FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MAHASISWA JURUSAN SASTRA

advertisement
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MAHASISWA
JURUSAN SASTRA ARAB JARANG MENGGUNAKAN
BAHASA ARAB DI SAC JSA FS UM
Abdul Hakim
Kholisin
Moh. Ahsanuddin
Jurusan Sastra Arab, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang
E-mail: [email protected]
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan faktor penyebab mahasiswa
Jurusan Sastra Arab jarang menggunakan bahasa Arab di SAC Jurusan Sastra Arab
Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Data dikumpulkan dengan pengamatan,
pembagian angket dan wawancara, kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif.
Hasil penelitian ini adalah: (1) mahasiswa kesulitan berkomunikasi menggunakan
bahasa Arab, (2) mahasiswa takut salah dalam berkomunikasi menggunakan bahasa
Arab, (3) tidak ada peraturan yang ketat untuk berbicara menggunakan bahasa Arab,
(4) terpengaruh oleh lingkungan, (5) kurangnya kesadaran mahasiswa untuk
berbicara bahasa Arab, dan (6) kurangnya motivasi mahasiswa untuk berkomunikasi
menggunakan bahasa Arab.
Kata kunci: Bi’ah Arabiyah, berbicara bahasa Arab, SAC.
Abstract: The aim of the research is to describe the factors which make the students
of Arabic Departement seldom use Arabic in SAC of Arabic Departement, Faculty
of Letters, State University of Malang. Data collection is done by doing observation,
quistionnaire, and interview. Analysed by descriptive method. The results of the research, the factors which make the students of Arabic Departement seldom use Arabic in SAC of Arabic Departement, Faculty of Letters, State University of Malang
are: (1) the students feel difficult in conversation using Arabic, (2) the students are
not confident to conversation using Arabic, (3) There are no strict rules to speak Arabic, (4) The students are influenced by their surrounding, (5) the students have no
aware of speaking Arabic, and (6) the students have a lack of motivation to
conversation using Arabic
Keywords: bi’ah Arabiyah, Speaking Arabic, SAC
‫ يهدف هذا البحث إلى وصف العوامل الذي يسبب ضعف الطلبة في تطبيق اللغة‬:‫الملخص‬
.‫العربية في مركز التعلم الذاتي بقسم األدب العربي كلية اآلداب بجامعة ماالنج الحكومية‬
‫ استخدم‬.‫ والمقابلة‬،‫ واالستبانة‬،‫تتكون إجراءات جمع المعلومات في هذا البحث من المالحظة‬
‫ نتائج هذا البحث هي أن العوامل الذي يسبب ضعف الطلبة في‬.‫هذا البحث طريقة وصفية‬
‫تطبيق اللغة العربية في مركز التعلم الذاتي بقسم األدب العربي كلية اآلداب بجامعة ماالنج‬
‫) الخوف على الخطأ في‬2( ،‫) صعب على الطلبة في التكلم باللغة العربية‬1( :‫الحكومية‬
‫) قلة‬5( ،‫) وقع على تحت تأثير البيئة‬4( ،‫) عدم القانون الخاص‬3( ،‫التكلم باللغة العربية‬
‫) قلة دافع التكلم باللغة العربية‬6( ،‫اإلفاقة في نفس الطلبة للتكلم باللغة العربية‬
‫ مركز التعلم الذاتي‬،‫ التكلم باللغة العربية‬،‫ بيئة عربية‬:‫الكلمات الرئيسة‬
Untuk meningkatkan kemahiran berbahasa terutama kemahiran berbicara tidak
bisa hanya mengandalkan kelas formal sebagai tempat untuk melatih kemahiran
berbicara, akan tetapi juga diperlukan penciptaan lingkungan diluar kelas formal
yang memberikan keleluasaan kepada individu untuk selalu berkomunikasi
dengan Bahasa Arab yang hal ini bisa di terapkan dengan diadakannya Bi’ah
Arabiyah.
