Pengertian Teori dan Model Dalam Komunikasi

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Teori
Komunikasi
Pokok Bahasan
1 Hakikat teori dan model komunikasi :
1.1 Pengertian Teori dan Model Dalam Komunikasi
1.2 Fungsi dan Manfaat model
1.3 Tipologi Model
Fakultas
Program Studi
Fakultas ilmu
komunikasi
Program
Studi Public
Relations
Tatap Muka
02
Kode MK
Disusun Oleh
Kode MK
Nama Dosen : Dr. Farid Hamid, M.Si.
Abstract
Kompetensi
Diisi dengan abstract
Mahasiswa mampu menjelaskan
pengertian dan beragam model dan
teori komunikasi dengan benar.
Secara umum kita mengenal empat
tipologi model komunikasi yaitu :
Model verbal,model ikonik,model
analog,model matematik
I. Pemahaman Konseptual
Pendahuluan
Pengertian Teori dan Model Dalam Komunikasi
PENGERTIAN TEORI
Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian
sebagai berikut:
-
Teori adalah abstraksi dari realitas
-
Teori terdiri dari sekumpulan prinsip-prinsip dan definisi-definisi yang secara
konseptual mengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris secara sistematis.
-
Teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisasi yang diterima/terbukti secara
empiris.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori pada
dasarnya merupakan “konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tentang suatu
fenomena”.
Teori memiliki dua ciri umum:
a. semua teori adalah “abstraksi” tentang suatu hal. Dengan demikian teori sifatnya
terbatas.
b. Semua teori adalah konstruksi ciptaan individual manusia. Oleh sebab itu sifatnya relatif
dalam arti tergantung pada cara pandang si pencipta teori, sifat dan aspek hal yang
diamati, serta kondisi-kondisi lain yang mengikat seperti waktu, tempat dan lingkungan
sekitarnya.
Berdasarkan uraian di atas, secara sederhana dapat dijelaskan bahwa teori
komunikasi adalah: “konseptualisasi atau penjelasan logis tentang fenomena peristiwa
komunikasi dalam kehidupan manusia”. Peristiwa yang dimaksud mencakup
produksi,
proses, dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang yang terjadi dalam kehidupan
manusia.
‘14
2
Teori Komunikasi
Dr. Farid Hamid, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sifat, Tujuan dan Fungsi Teori
Sifat dan tujuan teori menurut Abraham Kaplan (1964) adalah bukan semata untuk
menemukan fakta yang tersembunyi, tetapi juga suatu cara untuk melihat fakta,
mengorganisasikan serta merepresentasikan fakta tersebut. Teori yang baik adalah teori
yang konseptualisasi dan penjelasannya didukung oleh fakta serta dapat diterapkan dalam
kehidupan nyata. Apabila konsep dan penjelasan teori tidak sesuai dengan realitas, maka
keberlakuannya diragukan dan teori demikian tergolong teori semu.
Menurut Littlejohn (1996) fungsi teori ada 9 (sembilan) yaitu:
1) Mengorganisasikan dan menyimpulkan
Kita tidak melihat dunia dalam kepingan-kepingan data. Sehingga dalam mengamati
realitas
kita
tidak
boleh
melakukannya
setengah-setengah.
Kita
perlu
mengorganisasikan dan mensintesiskan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan. Pola-pola
dan hubungan-hubungan harus dapat dicari dan ditemukan. Kemudian diorganisasikan
dan disimpulkan. Hasilnya berupa teori dapat dipakai sebagai rujukan atau dasar bagi
upaya-upaya studi berikutnya.
2) Memfokuskan
Teori pada dasarnya hanya menjelaskan tentang suatu hal bukan banyak hal. Untuk itu
aspek-aspek dari suatu objek harus jelas fokusnya.
