Surat 3-1 Mei 05 - kelompok pelayanan kasih dari ibu yang bahagia

advertisement
KELOMPOK PELAYANAN KASIH DARI IBU YANG BAHAGIA
Sekretariat: Jl. Rengas Raya no 1, Bintaro-Jakarta 12330, tlp 021-73887370
Kepada Yth.
Bapa Kardinal, Bapa Uskup, Romo,
Frater, Bruder, Suster,
Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari seiman,
Serta seluruh Anggota Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia
Di seluruh Indonesia.
Salam Damai dalam Nama Tuhan Yesus Kristus,
Pada tanggal 24 Juli 2000 Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia pernah menulis surat untuk
mengkomunikasikan beberapa hal penting yang disampaikan oleh Ibu Maria kepada anak-anaknya di
Indonesia, yaitu tentang kegoncangan- kegoncangan yang akan turun secara beruntun di negara kita dan
permintaannya agar anak-anaknya bertobat dan menjadi anak-anak yang baik, yang selalu dekat dengan
Allah. Kalau anak-anaknya sungguh-sungguh bertobat dan kembali kepada Allah, mereka tidak akan
terluka oleh kejadian itu.
Baru-baru ini, pada tanggal 11 Februari 2005, sekali lagi kami menulis surat untuk menyampaikan
pesan-pesan Tuhan Yesus dan Ibu Maria selanjutnya, khususnya pada tanggal 31 Desember 2004 dan 4
Februari 2005, di mana Tuhan Yesus menyinggung peristiwa gempa dan tsunami yang telah terjadi di
Aceh, Sumut, berbagai negara Asia dan Afrika. Tuhan Yesus juga mengatakan bahwa Dia masih
menyediakan sedikit waktu bagi anak-anakNya, supaya mereka dapat mempersiapkan diri dengan baik.
Bunda Maria juga menyampaikan pesan-pesan yang mendorong anak-anaknya supaya jangan takut
menghadapi kenyataan sekarang ini, dan rasa takut itu dapat diatasi apabila mereka melaksanakan
nasehat-nasehat Ibu Maria yang telah diberikan kepada mereka selama ini.
Hari ini tanggal 1 Mei 2005 Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia menulis satu surat lagi
untuk menyampaikan pesan-pesan Ibu Maria selanjutnya berkenaan dengan Hari Pemurnian dan
persiapan diri anak-anaknya menghadapi hari Pemurnian itu.
Tentang kegoncangan-kegoncangan yang akan terjadi Ibu Maria masih menyampaikan pesanpesan berikut ini:
Pada tanggal 18 Februari 2005, saat para anggota Kelompok Pelayanan Kasih di Bandung mendaras Doa
Kerinduan di Cimahi Ibu Maria berkata: “Saatnya akan tiba anakku, bumi ini akan digoncangkan
oleh Allah, yang sangat dahsyat dan menyeluruh. Seluruh bumi mengalami hal yang sama. Jaga
dirimu baik-baik. Jangan berbuat dosa lagi. Dekatkan dirimu kepada Allah seutuhnya”.
Seminggu kemudian, pada tanggal 25 Februari 2005, pada saat para anggota Kelompok Pelayanan Kasih
dari Ibu Yang Bahagia se-KA Jakarta mendaras Doa Kerinduan di Aula Paroki Santa Anna, Duren Sawit,
Jakarta, kembali Ibu Maria menyinggung tentang kegoncangan itu. Dia minta agar anak-anaknya tidak
menghitung-hitung waktu, melainkan memusatkan perhatian pada persiapan diri dengan baik. Kata Ibu
Maria: “Anak-anakku yang Aku kasihi, janganlah engkau menghitung-hitung waktu, tapi
persiapkanlah dirimu dengan baik. Waktu sangat singkat bagi Allah, karena waktu adalah milik
Allah. Anakku, sebentar lagi engkau akan mengalami kegoncangan yang sangat dahsyat.
Runtuhlah... runtuhlah itu semuanya. Tapi kamu yang setia, kamu tetap hidup. Engkau bahagia
mengalami peristiwa-peristiwa yang turun ke bumi ini”.