Berbicara masalah lingkungan berbahasa, Effendy (2009:17) mengemukakan bahwa ada beberapa teori tentang bahasa menurut orang-orang yang menganut aliran struktural yaitu: (1) Bahasa itu merupakan ujaran (lisan). Hal ini juga
senada dengan apa yang dikatakan oleh Ibnu Khaldun bahwa dalam bahasa Arab
ilmu bahasa disebut dengan istilah ‫( العلوم اللسانية‬Al ‘Ulum Al Lisaniyah), (2) kemampuan berbahasa diperoleh melalui kebiasaan, (3) setiap bahasa memiliki sistem tersendiri yang berbeda dari bahasa lain, (4) setiap bahasa memiliki sistem
yang utuh untuk mengekspresikan maksud dari penuturnya, (5) semua bahasa
berkembang mengikuti zaman, dan (5) sumber pertama dan utama kebakuan bahasa adalah penutur bahasa tersebut, bukan pusat bahasa, lembaga ilmiah, maupun
mazhab-mazhab gramatika.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh para pakar linguistik yang menganut aliran struktural, dapat diambil kesimpulan bahwa lingkungan sangat penting dalam membentuk karakter orang yang berada di dalamnya. Bahasa sebagai
ujaran (lisan) harus secara terus menerus bisa diperaktekan terutama bahasa Arab.
Dengan digunakannya bahasa Arab sebagai alat komunikasi dalam kehidupan
sehari-hari, akan terbentuk bi’ah Arabiyah yang bisa meningkatkan kemahiran
berbahasa terutama kemahiran berbicara.
Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang telah mendirikan Self Access Center (SAC) sebagai sarana untuk menciptakan Bi’ah Arabiyah
di lingkungan Universitas. Dengan adanya SAC mahasiswa diharapkan bisa menciptakan Bi’ah Arabiyah terutama dalam komunikasi sehari-hari dengan bahasa
Arab.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arianti (2007) yang berjudul “Pengelolaan Self Acces Center Sebagai Sarana Belajar Mandiri Bahasa Arab di jurusan
Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang” menunjukan bahwa salah
satu cara yang digunakan Jurusan Sastra Arab dalam menciptakan Bi’ah Arabiyah
untuk meningkatkan kemahiran berbahasa Arab mahasiswa Jurusan Sastra Arab
Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang dengan mendirikan SAC.
Untuk menunjang kegiatan pembelajaran dan memudahkan pencapaian
keberhasilan program Pendidikan Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastara Universitas Negeri Malang, kehadiran SAC merupakan salah satu alternatif yang baik.
Akan tetapi, SAC tidak akan ada artinya kalau kurang dimanfaatkan dengan baik
oleh mahasiswa Jurusan Sastra Arab terutama dalam menjadikan SAC sebagai
Bi’ah Arabiyah.
Kenyataan yang terjadi di SAC sebagai Bi’ah Arabiyah adalah kurang berjalannya Bi’ah Arabiyah sebagaimana yang diharapkan. Observasi yang dilakukan
oleh peneliti, bahwa sebagian besar mahasiswa JSA yang melakukan aktifitas di
SAC jarang menggunakan bahasa Arab sebagai alat Komunikasi antar sesama dan
mereka kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia dan Jawa.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor penyebab mahasiswa Jurusan Sastra Arab jarang menggunakan bahasa Arab di SAC JSA FS
UM.
METODE
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan deskriptif. Subjek
penelitian adalah mahasiswa Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas
Negeri Malang, petugas SAC JSA, dan dosen Jurusan Sastra Arab.
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti (human instrument) sebagai
instrumen kunci, dan instrumen penunjang berupa pedoman observasi, pedoman
wawancara, dan angket. Prosedur yang ditempuh untuk menganalisis data dalam
penelitian ini mengikuti prosedur yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman.
Prosedur yang dimaksud adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
dan penyimpulan.
HASIL
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada enam faktor yang menyebabkan
mahasiswa Jurusan Sastra Arab jarang menggunakan bahasa Arab sebagai alat
komunikasi di SAC JSA FS UM yaitu: (1) mahasiswa kesulitan berkomunikasi
menggunakan bahasa arab, (2) mahasiswa takut salah dalam berkomunikasi
menggunakan bahasa arab, (3) tidak ada peraturan yang ketat untuk berbicara
menggunakan bahasa arab, (4) tidak ada peraturan yang ketat untuk berbicara
menggunakan bahasa arab, (5) kurangnya kesadaran mahasiswa untuk berbicara
bahasa arab, dan (6) kurangnya motivasi mahasiswa untuk berkomunikasi
menggunakan bahasa arab.