3) Menjelaskan
Teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya. Penjelasan
ini
berguna
untuk
memahami
pola-pola,
hubungan-hubungan
dan
juga
menginterpretasikan fenomena-fenomena tertentu. Atau dengan kata lain teori-teori
menyediakan tonggak-tonggak penunjuk jalan untuk menafsirkan, menerangkan dan
memahami kompleksitas dari hubungan-hubungan manusia.
4) Mengamati
Teori tidak hanya menjelaskan tentang apa yang sebaiknya diamati tetapi juga
memberikan petunjuk bagaimana cara mengamatinya. Terutama bagi teori-teori yang
memberikan
definisi-definisi
operasional,
teoretikus
bersangkutan
memberikan
kemungkinan indikasi yang paling tepat mengenai apa yang diartikan oleh suatu konsep
tertentu. Jadi dengan mengikuti petunjuk-petunjuk kita dibimbing untuk mengamati seluk
beluk yang diuraikan oleh teori itu.
5) Membuat prediksi
‘14
3
Teori Komunikasi
Dr. Farid Hamid, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fungsi prediksi ini dengan berdasarkan data dan hasil pengamatan maka harus dapat
dibuat suatu perkiraan tentang keadaan yang bakal terjadi apabila hal-hal yang
digambarkan oleh teori juga tercermin dalam kehidupan di masa sekarang.
6) Heuristik (membantu proses penemuan)
Sebuah aksioma yang terkenal adalah bahwa suatu teori yang baik melahirkan
penelitian. Teori yang diciptakan harus dapat merangsang timbulnya upaya-upaya
penelitian selanjutnya.
7) Mengkomunikasikan pengetahuan
Teori harus dipublikasikan, didiskusikan, dan terbuka terhadap kritikan-kritikan.
Sehingga penyempurnaan teori akan dapat dilakukan.
8) Kontrol/mengawasi
Fungsi ini timbul dari persoalan-persoalan nilai, di dalam mana teoretikus berusaha
untuk menilai keefektifan dan kepatutan perilaku tertentu. Teori dapat berfungsi sebagai
sarana pengendali atau pengontrol tingkah laku kehidupan manusia.
9) Generatif
Fungsi ini terutama sekali menonjol dikalangan pendukung aliran interpretif dan teori
kritis. Menurut mereka, teori juga berfungsi sebagai sarana perubahan sosial dan
kultural, serta sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan yang baru.
Mengapa Kita Mempelajari Teori Komunikasi ?
Disamping memenuhi kuriositas (memenuhi kebutuhan untuk mengetahui) dari
mahasiswa mengenai komunikasi, studi tentang teori komunikasi juga berharga pada
pijakan-pijakan yang lain. Komunikasi adalah salah satu kelompok perilaku kita yang paling
dapat menembus (pervasive), paling penting dan paling rumit (complex). Kemampuan untuk
berkomunikasi pada level yang lebih tinggi membedakan makhluk manusia dari makhlukmakhluk yang lain. Hidup kita sehari-hari dipengaruhi secara kuat oleh komunikasi kita
dengan orang-orang lain maupun oleh pesan-pesan dari orang-orang lain yang jauh
tempatnya dan tidak kita kenal. Jika terdapat kebutuhan untuk mengetahui mengenai dunia
kita, maka kebutuhan itu meluas sampai kepada seluruh aspek perilaku manusia, terutama
manusia.
Secara khusus, suatu pengertian tentang teori-teori komunikasi yang sistimatis
merupakan sebuah langkah penting ke arah menjadikan seorang individu lebih kompeten
‘14
4
Teori Komunikasi
Dr. Farid Hamid, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(tanggap) dan lebih adaptive (dapat menyesuaikan diri). Sehingga kita akan dapat melihat
hal-hal yang sebelumnya tidak pernah dilihat. Tetapi dari keseluruhan alasan tersebut,
alasan utama kita mempelajari teori komunikasi
adalah bahwa teori-teori memberi
seperangkat alat konseptual yang berguna.
