal:
Diketahui :
V
= 4 Km/Jam
Lp
=2m
Luas
= 1 Ha
Waktu = 2 jam
Ditanya:
KLT....?
KLE....?
EFF.....?
= 1,11 m/detik
= 10.000 m2
= 7200 detik
Si.........?
Jawab:
KLT = 0,36 ( V x Lp )
KLT = 0,36 (1,11 x 2 )
KLT = 0,7992 Ha/Jam
KLE = L/Wk
KLE = ½
KLE = ½ Ha/Jam
EFF = (KLE/KLT) x 100%
EFF = ((½ Ha/Jam)/(0,7992 Ha/Jam)) x 100%
EFF = 67,56 %\
Sb
= 10 m
So
= 15 m
Si = (1 – (Sb/So)) x 100%
Si = (1 – (10/15)) x 100%
Si = 33,33 %
Foto Praktikum
Foto bajak singkal satu arah
Foto mengukur panjang bajak
Foto mengukur tinggi bajak
Foto saat mengukur dimensi pembajakan
Download