Mahasiswa Kesulitan Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Arab
Dari hasil angket diketahui bahwa 4,44% mahasiswa selalu kesulitan untuk
berkomunikasi menggunakan bahasa Arab, 37,78% mahasiswa sering kesulitan
kesulitan untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Arab, 57,78% mahasiswa
kadang-kadang kesulitan untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Arab. sedangkan dari hasil observasi dan wawancara diketahui bahawa kesulitan mahasiswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Arab dikarenakan mahasiswa
kurang menguasai kosakata bahasa Arab. Selain itu, penyebab kesulitan mahasiswa adalah mahasiswa tidak terbiasa berbicara menggunakan bahasa Arab sehingga kesulitan dalam mengucapkan kosakata bahasa Arab.
Mahasiswa Takut Salah dalam Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Arab
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan dosen Jurusan Sastra Arab
maupun petugas SAC JSA, diketahui bahawa mahasiswa JSA masih merasa takut
salah untuk berbicara menggunakan bahasa Arab, baik mereka berbicara dengan
sesama mahasiswa, petugas SAC, terlebih lagi jika berbicara dengan dosen. Dari
hasil angket diketahui, 8,89% mahasiswa yang selalu takut salah, 42,22%
mahasiswa yang sering takut salah, 40% mahasiswa kadang-kadang takut salah,
8,89% yang tidak pernah takut salah dalam berkomunikasi menggunakan bahasa
Arab ketika berbicara dengan dosen.
Takut salah dalam berkomunikasi dengan petugas SAC diketahui, ada
8,89% mahasiswa yang selalu takut salah, 26,67% mahasiswa yang sering takut
salah, 44,44% mahasiswa kadang-kadang takut salah, 17,78% yang tidak pernah
takut salah dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Arab ketika berbicara
dengan sesama teman, dan ada 2,22% yang tidak memberikan jawaban dalam
angket. Sedangkan takut salah untuk berrbicara bahasa Arab dengan sesama
mahasiswa diketahui ada 0% mahasiswa yang selalu takut salah, 13,33%
mahasiswa yang sering takut salah, 44,45% mahasiswa kadang-kadang takut
salah, dan 42,22% yang tidak pernah takut salah.
Tidak Ada Peraturan Yang Ketat untuk Berbicara Menggunakan Bahasa
Arab
Dari hasil angket yang dibagikan kepada 45 mahasiswa JSA, diketahui
bahwa 39 orang (86,67%) menyatakan tidak ada peraturan yang ketat untuk
berbicara menggunakan bahasa Arab di SAC JSA, 5 orang (11,11%) menyatakan
ada peraturan yang ketat, dan 1 orang (2,22%) menyatakan tidak tahu ada
peraturan di SAC JSA untuk selalu berbicara menggunakan bahasa Arab. Dari
hasil wawancara dengan petugas SAC, juga diketahui bahawa di SAC JSA tidak
ada peraturan yang ketat untuk berbicara bahasa Arab dan hanya sebatas
himbauan saja.
Terpengaruh oleh Lingkungan
Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa diketahui bahwa mahasiswa Jurusan Sastra Arab terpengaruh untuk berbicara menggunakan bahasa Indonesia dan Jawa karena kebanyakan orang-orang yang berintraksi di SAC JSA
tidak menggunakan bahasa Arab. Keadaan ini juga diperkuat dengan hasil angket
mahasiswa, dan diketahui bahwa 11,11% mahasiswa selalu terpengaruh, 64,44 %
sering terpengaruh dan 17,78% kadang-kadang terpengaruh untuk bicara bahasa
Indonesia, dan hanya hanya 6,67% mahasiswa yang tidak terpengaruh untuk berbicara menggunakan bahasa Indonesia.
Kurangnya Kesadaran Mahasiswa untuk Berbicara Bahasa Arab
Kurangnya kesadaran mahasiswa diketahui peneliti melalui wawancara
dengan petugas SAC JSA. Salah seorang mahasiswa juga mengatakan
“.........cuma saja kesadaran mereka yang kurang untuk menggunakan bahasa Arab, kesadaran diri untuk menggunakan bahasa Arab masih kurang.”