Pada kesempatan itu Ibu Maria juga mengingatkan kembali para anggota Kelompok Pelayanan Kasih
akan kegelapan pekat yang pernah terjadi di Cimahi pada tanggal 9 Juni 1995. Ia juga mengungkapkan
1
tanda yang akan menghantar KTH, yaitu gumpalan-gumpalan dengan bau yang menyengat. Katanya:
“Saat-saat pemurnian akan datang anakku. Awal dari kehadiranku bersama Agnes, tanda itu telah
diberikan kepada Agnes bersama anak-anakKu. Pada waktu itu terjadilah kegelapan, baru kecil
terjadi. Allah menutup semuanya, sehingga engkau tidak mendengarkan apa-apa pada waktu itu.
Itu tanda kecil anakku, tapi tanda besar akan segera turun anakku, Kegelapan selama Tiga Hari
kamu akan mengalami, tetapi aku minta kepadamu, tanda itu akan diberikan kepadamu.
Tandanya adalah apabila engkau melihat gumpalan-gumpalan turun dari atas dan baunya
menyengat, menyesakkan kehidupanmu, masuklah anakku, tutuplah pintu, karena itu akan terjadi
kuasa Allah. Engkau tidak akan sanggup melihat kuasa Allah yang begitu dahsyat untuk
memurnikan dunia. Masuklah, dan berdoalah apa yang telah Kuajarkan itu kepadamu,
teruskanlah, biarlah kuasa Allah melindungi kamu sekalian dan Aku Ibumu menyertai kamu
sekalian. Aku akan memelukmu melalui kuasa Allah”.
Pada tanggal 4 Maret 2005, di Cimahi, Ibu Maria mengulangi tentang sudah dekatnya Hari Pemurnian.
Katanya: “Pemurnian sudah di ambang pintu bagi kamu sekalian. Engkau akan mengalami banyak
peristiwa. Kalau kamu tidak menjaga dirimu dan dekat dengan Allah, kamu akan ketakutan
karena peristiwa itu cukup berat bagi kamu. Tetapi jangan takut, kamu akan baik-baik saja,
asalkan kamu tetap setia melaksanakan tugasmu dengan baik dan setia”.
Pada tanggal 30 Maret 2005, di Wonotawang-Sendangsono, Ibu Maria mengatakan: “Hiduplah kamu
dalam doa sampai Pemurnian itu tiba, jangan takut untuk menghadapi karena akan silih berganti
di negaramu. Engkau mendengar terjadi kegoncangan gempa bumi di negaramu itu akan
berlanjut lebih dalam lagi, lebih dahsyat lagi yang akan kamu terima menjelang hari Pemurnian
ini. Jangan takut anakku kalau kamu hidup baik bersatu dengan Allah dalam keluargamu, kamu
baik damai sejahtera di situ kamu diselamatkan. Apabila di tempat ini terjadi gempa kamu jangan
kemana-mana, kamu masuk dalam rumah dan berdoa. Percaya! Allah akan menyelamatkan.
Karena di tempatmu ini akan terjadi gempa, tapi jangan takut. Di pulaumu ini akan segera
beruntun terjadi, tapi kamu selamat.
Terakhir pada tanggal 15 April 2005, di Cimahi, Ibu Maria masih mengulangi lagi tentang akan
hancurnya pulau kita ini. “Kotamu ini belum terselamatkan. Anak-anakKu masih belum sepenuhnya
percaya tentang kebenaran, tentang keselamatan. Kotamu ini...! Ingat apa yang Aku katakan
kepadamu: akan mengalami kegoncangan...! Apakah mereka sudah siap? Belum! Dan imamimammu juga belum siap di kotamu ini. Mereka terlena dengan kehendak hati mereka sendiri.
Lihatlah kotamu nanti, apa yang akan terjadi. Maka Aku minta kepadamu, pergilah kamu yang
ada di sini, bekerjalah, dan sampaikanlah apa yang Aku katakan ini di negaramu ini. Kamu
jangan takut dikucilkan oleh imam-imammu. Percaya, kalau kamu bergerak semua akan menjadi
baik.
Apa peristiwa-peristiwa yang cukup berat itu?
