PEMBAHASAN

advertisement
VISI (2009) 17 (2) 153 -163
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TAN AMAN
BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L.)
PADA TOPSOIL BEBERAPA JENIS TANAH
YANG DIBERI DUA TARAF PERLAKUAN BAHAN ORGANIK
Sixtus Hutauruk dan Benedicta L. Siregar
ABSTRACT
An experiment was done to study the response of the growth and yield of
sunflower to some soils and organic matter. The research was arranged in split plot
design with three replications. Organic matter treatments as the main plot and the
types of soil as sub plot. The organic matter treatments were no organic matter
application and organic matter application. Types of topsoil, consisted four types ie:
Andosol, Hidromorfik, Aluvial, and Yellow Red Podzolic, which in Soil Taxonomy is
belong to group of Hapludant, Tropaquept, Tropofluvent, dan Paleudult,
respectively. There are significant interactions between organic matter treatments
and type of soils on growth and yield variables. There are significant diferences of
various variables at differ type of soils, on no organic matter treatments. The highest
growth was obtained at Aluvial and Hidromorfic. The highest yield was gotten at
Andosol. The lowest growth and yield at Yellow Red Podsolic. On organic matter
treatment, no significant differences among different type of soils.
______________
Key words: sun flower, topsoil, types of soil, organic matter, growth, yield
1. PENDAHULUAN
Berbagai jenis tanah mempunyai sifat dan ciri berbeda dan ciri tanah ini
akan direspon oleh tanaman yang dibudidayakan. Penamaan jenis tanah bertalian
dengan sifat-sifatnya, termasuk tingkat kesuburannya. Berbagai sifat tanah dapat
mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan produktivitas tanah. Berbagai sifat yang
dimiliki tanah juga menentukan respon tanaman terhadap berbagai masukan
(pengelolaan) yang dilakukan seperti pemupukan dan pengapuran (Sanchez, 1976;
Foth, 1984; Sitorus, 1990)). Jenis tanah dengan tekstur sedang memberi kondisi
yang menguntungkan bagi perkembangan akar, ketersediaan air dan udara. Tanah
yang mempunyai koloid (liat dan organik) dengan KTK yang tinggi akan
menyediakan unsur hara yang cukup dan dapat menerima pupuk yang cukup
banyak untuk suplai kebutuhan unsur hara tanaman. Tanah yang sudah cukup
berkembang dan telah tua, umumnya pH-nya rendah dan mempunyai koloid liat
yang KTK-nya rendah dan mempunyai retensi yang tinggi terhadap unsur P.
Demikian juga pada tanah yang mempunyai liat bermuatan positif (seperti alofan
pada tanah Andisol) tingkat retensi P sangat tinggi. Ketersediaan unsur hara pada
tanah-tanah demikian umumnya rendah dan tanaman sering mengalami defisiensi
hara. Pada tanah demikian efisiensi pupuk umumnya rendah. Pada tanah ini
kehadiran bahan organik sangat dibutuhkan (Soepardi, 1983).
153
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (2) 153 -163
Penambahan bahan organik, pada kebanyakan jenis tanah, khususnya pada
tanah dengan kandungan bahan organik rendah, akan merubah sifat-sifat tanah
yang kurang mendukung pertumbuhan tanaman ke arah yang lebih baik.
Kehadiran bahan organik pada tanah bertekstur halus meningkatkan agregasi tanah,
sehingga porositas dan aerasinya semakin baik. Pada tanah bertekstur pasir
penambahan bahan organik meningkatkan daya pegang tanah terhadap air,
sehingga terdapat cukup air pada musim kering dan meningkatkan daya pegang
unsur hara terutama hara dari pupuk sehingga tidak mudah tercuci (Sanchez, 1982).
Pada tanah masam, bahan organik meningkatkan aktivitas mikroorganisma,
sehingga bahan-bahan bermuatan positif, terutama logam berat akan membentuk
kelat, sehingga pupuk P yang diberikan dan P terfiksasi akan lebih tersedia. Pada
tanah ini bahan organik juga meningkatkan pH tanah, KTK tanah, kapasitas tanah
menahan air, dan ketersediaan unsur hara bagi tanaman (Uehara dan Gilmann,
1981; Stevenson, 1982).
Tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.) merupakan salah satu
tanaman penting penghasil minyak nabati. Minyak biji bunga matahari digunakan
untuk pembuatan minyak goreng dan margarine. Minyak bijinya mengandung
berbagai komponen bioaktif yang dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan dan
kosmetika.
Oleh karenanya komoditi ini berpotensi bagi agrobisnis dan
agroindustri (Winarno, 1999). Untuk pengembangan penanaman bunga matahari
diperlukan berbagai penelitian mengenai tindak agronomis baik untuk
mendapatkan produksi biji, maupun minyak bijinya yang tinggi.