Studi Akademis Tentang Teori Komunikasi
Teori komunikasi
adalah bermacam-macam, sebab komunikasi itu sendiri selalu
hadir dan kompleks. Mencari teori komunikasi yang paling baik sama sekali tidak berguna,
karena komunikasi bukanlah sebuah perbuatan yang bersifat tunggal dan menyatu, tetapi
sebuah proses yang terdiri dari banyak kumpulan tingkah laku. Tiap-tiap teori melihat
kepada proses itu dari sudut yang berbeda, dan tiap teori memberikan wawasan-wawasan
(pengertian atau pengetahuan yang dalam) tentang lingkupnya sendiri. Tentu saja semua
teori tidak sama-sama sahih (valid) atau berguna, dan tiap investigator tertentu bisa
menemukan teori atau teori-teori spesifik lebih berguna untuk pekerjaan yang dilakukan. Kita
harus menyambut dan bukan menghindari pendekatan yang multi-teoretis kepada proses
yang rumit dari komunikasi.
PENGERTIAN MODEL
Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan
menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Model jelas bukan fenomena itu
sendiri.
Model
hanya
sebagai
alat
untuk
menjelaskan
fenomena.
Kita
sering
mencampuradukkan antara model komunikasi dengan fenomena komunikasi. Sebagai alat
untuk menjelaskan fenomena komunikasi, model mempermudah penjelasan tersebut.
Hanya saja model tersebut sekaligus mereduksi fenomena komunikasi. Artinya ada nuansa
komunikasi lainnya yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model tersebut.
Menurut Sereno dan Mortensen, (dalam Mulyana. 2001:121) model komunikasi
adalah deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu
model merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian
komunikasi yang tidak perlu dalam “dunia nyata”.
Pakar komunikasi yang lain, Aubrey Fisher, mengatakan bahwa model adalah
analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau
‘14
5
Teori Komunikasi
Dr. Farid Hamid, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model dapat dikatakan
sebagai gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan kata lain,
model adalah teori yang lebih disederhanakan. Atau seperti dikatakan Werner J.Severin dan
James W. Tankard, Jr. Model membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan
hubungan. Oleh karena hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering
dicampuradukkan dengan teori. Oleh karena kita memilih unsur-unsur tertentu yang kita
masukkan dalam model, suatu model mengimplikasikan penilaian atas relevansi, dan ini
pada gilirannya mengimplikasikan suatu teori mengenai fenomena yang diteorikan. Model
dapat berfungsi sebagai basis bagi suatu teori yang lebih kompleks, alat untuk menjelaskan
teori dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki konsep-konsep.
2.2 Fungsi dan Manfaat Model
Gordon Wiseman dan Larry Barker (dalam Mulyana, 2001:123) menjelaskan tiga
fungsi model komunikasi:
-
melukiskan proses komunikasi
-
menunjukkan hubungan visual
-
membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.
Deutcsch menyebutkan bahwa model mempunyai 4 fungsi:
-
mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati.
-
heuristik (menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui)
-
prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga yang
kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak.
-
Pengukuran, mengukur fenomena yang diprediksi.
Menurut Irwin D.J. Bross, menjelaskan beberapa manfaat model:
-
menyediakan kerangka rujukan untuk memikirkan masalah bila model awal tidak
berhasil memprediksi.
-
Model mungkin menyarankan kesenjangan informasional yang tidak segera tampak dan
konsekuensinya dapat menyarankan tindakan yang berhasil.
-
‘14
Terbukanya problem abstraksi..