Kurangnya Motivasi Mahasiswa untuk Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Arab
Analisis angket menunjukan bahwa mahasiswa Jurusan Sastra Arab kurang
memiliki motivasi untuk berbicara bahasa Arab di SAC. Dari 45 mahasiswa yang
dijadikan responden, 0% yang memiliki motivasi tinggi, 31,11% yang memiliki
motivasi yang cukup, 64,45% kurang memiliki motivasi dan 4,44% sama sekali
tidak memiliki motivasi untuk berbicara bahasa Arab ketika berada di SAC. Petugas SAC JSA juga menegasakan bahwa mahasiswa Jurusan Sastra Arab kurang
memiliki motivasi, baik motivasi dari dalam diri mahasiswa maupun luar untuk
selalu berbicara menggunakan bahasa Arab ketika berintraksi di SAC JSA.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dibahas beberapa faktor
yang menyebabkan mahasiswa Jurusan Sastra Arab jarang menggunakan bahasa
Arab sebagai alat komunikasi di JSA FS UM.
Mahasiswa Kesulitan Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Arab
Faktor lain yang menyebabkan mahasiswa kesulitan untuk berbicara
menggunakan bahasa Arab adalah kurangnya kosakata yang mereka kuasai. Effendy (2009: 120) menyatakan bahawa kosa kata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa asing untuk dapat memperoleh
kemahiran berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Hakikat dari komunikasi adalah saling memahami. Untuk membangun interaksi, kedua belah pihak harus saling memahami satu sama lain. Jika seseorang kurang menguasai kosakata bahasa
asing yang mereka pelajari maka untuk menjalin komunikasi menggunakan baha-
sa asing tersebut dan saling memahami akan sulit terwujud dan akan menyebabkan miss communication.
Kesulitan dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Arab ada tiga macam,
yaitu: (1) kesulitan dalam pemilihan arti, (2) kesulitan dalam pemilihan bentuk,
dan (3) kesulitan dalam pemilihan rules of speaking (Rosyidah, 1990: 84). Kesulitan berupa pemilihan arti, kesulitan pemilihan bentuk, dan kesulitan pemilihan
rules of speaking juga dirasakan oleh mahasiswa JSA FS UM. Kesulitan yang dialami oleh kebanyakan mahasiswa juga disebabkan karena tidak terbiasa untuk
berkomunikasi dengan bahasa Arab. Untuk bisa berkomunikasi menggunakan bahasa
Arab,
seseorang
harus
membiasakan
diri
untuk
berkomunikasi
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mahasiswa Takut Salah dalam Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Arab
Bahasa Arab sebagai bahasa asing memiliki kaidah bahasa seperti bahasa
asing lainnya. Untuk berbicara menggunakan bahasa Arab juga perlu memperhatikan kaidah yang ada. Mahasiswa Jurusan Sastra Arab jarang menggunakan
bahasa Arab karena mereka merasa terikat dengan kaidah yang ada.
Keterikatan mahasiswa dengan kaidah bahasa Arab meneyebabkan mereka
tidak berkomunikasi menggunakan bahasa Arab. Apalagi mahasiswa yang berlatar
belakang mempelajari bahasa Arab mulai dari kaidah-kaidah seperti nahwu dan
sharaf ditambah lagi dengan kurangnya kemampuan untuk berkomunikasi, itu
akan menyebabkan mereka jarang menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi sehari-hari ketika berada di SAC JSA FS UM. Kebanyakan mahasiswa merasa takut ketika mereka berbicara menggunakan bahasa Arab, apalagi saat berbicara dengan dosen, hal ini disebabkan karena mereka merasa akan banyak salah
dan akan menyebabkan mereka dikritik.
Tidak Ada Peraturan Yang Ketat untuk Berbicara Menggunakan Bahasa
Arab.
Salah satu faktor kurang berjalannya bi’ah Arabiyah (lingkungan berbahasa
Arab) di SAC JSA FS UM adalah tidak ada peraturan yang ketat dan peraturan
yang jelas. Peraturan yang ada hanya bersifat himbauan.
Amrullah (2008: 65) menjelaskan dalam penelitannya bahwa bi’ah Arabiyah yang dikembangkan di Ma’had Sunan Ampel Al-Aly Universitas Islam
Negeri Malang juga mengalami hambatan karena kurang ketatnya peraturan yang
ada.
Oleh karena itu, untuk menciptakan atau mengembangkan lingkungan berbahasa Arab, peraturan sangatlah penting, karena ketika peraturan untuk selalu
berbicara menggunakan bahasa Arab tidak jelas atau belum ada maka untuk menciptakan atau mengembangkan bi’ah Arabiyah seperti yang diinginkan akan sulit
tercapai. Sebaliknya apabila peraturan sudah ditetapkan secara prosedur maka
kemungkinan besar bi’ah Arabiyah yang diharapkan bisa terwujud.