Pada tanggal 1 April 2005, di Yogyakarta, Ibu Maria mengatakan: “Lihatlah, waktunya kamu akan
mengalami sangat menderita, itu kata dunia. Tapi kalau kamu bersatu dengan Allah, kamu
bersukacita boleh mengalami segala peristiwa yang silih berganti yang akan turun ke negaramu
ini. Lihat, sebentar lagi pulaumu ini akan hancur. Tapi kamu tidak akan hancur, karena kamu
sungguh-sungguh setia kepada Allah dan bersatu dengan Allah dan berdoa dalam keluarga”.
Pada tanggal 2 April 2005, di Wates-Yogyakarta, Ibu Maria berkata lagi: “Saat-saat terakhir ini
bencana bumi akan terjadi bermacam-macam, silih berganti, sangat sedih dan menderita. Tetapi
siapa yang setia kepada Allah, dia selamat semuanya”.
Pada tanggal 8 April 2005, di Cimahi, kembali Ibu Maria berkata: “Anak-anakku, kegoncangan itu
akan terus menerus turun ke negaramu ini dan di seluruh bumi. Kamu akan mengalami sebentar
lagi, pulaumu ini akan digoncang oleh Allah, karena di pulaumu inilah banyak orang-orang
tersesat dan menyesatkan di pulaumu ini, tapi kamu jangan takut, semua akan terjadi dengan baik
dalam kehidupan keluargamu, kehidupanmu. Sampaikan itu kepada anak-anakku di seluruh
2
tanah air ini. Waktunya sudah dekat untuk mengalami kegoncangan itu. Di pulaumu inilah
kesesatan-kesesatan ada sepenuhnya dan jahat. Saatnya akan tiba Allah turun tangan
menyelesaikan semua kepedihanmu dan juga kepedihan di seluruh bumi”.
Pada tanggal 15 April 2005 di Cimahi, Ibu Maria mengatakan: “Dan kamu akan mengalami....,
berangkat dari pulaumu ini anak-anakKu, kamu akan mengalami banyak peristiwa yang cukup
berat. Apa kamu takut?”
Para Imam yang hadir pada saat pelayanan di Jawa Tengah dan Yogyakarta yaitu Mgr. Kartosiswoyo dan
Romo Isri diminta oleh Ibu Maria agar ikut mempersiapkan anak-anaknya dalam menghadapi hari
Pemurnian itu. Disamping itu Ibu Maria juga menyampaikan kesedihannya, karena banyak Imam masih
mendua hatinya, sehingga tidak mungkin mereka bisa mempersiapkan rohani umat dengan baik.
Pada tanggal 1 April 2005 di Seturan Baru, Yogyakarta, Ibu Maria berkata: “Aku sedih, banyak Imam
masuk dalam mendua hati. Bagaimana mungkin dia bisa menyampaikan dan memberikan Tubuh
dan Darah Tuhan untuk menjadikan santapan rohani yang akan diterima oleh anak-anakku?
Mereka juga masih belum siap. Tetapi itu tidak terputus karena para Imam, Allah mengerjakan
itu semua. Siapapun yang datang menyembah Allah di dalam gereja, Tuhan akan berkati. Tetapi
Imam yang mendua hati, dia mempertanggungjawabkan semua berkat yang diberikan Allah
dalam kehidupannya dan bertanggung jawab kepada anak-anakku yang menerima Tubuh dan
Darah Tuhan yang kekal dan abadi”.
“Anak-anakku tidak berdosa menerima persembahan itu, tetapi ditanggung oleh para Imam
karena hatinya mendua, dia tidak mendapatkan berkat dan tidak bisa membawa sepenuhnya,
seutuhnya, semua peristiwa misteri itu diambil alih oleh Allah kembali. Aku berbicara kepadamu
hai Imamku (Mgr. Kartosiswoyo) supaya kau berikan pengertian itu kepada mereka, supaya
mereka mempersembahkan dirinya sepenuhnya, seutuhnya dalam tugasnya”.
Kepada para anggota Kelompok Ibu Maria minta apabila mereka melihat ada yang mendua hati, cepat
menyelamatkannya: “Jangan ditunda lagi, apa yang kamu lihat dan kamu dengar, segera
sampaikan kepada Imam-Imammu untuk hal ini. Khususnya para Imam, sampaikan kepada
mereka. Mereka bisa melakukan itu semuanya asalkan hatinya bersatu dengan Allah, dia sanggup
melakukannya. Tapi kalau dia mendua hati, hancurlah dia walaupun dia seorang Imam, dia tidak
mendapatkan apa-apa dalam kehidupannya”.
