internet dan masa depan informatika kesehatan dan

advertisement
Internet dan Masa Depan Informasi Kedokteran dan
Kesehatan
Di zaman globalisasi ini tantangan yang dialami oleh dunia kedokteran semakin meningkat
sehingga standart pelayanan industri kesehatan pun harus meningkat. Abad ke 21 ini menjadi
abad yang penuh tantangan. Berbagai macam penyakit masih menjadi tantangan utama dunia
kedokteran, seperti Jantung/kardiovaskular, Kanker, HIV/AIDS, dan lain-lain .
Diperlukan suatu terobosan baru, supaya berbagai penyakit tersebut bisa diatasi
sebagaimana penyakit-penyakit lainnya. Dalam terobosan ini, maka diperlukan teknologi baru
untuk melakukan diagnosa awal terhadap penyakit-penyakit tersebut. Tentu saja, diagnosa
sendiri ini hanya merupakan diagnosa awal/uji awal, yang belum tentu berpengaruh pada
diagnosa final oleh dokter. Namun paling tidak bisa memberi gambaran awal akan penyakitnya
sendiri.
Dalam konteks tersebut, Information Technology (IT) memainkan peranan penting. Pada
umumnya, penyakit memiliki basis genetis, dan diperlukan pengolahan data genetis yang efektif
dan efisien. Penggunaan IT untuk menyelesaikan masalah kedokteran, disebut juga informatika
kedokteran. Sistim e-health yang sudah dikenal, seperti pengunaan IT untuk pengelolaan
manajerial Rumah Sakit, juga dapat dimasukkan dalam informatika kedokteran.
Informatika kedokteran Biomedis bisa disebut juga Bioinformatika Kedokteran.
Penggunaan open source development tools sangat diperlukan untuk mengembangkan aplikasi
Bioinformatika kedokteran yang low cost dan dapat dipergunakan oleh banyak user.
Biosensor dan Bioinformatika
Bioinformatika Kedokteran ditopang oleh dua ilmu dasar, yaitu Biosensor dan
Bioinformatika. Biosensor adalah ilmu untuk mendeteksi perubahan kuantitatif dan kualitatif
dari suatu sampel biokimia. Bioinformatika adalah ilmu gabungan antara Biologi Molekular dan
IT. Contoh aplikasi dari Biosensor dan Bioinformatika akan dijabarkan di bawah.
Biosensor merupakan suatu alat instrumen elektronik, yang bekerja untuk mendeteksi
sampel biokimia. Contoh paling sederhana dari aplikasi biosensor adalah alat uji diabetes. Saat
ini kit uji diabetes telah dijual bebas di apotik-apotik.
Bionformatika merupakan penggunaan IT untuk menyelesaikan permasalahan yang
berhubungan dengan Biologi Molekular. Sepanjang sejarahnya, eksperimen biologi molekular
telah mengumpulkan banyak sekali data ekspresi genetis. Dalam konteks kedokteran, data-data
tersebut diambil dari sampel pasien.
Data dalam jumlah banyak tersebut, perlu diolah menjadi informasi yang berguna.
Bioinformatika bertugas untuk mengolah data-data genetis tersebut, menjadi informasi yang
berguna secara kedokteran, misalnya untuk keperluan diagnostik dan terapi terhadap penyakit.
Salah satu aplikasi konkrit dari bioinformatika adalah desain primer untuk mendeteksi
keberadaan mikroba patogen, desain primer untuk mendeteksi kelainan genetis (uji genetis) dan
desain vaksin untuk mencegah berbagai penyakit. Software yang digunakan pada umumnya
bersifat open source, seperti Bioedit, Clustal, Deep-View, Pymol, dan Treeview32.
Penggunaan software tersebut tidak dipungut biaya, selama digunakan dalam lembaga
akademik dan penelitian. Jurnal internasional Bioinformatika telah diterbitkan, contohnya
Oxford Journal of Bioinformatics.