Sementara
menurut Weiss (1983) serta Kaul dan Das (1986) diameter bunga matahari
dipengaruhi tipe tanah, dan variasi ukuran dan bobot bijinya dipengaruhi oleh
berbagai tindak budidaya. Oleh karenanya respon pertumbuhan dan produksi
bunga matahari terhadap sifat dan ciri yang dimiliki jenis tanah yang berbeda dan
penambahan bahan organik pada tanah-tanah tersebut perlu diteliti.
Penelitian ini bertujuan mempelajari (1) pertumbuhan dan produksi
tanaman bunga matahari pada beberapa jenis tanah, (2) pengaruh pemberian bahan
organik terhadap tanaman bunga matahari pada beberapa jenis tanah
2. BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian,
Universitas Katolik St Thomas SU, di Desa Tanjungsari, Kecamatan Tuntungan.
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Nopember tahun 2002.
Penelitian menggunakan rancangan Petak Terpisah dengan tiga ulangan.
Perlakuan bahan organik sebagai petak utama, terdiri atas dua taraf yaitu tanpa
pemberian bahan organik (B0) dan pemberian bahan organik (150 g pupuk kandang
ayam per 10 kg tanah kering oven = B1). Top soil jenis tanah sebagai media tanam
merupakan anak petak, terdiri atas empat taraf, yaitu : tanah Andosol (T 1), tanah
Hidromorfik (T2), tanah Aluvial (T3), tanah Podsolik Merah Kuning (T4), yang
dalam klasifikasi Soil Taxonomy masing-masing termasuk grup Hapludand,
Tropaquept, Tropofluvent, dan Paleudult. Setiap plot percobaan terdiri atas satu
polibeg dengan satu tanaman.
154
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (2) 153 -163
Untuk mendapatkan jenis tanah sesuai perlakuan digunakan peta tanah
Medan (Darul dkk,1989). Kemudian dilakukan pemeriksaan morfologi yang
diperlukan untuk memastikan jenis tanah.
Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah bagian topsoil pada
kedalaman 0-20 cm. Media tanam dimasukkan ke dalam polibeg sebanyak setara
10 kg kering oven. Untuk perlakuan penambahan bahan organik (B1), ditambahkan
150 g pupuk kandang ayam per 10 kg tanah kering oven. Kemudian tanah dan
bahan organik dicampur merata dan dibiarkan selama dua minggu. Pemupukan
pertama dilakukan pada saat tanam dengan dosis sebagai berikut 4 g Urea/10 kg
tanah kering oven, 6 g TSP/10 kg tanah kering oven, 4 g KCl/10 kg tanah kering
oven. Pemupukan kedua, dilakukan pada saat 4 minggu setelah tanam, sebanyak 4
g Urea/10 kg tanah kering oven.
Data variabel respon pertumbuhan dan produksi tanaman bunga matahari
yang diamati sebagai berikut: tinggi tanaman, jumlah daun, lilit batang, bobot
kering akar, jumlah cabang, jumlah cabang berbunga, umur berbunga, umur
panen, diameter bunga, bobot kering cakram, jumlah biji total, jumlah biji bernas,
bobot biji total, bobot biji bernas, bobot per biji. Data peubah dianalisa dengan
sidik ragam pada taraf uji 5%. Untuk mengetahui tingkat perbedaan antar
perlakuan, data variabel respon dianalisa dengan uji beda nyata terkecil pada taraf
5% (Gomez dan Gomez, 1995).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Pengaruh Bahan Organik
Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bahan
organik berpengaruh nyata pada berbagai peubah respon (Tabel 1). Pada peubah
respon tertentu pengaruh bahan organik berinteraksi dengan jenis tanah, dan pada
peubah lainya pengaruh bahan organik tidak berinteraksi dengan jenis tanah. Baik
pada peubah respon yang tidak dipengaruhi interaksinya dengan jenis tanah
maupun yang dipengaruhi interaksinya dengan jenis tanah, pemberian bahan
organik meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman bunga matahari, serta
mempercepat umur berbunga dan umur panen.