Terpengaruh oleh Lingkungan
Lingkungan mempunyai peran penting dalam membentuk karakteristik
seseorang begitu juga dengan bahasa yang gunakan. Sebagaimana yang dijelaskan
oleh Krashen (dalam Tjahjono, 1990:143) lingkungan bahasa dibagi menjadi dua
yaitu pertama adalah lingkungan artifisial atau lingkungan formal, hal ini dapat
dijumpai pada proses belajar mengajar di kelas atau formal dan yang kedua adalah
lingkungan natural atau lingkungan informal. Lingkungan informal dalam
mempelajari bahasa lebih besar pengaruhnya daripada lingkungan formal. Mahasiswa Jurusan Sastra Arab sebagian besar terpengaruh oleh lingkungan sehingga
mereka menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi ketika berada di
SAC JSA FS UM.
Lingkungan informal terjadi secara alami dan tidak dibuat-buat atau
direkayasa. Yang tergolong lingkungan informal adalah bahasa yang digunakan
oleh kawan sebaya, bahasa guru, bahasa yang digunakan oleh kelompok etnis
pembelajar (Tjahjono, 1990:144).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal yaitu berupa
lingkungan baik itu orang yang diajak bicara maupun orang-orang yang berinteraksi dilingkungan tersebut, ketika kebanyakan mereka menggunakan bahasa
Indonesia untuk berkomunikasi maka untuk menciptakan lingkungan berbahasa
Arab akan sangat sulit. Dan sebaliknya ketika orang-orang yang berada dilingkungan tersebut yaitu di SAC JSA banyak yang menggunakan bahasa Arab maka
lingkungan berbahasa Arab yang diharapkan akan bisa terbentuk. Oleh sebab itu
untuk mewujudkan lingkungan yang berbahasa Arab perlu adanya kesadaran untuk selalu berbicara berbahasa Arab di SAC JSA FS UM.
Kurangnya Kesadaran Mahasiswa untuk Berbicara Bahasa Arab
Kurangnya kesadaran mahasiswa untuk menggunakan bahasa Arab sebagai
alat komunikasi di SAC JSA FS UM merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kurang berjalannya bi’ah Arabiyah terutama dalam hal berbicara
menggunakan bahasa Arab.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Amrullah (2008: 66) tentang
pengembangan bi’ah Arabiyah ia menyatakan bahwa “kurangnya kesadaran untuk
berbicara menggunakan bahasa Arab merupakan salah satu kendala terciptanya
bi’ah Arabiyah”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketika kesadaran tumbuh dalam diri mahasiswa yaitu bagaimana pentingnya mempraktikan bahasa Arab sebagai alat komunikasi, maka akan tercipta lingkungan berbahasa Arab, tapi
sebaliknya jika mahasiswa tidak memiliki kesadaran untuk menggunakan bahasa
Arab sebagai alat komunikasi sehari-hari maka lingkungan berbahasa Arab yang
diinginkan akan sulit terwujud.
Kurangnya Motivasi Mahasiswa untuk Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Arab
Motivasi diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisikondisi tertantu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan jika ia
tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak suka itu (Sardiman, 2007:75). Douglas Brown (dalam Rettob, 1990:153) juga menjelaskan motivasi diartikan sebagai dorongan dari dalam, dorongan sesaat, emosi atau keinginan keinginan yang menggerakan seseorang untuk berbuat sesuatu.
Berbicara masalah motivasi, dari analisis angket dan diperkuat dengan hasil
wawancara disimpulkan bahwa mahasiswa JSA FS UM kurang memiliki motivasi
untuk berbicara atau berkomunikasi menggunakan bahasa Arab sebagai alat
komunikasi sehari-hari ketika berada di SAC JSA FS UM.
Kurangnya motivasi yang ada pada mahasiswa JSA untuk berbicara
menggunakan bahasa Arab ketika berada di lingkungan SAC JSA menyebabkan
kurang berjalannya bi’ah Arabiyah. Kurangnya motivasi untuk berbicara
menggunakan bahasa Arab ketika berada di SAC JSA bukan hanya berasal dari
motivasi internal akan tetapi juga motivasi eksternal.