6
Teori Komunikasi
Dr. Farid Hamid, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.3 Tipologi Model
Semua Model
Model Mental
Model Simbolik
Model
Matematik
Model
Verbal
Model Fisik
Model
Ikonik
Model
Analog
a. Model verbal:
Model verbal adalah model atau teori yang dinyatakan dengan kata-kata, meskipun
bentuknya sangat sederhana. Misalnya: Definisi komunikasi Lasswell, model SMCR
David Berlo, dll. Model verbal sangat berguna, terutama untuk menyatakan hipotesis
atau menyajikan suatu hasil penelitian. Model ini sering dibantu dengan grafik,
diagram atau gambar, contohnya model struktur organisasi
b. Model Ikonik:
Model yang penampilan umumnya (rupa bentuk, tanda-tanda) menyerupai objek
yang dimodelkan, seperti modek pesawat terbang, boneka, mannequin, maket
sebuah gedung atau kompleks perumahan, model pesawat terbang, model bumi
(globe) dll.
‘14
7
Teori Komunikasi
Dr. Farid Hamid, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perangkat yang ditunjukkkan model pesawat terbang misalnya boleh jadi meliputi
mesin pesawat, interior pesawat, kendali yang dapat dioperasikan, bahkan
mekanisme radionya. Model pesawat terbang jauh lebih mudah dipelajari daripada
pesawat terbang yang sebenarnya karena berbagai alasan. Akan tetapi ada bahaya
oversimplifikasi. Sebagian ciri pesawat terbang yang sebenarnya mungkin terabaikan
bila kita terlalu memperhatikan modelnya. Inilah resiko mempelajari fenomena lewat
model.
c. Model analog:
Mempunyai fungsi seperti yang dimodelkan, meskipun bentuk fisik tidak serupa,
seperti komputer yang fungsinya menyerupai otak manusia.
d. Model Matematik:
Penggunaan model matematik ini lazim dalam mempelajari atau mengembangkan
ilmu pengetahuan alam. Misalnya, model Isaac Newton (E = mc2 ) dan Albert
Einstein.
Model dalam Perspektif Ilmu Komunikasi
Pada dasarnya model komunikasi juga mempunyai sifat dan fungsi yang mirip
dengan model-model lain yang telah dibahas. Hanya saja, oleh karena dalam ilmu sosial,
termasuk ilmu komunikasi, terdapat berbagai perspektif atau paradigma, maka lazimnya
terdapat berbagai model untuk menjelaskan suatu fenomena yang diamati. Oleh karena sifat
fenomena sosial yang sangat cair, dinamis, dan berubah-ubah, yang membedakan perilaku
manusia dengan perilaku objek alam yang dianggap statis, pembuatan model fenomena
sosial menjadi lebih sulit. Bukanlah suatu hal yang aneh bila dalam ilmu komunikasi terdapat
dua model komunikasi yang tampak bertentangan, seperti model S-R (stimulus-respons)
dan model interaksional.
Berdasarkan paradigma yang berbeda itu, ilmuwan sosial yang berpandangan
objektif/positivistik, yang menganggap bahwa ada keteraturan dalam perilaku manusia
‘14
8
Teori Komunikasi
Dr. Farid Hamid, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(manusia cenderung dianggap pasif), seperti perilaku alam, tidak jarang menggunakan
model matematik, misalnya dalam bentuk hipotesis yang harus diuji melalui perhitungan
statistik.
Sedangkan
di
sisi
lain
ilmuwan
sosial
berpandangan
subyektif/interpretif/fenomenologis, yang menganggap bahwa manusia aktif, biasanya lebih
banyak menggunakan model verbal. Akan tetapi, untuk menjelaskan fenomena komunikasi
secara umum atau mendasar, kedua kubu tersebut sama-sama sering menggunakan model
diagramatik, sebagai salah satu versi dari model simbolik. Hanya saja, penggunaan model
diagramatik juga memang lebih lazim di kalangan ilmuwan positivis daripada dikalangan
ilmuwan fenomenologis, seperti yang tampak pada model-model komunikasi yang bersifat
linear yang akan kita bahas berikutnya.
Daftar Pustaka
Littlejohn, Stephen. 1996. Theories of Human Communication. Wadsworth Publishing
Company Inc Belmont.
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya
Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1993. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka
‘14
9
Teori Komunikasi
Dr. Farid Hamid, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download