Tabel 1. Sidik ragam dan pengaruh perlakuan bahan organik pada berbagai peubah
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Peubah
Tinggi tanaman
Tinggi tanaman
Tinggi tanaman
Tinggi tanaman
Tinggi tanaman
Tinggi tanaman
Tinggi tanaman
Tinggi tanaman
Tinggi tanaman
4 mst (cm)
5 mst (cm)
6 mst (cm)
7 mst (cm)
8 mst (cm)
9 mst (cm)
10 mst (cm)
11 mst (cm)
12 mst (cm)
Sidik ragam
pengaruh
bahan
organik
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Sidik
ragam
pengaruh interaksi
bahan organik–
jenis tanah
tn
tn
tn
*
*
*
*
*
*
Respon pada perlakuan
B0
B1
26.71 a
31.34 a
45.27 a
59.31
76.14
91.28
106.37
121.12
134.09
28.21 b
48.33 b
64.29 b
78.43
99.37
112.55
135.08
156.68
165.69
155
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (2) 153 -163
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Tinggi tanaman 13 mst (cm)
Jumlah daun 3 mst
Jumlah daun 4 mst
Jumlah daun 8 mst
Jumlah daun 11 mst
Lilit batang (cm)
Bobot kering akar (g)
Jumlah cabang 5 mst
Jumlah cabang 6 mst
Jumlah cabang 7 mst
Jumlah cabang 8 mst
Jumlah cabang 10 mst
Jumlah cabang 11 mst
Jumlah cabang 15 mst
Jumlah cabang berbunga 17 mst
Umur berbunga (hari)
Umur panen (hari)
Diameter cakram (cm)
Bobot kering cakram (g)
Jumlah biji total
Jumlah biji bernas
Bobot per biji (g)
Bobot biji total (g)
Bobot biji bernas (g)
tn
*
*
*
tn
tn
*
*
*
*
*
*
*
*
tn
*
*
*
tn
*
*
*
*
*
*
tn
tn
tn
tn
*
*
tn
tn
tn
tn
tn
tn
*
*
*
tn
*
*
*
tn
tn
tn
tn
141.69
6.83 a
13.17 a
25.17 a
32.33
8.53
20.636
0.58 a
1.42 a
1.58 a
3.50 a
5.67 a
6.58 a
14.89
8.36
94.92
138.42 a
11.3908
21.2855
560.19
202.53 a
0.0311 a
10.71 a
8.13 a
169.35
8.83 b
15.92 b
27. 33 b
37.58
9.67
23.834
2.33 b
3.75 b
4.42 b
7.30 b
13.58 b
19.25 b
28.42
13.92
85.84
133.00 b
14.7708
30.5412
1104.67
547.25 b
0.0452 b
29.25 b
24.84 b
Keterangan : * = nyata berdasar sidik ragam pada taraf uji 5%
tn = tidak nyata nyata berdasar sidik ragam pada taraf uji 5% huruf yang
sama untuk baris yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%
B0 = tanpa pemberian bahan organik B1= pemberian bahan organik 150
g/10 kg media
Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat jenis tanah yang digunakan
membutuhkan bahan-bahan organik. Penambahan bahan organik pada keempat
jenis tanah dapat direspon tanaman baik pada pertumbuhan vegetatifnya maupun
generatifnya. Bahan organik yang ditambah ke dalam tanah dapat memberi
pengaruh positif terhadap tanaman melalui berbagai pengaruhnya terhadap
perubahan sifat-sifat tanah secara keseluruhan.
Penambahan bahan organik akan menyumbangkan berbagai unsur hara
terutama unsur hara N, P, dan S, hormon pertumbuhan tanaman, meningkatkan
kapasitas menahan air, dan meningkatkan aktivitas organisme tanah pada semua
jenis tanah (Soepardi, 1983).
Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah meningkatkan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman, terutama unsur hara N, P, dan S. Bahan
organik menyediakan sebagian besar nitrogen dan belerang dan setengah dari
fosfor yang diserap tanaman (terutama jika tidak ditambahkan pupuk buatan)
(Barber, 1984). Pada kebanyakan tanah tropis, terutama pada 4 jenis tanah yang
digunakan dalam penelitian ini, unsur hara N dan P merupakan unsur hara yang
paling sering membatasi pertumbuhan tanaman (Sanhez, 1992). Kebutuhan N
tanaman adalah tinggi selama masa pertumbuhan, baik dalam fase vegetatif
maupun pada fase pertumbuhan bunga. Kelarutan fosfor pada tanah PMK (Oxisol
156
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (2) 153 -163
dan Ultisol), Andisol (Andosol), dan Vertisol adalah sangat rendah (Fox, 1974
dalam Sanchez, 1992). Pada tanah ini kehadiran bahan organik dengan unsur hara
P yang dikandungnya sangat direspon tanaman. Dengan demikian dapat diduga
bahwa pada keempat jenis tanah yang dicobakan, penambahan unsur hara sebagai
pengaruh bahan organik sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hara
tanaman.
Pada tanah Podsolik Merah Kuning dan Hidromorfik yang kandungan
liatnya tinggi dan bahan organiknya rendah, kehadiran bahan organik sangat
membantu dalam meningkatkan kapasitas air tersedia dan menggemburkan tanah.