Kedua ilmu dasar tersebut akan menjadi penyangga utama informatika kedokteran
biomedis, seperti yang akan dijelaskan selanjutnya.
Infomatika Kedokteran Biomedis
Di Amerika Serikat, uji genetis mulai menjadi populer. Dalam beberapa kasus ekstrim,
jika seorang pasien didiagnosa akan menderita kanker payudara dalam beberapa tahun ke depan,
maka sang pasien akan menyetujui tindakan medis untuk mengangkat payudara. Ini sebagai
tindakan preventif sebelum kanker terjadi. Uji genetis juga dapat digunakan untuk mendeteksi
penyakit keturunan lainnya, seperti sindrom down, huntington, atau sicke cell. Prinsip Uji genetis
adalah mengkawinkan ilmu biosensor dan bioinformatika. Bioinformatika bertugas untuk
mencari kelainan genetis pada sekuens DNA atau protein yang umum ditemui pada pasien atau
conserve region.
Dalam hal ini, software yang digunakan pada umumnya adalah Bioedit dan Clustal. Jika
pola/pattern sudah ditemukan, maka pola tersebut akan dijadikan template untuk membentuk
sistim biosensor genetis. Proses pencarian pola dimulai dengan penjajaran sekuens DNA pada
editor teks, kemudian proses multiple sequence alignment di Clustal, dan pencarian conserve
region di Bioedit. Semua dilakukan dengan aplikasi komputer.
Pembentukan instrumen biosensor tentu saja berbeda dengan biosensor konvensional,
seperti pada sensor diabetes. Pada biosensor untuk uji genetis, yang ditautkan ke sistim
elektronik bukanlah enzim, namun DNA template yang ditemukan secara komputasi. Sistim
biosensor ini disebut juga sebagai DNA Biochips.
Dalam konteks ini, IT berperan sangat kuat dalam pencetakan DNA Biochips. Jika dalam
praktik IT sehari-hari, kita menggunakan program pengolah kata, seperti Open Office atau Neo
Office, dan kemudian dokumen hasil pengolahan tersebut di print, maka pencetakan DNA
Biochips juga serupa. Ada aplikasi yang bertugas untuk mendesain model DNA biochips secara
komputasi, dan ada printer khusus untuk mencetak DNA biochips.
Untuk mendeteksi keainan genetis pada pasien maka dokter akan menggunakan DNA
biochips. Cara mendeteksinya adalah Sampel darah diambil dari pasien secara langsung, dan
ditorehkan pada DNA biochips. Lalu chips tersebut akan dimasukkan kedalam scanner yang
terhubung dengan komputer, untuk mendeteksi kelainan genetis yang terjadi. Ada aplikasi yang
bertugas untuk membaca DNA biochips yang telah tertoreh sampel darah. Jika conserve region
dari DNA sampel sama dengan DNA template, maka bisa dipastikan terjadi kelainan genetis.
Prinsip sederhana DNA biochips adalah seperti itu.
Peran IT di Masa Depan
Dunia IT semakin berkembang pesat. Komputer masa kini memiliki processing power
yang lebih besar, namun memiliki ukuran yang lebih kecil. Sistim operasi semakin lama semakin
user friendly. Linux menjadi pilihan banyak praktisi IT, karena open source. Dengan
perkembangan dunia IT yang semakin maju, maka sudah seharusnya semua itu dimanfaatkan
untuk menyelesaikan masalah kedokteran. Sekarang, sistim e-health dan asuransi kesehatan
sudah waktunya menggunakan teknologi canggih.
Namun, ke depannya, sudah seharusnya kedokteran klinis juga ditopang secara penuh
oleh berbagai perkembangan dunia IT, seperti open source, user friendly GUI, dan multi core
processor. Bioinfomatika kedokteran akan semakin berperan dalam menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi pasien secara langsung.
Nama
: Suzan Ayu Octavia Paramita
No. Mahasiswa : 10711226
Kelompok
:A
Alamat E-mail : [email protected]
Download