BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

advertisement
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif,
yang
banyak
dituntut
menggunakan
angka,
mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya. Demikian pula pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih
baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan
lain.1
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu untuk mengumpulkan
informasi mengenai status suatu gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan.2 Penelitian ini juga berusaha menjawab permasalahan
yang diajukan peneliti tentang pembelajaran menggunakan animasi pada
pokok bahasan Kalor di MTsN 2 Palangka Raya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 2 Palangka Raya di kelas VII
semester I tahun ajaran 2012/2013. Pengambilan data ini dilaksanakan pada
bulan September sampai dengan Nopember 2012.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik edisi revisi VI,
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, h.12.
2
Suharsimi Arikunto, Menejemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999, h.309
29
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII MTsN-2 Palangka
Raya yang tahun ajaran 2012/2013, yang terdiri dari 7 kelas dengan
jumlah siswa 269 orang. Sebaran populasi disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1
Jumlah Populasi Penelitian Menurut Kelas dan Jenis
Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah Total
Laki-Laki
Perempuan
VII-A
12
24
36
VII-B
13
24
37
VII-C
15
24
39
VII-D
19
20
39
VII-E
20
19
39
VII-F
20
20
40
VII-G
20
19
39
Jumlah
119
150
269
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling (sampel pertimbangan), yaitu teknik sampling yang digunakan
oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan
29
tertentu.3 Kelas yang sudah dipilih nanti adalah kelas yang memiliki
keragaman kemampuan akademik. Sampel diambil dengan teknik
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu sehingga relevan dengan tujuan penelitian.4 Sesuai rekomendasi
guru bidang studi fisika, maka sampel penelitian yang digunakan adalah
seluruh siswa kelas VII-C dengan jumlah 39 orang, karena menurut guru
yang bersangkutan, kelas yang dipilih sebagai kelas sampel tersebut
memiliki kemampuan yang sedang, sehingga mudah mengarahkannya dan
dianggap representatif (mewakili populasi yang ada).
D. Tahap-tahap Penelitian
Peneliti melakukan penelitian dengan langkah-langkah yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, analisis data
dan kesimpulan.
a. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini adalah sebagai berikut:
b.
a.
Menentukan sampel penelitian
b.
Membuat instrumen penelitian
c.
Melaksanakan uji coba instrumen
d.
Menganalisis data uji coba instrumen
Tahap Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
3
Syarifudin Hidayat dan Sedarmayanti, Metodologi Penelitian, Bandung : Mandar
Maju, 2002 h.131.
4
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, hal.168
29
a. Sampel yang terpilih diajarkan dengan menggunakan animasi pada
pokok bahasan Kalor.
b. Sampel yang terpilih diberikan post-tes untuk mengetahui kemampuan
siswa menyelesaikan soal-soal Fisika pada materi bahasan Kalor yang
diberikan selama pembelajaran menggunakan animasi.
c. Kesimpulan
Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan dari hasil analisis data
agar gambaran hasil penelitian dapat tersaji dengan singkat dan jelas.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa :
1. Lembar pengamatan Pengelolaan Pembelajaran dengan menggunakan
media animasi . Instrumen ini digunakan untuk mengetahui bagaimana
cara guru dalam menggunakan media animasi. Instrumen ini diisi oleh
pengamat yang duduk di tempat yang memungkinkan dia dapat
mengamati dan mengikuti seluruh pelajaran dari awal sampai berakhirnya
pembelajaran. Pengamat terdiri dari dua orang yaitu guru mata pelajaran
fisika di kelas tersebut dan alumni mahasiswa STAIN Jurusan Tarbiyah
Tadris Fisika.
2. Instrumen tes yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes
tertulis berbentuk pilihan ganda.Tes Hasil Belajar (THB) kognitif pilihan
ganda yang mengacu pada KTSP. Instrumen ini digunakan untuk
mengetahui tingkat ketuntasan hasil belajar fisika siswa setelah
menggunakan media animasi pada pokok bahasan kalor.
29
3. Angket respon siswa terhadap penggunaan animasi. Angket respon yang
diberikan kepada siswa untuk mengetahui bagaimana perasaan siswa
terhadap kegiatan pembelajaran, bagaimana perasaan siswa terhadap
(materi pelajaran, penyajian materi, dan suasana kelas) dan bagaimana
tanggapan siswa terhadap penggunaan animasi untuk materi berikutnya.
Angket respon ini diisi oleh siswa setelah pertemuan terakhir.
Instrumen Tes Hasil Belajar diperoleh penulis dengan mengambil
soal-soal Tes Hasil Belajar yang sudah memenuhi uji coba instrument oleh
peneliti terdahulu yang bernama Norjolita dari program studi pendidikan
fisika, jurusan Tarbiyah STAIN Palangka Raya.Instrumen uji coba oleh
Norjolita tahun ajaran 2011/2012 dengan kisi-kisi yang terlampir pada
lampiran instrument.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab
rumusan penelitian dalam rangka perumusan kesimpulan.
1. Data pengamatan kegiatan guru dalam pengelolaan pembelajaran fisika
menggunakan media animasi menggunakan analisis deskriptif rata-rata.
X
ΣX 5
.
N
Keterangan:
X
= Rerata nilai
X = Jumlah skor keseluruhan
5
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung : Tarsito 2001, h. 67
29
N
= Jumlah pertemuan
Kategori rerata nilai sebagai berikut
Keterangan rentang skor:
1,00 – 1,49 = Tidak baik
1,50 – 2,49 = Kurang baik
2,50 – 3,49 = Cukup Baik
3,50 – 4,00 = Baik.6
2. Tingkat ketuntasan belajar masing-masing siswa dianalisis dengan
menghitung persentase peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa secara
individual dan ketuntasan belajar secara klasikal. Guru mata pelajaran
fisika di MTsN-2 Palangka Raya Ibu Ida Zulfiati S.Pd mengatakan
Ketuntasan Individu dikatakan tuntas bila persentase yang dicapai sebesar
> 65% dan secara klasikal tuntas bila > 85% tuntas.
Ketuntasan Individual menggunakan rumus :
 Jumlah soal yang dicapai 
P
  100%
 Jumlah butir soal
Ketuntasan Klasikal menggunakan rumus :
 Jumlah siswa yang telah tuntas belajar 
P 
 100% 7

Jumlah seluruh siswa


6
M.Taufik Widiyoko, “Pengembangan Model Pembelajaran Langsung Yang
Menekankan Pada Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam
Bidang Biologi Pokok Bahasan Sistem Pengeluaran Di SLTP” . Tesis Magister., 2005., h.
53.
7
Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
Jakarta, Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama
RI, 1996., h.112
29
Ketuntasan TPK bila persentase (P) siswa yang mencapai TPK tersebut ≥
60%. Untuk jumlah siswa sebanyak (n), rumus persentase (P) adalah
sebagai berikut :
 Jumlah siswa yang mencapai TPK tersebut 
8
P
  100% .
Jumlah
seluruh
siswa
(n)


3.
Menganalisis data respon siswa untuk mengetahui pendapat siswa
terhadap KBM menggunakan skala Guttman, dalam skala ini hanya
ada dua interval yaitu senang dan tidak senang. Penelitian dengan skala
Guttman menggunakan rumus:
 Jumlah skor yang diperoleh 
Respon siswa  
  100%
Jumlah skor ideal


0%-50%
= senang
51%-100% = tidak senang
8
M. Taufik Widiyoko, Pengembangan Model Pembelajaran., 2005, h. 55.
Download