Sedangkan pada tanah Aluvial dengan tekstur yang relatif kasar, kehadiran bahan
organik sangat bermanfaat untuk meningkatkan air tersedia bagi tanaman dan
mengadsorpsi unsur hara dari pupuk. Unsur hara yang diadsorpsi oleh koloid
organik akan terhindar dari proses pencucian oleh air dan tersedia bagi tanaman
secara bertahap (Soepardi, 1983).
3.2. Pengaruh Jenis Tanah
Pada sebagian peubah yang diamati, pengaruh jenis tanah tergantung pada
ada tidaknya penambahan bahan organik, tetapi pada sebagian peubah yang
diamati nyata merespon pengaruh jenis tanah tanpa interaksi nyata dengan
perlakuan bahan organik (Tabel 2).
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa tanah
Hidromorfik (T2) dan Aluvial (T3) untuk bunga matahari memiliki kesuburan yang
cukup baik dibandingkan dua jenis tanah lainnya (T1 dan T4). Salah satu sifat yang
mencolok dari tanah Aluvial (T3) dibandingkan tanah Andosol dan PMK adalah
ketersediaan hara P yang lebih tinggi dan porositas yang lebih baik. Pada tanah
Andosol dan PMK pertumbuhan tanaman sering dibatasi oleh retensi P (fiksasi P)
dan pH rendah. Pada kedua jenis tanah ini ketersediaan P rendah, karena terfiksasi
oleh kation Aluminium dan mineral oksida. Pada percobaan ini pupuk P diberikan
dengan dosis yang sama pada setiap pot, dan diperhitungkan berdasarkan jumlah
kebutuhan tanaman (6 g TSP/10 kg tanah kering oven). Pupuk fosfor (TSP) yang
ditambahkan ke dalam tanah akan larut dalam air dan suatu reaksi kimia yang
kompleks akan berlangsung di dalam tanah. Larutan asam jenuh yang keluar dari
pupuk buatan tersebut akan mempengaruhi tanah sekitarnya dan larutan yang
keluar pH-nya mencapai 0,6-1,5. Larutan (H3PO4) sangat asam ini meningkatkan
aktivitas ion Al, Fe dan Mn yang kemudian dapat mengendapkan P yang larut
dalam pupuk, dan larutan P dalam pupuk juga dapat bereaksi dengan berbagai
bahan penyusun tanah. Jumlah P yang diendapkan dari pupuk dan jumlah P yang
tersedia bagi tanaman berbeda akibat perbedaan sifat tanah. Pada tanah masam dan
kaya Al, Fe, dan Mn (seperti Andosol dan PMK) P yang larut dari pupuk nyata
diendapkan lebih cepat dan lebih banyak dibandingkan jenis tanah lainnya,
sehingga jumlah pupuk P yang tersedia bagi tanaman hanya sebagian kecil dari
jumlah pupuk yang diberikan (Tisdale, et, al; 1985; Sanchez, 1992). Upaya
meningkatkan ketersediaan P dan meningkatkan pH dan ketersediaan unsur hara
lainya pada tanah Andosol dan PMK (Paleudult) adalah dengan menambah bahan
157
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (2) 153 -163
organik dalam jumlah yang besar (Uehara dan Gilmann, 1981; Stevenson, 1982).
Pada tanah Podsolik Merah Kuning, selain faktor pembatas yang diuraikan di atas,
juga masih terdapat faktor pembatas pertumbuhan lainnya, yaitu kandungan hara
rendah (Ca, Mg, dan K rendah), KTK rendah dan kapasitas menahan air tersedia
rendah. Untuk memperbaiki tanah ini disamping penambahan bahan organik juga
dibutuhkan pemberian kapur dan pengolahan tanah yang baik (Sanchez, 1992).
Tanah Hidromorfik (Tropaquept) memiliki beberapa sifat yang relatif lebih
baik dibandingkan dengan tanah Andosol dan PMK diantaranya pHnya netral,
KTK-nya tinggi dan kejenuhan basanya juga tinggi (Soil Survey Staff, 1982).