Motivasi internal dan eksternal merupakan faktor yang saling berkaitan.
Motivasi internal tidak akan berjalan maksimal jika tidak didukung dengan motivasi eksternal. Motivasi eksternal disini bisa dari teman, maupun dosen yang selalu berbicara atau menghimbau untuk berbicara menggunakan bahasa Arab sebgai
alat komunikasi ketika berda di SAC JSA ataupun lingkungan sekitar tempat interaksi berlangsung. Motivasi eksternal juga disebut motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang berasal dari luar diri seseorang. Rettob (1990:152) menjelaskan bahwa
hasil penelitian yang dilakukan oleh Gardner dan Lambert (1959, 1965, 1972) di
Kanada tentang sikap dan motivasi dalam belajar bahasa kedua memberikan kesimpulan bahwa intelegensi dan bakat bukan merupakan faktor tunggal tetapi
masih ada hal yang berpengaruh yaitu motivasi ekstrinsik atau bisa juga disebut
motivasi intergratif, dan motivasi ini lebih banyak berperan dibandingkan motivasi intrinsik
Kesimpulannya adalah untuk menciptakan lingkungan berbahasa Arab harus
ada motivasi dari dalam diri mahasiswa dan juga motivasi dari luar. Jika motivasi
pada diri mahasiswa dan dari luar masih kurang atau bahkan tidak ada maka lingkungan berbahasa Arab akan sulit untuk diciptakan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang telah dikemukakan
disimpukan ada enam faktor yang menyebabkan mahasiswa Jurusan Sastra Arab
jarang menggunakan bahasa Arab di SAC JSA FS UM yaitu: (1) mahasiswa kesulitan berkomunikasi menggunakan bahasa Arab, (2) mahasiswa takut salah dalam
berkomunikasi menggunakan bahasa Arab, (3) tidak ada peraturan yang ketat untuk berbicara menggunakan bahasa Arab, (4) terpengaruh oleh lingkungan, (5)
kurangnya kesadaran mahasiswa untuk berbicara bahasa Arab, dan (6) kurangnya
motivasi mahasiswa untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Arab.
Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut, disarankan agar dosen JSA
memberikan contoh kepada mahasiswa untuk selalu berbicara menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi di SAC JSA dan juga memberikan motivasi
serta penyadaran tentang pentingnya berbicara bahasa Arab; Petugas SAC JSA,
hendaknya mengingatkan mahasiswa untuk selalu berkomunikasi menggunakan
bahasa Arab ketika berda di SAC JSA demi terlaksanya lingkungan berbahasa Arab; Mahasiswa JSA, hendaknya memiliki kesadaran, motivasi dan kemauan yang
tinggi utntuk selalu berkomunikasi menggunakan bahasa Arab ketika berada di
SAC JSA guna terlaksananya bi’ah Arabiyah. Mahasiswa sastra Arab juga harus
menyadari bahwa berbicara menggunakan bahasa Arab memiliki manfaat yang
besar untuk dapat menguasai bahasa Arab.
DAFTAR RUJUKAN
Amrullah, Hasyim. 2008. Pengembangan Biah Arabiyah Di Ma’had Sunan Ampel
Al Aly Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Arianti, Eva. 2007. Pengelolaan Self Acces Center Sebagai Sarana Belajar
Mandiri Bahasa Arab Di jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Effendy, Ahmad Fuad. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang:
Misykat.
Rettob, Theresia. 1990. Motivasi dalam Proses Pemerolehan Bahasa Kedua.
Dalam Nurhadi, Roekhan. Dimensi-Dimensi dalam Belajar Bahasa
Kedua. Bandung: Sinar baru bandung dan YA3 Malang.
Rosyidah. 1990. Strategi Komunikasi Pembelajaran Bahasa Kedua. Dalam
Nurhadi, Roekhan. Dimensi-Dimensi dalam Belajar Bahasa Kedua.
Bandung: Sinar baru Bandung dan YA3 Malang.
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Tjhajono, Tangose. T. 1990. Peranan Lingkungan Informal dalam Pemerolehan
Bahasa Kedua. Dalam Nurhadi, Roekhan. Dimensi-Dimensi dalam
Belajar Bahasa Kedua. Bandung: Sinar baru Bandung dan YA3 Malang.
Download