S, Maritim Bajak Laut

advertisement
Bajak Laut
A. B. LAPIAN
Awal Mula Bajak Laut
Awal Kehidupan manusia  memenuhi kehidupan ekonominya dengan
memanfaatkan potensi alam di sekitarnya  menghalalkan segala cara
untuk mendapatkan rezky (merampok)
Pengertian
orang yang melakukan kekerasan di laut yang dilakukan untuk
kepentingan pribadi atau kelompok, namun tidak ada wewenang dari
pemerintah untuk melakukan tindakan tersebut sehingga tindakan ini di
anggap melanggar hukum dan sebagai orang kriminal.
Sejarah di Asia Tenggara
Berita tertua pelayaran di Asia Tenggara tentang Bajak laut diberitakan
oleh Faxian.
Intinya, sejarah Bajak Laut di Asia Tenggara pusat terjadinya
perompakan bajak laut tak lain berada di sekitar daerah selat Malaka
sekitar abad ke-5 sampai 15.
Peristiwa yang berasal dari sumber Portugis sekitar tahun 1544, berita
itu disebut pula peranan orang Bajau sebagai bajak laut yang
berpangkalan di pulau kecil dekat pantai barat Semenanjung Sulawesi
Selatan.
Mereka membajak sambal menangkap orang untuk dijual sebagai
budak, dan mereka berkumpul di tempat bernama Jumaia.
Abad XVII-XVIII : Bajak Laut
Papua
Penelitian tentang Bajak Laut Papua terungkap pada abad
ke XVII menurut sumber Belanda.
Banyak cerita bahwa pelaut Biak menguasai perairan
Maluku, hal ini didasarkan kenyataan bahwa pada abad ke
XVII kawasan ini dilanda serangan bajak laut yang berasal
dari sebelah timur.
Kegiatan pembajakan pelaut Papua sangat mengganggu
pelayanan di Maluku, penghuni pantai yang jauh dari
pantauan VOC ditangkap dan dijual sebagai budak kembali
kepada VOC.
Abad XVIII-XIX : Bajak Laut
Tobelo
Awal dari keberadaan bajak Laut Tobelo tidak diketahui.
Terdapat pendapat bahwa keberadaan Tobelo ini tak lepas dari
kerajaan Ternate
Bajak Laut masa ini sebenarnya bukan memilii arti bajak laut
sesungguhnya,
Kegiatan bajak Laut Tobelo muncul dalam laporan Belanda
abad XIX. Pengejaran terhadap mereka menggunakan kapal uap
menyebabkan banyak yang tertangkap.
Lanun, Mangindano, Balangingi
Ketiga kelompok ini berada di wilayah laut Sulawesi dan menjadi bajak laut
yang sangat ditakuti di seluruh perairan Asia Tenggara.
Pada abad ke XVIII orang Lanun telah menyebar dengan kekuatan nahkoda,
pandai besi, dan lain-lain. Mereka menetap di daerah Sulu dan menjalin
hubungan patron-klien dengan pemimpin Sulu.
Orang Mangindano telah berkonfrontasi dengan kekuatan laut dan Spanyol
pada XVI dan melakukan kegiatan perompakan. Yang unik adalah orang
Mangindano menganggap perompakan yang dilakukan adalah sebuah
peperangan.
Orang Balangingi muncul pertama kali pada tahun 1830an. Orang Balangingi
berasal dari berasal dari berbagai macam suku bangsa. Balangingi seperti
sebuah pangkalan besar perompakan laut atau sebuah komunitas laut yang
terdiri dari banyak bangsa.
•
KEGIATAN LANUN, MANGINDANO, DAN BALANGINGI,
MELIPUTI
SELURUH
DAERAH
MARITIM
ASIA
TENGGARA TERUTAMA PADA ABAD XVIII.
•
SPANYOL DAN BELANDA FOKUS PADA PERLUASAN
WILAYAH DARAT.
•
PARA BAJAK LAUT TERUS MENDOMINASI SAMPAI
ADANYA KONSOLIDASI KEKUATAN KOLONIAL DI ASIA
TENGGARA.
•
KEGIATAN
MEREKA
DIPERSEMPIT
DENGAN
DIHANCURKANNYA
PANGKALAN
LUAR
MEREKA
SEPERTI RATEH DAN TOLITOLI OLEH KOLONIAL.
Struktur dan Organisasi
PELAYARAN YANG LUAS DENGAN BANYAK ORANG DARI
BERBAGAI SUKU TENTU HARUS DIDUKUNG KEMAMPUAN
ORGANISASI YANG MAJU.