Tabel 2. Sidik ragam dan pengaruh perlakuan jenis tanah pada berbagai peubah
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Peubah
Tinggi tanaman 6 mst
Tinggi tanaman 7 mst
Tinggi tanaman 8 mst
Tinggi tanaman 9 mst
Tinggi tanaman 10 mst
Tinggi tanaman 11 mst
Tinggi tanaman 12 mst
Tinggi tanaman 13 mst
Jumlah daun 11 mst
Lilit batang
Bobot kering akar
Jumlah cabang 10 mst
Jumlah cabang 11 mst
Jumlah cabang 12 mst
Jumlah cabang 13 mst
Jumlah cabang 14 mst
Jumlah cabang 15 mst
Jumlah cbg berbunga 17 mst
Umur berbunga
Umur panen
Diameter cakram
Bobot kering cakram
Jumlah biji total
Jumlah biji bernas
Bobot per biji
Bobot biji total
Bobot biji bernas
Sidik
ragam
pengaruh jenis
tanah
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
tn
tn
*
tn
Sidik ragam
pengaruh
interaksi
bahan
organik–
jenis tanah
tn
*
*
*
*
*
*
*
tn
*
*
tn
tn
*
*
*
*
*
*
tn
*
*
*
tn
tn
tn
tn
Respon pada perlakuan
T1
44.78
63.97
81.55
96.47
115.25
132.87
151.15
162.32
31.83 a
10.05
26.928
5.83
8.33
11.83
13.50
17.67
21.17
10.665
96.835
141.00b
14.225
26.0055
943.5
569.83
0.0434
27.86
25.01
T2
T3
T4
62.03
73.92
97.22
112.28
132.67
152.92
160.65
163.12
37.33 b
9.23
23.587
9.00
12.50
15.83
18.67
23.17
24.67
13.000
85.835
133.33a
13.783
30.4765
924.5
372.83
0.0399
20.26
15.90
67.20
79.27
101.62
113.83
136.03
153.03
165.23
167.51
39.67 b
9.42
22.895
17.17
21.50
20.08
22.22
25.78
27.28
14.220
82.835
132.50a
13.415
28.4130
883.89
288.56
0.0337
16.97
12.87
45.93
58.33
70.63
85.07
100.15
115.57
122.53
129.13
31.00 a
7.70
15.531
6.50
9.30
10.50
11.50
13.50
13.50
6.665
96.000
136.00a
10.900
18.7585
577.83
268.33
0.0357
14.85
12.17
Keterangan : * = nyata berdasar sidik ragam pada taraf uji 5%
tn = tidak nyata nyata berdasar sidik ragam pada taraf uji 5% huruf yang
sama untuk baris yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%
(T1) tanah Andosol, (T2) tanah Hidromorfik, (T3) tanah Aluvial, (T4)
tanah Podsolik Merah Kuning
158
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (2) 153 -163
3.3. Pengaruh Interaksi Bahan Organik dan Jenis Tanah
Hasil penelitian (Tabel 1 dan 2) menunjukkan, terdapat pengaruh interaksi
yang nyata antara bahan organik dengan jenis tanah terhadap berbagai peubah
respon.
Pada media tanah tanpa ditambah bahan organik, ada perbedaan respon
berbagai peubah terhadap media jenis tanah yang berbeda. Pertumbuhan dan
produksi bunga matahari pada tanah PMK terendah dibanding pada tiga tanah
lainnya, kecuali bobot per biji (Tabel 3, 4, 5).
Tabel 3. Respon peubah vegetatif tanaman bunga matahari terhadap empat jenis tanah
pada dua taraf perlakuan bahan organik
Perlakuan
B0T1
B0T2
B0T3
B0T4
B1T1
B1T2
B1T3
B1T4
BNT0.05
Tinggi
13 mst
(cm)
144.23 b
158.13 b
167.03 b
97.37 a
180.40 a
168.10 a
168.00 a
160.90 a
22.903
Jumlah
daun
11 mst
27.00
36.67
40.00
25.67
36.67
38.00
39.33
36.33
Jumlah cabang
15 mst
12.67 (3.41) b
24.00 (4.97) c
22.89 (4.94) c
0.00 (1.00) a
29.67 (5.54) a
25.33 (5.07) a
31.67 (5.72) a
27.00 (5.29) a
1.286
Jumlah cabang
berbunga 17 mst
8.00(2.730) b
15.33(4.041) c
10.11(3.363) bc
0.00(1.000) a
13.33(3.751) a
10.67(3.411) a
18.33(4.395) a
13.33(3.771) a
1.057
Lilit batang
(cm)
9.07 b
8.73 b
9.53 b
6.80 a
11.03 c
9.73 b
9.30 ab
8.60 a
0.991
Bobot kering
akar (g)
26.123 c
20.395 b
23.963 bc
12.064 a
27.733 b
26.779 b
21.826 a
18.998 a
3.981
Keterangan : huruf yang sama untuk setiap peubah dan taraf perlakuan bahan organik yang
sama berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%
Pada perlakuan tidak ditambahkan bahan organik (B0), tanaman bunga
matahari pada tanah Andosol (T1) lebih pendek pada umur pengamatan 7 mst
hingga 13 mst, mempunyai jumlah daun lebih sedikit pada 5 dan 6 mst, dan
jumlah cabang berbunga lebih sedikit pada umur 15,16, dan 17 mst , dengan umur
berbunga dan umur panen lebih lambat dibandingkan dengan tanah Hidromorfik
(T2), dan Aluvial (T3).