Mengapa banyak Imam mendua hatinya? Ibu Maria mengatakan: “Kuasa kegelapan sudah masuk di
dalam kehidupan membiara” (rohani). Tetapi, “Anak-anakku percayalah..., Surga terus menerus
bekerja. Siapa Imam-Imam yang melakukan tugasnya dengan baik, dia mendapatkannya dengan
baik. Siapa Imam-Imam yang melaksanakan tugasnya dengan mendua hati dan menginginkan
kepentingan dirinya sendiri, dia bagian dari dunia. Itu sudah terjadi di seluruh bumi. Tidak ada
kesetiaan lagi sepenuhnya para Imam dalam panggilannya”.
Tapi agar anak-anaknya tidak berkecil hati, karena banyak Imam mendua hatinya, Ibu Maria berkata:
“Kamu harus setia. Tanpa mereka, kamu punya Allah. Setialah anakku, dekatkan dirimu kepada
Allah, Sang Pencipta, supaya kamu selamat dari pencobaan yang datang dari dunia ini. Cukuplah
pengertian ini Kuberikan kepadamu. Ini bukan untuk menjadikan suatu perdebatan, tetapi
menjadikan suatu perenungan di dalam perjalananmu, apa yang harus kamu perbuat saat-saat
terakhir seperti ini”.
Sekali lagi kami sampaikan persiapan yang baik ialah mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh
Tuhan Yesus dan Ibu Maria, yaitu:
- Puasa pada setiap hari Jumat kemudian diikuti dengan
- Doa Pasrah dan Doa Kerinduan dalam kelompok terutama dalam keluarga,
- Memasang Salib (tanda kemenangan) didepan pintu rumah kita (pada bagian luar pintu
menghadap ke-jalan), apapun yang terjadi atau yang akan kita alami, kita diminta tetap
3
-
-
setia pada Tuhan Jesus Kristus karena hanya Dia-lah Juru Selamat kita, tidak ada
Keselamatan lain diluar Tuhan Jesus,
Dan kalau bencana-bencana itu terjadi, kita diminta masuk ke dalam rumah dan berdoa
doa yang telah diajarkan oleh Ibu Maria (Doa Kerinduan) bersama keluarga, maka Tuhan
akan menyeelamatkan kita, hanya iman kita kepada Dia, yang dapat menyelamatkan kita.
Dimanapun selalu ada semangat sehati sejiwa yaitu kasih Allah sendiri, dimana kita saling
mengasihi, mencintai, mengerti, memberi berkat dan mengampuni.
Sebagai informasi tambahan, apabila Bapa Kardinal, Bapa Uskup, para Romo, Frater, Bruder, Suster,
Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari seiman, Serta seluruh Anggota Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu
Yang Bahagia ingin mengetahui lebih jelas lagi perihal Pesan-pesan Tuhan Yesus dan Ibu Maria, dapat
dibaca dengan membuka website kami www.hatiibuyangbahagia.com (seluruh pesan dan isi hati Tuhan
Jesus dan Ibu Maria dari tahun 1995 s/d sekarang dapat dibaca pada website tersebut).
Demikianlah hal-hal yang dapat kami sampaikan berkaitan dengan pesan dan isi hati Ibu Maria yang
disampaikan selama bulan Februari, Maret dan April 2005 dalam rangka mempersiapkan anak-anaknya
menghadapi Hari Pemurnian yang sebentar lagi akan turun. Semoga hal-hal ini mendapat perhatian dari
Bapa Kardinal, Bapa Uskup, para Romo, Frater, Bruder, Suster, Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari seiman,
serta seluruh anggota Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia di seluruh Indonesia, sehingga
kita bersama seluruh umat siap memasuki hari-hari pemurnian yang segera akan tiba.
Atas bantuan dan kerjasama dalam melayani Umat kami haturkan berlimpah terima kasih.
Semoga Tuhan memberkati kita sekalian dan dalam Nama Tuhan Yesus Kristus kita pasti menang.
Jakarta, 1 Mei 2005
Hormat kami,
Atas nama
Kelompok Pelayanan Kasih Dari Ibu Yang Bahagia
R. Robianto Koestomo
Florence Ola Wiranata
Pembimbing Rohani
Mgr. Isak Doera, Pr
4
Download