BERDASARKAN LAPORAN PEMERINTAH BELANDA DAN
SPANYOL, ADA BERBAGAI MACAM JENIS EKSPEDISI
PEROMPAK
1. EKSPEDISI BALAS DENDAM.
2. EKSPEDISI
YANG
PERDAGANGAN.
PADA
DASARNYA
3. EKSPEDISI DARI PARA DATU SENDIRI.
BERUPA
Seorang panglima sebagai kepala ekspedisi harus cukup berwibawa untuk
memimipin armada besar.
Pada tingkat perahu, nahkoda merupakan pemimpin tertinggi
Nahkoda dibantu oleh ‘mualim’ dan ‘tukang’
Pada tingkat terbawah ada ‘anak buah’
1. orang merdeka
2. budak
Persenjataan
Persenjataan mereka sudah modern pada waktu itu.
Bedil dan meriam dibeli di Singapuara.
Senjata tajam yang pendek seperti parang, dan yang panjang berupa pedang dan
kelewang
sabit yang di Filipina disebut kampilan, serta mandau dari Kalimantan.
senjata runcing yang dilempar seperti lembing dan tempuling, semacam tobak
bercabang tiga
Keris merupakan pusaka pribadi
DALAM MASYARAKAT SULU, TERDAPAT HIERARKI
YANG DIDASARKAN ATAS JENIS SUKU BANGSA. LAPISAN
PALING ATAS ADALAH ORANG TUSAUNG, KEMUDIAN
ORANG LANUN DAN MANGINDANO, DIBAWAHNYA ADALAH
SUKU BANGSA SAMAL, DAN PALING BAWAH ADALAH SUKU
BANGSA BAJAU. MENURUT DATU MAMA, KEDUDUKAN
DATU TIDAK BOLEH DISAMAKAN DENGAN ‘RAYAT ’
(ORANG LAUT).
Jenis Kapal
Terdapat 3 jenis kapal yang Struktur umumnya di bagian depan terdapat dua
meriam besar serta dua lela pada lambung kiri dan kanan,
1.
Penjajap berbentuk panjang dan ringan agar dapat bergerak dengan
cepat.
2.
Lanong, lebih besar sekitar 70 kaki, dan befungsi mengangkut orang atau
barang.
3.
Kakap, bentuk kecil dan ringan, mempunyai satu tiang saja, berfungsi
untuk mengintai
Korban Bajak Laut
Kebanyakan keterangan diperoleh dari para mantan budak. Keterangan
ini dibagi dalam dua jenis;
1.
Hasil pemeriksaan petugas kolonoal.
2.
laporan tertulis oleh bekas budak itu sendiri
Umumnya mereka diculik ketika sedang berlayar dalam perjalanan
untuk berdagang atau sedang menagkap ikan.
•
UMUMNYA, KETERANGAN MEREKA MENYATAKAN PRA
BUDAK DISIKSA DAN DISURUH KERJA PAKSA OLEH
PEMILIKNYA.
•
NAMUN BANYAK PULA BUDAK YANG BERNASIP BAIK.
•
SETELAH DIJUAL. MEREKA DIPERLAKUAKAN DENGA
BAIK AGAR TETAP SEHAT DAN TETAP DAPAT BEKERJA
DENGAN BAIK.
•
KEADAAN
INI MEMUNCULKAN
KECENDERUNGAN
UNTUK MEMBANDINGKAN PERBUDAKAN TIMUR DAN
BARAT YANG DIANGGAP KEJAM.
TEORI WATSON YANG MEMBEDAKAN SISTEM PERBUDAKAN
YANG ‘ TERBUKA’ DAN ‘ TERTUTUP ’.
•
SISTEM TERTUTUP
1. MASYARAKAT MEMPERTAHANKAN BUDAKNYA
2. TRANSAKSI JUAL-BELI JARANG TERJADI.
3. KEDUDUKAN BUDAK LEBIH MAPAN DAN TETAP
•
SISTEM TERTUTUP
1. MEMBUTUHKAN SUPLAI BUDAK TERUS-MENERUS
2. DIMUNGKINKAN MOBILITAS VERTIKAL
3. ADA KESEMPATAN UNTUK DIMERDEKAKAN
Keadaan di kawasan Laut Sulawesi lebih ke sistem terbuka.
Selain mobilitas vertikal aktivitas para bajak laut ini juga
mengakibatkan mobilitas horisontal secara geografis.
Berbagai suku bangsa dari berbagai penjuru Asia Tenggara
berkumpul di kawasan ini dan terjadi persentuhan budaya.
Download