Data hasil penelitian (Tabel 3) menunjukkan bahwa pada tanah Podsolik
(T4) yang tidak diberi pupuk organik (B0), terdapat faktor penghambat
pertumbuhan yang lebih besar, diikuti oleh tanah Andosol (T1) dan kemudian tanah
Aluvial (T3).
Penambahan bahan organik pada keempat jenis tanah yang digunakan
berpengaruh dengan nyata menurunkan nilai faktor pembatas pertumbuhan bunga
matahari terutama pada tanah Podsolik (T4) dan juga pada tanah Andosol. Hal ini
dapat dibuktikan dengan kenyataan bahwa dengan penambahan bahan organik (B1)
mengakibatkan perbedaan respon peubah yang diamati semakin kecil pada
keempat jenis tanah (Tabel 3, 4, 5).
Penambahan bahan organik lebih direspon tanaman bunga matahari pada
tanah Podsolik dan Andosol, dibandingkan pada tanah Hidromorfik dan Aluvial.
Adanya perbedaan respon yang diberikan tanaman bunga matahari pada tanah
Podsolik Merah Kuning dan Andosol dibandingkan pada dua jenis tanah lainnya
diduga akibat adanya perbedaan masalah kesuburan tanah terutama masalah pH,
ketersediaan fosfor, dan masalah unsur hara mikro. Pada tanah PMK dan Andosol
159
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (2) 153 -163
pH lebih rendah, ketersediaan unsur hara P lebih rendah dan lebih sering
mengalami keracunan Al dan unsur hara mikro (Uehara dan Gilmann, 1981)
dibandingkan pada tanah Aluvial dan tanah Hidromorfik.
Tabel 4. Respon umur berbunga, umur panen, diameter cakram dan bobot kering cakram
tanaman bunga matahari terhadap empat jenis tanah pada dua taraf perlakuan
bahan organik
Perlakuan Umur berbunga
Umur panen
Diameter cakram Bobot kering cakram
B0T1
103.00 b
144.33
12.983 b
22.367 b
B0T2
85.67 a
133.33
12.733 b
28.295 b
B0T3
85.67 a
136.67
12.847 b
26.854 b
B0T4
105.33 b
139.33
7.000 a
7.626 a
B1T1
90.67 b
137.67
15.467 a
29.644 a
B1T2
86.00 ab
133.33
14.833 a
32.658 a
B1T3
80.00 a
128.33
13.983 a
29.972 a
B1T4
86.67 ab
132.67
14.800 a
29.891 a
BNT0.05
6.948
8.51
2.559
7.032
Keterangan : huruf yang sama untuk setiap peubah dan taraf perlakuan bahan organik yang
sama berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%
Tabel 5. Respon peubah komponen produksi dan produksi tanaman bunga matahari
terhadap empat jenis tanah pada dua taraf perlakuan bahan organik
Perlakuan
B0T1
B0T2
B0T3
B0T4
B1T1
B1T2
B1T3
B1T4
BNT0.05
Jumlah
biji total
743.67 b
727.00 b
674.44 b
95.67 a
1143.33 a
1122.00 a
1093.33 a
1060.00 a
192.936
Jumlah biji
bernas
493.67(21.35)b
129.00( 9.94)a
169.78( 9.91)a
17.67( 3.58)a
646.00(25.37)a
616.67(24.64)a
407.33(20.08)a
519.00(22.67)a
10.976
Bobot per biji
(g)
0.0394(1.0195)b
0.0374(1.0195)b
0.0219(1.0109)a
0.0258(1.0128)ab
0.0475(1.0235)a
0.0426(1.0211)a
0.0454(1.0225)a
0.0455(1.0225)a
0.00836
Bobot total biji
(g)
21.270(4.630)b
10.513(3.342)b
10.114(3.216)b
0.970(1.377)a
34.451(5.938)a
30.011(5.539)a
23.824(4.967)a
28.722(5.437)a
1.4407
Bobot biji bernas
(g)
19.162(4.341)b
5.672(2.383)ab
7.161(2.498)ab
0.536 (1.212)a
30.854 (5.621)a
26.133 (5.168)a
18.585 (4.393)a
23.805 (4.941)a
1.980
Keterangan : huruf yang sama untuk setiap peubah dan taraf perlakuan bahan organik yang
sama berbeda tidak nyata uji BNT 5%
Kehadiran bahan organik pada tanah PMK dan Andosol dapat
meningkatkan ketersediaan P, menaikkan pH tanah dan meniadakan masalah
keracunan Al dan logam berat lainnya .
Tanah PMK (Oxisol dan Ultisol) dan Andosol digolongkan pada tanah
bermuatan variabel yaitu tanah yang mineral liatnya didominasi oleh mineral liat
sistem oksida dari Al dan Fe (tanah Oxsisol, dan Ultisol), dan tanah yang mineral
liatnya berasal dari gelas vulkanis (alofan dan imogolit) pada Andosol (Uehara dan
Gillman, 1981). Liat oksida dan liat gelas vulkanis (alofan dan imogolit) pada pH
rendah sering bermuatan positif dan mengandung aluminium aktif (Ion Al) yang
tinggi. Muatan positif liat oksida dan alofan dan ion Al dapat memfiksasi ion
fosfat sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Penambahan bahan organik pada
tanah ini akan menimbulkan terjadinya reaksi antara molekul-molekul organik
dengan permukaan muatan variabel. Reaksi bahan organik dengan permukaan
160
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (2) 153 -163
oksida dapat menyebabkan pergeseran muatan, dimana koloid liat mengadsorpsi
bahan organik. Kemampuan liat oksida (gibsit dan goethit) pada PMK dan gelas
vulkanis (alofan dan imogolit) pada Andosol, mengadsorpsi bahan organik
tergantung pada sifat tanah lainnya. Makin rendah pH tanah maka makin sedikit
bahan orgnik yang dapat diadsorpsi. Kemampuan adsorpsi bahan organik gibsit
(Al(OH)3) lebih besar dari pada goethit (Fe(OH)3) pada luas permukaan yang sama.
Adsorpsi bahan organik pada Allofon dan Imogolit lebih besar sepuluh kali lipat
dari adsorpsi organik pada gibsit. Adsorpsi bahan organik oleh koloit liat
menghasilkan muatan negatif bersih, dan akan meningkatkan KTK tanah tanpa
mengubah pH tanah. Terciptanya muatan negatif baru ini berarti akan dapat
menurunkan muatan positif, dengan berkurangnya muatan positif, maka adsorpsi
koloid liat terhadap ion P (H2PO4- dan HPO2-2) akan menurun (P yang teradsopsi
dapat tersedia bagi tanaman atau P yang larut lebih sedikit yang diadsopsi). Fox
(1974 dalam Sanchez, 1992) melaporkan bahwa apabila kadar fosfor tersedia
dalam tanah lebih tinggi akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Penambahan bahan organik bukan saja meningkatkan ketersediaan P,
tetapi juga meningkatkan ketersediaan unsur hara bentuk kation dengan
meningkatnya KTK tanah. Bahan organik bersama-sama dengan logam berat
seperti Al, Fe, dan Mn dapat membentuk kelat sehingga tanaman dapat terhindar
dari efek keracunan Al, Fe, dan Mn pada tanah PMK dan Andosol (Ueahara dan
Gilman, 1981).
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Pemberian bahan organik sebanyak 150 g/10 kg media meningkatkan
pertumbuhan dan produksi, serta mempercepat umur berbunga dan umur panen.
Jenis tanah berpengaruh pada pertumbuhan, produksi, umur berbunga, dan
umur panen. Tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, dan jumlah cabang
berbunga terbesar diperoleh pada tanah Aluvial, disusul pada tanah Hidromorfik.
Lilit batang dan bobot kering akar terbesar diperoleh pada tanah Andosol.
Produksi dan komponen produksi terbesar diperoleh pada tanah Andosol. Seluruh
peubah pertumbuhan dan produksi terendah diperoleh pada tanah Podsolik Merah
Kuning. Umur berbunga pada tanah Podsolik Merah Kuning dan Andosol lebih
lama dibanding pada tanah Aluvial dan Hidromorfik. Umur panen pada tanah
Andosol nyata lebih lama dibanding pada tiga tanah lainnya.
Interaksi antara bahan organik dan jenis tanah berpengaruh pada berbagai
peubah pertumbuhan dan produksi. Hal ini ditunjukkan oleh berkurangnya
pengaruh jenis tanah terhadap peubah respon tanaman yang diamati dengan
penambahan bahan organik dibandingkan dengan pengaruh jenis tanah tanpa
diberikan bahan organik. Pada perlakuan tanpa bahan organik ada perbedaan
peubah yang nyata antara jenis tanah berbeda. Pertumbuhan vegetatif terbaik
diperoleh pada tanah Aluvial dan tanah Hidromorfik. Peubah produksi terbaik
diperoleh pada tanah Andosol.
Sebaliknya peubah pertumbuhan dan produksi
paling rendah pada tanah Podsolik Merah Kuning. Pada perlakuan diberi bahan
161
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (2) 153 -163
organik, peubah antara keempat jenis tanah berbeda tidak nyata, kecuali pada lilit
batang dan bobot kering akar paling rendah pada tanah Podsolik Merah Kuning
yang berbeda nyata dengan tanah Andosol dan tanah Hidromorfik.
Umur
berbunga dan umur panen nyata lebih lama pada tanah Andosol dibanding pada
tanah Aluvial, namun berbeda tidak nyata dengan pada tanah Hidromorfik dan
tanah Podsolik Merah Kuning.
4.2. Saran
Pada budidaya tanaman bunga matahari disarankan penambahan bahan
organik. Untuk memperoleh produksi yang tinggi, budidaya tanaman bunga
matahari sebaiknya dilakukan pada tanah Andosol dengan resiko umur panen lebih
lama. Budidaya tanaman bunga matahari juga cocok dilakukan pada tanah Aluvial
dan Hidromorfik, namun perlu tindakan pemangkasan sebagian besar cabang.
Pemberian bahan organik pada tanah Andosol dapat diterapkan untuk
mempersingkat umur berbunga dan umur panen. Pad a tanah Podsolik Merah
Kuning yang miskin bahan organik, bunga matahari dapat dibudidayakan jika ada
penambahan bahan organik.
DAFTAR PUSTAKA
Barber, S. A. 1984. Soil Nutrient Bioavalability. Jhon Wiley & Son. New York.
Darul, H., I. Dai, A. Hidayat, A.H. Yayat, H.Y. Sumulyadi, S. Hendra. 1989. Buku
Keterangan Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Medan Sumatera
Utara. Pusat Penelitian Tanah. Bogor. 159 hal.
Foth, H. D. 1984. Fundamentals of Soil Science. (diterjemahkan menjadi “Dasardasar Ilmu Tanah” oleh E.D. Purbayanti, D.R. Lukiwati, R. Trimulatsih.
1986. Gajah Mada Univ. Press. Yogyakarta. Hal 555-563 ).
Gomez, K. A., A. A. Gomez. 1984. Statistical Procedurs for Agricultural
Research (diterjemahlan menjadi “Prosedur Statistik untuk Penelitian
Pertanian” Oleh E. Sjamsuddin dan J. S. Baharsjah, 1995, Universitas
Indonesia, Jakarta, 698 hal).
Kaul, A.K., M. L. Das. 1986. Oilseeds in Bangladesh. Ministry of Agriculture.
Dhaka. P. 174-182.
Sanchez, P. A. 1976. Properties and Management of Soil in the Tropics
(diterjemahkan menjadi “Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika” Oleh J. T.
Jayadinata, 1992, ITB Bandung, 397 hal).
Sitorus, S. 1990. Klasifikasi Kemampuan dan Kesesuaian Lahan.
Pertanian, IPB. Bogor.
Fakultas
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah, F. Pertanian. IPB. Bogor.
591 hal.
162
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (2) 153 -163
Soil Survey Staff. 1992. Kunci Taksonomi Tanah. Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat. Bogor.
Stevenson, F. J. 1982. Humus Chemistry: Genesis, Composition, Reactions. Jhon
Wiley and Sons Inc. New York. Pp. 17- 21.
Tisdale, S.L., W. L. Nelson. 1975. Soil Fertility and Fertilizer. Macmillan Pub. Co.
Inc. New York. Pp 550- 591, 622- 646.
Uehara, G., Gillman, G.,1981. The Minerology, Chemistry, and Physics of Tropical
Soils with Variable Charge Clays. Westview Tropical Agriculture Series
No. 4 Westview Press, Boulde, Colorado.
Weiss, E.A. 1983. Oilseed Crops. Logman. London. P. 402-462.
Winarno, F. G. 1999. Pemberdayaan Komoditas Hasil Pertanian dalam Upaya
Penyediaan Bahan Baku Industri Pangan dan Kimia Berdaya Saing
Tinggi. Makalah Seminar Peranan Teknologi Hasil Pertanian dalam
Penyediaan Bahan Baku Industri Pangan dan Kimia. Hal 1-11.
163
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (2) 153 -163
Sixtus Hutauruk, lahir di Hutaraja pada tanggal 4 Februari 1965, Sarjana
Pertanian dari Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara tahun 1989, Magister Pertanian dari Program Studi Ilmu
Tanah Program Pascasarjana USU tahun 1998.
Saat ini menjadi staf
pengajar di Fakultas Pertanian, Program Studi Agronomi, Universitas
Katolik St. Thomas SU
Benedicta Lamria Siregar, lahir di Medan 29 Agustus 1967, Sarjana
Pertanian dari Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor tahun 1991, Magister Pertanian dari Program Studi
Agronomi Program Pascasarjana USU tahun 1999. Pernah menjadi staf
pengajar di Fakultas Pertanian, Program Studi Agronomi, Universitas
Katolik St. Thomas SU sejak tahun 1992 hingga tahun 2005. Sejak tahun
2005 menjadi dosen Kopertis Wilayah I Sumut-NAD dpk Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen.
164
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (2) 153 -163
165
_____________
ISSN 0853 - 0203
Download